Dec 30, 2014

Bumi dalam Al Quran : Geologi Mitigasi



BUMI DI DALAM AL QURAN
Oleh : M. ANWAR SIREGAR

Bumi merupakan salah satu planet yang terbentuk dijagat raya ini, selanjutnya dalam perjalanan sejarah bumi, manusia berusaha menggali dan memahami proses bumi dimasa lalu hingga sekarang. Al Quran telah menerangkan dengan jelas beberapa pengetahuan tentang bumi yang bersumber dari Firman Allah AWT.
HUKUM ALAM DALAM AL QURAN
Allah SWT menjelaskan dalam firman  tentang hukum-hukum alam yang mengatur kehidupan di bumi, tidak ada satupun yang mampu  mengendalikan ciptaan Allah di alam jagat  raya ini  serta hubungan manusia sebagai khalifah di atas bumi.
Firman Allah “Dia menundukkan bahtera untukmu supaya berlayar dilautan dengan kehendak-Nya. Dia menundukkan sungai-sungai untukmu. Dia menundukkan matahari dan bulanmu yang terus-menerus beredar. Dan Dia menundukkan malam dan siang untukmu” (QS Ibrahim: 32-33).
Ayat Al Quran tersebut telah menjelaskan tentang hukum-hukum yang mengatur alam/ planet di jagad raya seperti tentang bumi yang mengelilingi matahari, rotasi cahaya, tekanan udara dan unsur alam yang menyusun bumi serta siklus air dibumi.
GERAK BUMI DALAM AL QURAN
Dimana konsep ilmu geologi yang diajukan oleh Alfred Wagener pada awal abad ke 20 yaitu tahun 1905 sampai tahun 60-an. Dikenal sebagai pergeseran benua  (continental driff teori ) bahwa kerak bumi ini selalu bergerak, seperti sebuah kapal yang mengarungi lautan. Wagener mencocokkan konsepnya dengan bentuk-bentuk pantai yang terdapat disebelah menyebelah Samudera Atlantik Selatan/Amerika dan Afrika Selatan dapat dicocokkan. Keadaan akan membentuk satu daratan yang luas yang terdapat dibumi saat itu. Kemudian dikenal sebagai Pangea .
Pergerakan kerak bumi menurut pendapat Wagener diasumsikan bahwa bumi bergerak/berrjalan diatas ban berjalan .Permukaan bumi terdiri beberapa lempeng besar berukuran Lempeng Samudera dan Lempeng Kontinental yang selalu bergerak dengan kecepatan relatif, setiap pergerakan akan mengalami pergeseran di dasar samudera oleh arus konveksi, bahan yang ada dalam litosfera mengalami pendinginan lalu mengerut menjadi tebal serta mengalami penurunan sambil bergerak ke zona penunjuman (subduksi), hasil bahan tersebut dihasilkan fraksinasi mantel kemudian mengalami pengerosian dan membeku diatas litosfera sebagai blok-blok masif, maka kontinen-kontinen diangkut oleh media yang bergerak yang berupa lempeng, kemudian dipecahkan oleh gerak-gerak tarikan dan bergerak keberbagai penjuru.
Seperti petikan Surat Al Quran QS An Naml :88 “dan engkau lihat gunung-gunung itu, engkau sangka gunung itu diam ditempatnya, padahal gunung-gunung itu berjalan seperti jalannya awan” dan dipertegas lagi bahwa bumi itu bergerak dalam sabda Allah SWT “Dan gunung benar-benar berjalan“ (QS Ath Thuur :10).
CAHAYA BUMI DIDALAM AL QURAN
Cahaya yang memancar kebumi adalah salah satu fenomena alam hasil dari  penundukkan alam (taskhir) tentang pandangan Islam terhadap eksistensi alam terutama untuk kehidupan dan manusia. Dalam pandangan Islam telah menjelaskan ketetapan Allah SWT untuk hukum-hukum alam yang telah ditundukkan untuk manusia sebagai kajian ilmiah untuk membuktikannya bahwa Allah Maha Benar dengan segala firmannya
“Demi langit dan yang datang pada malam hari. Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? Yaitu bintang yang cahayanya menembus ” (QS At Thariq : 1-3). Atau firman Allah tentang sumpahNya bahwa pergantian siang dan malam menghiasi wujud alam dilangit angkasa raya. ”Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah diwaktu jingga, dengan malam dengan apa yang menyelubunginya dan dengan bulan purnama. Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)” (QS Al Insyiqaq : 16-19).
Seperti kita ketahui pergantian hari, selalu berbeda waktu (tahapan waktu), melalui rotasi bumi berputar dan matahari dalam keadaan diam, tetapi sebenarnya matahari berputar mengelilingi alam jagat raya yang sebagai sumber cahaya, kita akan menemukan pergantian alam jagat raya yang sebagai sumber lahirnya bayang-bayang kita. Contohnya kita berdiri disuatu tempat dibelahan bumi timur lalu bumi bergerak/berputar maka ditemukan sisi lain yang berbeda dari bayang-bayang, seperti dijelaskan dalam firman Allah ”Sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka : Siapakah yang menciptakan langit dan bumi, dan siapa pula yang menundukkan matahari dan bulan? Tentu mereka akan menjawab : Allah ” ( QS Al Ankabut : 61). Kajian ini untuk membuktikan bahwa pergantian waktu melalui sunnatuah (ketetapan Allah) mengatur dan menundukkan untuk manusia atau dipertegaskan lagi dalam firman Allah ”Tidakkah kau memperhatikan bagaimana Tuhanmu membentangkan bayang-bayang mulai terbit sampai terbenamnya matahari. Jika dikehendakiNya dijadikan bayang-bayang itu tetap ditempatnya. Kemudian dijadikan terbitnya matahari sebagai tanda lahirnya bayang-bayang itu. Kemudian kami hapus bayang-bayang itu perlahan-lahan dengan munculnya  sinaar matahari ” (QS Al Furqon : 45 – 46 ).
Dari ayat tersebut memperjelaskan adanya sebuah siklus rotasi tentang waktu dan itu terjadi ketika pukkul 12 siang dengan digali oleh manusia sebagai kajian ilmiah tentang konsep pemantulan cahaya/optik.
Surat Al  Furqon  45-46 adalah menjelaskan konsep gerhana matahari dan gerhana bulan. Gerhana matahari apabila sebagian permukaan bumi bergerak memasuki bayang-bayang kabur atau bayang-bayang inti yang dibentuk oleh matahari. Bila bayang inti mengenai permukaan bumi, maka gerhana matahaari total. Didalam sebuah pita disekelilingi yang terletak dalam bayang-bayang kabur merupakan gerhana matahari sebagian.
Gerhana bulan terjadi apabila kedudukan relatif matahari bumi dan bulan sedemikian rupa sehingga bulan berada persis terletak didalam bayang-bayang bumi yang disebabkan cahaya matahari.
Posisi bulan sebagai penerima cahaya dan pemantul cahaya ke bumi, yang kondisi gelap akibat pencahayaan matahari, maka kondisi itu tidak dapat menerima cahaya matahari karena posisi bulan pas pada bayang-bayang gelap matahari. Karena bulan itu tak memiliki sumber cahaya tetapi sebagai pemantul cahaya. Maka bulan tak nampak. Dan Al Quran menjelaskan kejadian ini dalam FirmanNya ”Demi matahari dan cahaya pagi hari. Demi bulan mengiringinya. Demi siang bila menampakkannya. Dan demi malam menutupinya” (QS As Syams ; 1-4) atau juga dijelaskan dalam QS. Al Fajar 1-5 ”Demi fajar, demi malam yang sepuluh. Demi genap dan yang ganjil. Dan demi malam bila berlalu. Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal”. Ayat ini menjelaskan gerhana total dan sebagian (genap dan ganjil).
ATMOSFIR BUMI DALAM AL QURAN
Dalam ilmu pengetahuan keteknikan, fungsi tekanan luar/tekanan atmosfir bumi banyak digunakan dalm memahami lapisan-lapisan luar bumi seperti Ionosfer dan stratosfer yang melindungi bumi terhadap radiasi langsung matahari. Semakin tinggi suatu tempat dari atas  permukaan air laut maka semakin kecil tekanan udaranya atau berkurang  1atm.Tekanan satu atmosfir (atm) sebesar 1.013x105  Newton /m2  atau Pascal (Pa).
Didalam bumi, oksigen mendominasi sumber gas terbentuknya dipermukaan bumi, kendati bumi berputar mengelilingi sumbunya dan mengatasi hambatan tertahap matahari dengan kecepatan tinggi namun manusia tak akan merasakan ini disebabakan oleh gaya gravitasi bumi maka semakin meninggi atmosfir dan berakibat  semakin kecil pula kadar oksigennya.
Seperti sudah disebutkan bahwa bumi terdiri beberapa lapisan udara diatas permukaan bumi, maka bila kita mendaki sebuah puncak gedung tinggi atau gunung tertinggi seperti almarhum WTC dan Himalaya akan mengalami penipisan  sehingga sel-sel hemoglobin (hb) kekurangan oksigen didalam tubuh, seperti dijelaskan tentang firman Allah dalam Al Quran ”Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi  sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit” (QS Al A’am  : 125 ).
Kalimat ”Dadanya sesak lagi sempit seolah-olah ia sedang mendaki gunung” membuktikan bahwa ada perabedaan kerapatan udara diatas permukaan bumi dengan ditemukan beberapa atmosfir seperti lapisan staratosfer dan ionosfer yang berfungsi menjaring sinar matahari dan juga untuk menhancurkan semua benda langit (meteor) yang  akan menimpa bumi karena mengalami keausan akibat gaya gesekan yang ditimbulkan oleh kerapatan udara.
Dengan adanya firman Allah  menjelaskan ”seolah-olah ia mendaki langit” maka diperlukan suatu rancangan khusus yang dapat menghindarkan kehancuran suatu kapal terbang sewaktu memasuki atmosfir sekaligus membuktikan Maha Benar Allah dengan segala FirmanNya tentang udara dijagad raya.
AIR DIBUMI DALAM AL QURAN
Siklus geologi-hidrologi  menjelaskan bahwa air tanah berasal dari air permukaan yang meresap masuk kedalam tanah yang melalui proses peredaran. Banyak kandungan air disuatu tempat tergantung pada iklim terutama hujan, topografi, derajat keserangan serta vegetasi yang membetuk daerah tersebut.
Banyak ayat Al Quran menjelaskan siklus air dan manfaatnya  bagi kehidupan dimuka bumi, salah satunya mengenai konsep siklus air dijelaskan didalam Al Quran ”Allah, Dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah  membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan turun di celah-celahnya. Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya, tiba-tiba mereka jadi gembira” (QS  Ar Ruum : 48).
Dalam siklus hidrologi, air melalui beberapa tahapan dipermukaan di bumi yang dimulai proses penguapan seperti misalnya di Laut melalui evapotranspirasi  yang menghasilkan uap air kemudian mmengalami kondesasi berupa awan, oleh angin bertiup yang akan menghasilkan hujan,, mengalir ke daerah-daerah tangkapan (daerah topografi tinggi) lalu meresap ke permukaan bumi dan mengalir melalui celah yang ada serta membentuk transpirasi pada suatu daerah buangan (sungai) dapat berupa pantai yang mendekati permukaan tanah, begitu berulangkali dan telah dijelaskan dalam Al  Quran. ”Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi, kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya kemudian dijadikannya hancur berderai-derai” (QS.Az Zumar:21), atau ayat Al Quran menguraikan lebih jelas lagi ”Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mmengalirlah air dilembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang menggelembung” (QS. Ar Ra’d).
Masih banyak ayat-ayat Al Quran yanng menjelaskan kondisi air dibumi. Maha  Besar Allah dengan segala Firman-firmannya.  Dan ini  hanyalah sebagian Firman-firman Allah yang membuktikannya Allah itu ada. (Dari berbagai sumber)
Blog : www.paluemasgeolog.com
.

Related Posts :