Nov 26, 2014

Fenomena Badai Badai Tropis El Lena -El Nino: Geologi Disaster


FENOMENA BADAI TROPIS EL LENA – EL NINO
Oleh : M. Anwar Siregar

Perubahan iklim dan cuaca diakibatkan terganggunya sistim peredaran udara, terimbaskan pada kehidupan manusia didaratan. Implikasinya karena panas suhu lautan menimbulkan awan tebal dan menghasilkan angin yang kencang dengan efek coriolis karena sebagian badai tidak mencapai belahan Bumi lain namun berubah haluan dengan mengirim banjir.
Banjir bandang, longsoran tanah atau gerakan tanah, angin topan yang akhir-akhir ini terjadi di berbagai negara di dunia, khususunya Indonesia telah banyak manusia jatuh korban dan material harta dan sarana infrastruktur yang rusak. Perubahan iklim alam pada abad 21 ini, terutama pada daerah tropis pada kawasan khatulistiwa, badai-badai tropis pada umumnya terjadi di negara-negara Asia Timur, Asia Pasifik Selatan, Asia Tenggara dan sebagian wilayah Amerika Serikat seperti Florida dan China, Vietnam serta Philipina.
Badai tropis lahir didaerah khatulistiwa dan membesar di luar kawasan tropis dan mampu memindahkan benda-benda sejauh lebih 100 kilometer. Hujan salah musim yang sering terjadi di kawasan khatulistiwa telah menimbulkan bahaya banjir, dan belum berakhirnya musim hujan, datang lagi badai tropis berupa angin kencang, selaras dengan itu, dibelahan bumi lain mengalami musim kemarau yang berkepanjangan. Apa yang menyebabkan semua ini?
Banjir yang banyak melanda kawasan di muka bumi, misalnya di bangladesh, dan China, terakhir di Indonesia. Disebabkan terjadinya perubahan iklim karena pemanasan global akan mempengaruhi perubahan air laut karena mencairnya es di kutub selatan. Banjir-banjir yang terjadi di Indonesia selama tiga bulan terakhir ini seperti yang terjadi di Jawa Tengah, malang, bali, Pekanbaru, Aceh, Sumatera Utara dan juga Bukit Tinggi (padahal daerah ini termasuk jarang banjir karena topografinya berada di Bukit yang tinggi dan paling tinggi di Sumatera Barat) mengalami banjir akibat perubahan iklim dan cuaca.
Indonesia yang terletak pada daerah khatulistiwa sangat rentan mengalami perubahan iklim dan cuaca dari lapisan laur permukaan bumi. Lapisan permukaan atmosfir (lapisan bagian terluar dari planet kita), dimana lapisan atmosfir itu dibagi tiga lapisan, yaitu lapisan traposfer yang berada pada ketinggian 16 km pada khatulistiwa, sedangkan pada daerah kutub mencapai 10 km dari permukaan laut, lapisan stratosfer merupakan bagian lapisan atmosfir yang ditengahnya dipisahkan ketebalan1 dan 2 km (sub stratosfer), dilapisan ini terdapat udara yang tidak mempunyai kelembahan dengan ketinggian dari permukaan bumi, dari 25-70 km (bahkansampai 100 km). Lapisan terakhir adalah ionosphere yang terletak pada ketinggian 76-150.
Semua gejala alam ini disebabkan oleh kondisi iklim dan cuaca yang berubah dipicu oleh ulah manusia yang semakin bandel. Selain itu, alam juga mulai melakukan pembalasan setimpalnya terhadap manusia yang merusak kondisi ekosistim bumi seperti penghancuran dan pemboman terumbu karang, gundulnya hutan-hutan tropis dan hutan basah, berterbangan zat-zat kimia di angkasa raya dan menyebabkan suhu bumi meningkat tajam dan pada akhirnya melelehkan es di kutub selatan dan hancurnya megaberg (gunung es) yang ada di Antartika yang akan mulai menaikkan air permukaan laut beberapa cm sampai lebih 1 (satu) meter setiap tahun pada permukaan air laut. Pada gilirannya menyebabkan suhu laut berubah-ubah dan musim pun datangnya tidak tetap. Dari ini lebih dikenal dengan nama El Lena dan El Nino. Dua nama fenomena alam yang sangat menakutkan karena juga mempunyai beberapa “anak-anaknya” yang sangat bandel tersebar dibeberapa kawasan tropis dan selalu mengamuk serta mengirim “kado” mengerikan berupa banjir topan untuk manusia sebagai malapetaka agar mawas diri.
Untuk memantau berbagai kejadian alam terutama badai-badai tropis diperlukan sebuah radar untuk memantau arah dan besar angin pada daerah-daerah lapisan traposfer dan stratosfer dan kemudian dipetakan dengan menggunakan gelombang radar. Dengan menggunakan azas Doppler, yaitu mengamati gema, gelombang yang dipantulkan oleh lapisan-lapisan atmosfer akan dapat ditentukan kecepatan angin menjauh dan mendekati pengamat (melalui peralatan teknologinya). Gema itu terjadi karena adanya sebaran balik dari lapisan angkasa, pengamatan tidak bergantung kondisi cuaca, teramati terus menerus. Dengan menggunakan beberapa jenis gelombang pada daerah VHF dan UHF sekitar 50,4000 dan 900 MHz. Dengan mengatur pulsa gelombang yang memancar akan diketahui arah dan kecepatan angin yang mendekati dan menjauhi pengamat. Contohnya, bila sebuah sirene mobil terdengar menggelagar berarti mendekati si pengamat, dan begitu juga bila pemantulan dari lapisan gelombang mengecil, berarti menjauhi pengamat maka dideteksi satuan dalam detik, dalam arah vertikal maupun horizontal.
DINAMIKA LAPISAN ATMOSFER
Gerak bumi menimbulkan perbedaan panas antara tempat yang mempunyai latitude rendah di Bumi dan juga terdapat perbedaan lapisan-lapisan atmosfir, yang akan menentukan hembusan gerak angin berkecepatan tinggi ke arah tekanan udara rendah. Pada lapisan traposfer terdapat udara yang berhembus secara horizontal maupun vertikal, dimana gerakannya anti siklon maupun siklon (etxtrim mobility). Suhu udara yang selalu berubah-ubah, yang berubah bentuk melalui proses kondesasi menjadi awan, hujan dan salju. Didalam lapisan ini, terkandung jumlah debu yang banyak karena ketingginya dekat dengan permukaan bumi, ketika angin berhembus debu ini dari berbagai permukaan bumi, baik dari lautan, daratan, yang umumnya berupa unsur-unsur sumber polutan seperti pembakaran hutan, batubara, hasil letusan gunungapi, yang berakibat pada permukaan lapisan traposfer berubah menjadi gelap atau kelabu dan akan sedikit mengurangi isolasi permukaan bumi.
Faktor lain yang menyebabkan banyaknya perubahan cuaca dilapisan atmosfir bumi adalah panas yang terdapat didalam lapisan bumi. Disebabkan pada setiap lapisan di dalam bumi memiliki sifat kekentalan yang berbeda dan tidak merata dan menghasilkan penghantaran panas ke udara atmosfer juga berbeda pada setiap geografis.
Dengan perbedaan ini, ada udara yang naik membumbung tinggi sampai pada suatu tahap altitude yang tinggi diatas suatu wilayah. Secara bertahap udara mendingin dan menjadi berat, dan akibatnya udara mulai balik ke permukaan bumi. Inilah yang menimbulkan sirkulasi : Udara panas membumbung ke atas, sedangan udara dingin turun ke permukaan bumi. Tetapi ada juga bergerak horizontal yang dikenal sebagai angin. Selanjutnya angin bisa datang berhembus dari tempat berbeda sebagai akibat dari perubahan-perubahan yang tidak konstan/temporer didalam kondisi-kondisi lapisan atmosfir Bumi.
SIKLON TROPIS
Desakan udara ruang lapisan atmosfir, akan menmbulkan gangguan yang tidak permanen, slalu brubh-ubah terhadap kehidupan manuia dan makhluk hidup lainnya di Bumi. Ini dapat ditimbulkan dalam bentuk gangguan udara, yaitu kecepatan pergerakan angin yang kencang/extrim mobility, dingin, dan curah hujan. Jika terjadi badai, akan menimbulkan fwnomena gelombang badai laut (tsunami), angin puting beliung, banjir kiriman, dan sebagainya.
Badai tropis, lahir dikawasan tropis dekat daerah khatulistiwa antara 5o LU (Lintang Utara) dan 5o LS (Lintang Selatan). Kawasan ini dipengaruhi oleh efek perputaran rotasi bumi. Yang mengakibatkan perpindahan udara, seperti yang sudah dijelaskan diatas, udara bergerak kearah tinggi dan sebagian bergerak ke daerah rendah akan di blok oleh gaya Coriolis. Mnurut hukum Farrel, angin yang bergerak dibelahan utara jika mencapai khatulistiwa akan memblok ke kanan karena gaya Coriolis, sebaliknya, angin dibelahan bumi selatan yang bertiup menuju khatulistiwa akan dibelokkan ke kiri. Untuk mengetahiunya, melalui satelit geostasioner dengan ketinggian 140 km diatas permukaan bumi. Di latar monitor stasiun pemantau akan nampak seperti spiral. Kesimpulannya, angin dari utara akan berlawanan pergerakannya dengan arah jarum jam, sebaliknya di selatan khatilistiwa akan searah dengan jarum jam.
Angin yang berasal dari belahan bumi utara lebih dikenal sebagai siklon, yaitu massa udara yang bersirkulasi tekanan udara rendah dengan arah berlawanan dengan jarum jam, sedangkan anti siklon adalah massa udara bersirkulasi dibelahan bumi selatan dengan selaras pergerakannya arah jarum jam, brtekanan tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
Badai siklon, lahir dari hasil depresi pada lintang sedang, umumnya terjadi didaerah tropis da dikenal sebagai siklon tropis, muncul dipermukaan laut dikawasan yang berdiameter 200-400 kilomete, dengan suhu harus melewari 25o Celcius.
Anti siklon juga merupakan angin lemah dan selalu berubah-ubah, bergerak searah jarum jam mengelilingi pusat tekanan tinggi dan memotong isobar dari pusat tekanan tinggi, yang menyebabkan kondisi/keadaan yang tidak stabil pada kolom udara atau pada tekanan rendah pada permukaan laut menimbulkan angin topan (Hurricane) dan umumnya terjadi di daerah tropis dan juga membesar di kawasan tropis pada garis lintang 6o-30o.
KEKUATAN DAN KECEPATAN BADAI TROPIS
Siklon tropis dapat bergerak atau berpindah tempat asal menuju ke tujuan/kawasan tertentu melalui gelombang di daerah sedang tetapi lintang tinggi dan di kenal ekstra siklon dan sifatnya merusak, siklon tropis bisa juga terjadi diatas laut dengan kecepatan sedang sampai yang sangat kuat, atau dikenal Hurricane (nama yang dipakai sebagai nama internasional dari badai tropis). Yang terakhir dikenal dengan pergerakan tornado, yaitu badai dengan kekuatan kecil, tetapi dengan kekuatan kecepatan angin yang bergerak cepat dan sangat kuat.
Kemampuan badai tropis dalam memindahkan massa berjuta-juta milyar bisa melalui kecepatan tertentu. Pada umumnya suatu siklon bergerak pada kecepatan tinggi yang progresif, diukur dengan tekanan sekian meter, per detik, suatu siklon mempunyai kecepatan antara 30-70 (70-120 km/jam) diatas laut, menyentuh dan memutar permukaan laut dengan cara rotasi, selanjutnya menerbangkan bahan-bahan apa saja yang ada disekitarnya dan meliputi kawasan tertentu diatas 3.000.000.000. ton per jam.
Anti siklon bergerak lambat, tetapi secara bertahap mampu menambah tekanan melebihi 120 km perjam dan kemudian berubah haluan akan menjadi berbahaya karena akan timbul efek tebal dan hujan salah musim seperti di Sumatera, menghasilkan banyak smog dari kawasan industri karena anti siklon bergerak pada hari-hari teratur, biasa ke kawasan bersih tetapi juga langsung balik ke kawasan-kawasan industri yang banyak membuang polutan dan membentuk smog.
Siklon tropis terjadi lebih 100 kali dalam 1 tahun dan mampu menghancurkan dan meninggalkan kerugian diatas 25 milyar dollar AS.
ENSO
Kondisi iklim di daerah kepulauan yang dikelilingi lautan yang luas seperti Indonesia, Philipina dan Inggris sangat dipengaruhi oleh kondisi ekstrem oleh gejala El Nino Southern Oscilation atau ENSO. Perubahan kondisi perairan laut Indonesia banyak disebabkan oleh gejala ini terutama di Indonesia bagian Timur yang berbatasdengan laut Pasifik dan Australia dan juga di pantai barat sumatera dari Kepulauan Enggano menerus ke utara Aceh yang dipengaruhi oleh anomali lautan samudera hindia atau indian dipole mode positif event (IDME) dan pergerakan lempeng-lempeng bumi yang mempengaruhi curah hujan dan musim kemarau di wilayah Indonesia.
EL LENA (Si Dingin)
Badai El Lena atau ENSO El Lena adalah sebuah julukan terhadap suatu fenomena alam terhadap menurunnya suhu permukaan air laut atau dingin diwilayah Pasifik bagian Tengah hingga dibawah toleransi. Penurunan suhu juga dibarengi oleh penguatan arus naiknya suatu permukaan air laut akibat gejala dari perubahan-perubahan iklim yang menimbulkan dan mencairnya es, runtuhan salju es dibeberapa pegunungan yang banyak terselimutkan es.
Kondisi ini diikuti dengan munculnya tiupan angin pasat yang kencang di kawasan Pasifik. Kondisi suhu ini menyebabkan kondisi suhu air laut di Pasifik bagian Barat naik. Peningkatan kenaikan permukaan air lautakan meningkakan resiko banjir. Hal ini terutama berlaku jika pemanasan global telah meningkatkan suhu permukaan air laut berkaitan langsung dengan badai dan topan yang ganas sering melanda negara-negara tropis dan banjir bandang seperti di Bangladesh dimana permukaan daratan pantainya hanya beberapa meter diatas permukaan air laut.
Dan negara-negara di Pasifik, dimana daratannya langsung berbatas dengan air laut, akan menghadapi suatu kendala berupa banjir dan angin puting beliung. Menghadapi masa depan yang sangat menakutkan. Didaerah Pasifik ini, terdapat daerah perlombaan persenjataan yang diuji  coba langsung di lautan. Apa hubungan persenjataan di lautan? Hasil uji coba ini, dimana kita sudah ketahui bahwa dalam senjatan nuklir banyak mengandung zat-zat radioaktif yang tinggi dan dapat mempengaruhi kondisi iklim di atmosfir bumi. Imbasnya, akan langsung dapat mencairkan dan meningkatkan laju panas matahari ke Bumi terutama ke daerah kutub selatan yang banyak terdapat bongkahan es sisa zaman es. Gejala naiknya suhu air laut, akan mencairkan permukaan es dan menambah tinggi permukaan air laut dan dapat menenggelamkan daerah-daerah yang ada di Pasifik.
Dimana negara-negara Pasifk terkeal keindahan pantainya dengan pasir yang bersih dan luas akan berubah mengalami pengerosian dan intrusi air laut, karena memanasnya suhu air laut akan meningkatkan suhu permukaan bumi, bertambah tinggi berarti juga melajukan peningkatan erosi pantai. Perbandingannya bila lautan mengalami peningkatan/naik permukaan sebesar 10 cm berarti akan hilang sekitar 10 meter pantai. Dan berakibat terjadinya kemunduran pertanian dan pariwisata.
Kekuatan dari badai tropis Lena mulai dari 550 milibar hingga 980 milibar. Muncul di daerah Samudera Pasifik, Laut Maluku dan Teluk Australia, dan keudianbergerak cepat kearah Barat, disebelah selatan Pulau Jawa atau Samudera Indonesia, El Lena akan bertemu dan bergabung dengan beberapa anaknya seperti si Betty nan judes, si Willy yang bengis, semua anaknya si Lena ini dikenal sebagai badai tropisyang termuda di kawasan-kawasan Pasifik.Mereka menggabungkan kekuatan untuk mengamuk disekitar daerah tropis yang akan mengalami peningkatan suhu yang dingin berubah menjadi suhu yang tinggi. Bila dilihat dari satelit yang ada, maka terpantau melalui data yang ada di BMG, berada pada posisi koordinat 15-17 Lintang Selatan dan 125-130 derajat Bujur Timur, untuk mendekati barat daya dan terus  kearah Timur. Dimana wilayah ini terdapat wilayah Asia rentan hantaman badai tropis seperti amukan si Betty yang sering terjadi di Philipina, terus pergi ke Bangladesh atau juga menghantam wilayah Indonesia berupa angin puting beliung. Karena diperparah oleh kondisi awan yang tebal dan menimbulkan penarikan kekuatan dengan kecepatan 40 knop atau 70 kilometer per jam.
Wilayah yang tidak mengalami peningkatan naik suhu permukaan air laut, justrunya mengalami pendinginan akan menimbulkan efek siklon atau typhon di Australia dan Pasifik yang akan menghasilkan badai Hurricane dengan banjir yang luar biasa seperti yang terjadi di Ekuador dan Peru pada tahun 1982, sebaliknya di Indonesia mengalami musim kemarau yang panjang.
EL NINO (Si Panas)
Kebalikan dari El Lena, El Nino ini termasuk gejala alam yang terbandel karena ulah yang ditimbulkan selalu membuat cuaca dan iklim selalu berubah. Akibatnya banjir dan sanggup menenggelamkan beberapa pulau atau desa-desa seperti di wilayah Indonesia yang berhubungan dengan lautan dan topografi rendah atau hampir bersentuhan dengan air laut.
Kebalikan dari El Lena, El Nino julukan fenomena alam yaitu karena peningkatan suhu permukaan laut atau memanasnya air laut yang timbul karena mencairnya es, dimana es yang ada di kutub berfungsi sebagai pengimbangan suhu tetap dengan kondisi netral berubah menjadi air dan bergabung untuk meningkatkan ketinggian permukaan air laut. Dampaknya musim panas.
Karena ulah manusia dengan teknologinya yang banyak menyebarkan zat-zat terhadap lapisan ozon yang berfungsi untuk mencegah lapisan ultra violet ke kutub selatan secara langsung memanaskan es berubah mencair. Setelah itu bagian kawasan ini mengalami pendinginan, dilain pihak, di Samudera Pasifik mengalami pemanasan laut yang tinggi, gejala ini kemudian berkembang menjadi arus panas yang menjalar ke wilayah khatulistiwa terutama diwilayah Indonesia yang terletak di garis equator sehingga menyulitkan peramalan perkiraan cuaca.
Ulah El Nino akan mengakibatkan munculnya berpuluh kali musim kemarau yang panjang dan kering seperti yang pernah dialami oleh Indonesia tahun 1982-1983. Seperti dijelaskan diatas El Lena dikenalkan memanaskan suhu air laut di wilayah Pasifik, baik arah Tengah dan Timur suhu naik akan menimbulkan banjir yang hebat maka di kawasan Barat dan Selatan mengalami musim kemarau yang berlangsung setiap tahun.
Gejala El Lena di Indonesia sudah dimulai lebih cepat, yaitu terjadinya banjir di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur pada bulan Oktober atau November, sedangkan El Nino terjadi sekitar bulan Desember yang berkaitan dengan perputaran bumi dan sistim arus laut yang terdapat di Samudera Pasifik, Pantai Timur Afrika menjadi hangat, sementara suhu muka laut di Sumatera hingga ke selatan Nusa Tenggara mendingin.
AKIBAT BADAI TOPAN TROPIS
Siklon-siklon tropis diketahui mampu melemparkan benda-benda yang cukup berat, hampir ke jarak 500-600 km. Contohnya, banjir besar akan menenggelamkan sebuah kota bila kecepatannya 70 m/detik atau 200 km per jam akan menimbulkan pusaran air menuju ke lepas pantai, dari sini bisa berlanjut ke aliran air berupa banjir bandang ke kota akan mencapai lebih 300 meter tingginya.
Banyak negara yang telah mengalami banjir bandang disertai dengan longsoran seperti Indonesia (sekarang di pulau Sumatera dan Jawa baru-baru ibi), Bangladesh, India, Pakistan dan China akibat tingkat curah hujan yang tinggi dan angin topan mampu menenggelamkan beberapa kota dan desa, terutama negara yang permukaan daratannya rendah diatas permukaan laut. Misalnya Teluk Bengal di Sri Lanka telah menelan korban 3000 jiwa, Teluk Padang (Sumatera Barat) yang sedang mengalami pada bulan November 2000.
El Lena sama dengan permukaan air laut naik disebabkan oleh mencair es yang mengalami pemanasan menjadi air kemudian menimbulkan bahaya banjir karena naiknya beberapa cm sampai 1 meter permukaan air laut. Selanjutnya juga menaikkan uap air dan awan tebal di tiup ke daratan untuk menimbulkan hujan seperti dalam siklus geologi-hidrologi. Sebaliknya El Nino adalah suhu laut naik disebabkan oleh es berubah mencair akibatnya suhu naik yang menimbulkan musim panas atau musim kemarau selanjutnyaakan mengalami lagi pendinginan. Begitulah setiap tahun bergantian bekerja  sama kedua fenomena alam ini yang sudah banyak menerima “upeti” berupa harta dan nyawa milik manusia itu sendiri.
PENUTUP
Melihat kemampuan siklon tropis dalam memindahkan massa air terjun lebih 300 km, maka daerah yang dilalui akan mengalami musibah banjir, gangguan angin, tebaran debu, dan hujan salah musim, naiknya permukaan air laut akibat memanasnya air laut (EL Nino dan El Lena). Diperlukan kemampuan teknologi dalam peramalan yang canggih di Indonesia, karena wilayah ini tergolong kawasan yang selalu mengalami gangguan cuaca dan iklim.
Berarti para geologist yang bekerja pada BMG (Badan Meteorologi Geofisika) harus memiliki fakta-fakta berupa data-data geologi dimasa lalu (proses-proses perubahan geologi yang pernah berlangsung hingga sekarang dan masa akan datang) dapat memberikan buah pikiran mereka. Untuk menginformasikan data-data suatu daerah terutama mengantisipasi banjir kiriman/banjir bandang, daerah longsor (kerentanan gerakan tanah) dan perubahan-perubahan iklim di Bumi melalui geologi foto (penginderaan jauh) dari satelit NOAA guna mengetahui kelakuan dan analisa sifat udara hingga mampu mengurangi bahaya korban.

M. Anwar Siregar
Geolog, Pemerhati Masalah Lingkungan dan Geosfer
Blog Paluemasgeolog

No comments:

Post a Comment

Related Posts :