Dec 25, 2016

Indonesia Belum Melek Bencana Gempa

INDONESIA BELUM MELEK BENCANA GEMPA
Oleh M. Anwar Siregar
Indonesia memang belum melek bencana, itu dapat terlihat dari pola tata ruang dan perencanaan mitigasi kewilayahan serta budaya yang melingkupi kehidupan masyarakat  Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Budaya melek bencana sepertinya dianggap kemarin sore. Bukti-bukti ini dapat terlihat jelas juga kalau kita perhatikan budaya lalu lintas, menyebarang jalan sembarangan walau sudah disediakan lokasi tempat penyeberangan dan turun seberangan tempat di tengah badan jalan seenaknya, tidak mau mengikuti aturan yang sudah ditentukan melalui papan himbauan yang ada disediakan, ada jembatan penyeberangan masih juga tidak digunakan, serta budaya latihan evakuasi bencana belum menjadi skala rutin kegiatan dalam pembangunan kapasitas masyarakat bagi setiap pemerintahan di Indonesia. Coba perhatikan apakah di setiap kota Anda atau di daerah lainnya di Indonesia secara berkala mengadakan latihan simulasi dan evakuasi bencana? Jangankan latihan bencana, memasukan program kegiatan tersebut dalam pembangunan daerah belum membumi sehingga tidak mengherankan jika terjadi bencana akan ada “kegaduhan”.

Dec 14, 2016

Memahami Aceh di Daerah Rawan Gempa

Memahami Aceh di Daerah Rawan Gempa

Foto/ilustrasi
Oleh: M. Anwar Siregar
Duka bencana banjir belum berakhir di Bumi Serambi Makkah datang lagi bencana gempa menggun­cang Aceh Pidie Jaya dengan kekuatan gempa kuat mencapai 6.5 Skala Richter di da­ra­tan dan berada pada ruas patahan Anu-Ban­da Aceh dan Ruas Lanteuba-Biru yang membelah kawasan daratan Aceh ke utara. Kekuatan gempa di Aceh Pidie itu telah merusak bangunan yang tidak ran­cang tahan gempa. Dan se­ha­rusnya men­jadi peringatan bagi manusia di Bumi Aceh.
Jika memperhatikan posisi koordinat pusat gempa yang terjadi di Tenggara Pidie dengan gempa-gempa terdahulu yang pernah melanda Aceh Utara dan Aceh Besar  terlihat jelas bahwa posisi ini telah menekan beberapa ruas patahan yang berdekatan di wilayah Propinsi Su­matera terutama di segment patahan daratan. Tekanan ini akan mempermu­dah­kan suatu responsibilitas energi seis­mik lebih kencang ke segmen patahan daratan yang melintasi Propinsi Sumatra Utara yaitu Patahan Renun, Toru dan Ang­kola.
Gempa yang sering terjadi didaratan Aceh-Sumatera akibat pergerakan ke ka­nan dari patahan Semangko yang me­lin­tas dari Aceh sampai Lampung. Gempa 07 De­sember 2016 berbeda pada kejadian gem­­pa di pantai barat Aceh-Simeulue aki­bat patahan naik (thrust faulting) pada dae­rah transisi dua lempeng yaitu Indian Ocea­nic Plate dan Eurasia Continental Plate.

Dec 6, 2016

Bencana Ekologis


TAJUK PALUEMAS GEOLOG 14
BENCANA EKOLOGIS
Bencana ekologis adalah akumulasi krisis ekologis yang disebabkan oleh ketidakadilan dan gagalnya sistem pengurusan alam yang telah mengakibatkan kolapsnya pranata kehidupan masyarakat.
Saat ini keberlanjutan Indonesia berada dititik kritis karena bencana ekologis yang terjadi secara akumulatif dan simultan di berbagai tempat, tanpa ada upaya yang signifikan untuk mengurangi kerentanan dan kerawanan masyarakat terhadap dampak bencana ekologis.
Tanda-Tanda Bencana Ekologis
Pertanda bencana ekologis justru ada didepan mata dimana masyarakat sebagai stakeholder utama dan lingkungan hidup berada pada kondisi:

Nov 28, 2016

Gempa Selandia Baru Ancaman Bagi Australia-Pasifik

GEMPA SELANDIA BARU ANCAMAN BAGI AUSTRALIA-PASIFIK
Oleh M. Anwar Siregar
Gempa bumi berkekuatan 7.8 magnitudo telah mengguncang Selandia Baru pada hari senin dini hari. Data United State Geological Survey (USGS), menyebutkan bahwa gempa bumi yang terjadi diikuti tsunami yang berpusat di wilayah pantai timur laut Pulau Selatan (South Island), satu dari dua pulau terbesar di Selandia Baru merupakan pusat kegempaan besar tempat sering berlangsungnya gempa bumi seperti halnya dengan patahan Semangko di Sumatera dan patahan Longmen Shan di daratan Tiongkok atau patahan San Andreas di Amerika serikat. Gempa bumi pada dini hari senin itu terasa ke hampir wilayah Selandia Baru. Bentangan patahan yang membelah wilayah Selandia Baru memang merupakan wilayah yang mudah terobekan oleh energi seismik gempa disebabkan kondisi pembentukan tatanan geologi daerah Selandia Baru merupakan daerah geologi vulkanik yang tepat berada tepat pada sisi pembenturan empat lempeng besar.

Nov 19, 2016

Islam dalam Benturan Peradaban

ISLAM DALAM BENTURAN PERADABAN
Oleh : M. Anwar Siregar
Statemen AS terhadap Islam disebut terorisme akibat propaganda yang salah dari berbagai massa media barat yang selalu menyudutkan islam tanpa opini yang adil dan berimbang. Hal itu juga dapat diketahui dari sikap politik masyarakat barat sudah lama terbentuk oleh opini dan citra tentang Islam sebagai penuh kekerasan. Media Barat dan para pemikir barat yang lebih dikenal orientalisme barat selalu memutar balikkan fakta-fakta tentang Islam dengan mengkonstruksikan citra dengan kekerasan.
Sekarang pertanyaan kepada mereka, siapa yang melakukan tindak kekerasan di Timur Tengah terutama di Suriah? Kenapa masih ada peperangan di sana? Penghancuran lingkungan dan sumber-sumber pengetahuan warisan peradaban dunia di Irak, dan siapa dalang dalam pembentukan ISIS? Kalau mau jujur buatlah opini yang adil dan beradab. Karena ada pembantaian kemanusian di Myamar dan Tiongkok namun Barat hanya berteriak “seperlunya”.

Nov 14, 2016

Makna Biodiversity

MAKNA HARI BIODIVERSITY
Oleh : M. Anwar Siregar
 
Udara kotor sangat merugikan bagi masyarakat Indonesia dan regional, pelaku bisnis dan perdagangan serta pemerintah itu sendiri. Upaya konkret menghadapi isu perubahan iklim global lebih hanya ke acara seremonial dan banyak debat kusir, kebijakan untuk menekan kebakaran hanya dilakukan jika ada bencana kabut asap. Bukti itu, dapat dilihat pada kejadian bencana kabut asap dan berton-ton sampah beracun jika dikumpulkan akan membentuk gunung laut raksasa. Merenungkan hari biodiversity di Indonesia sangat penting, mengingat kondisi bumi kita saat ini dalam keadaan kritis dengan munculnya berbagai gejolak bencana perubahan iklim gelobal yang semakin nyata.
Pembangunan lingkungan berbasis geo-biodiversity perlu disosialisasikan kepada segenap masyarakat mengingat tatanan geologi dan lingkungan bumi Indonesia memiliki banyak keindahan, keunikan baik yang tampak di permukaan bumi maupun tidak tampak di bawah permukaan bumi atau terselimuti air laut yang hanya dapat diketahui dengan menggunakan pengetahuan dan teknologi canggih.
Indonesia negara kaya akan sumber daya geologi serta kaya akan keragaman geologi yang merupakan hasil proses pembentukan kepulauan Indonesia selama puluhan juta tahun. Hal ini perlu disosialisasikan dalam pembangunan lingkungan fisik yang berkelanjutan dengan berbasis geo-biodiversity dengan bertumpuk pada sains dasar geologi. Karena di Indonesia saat ini terdapat 170 keragaman geologi Indonesia (geodiversity) dan 33 warisan geologi Indonesia (geoheritage) yang dapat didasarkan dalam pembangunan udara bersih berkelanjutan.

Nov 4, 2016

Danau Toba, investasi Terbesar Sumatera Utara

DANAU TOBA, INVESTASI TERBESAR SUMUT
Oleh : M. Anwar Siregar
Moment kebangkitan potensi wisata Danau Toba adalah dengan di masukannya Danau Toba oleh Pemerintah Pusat sebagai investasi mesin devisa di sektor pariwisata, sebagai destinasi/pesona pariwisata unggulan Indonesia serta sebagai salah satu Kawasan Strategis Nasional yaitu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, salah satu usulan yang diinginkan adalah menjadi satu Geopark Bumi ke tiga di Indonesia, dan ini sekali lagi merupakan peluang investasi terbesar bagi Sumatera Utara.
Memanfaatkan momentum era Pemerintahan saat ini, perhatian yang besar dari Presiden Jokowi harus dijadikan sebagai moment tepat untuk membangkitkan potensi pariwisata Sumatera Utara dan khususnya Danau Toba, Presiden telah berulangkali menegaskan hal tersebut dengan mengunjungi langsung ke Danau Toba, termasuk pada Karnaval Kemerdekaan di Danau Toba agar tidak terlalu lama tertidur dan tertinggal dengan daerah wisata lainnya.

Nov 3, 2016

Sangat Penting Informasi Geologi Dalam Tata Ruang



SANGAT PENTING, INFORMASI GEOLOGI DALAM TATA RUANG

Oleh M. Anwar Siregar
Dengan kejadian gempa bumi tektonik di Yogyakarta, Sabtu lalu, yang menelan cukup banyak korban saudara-saudara kita, kembali kita diingatkan pentingnya informasi geologi dalam tata ruang daerah. Selama ini Informasi geologi belum banyak digunakan dalam perencanaan daerah sehingga apabila terjadi bencana geologi menimbulkan dampak yang cukup besar. 
Posisi geologis Indonesia memang rentan terhadap berbagai peristiwa geologi seperti gempa bumi. Bencana alam geologi seperti gempa bumi memang tidak mudah untuk diprediksi, namun kita tetap dituntut waspada dan menyesuaikan penataan ruang dengan Informasi geologi untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gempa serta memperkecil dampak dari kejadian tersebut.

Nov 1, 2016

Implementasi Protokol Hyogo


TAJUK PALUEMAS GEOLOG 14
IMPLEMENTASI PROTOKOL HYOGO DALAM PENGURANGAN BENCANA
Oleh M. Anwar Siregar
Berikut ini adalah Hyogo Framework for Action (2005-2015) yang memiliki 5 prioritas aksi utama:
·         Make Disaster Risk Reduction as Priority; aksi pertama mengharuskan kita menjadikan Pengurangan Risiko Bencana/PRB sebagai prioritas nasional dan daerah yang dilaksanakan melalui kelembagaan yang kuat. Upaya penanggulangan bencana harus menjadi prioritas utama dari segi pendanaan, kebijakan, regulasi dan arah pembangunan suatu daerah. Banyak daerah, masih menganut paradigma lama dimana bencana akan ditanggulangi apabila telah terjadi. Namun setelah Tsunami Aceh 2004, Indonesia telah telah memiliki Badan khusus untuk menanggungi bencana (BNPB = Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan UUD No. 24 tahun 2007. Dengan terbentuknya badan dan UUD tersebut, secara nasional negara kita sudah menjadikan isu Pengurangan Risiko Bencana (PRB) sebagai prioritas utama dalam setiap tindak-tanduknya. Saat ini seluruh daerah tingkat I di Indonesia sudah memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Selain membentuk produk hukum dan badan khusus, aksi pertama Hyogo ini juga mengharuskan keterlibatan masyarakat dalam PRB berupa pembagian tanggung jawab khusus kepada masing-masing pihak yang ada di masyarakat.

Oct 29, 2016

Kompleksitas Tata Ruang Banjir-Longsor

KOMPLEKSITAS TATA RUANG BANJIR DAN LONGSOR
Oleh M. Anwar Siregar
Bukti ilmiah mengindikasi bahwa aktivitas manusia menurunkan sistim daya dukung fundemental lingkungan di Bumi, kerusakan yang terjadi bukan saja di biofesr atau daratan bumi tetapi juga telah melewati atmosfer dan hidrosfer. Kerusakan ini telah menimbulkan kompleksitas bencana dalam suatu tata ruang lingkungan di kota-kota yang ada di Indonesia termasuk juga imbasnya ke negara tetangga oleh bencana kabut asap di atmosfer bumi Asia Tenggara.
Data BMKG, menyebutkan juga bahwa bencana banjir dan longsor maupun bencana geologi lainnya ada hubungan dengan perubahan di atmosfir Indonesia dampak dari perusakan lingkungan sehingga menimbulkan efek tahunan  yang luas dan berulang.
Gejala kerusakan daya dukung lingkungan di kota-kota Indonesia sebenarnya sudah sangat mengkhwatirkan dengan hilangnya daya resap yang terbesar yaitu hilanganya berbagai macam keanekaragaman hayati akibat perusakan oleh manusia dengan aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan terutama perubahan iklim global, sehingga memberikan efek domino bagi perkembangan iklim dunia, peningkatan dan penurunan air dan es samudera, mengancam kelangsungan sumber daya kehidupan generasi penerus, sebuah dilema yang akan dialami berbagai kota di Indonesia.

Oct 25, 2016

Kenapa Masih Ada Kekerasan Demonstrasi



KENAPA MASIH ADA KEKERASAN DEMONSTRASI
Oleh M. Anwar Siregar

Eskalasi kekerasan politik dalam demokrasi pilkada di Indonesia kini semakin meruncing dan telah menimbulkan penghancuran bangunan fisik infrastruktur, baik milik Negara mamupun milik umum. Dari catatan penulis catat, kerugian infrastruktur yang terjadi akibat cirri khas demonstrasi di Indonesia selama di tahun 2005 ini telah mencapai 22,3 milyar rupiah lebih. Kekerasan terakhir yang menghancurkan kantor bupati dan KPUD Kabupaten Kaur Propinsi Bengkulu (tanggal 25 Juli 2005). Eskalasi kekerasan ini disebabkan oleh beberapa factor ketidakpuasan rakyat terhadap jalannya pemilihan kepala daerah di beberapa kabupaten . Pertama, disebabkan oleh rasa ketidakpuasan, karena tidak ikut pemilu karena terlambatnya kartu pemilih, ketidakpuasan juga timbul oleh problem klasik dalam tiap pemilu demokrasi, yaitu terjadinya kecurangan-kecuramgan selama berlangsungnya pilkada. Kedua, oleh kemampuan mobilisasi massa dalam meredam kerusuhan oleh pihak elite yang tidak memahami arti kekalahan politik. Kedua factor inilah yang penulis catat, paling dominant terjadinya kerusuhan demokrasi di Indonesia.

Oct 19, 2016

Hari Lapisan Ozon, Kembalikan Hutan ke Lingkungan Hijau

HARI LAPISAN OZON, KEMBALIKAN HUTAN KE LINGKUNGAN HIJAU
Oleh M. Anwar Siregar
Hutan Indonesia sampai saat ini masih mengalami tingkat kerusakan yang sangat tinggi, serta penurunan daya dukung habitat yang semakin luas, yang di kuras secara terus menerus sehingga menimbulkan berbagai efek bencana ekologis dan geologis. Sudah banyak usaha aksi yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat dan lembaga survey untuk menata dan mendata terhadap luasan hutan Indonesia dengan berbagai laporan yang memperingatkan kepada pemerintah daerah agar menelaah usaha kelestarian lingkungan hutan dalam mencegah berbagai jenis bencana ikutan.
Dalam rangka memperingati hari mempertahankan Lapisan Ozon bulan September, perlu diingatkan terus menerus kepada kita agar subtansi kehidupan hutan benar-benar harus dijaga, karena kondisinya saat ini telah diambang kritis, hutan Indonesia merupakan hutan berperan penting sebagai paru-paru dunia, yang berperan penting dalam pengendalian kerusakan lapisan ozon yang luasannya telah mencapai sepanjang luas Benua Eropa, hutan Indonesia merupakan gambaran kekuatan alam yang ada dikhatulistiwa sehingga wilayah Indonesia dapat dianggap gambaran Zamrud Khatulistiwa yang membentang indah di bumi wajib dipertahankan agar kesinambungan sumber daya alam tetap lestari.

Oct 6, 2016

Disintegrasi Dan Euforia Demokrasi Pilkada

DISINTEGRASI DAN EUFORIA DEMOKRASI PILKADA
Oleh : M. Anwar Siregar

Zaman berganti, begitu juga periode perjuangan demokrasi di Indonesia terus diperjuangkan, muncullah apa yang dinamakan beragam partai politik dengan semangat masing-masing yang tercetus namun bermuara kepada kepentingan rakyat dan Negara. Perkembangan partai politik demokrasi di Indonesia, baik dari orba hingga sekarang tidak jauh berbeda dalam menyambut hari “berdemokrasi”, ykni ramai dan panas serta silih berganti kabinet. Mosi kepercayaan kadang-kadang mampu menurunkan seorang tokoh sekaliber apapun ia miliki, dimulai dari era orde lama, orde baru dan berlanjut ke orde reformasi silih berganti model demokrasi di Indonesia.
Euforia demokrasi berlangsung lagi dalam lingkup local yakni pemilihan gubernur, bupati dan walikota untuk tingkat Propinsi, Kabupaten dan Kotamadya. Pesta berpolitik ditanah air sekarang telah berubah total, orang sekarang berani melontarkan kritikan tajam sampai membuat kuping panas dan menimbulkan pro dan kontra, dapat juga menguraikan kebanggaan kolektif Negara yang mengalami kemorosotan tajam, disertai anarkis. Dan kerusuhan dapat terjadi disebabkan oleh kondisi sebelumnya telah mengalami penyumbatan karena sistim-sistim lembaga tak terpakai. Namun sekarang ini, sistim ketatanegaraan mulai lebih baik dan demokratik karena pola pemerintah tidak lagi dominant di pusat tetapi berada di daerah dengan sistim otonomi, telah mengajarkan Negara ini berdemokrasi lebih baik daripada bertumpuk pada satu orang pengambilan keputusan yang dominant.

Oct 5, 2016

Medan Memang Benar Kota Banjir

Medan Memang Benar Kota Banjir?

ilustrasi Sumber Analisa Medan, Tanggal 01 Oktober 2016
Oleh: M. Anwar Siregar.
Di masa modern seperti sekarang ini, ke­napa Medan masih juga banjir walau hujan cuma 10 menit? Dan kota Medan seharusnya mampu menga­tasi bencana musiman seperti banjir. Bu­kankah Medan sudah berumur lebih 100 tahun dan memiliki kanal banjir? Kenapa para perencana pembangunan­nya masih juga kewalahan mengatasi banjir .
Kebetulan penulis terjebak banjir di sim­pang Brimod ke dan menuju ke kam­pus USU Medan, dan ketika pulang pe­nulis pun juga melihat banjir ke arah Marelan terus menuju ke Belawan dan ma­suk menuju ke pintu gerbang tol Be­lawan. Penulis melihat disepanjang rute ke arah Tanjung Morawa ada beberapa la­han menga­lami banjir diatas 50 cm dan unik­nya lahan hijaunya seperti tidak jelas dimana posisi persisnya.

Sep 29, 2016

Euforia Demokrasi Di Indonesia


EUFORIA DEMOKRASI DIINDONESIA
Oleh M. Anwar Siregar

Eskalasi politik di Indonesia telah bergerak cepat melebihi kecepatan waktu, politikus di Indonesia betul-betul memanfaatkan momen ini dengan tumbangnya junta orde baru (orba) dengan keluarnya peraturan yang mengizinkan terbentuknya berbagai macam partai politik di Indonesia. Eskalasi ini terus bergerak lagi dengan banyaknya perubahan-perubahan yang timbul di masyarakat dengan berbagai tuntutan terhadap rezim orba. Salah satunya adalah membawa mereka ke pengadilan rakyat ataupun koneksitas. Namun dipihak lain, perubahan ini telah banyak merenggut korban akibat keganasan politik yang memanas demi mempertahankan rezim yang telah tumbang dengan dibuktikan kekacauan pada era reformasi. Pergerakan ini telah mengundang pihak luar terus mengawasi demokrasi yang mengalir seperti air hujan yang tak terbendung. Terus merangsek untuk memenuhi deklarasi reformasi yang dicetuskan oleh para mahasiswa, selanjutnya mereka dikenal pahlawan reformasi untuk memutuskan segala aspek penyelewengan yang pernah terjadi selama pemerintahan orla maupun orba. Salah satu yang paling menonjol adalah penangkapan pertanggung jawaban terhadap pelanggaran HAM di berbagai daerah seperti di Papua, Kalimantan, Riau, Aceh maupun Maluku.

Sep 28, 2016

Bermain Bola Pantai di Muara Upu

Sep 24, 2016

Mimpi Melihat Indonesia Bebas Emisi

MIMPI MELIHAT INDONESIA BEBAS EMISI
Oleh M Anwar Siregar
”aduh, panas sekali hari ini”, celetuk seorang ibu lagi menunggu bus angkutan kota ke Medan. Itu lah gambaran kecil saja menunjukkan bagaimana lingkungan di kota kecil saja sudah panas, bagaimana kalau sudah masuk kota besar seperti Medan? Akan terasa panas menyengat menyapa, butiran keringat akan muncul berlomba dengan dahaga yang membara di tenggorokan dan belum lagi asap emisi yang beterbangan di udara menambah semakin panasnya suasana, dan belum cukup itu, tingkah laku para sopir seenaknya menurunkan para penumpang di tengah badan sehingga mengundang rasa kesal, ubun-ubun di kepala itu sudah panas rasanya semakin panas dan perlu pemicu kecil saja bisa menyebabkan kegaduhan.

Sep 22, 2016

Museum Geologi Bandung



MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
Oleh M. Anwar Siregar

Di beberapa sudut strategis di halaman depan terpajang koleksi fosil kayu dan batuan sebagai ornamen dan penciri wajah Museum Geologi. Salah satu ikon adalah Taman Siklus Batuan, taman yang dibangun di halaman depan Museum Geologi yang dikemas sebagai tempat istirahat sekaligus sarana belajar mengenal batuan. Disini dipajang berbagai jenis batuan baik beku, sedimen maupun metamorf dalam susunan menurut siklus batuan yang proses perubahannya digambarkan dengan arah anak panah. Di sekitarnya dihiasi dengan tanaman fosil hidup jenis paku-pakuan dan kolam air mancur.


Foto 1 : Koleksi Batu gamping dan Karbonat (Foto Penulis)

Koleksi Batumulia (Gemstone), beberapa diantaranya memiliki daya tarik tersendiri. Yang paling favorit diantaranya adalah batu kecubung (amethyst) yang berwarna ungu mengkilap dan kristal kuarsa yang berwarna putih berkilau

Sep 17, 2016

Pelajaran Gempa Itali & Burma Bagi Indonesia



PELAJARAN GEMPA ITALIA DAN BURMA BAGI INDONESIA
Oleh M. ANWAR SIREGAR

Dalam waktu hampir bersamaan terjadi gempa bumi di kawasan yang berbeda, menunjukkan bumi adalah makhluk hidupo yang terus bergerak dengan evalusi berjalan menurut kodratnya. Bumi menggeliat itu adalah tanda bahwa bumi memerlukan evolusi ruang dan waktu bagi dirinya untuk menujuk ketitik seimbangan. Dan bangunan yang berada diatrasnya harus menyesuai kondisi geraka bumi dalam hal ini adlah tubuh bumi berupa lempeng yang terdiri tujuh lempeng besar dan beberapa sub lempeng kecil yang mengapung atau bergerak dipermukaan bumi. Gerak lempeng bumi itu ada berbagai variasi kecepatanya dan kadang menimbuuklan seperti sentakan yang digeraka dalam bentuk tubukan, bersegekan dan menjauh sehingga bangunan diatasnya akan merasakan getaran seperti manusia jika mengalami penekanan lalu salah melepaskan akan jatuh karena tekanan keseimbangan yang hilang

Sep 15, 2016

Udara Indonesia Bukan Tong Asap

Sep 8, 2016

Membunuh Kota dengan Kebijakan Politis

MENEROPONG KEBIJAKAN YANG MEMBUNUH KOTA
Oleh M. Anwar Siregar
Sudah sejak beberapa tahun silam dikumandangkan fenomena "bunuh diri ekologis"

Sep 5, 2016

Mengukur Usia Bumi



CARA ILMUWAN BUMI MENGUKUR USIA BUMI
Oleh : M. Anwar Siregar
 Jika kita selalu diajukan pertanyaan berkisar kapan Bumi manusia terbentuk dan berapa umur Bumi sekarang? Sekarang kita juga selalu dihantui oleh pernyaan kapan kiamat besar Bumi terjadi? Adakah kiamat lain yang mempercepat? Dan apa yang menyebabkannya?
Semua pertanyaan ini agak sukar dijawab dengan pasti, karena fenomena alam sukar atau susah dideteksi oleh teknologi buatan manusia, jira pun teknologi buatan manusia sanggup memecahkan persoalan, tetapi ada saja kesalahan atau kekeliruan yang diperbuat oleh manusianya sendiri.
Pada judul tulisan ini, bukan membicarakan tentang kiamat itu berlangsung, karena ini bukan urusan penulis yang menentukan kapan kiamat besar tetapi hanya akan memberikan informasi bagaimana ilmuwan bumi (geologist) menentukan usia Bumi dan beberapa teori mengenai Bumi yang maíz diperdebatkan dengan serunya ingá tulisan ini dibuat tahun 1998.
 ASAL MULA JAGAD RAYA
 Banyak terori telah dikemukakan untuk menerangkan asal mula Bumi dan planet-planet lain, semua teoti ini hanyalah sedikit lebih baik daripada statu rekaan cerdik karena tidak didasarkan atas data yang mencukupi. Namur, sekalipun kita hanya tahu sedikit masa wal planet Bumi, kita hanya tahu banyak sekali tentang bentuk struktur, sifat dan geraknya.
Peradaban pertama yang mendapatkan pengertian sesungguhnya tentang benda-benda langit dan geraknya adalah peradaban Yunani kuno. Gagasan yang disarankan oleh Aristarchus bahwa Bumi sesungguhnya bergerak di ruang angkasa mengelilingi Matahari. Selanjutnya revolusi Coprnicus yang mengatakan bahwa pusat jagat raya adalah matahari, bukan  Bumi, bergerak mengarungi ruang angkasa mengelilingi Matahari.
Apakah beribu-ribu bruta tahun yang lalu, jagad raya berasal dari letusan tiba-tiba yang sangay Herat? Ataukah jagat raya selalu dalam proses penciptaan, tanpa awal dan akhir yang pasti? Pengikut gagasan pertama, yang disebut teori letusan hebat, percaya bahwa semua zat dalam proses itu terdahulu berbentuk statu masa padat, yang menyerupai sejenis “atom” raksasa. Kemudian massa ini meletus, membentuk statu bola api yang sangay besar. Barangkali dalam beberapa menit, materi telah terpencar ke ruang angkasa yang maha luas, sekarang bintang-bintang, galaksi-galaksi dan planet-planet yang terbentuk dari materi ini dan saling berpacu dengan kecepatan yang luar biasa, unsur yang berbeda-beda itu berkembang dari zat sederhana yang meletus.
Sebaliknya, pengikut teori gagasan kedua, yaitu teori ciptaan sinambung, atau ”keadaan tetap”, mengatakan bahwa jagat raya berabat-abat selalu dalam keadaan sama dari suatu zat yaitu hidrogen, senantiasa tercipta, boleh dari ketidak beradaan. Bahan ini membentuk bintang-bintang dan galaksi-galaksi serta lebih kurang seragam di seluruh kosmos.
Berbagai teori tentang jagat raya membentuk suatu bidang studi yang di kenal sebagai kosmonologi. Albert Eintein adalah sesungguhnya ahli kosmologi modern pertama, pada tahun 1915 ia menyempurnakan teori umumnya tentang raltivitas, yang kemudian diterapkan pada pendistribusian zat di ruang angkasa.

Sep 1, 2016

Bahasa Kekerasan Unjuk Rasa



UNJUK RASA DAN BAHASA KEKERASAN
Oleh M. Anwar Siregar

Aksi yang mengerahkan orang banyak memang diperlukan untuk mengembangkan suatu produk demokrasi yang menyumbat aspirasi rakyat, bila lembaga yang mewakilinya telah mengalami posisi yang tidak berkutik alias tak mampu dan mati. Seperti yang terjadi pada awal reformasi dalam menumbangkan Soeharto pada Mei 1998.
Aksi massa akhir-akhir ini kembali menggelegarkan di Indonesia terpicu oleh beberapa factor, factor kenaikan BBM, tariff dasar listrik (TDL), dan perseteruan elite belum juga berakhir membuat situasi keamanan nasional mengalami kekacauan. Apalagi saat ini mahasiswa sedang liburan akademis maka dipastikan beberapa mahasiswa di daerah akan mengumbarkan orasi tuntutan terhadap pengunduran Gus Dur dari singgana kepresidenan.
Aksi unjuk rasa antara dua pendukung yang berbeda dipastikan saling unjuk kekuatan. Unjuk rasa di era reformasi jarang berlangsung dengan tertib, munculnya euforia yang cenderung tidak tertib dan tak terkendalikan dan bahkan menyimpang dari maksud awal terjadinya reformasi. Dalam era reformasi ini ditafsirkan menjadi kemauan, keinginan dan nafsu masing-masing orang, kelompok dan parpol tertentu yang mempunyai target tertentu.

Aug 30, 2016

Di Eropa Italia Rawan Gempa, Geologi Gempa

ITALIA DAERAH RAWAN GEMPA DI EROPA
Oleh : M. Anwar Siregar
 Gempa berkekuatan 6.4 pada Skala Rihter mengguncang bagian tengah Italia, pusat gempa berada pada jarak 100 km dari Roma ibukota Italia dengan kedalaman 10 km termasuk gempa dangkal dengan intensitas kekuatan gempa kuat menuju kekuatan gempa sangat kuat. Gempa terjadi pada pukul 03.36 pagi waktu setempat dengan berpusat pada jarak 76 km disebelah Tenggara kota Perugia (sumber USGS).

Hingga ditulis artikel ini, jumlah korban telah mencapai 73 jiwa dan dipastikan akan bertambah banyak karena sejumlah korban tertimbun runtuhan bangunan. Guncangan gempa sangat kuat dan terasa hingga ke Ibukota Italia, karena pusat gempa berada dalam tumbukan Lempeng Eurasia dengan Lempeng India dan gerak menekan Lempeng Afrika ke arah Lempeng Eurasia. Posisi Italia persis berada tepat di tengah Benua Eropa, diapit daerah Balkan dan Daratan Eropa dalam hal ini masuk wilayah Spanyol yang juga rawan gempa bumi.

Italia termasuk negara maju, namun dalam hal mitigasi masih jauh dari kemampuan menciptakan teknologi yang mumpuni terhadap bencana gempa, kota-kota di Italia seperti juga di Indonesia berada diatas patahan dan zona subduksi gempa maut.
Gambar : Gempa Italia, runtuhan bangunan yang tidak berbasis gempa (sumber : Reuter)

RENTANG GEMPA

Berdasarkan posisinya diatas Lempeng Eurasia, Pulau di Italia termasuk daerah kerentanan gempa yang sangat tinggi dan ini merupakan daerah di Benua Eropa paling sering mengalami musibah bencana gempa, tanah di Italia mudah mengalami perobekan dan penghancuran blok-blok batuan yang menyusun bentangalamnya di bandingkan Kepulauan Inggris, sekitar Balkan atau Laut Mati dan sebagian wilayah Spanyol, jika guncangan gempa datang dengan siklus dua hingga lima tahunan mengalami guncangan diatas 6.0 Skala Richter (SR). Guncangan ini kadang juga mengganggu puncak disekitar Pegunungan Alpen karena telah banyak ditemukan sejumlah patahan-patahan yang membujur ke Laut Adriatik yang membelah kawasan Balkan dan Semenanjung Italia.

Tatanan geologi yang terbentuk penyebab utama mengapa percepatan gelombang pada batuan dasar maksimun di Italia tidak mencapai 150 tahun sekali. Sebab lain, tersusun oleh 90 persen batuan vulkanik berumur Kuarter, karena berada dalam Sirkum Mediterania yang terbentuk dalam usia Kuarter sehingga siklus energi kegempaan di Italia tidak pernah mencapai 50 tahun sekali melepaskan energi kegempaan dengan intensitas magnitude maksimun 7.0 SR. Dan disebelah Selatan Italia itu terdapat palung yang sangat dalam mencapai 2500 km, penekanan efek lempeng ke sesar-sesar daratan Tengah Italia hingga ke Utara daratan Eropa dapat memberikan stimulusasi bagi Spanyol dan Portugal, termasuk juga Swiss dan Austria,

Kawasan Italia dan Balkan maupun Spanyol serta Portugal secara tektonik merupakan kawasan yang memang sangat rumit dan kompleks karena kaya akan lipatan-lipatan batuan yang berumur masih muda terbentuk disekitar periode Kuarter berusia 70 juta tahun yang lalu dan patahan-patahan aktif mengelilingi tiga zona laut yang mengepung tata ruang pulau-pulau di Italia dari Selatan ke Utara hingga menusuk tajam ke daratan Swiss ke Pegunungan Alpen lalu membentang ke arah barat ke Himalaya terus ke Burma, lalu ke Indonesia dan melingkar ke Utara menuju ke Pasifik dan sekitar Philipina membentuk Palung Laut dalam di Mindanao.

Semua merupakan produk benturan lempeng kerak bumi sub kontinen India terhadap Lempeng Eurasia yang terkunci di utara Italia di daratan Swiss sekitar sepanjang pegunungan Alpen. Dan patahan Adriantik dapat menghasilkan gempa bumi yang besar, penelitian belum cukup mengurangi bencana jika standar penerapan building code terhadap tata ruang infrastruktur akan menambah kekuatan jumlah korban yang terjadi, pusat gempa yang terjadi adalah 10 km, dan daerah ini telah memberikan efek pukulan bagi groundshaking terhadap bangunan sehingga setiap gempa yang terjadi di Italia sering menimbulkan korban di atas 100 jiwa dan sudah berlangsung di era modern ini, Italia mengalami gempa kuat sejak 2005, 2009, 2012 dan 2016

ERA 2005

Sebuah patahan yang aktif membentang sepanjang Pegunungan Apenina di tengah Italia merupakan kawasan daerah yang hiperlabil, penelitian-penelitian menyebutkan hal itu karena tekanan beban di atasnya dan selain kondisi batuan yang terbentuk masih labil dalam proses geologi ruang dan waktu.

Sumber La Republica serta Jawatan Geologi dan Sipil Italia maupun data USGS menyebutkan dalam sejarah panjang gempa Italia, sering menimbulkan kerusakan dalam intensitas tinggi, terlihat sering kali jika gempa terjadi maka akan ada jalan terbelah panjang dan terputus, kemiringan bangunan hingga rata ke tanah karena kandungan tanah seperti bubur, yang mudah terurai. Terlihat pada sejarah gempa tahun 2009 lalu di kawasan Accumoli yang berdekatan dengan kawasan gempa 2016 dengan kekuatan mencapai 6.3 SR yang menewaskan korban mencapai 390 orang dengan kerugian diatas 100 milyar rupiah.
 
Gambar : Posisi Gempa Itali 2016 (Sumber : dari berbagai sumber)

Guncangan gempa di Italia sering menjangkau radius seismik 100 hingga 200 km dari pusat gempa dan umumnya gempa dalam tujuh tahun terakhir disebabkan adanya perubahan gerak lempeng di Laut Adriatik yang membangun daratan di dalam laut di sekitar pantai Kroasia. Terlihat dengan terjadinya longsoran di Pegunungan Alpen akibat adanya efek penekanan disepanjang pulau di Semenanjung Balkan yang berhenti tumbuh sekitar 30 tahun yang lalu dengan pembentukan rantai pegunungan yang membentang dibagian atas pantai barat Balkan dan mendesak ke arah timur ke tengah di daratan Italia melalui jalur laut Adriatik.

Patahan inilah yang menekan kejadian gempa dalam kurun 7 tahun ini pada tepi lempeng tektonik Eurasia yang berada di ujung selatan daratan Pulau Italia dan menumpang diatas lempeng kecil yang terbentuk di Laut Adria Selatan, lapisan yang terbentuk itu mendesak dan umumnya merupakan batuan apung atau karbonat yang memang mudah retas sehingga lapisan ini tertutup pada kedalaman tidak lebih 10 km sehingga menimbulkan efek likuafaksi pada bangunan dan efek guncangan berganda,  pada umumnya banyak terjadi di daerah yang terbentuk oleh erupsi batuan vulkanik.

Literatur penelitian terbaru menyebutkan bahwa sejak tahun 2005 ada beberapa gejala yang mengejutkan karena terjadinya pergeseran potongan lempeng di kawasan Laut Adria di selatan yang menempatkan setiap potongan lempeng bergerak secara bersama dimana bagian patahan di selatan Italia yang mirip sepatut bot bergerak ke arah pantai Kroasia di barat Italia yang dalam hal ini masuk kawasan semenanjung Balkan itu melaju sekitar 0.16 inci atau 0.4 centimeter per tahun, sementara di dasar Laut Adriatik  Tengah meluncur lempeng di bawah Kroasia dengan luas 200 km merupakan pecahan lempeng timur sepanjang dasar laut Kroasia bergerak ke Selatan Kroasia, lalu berada di atas Lempeng Adria Selatan-Italia yang sudah terbentuk di wilayah selatan Italia untuk bergerak bersama ke pantai Kroasia ke arah selatan, kedua lempeng Adria Selatan Italia-Kroasia itu yang suatu saat dalam ratusan waktu geologi akan membawa Italia dan Kroasia kontak langsung dengan menutup Laut Adriatik sekitar 50 juta tahun ke depan.

RAWAN DI DUNIA

Italia adalah negara rawan gempa di Eropa, posisi Italia seperti kepulauan Taiwan, Jepang dan juga sebagian pulau dipantai Barat Sumatera (Indonesia). Sebagian Pulau di Italia merupakan daerah dalam pembentukan gunung api atau Pulau vulkanik, rentang mengalami pembenturan antar Lempeng Eurasia dengan Lempeng India maupun Lempeng Eurasia dengan Lempeng Afrika. Pergerakan lempeng itu telah membuktikan posisi tatanan geologi Italia sangat mudah di getarkan oleh pembentukan gunungapi. Italia merupakan zona rangkaian pegunungan aktif seperti Nusantara yang jaringannya mulai dari Kawasan Sirkum Mediterania hingga ke Pasifik.

Italia termasuk kedalam 15 negara yang sering mengalami gempa skala kuat diatas kekuatan 6.0 SR sepanjang siklus lima tahunan yang merusak dengan jumlah korban dapat mencapai ratusan jiwa, dimulai dari Indonesia, Jepang, Tiongkok, Nepal, Iran, Chili, Haiti, Turki, Italia, AS, India, Selandia Baru, Taiwan, Equador dan Burma.

Perlu perisai tata ruang mitigasi gempa yang tangguh dalam menghadapi kerentanan bencana gempa bumi dan perubahan iklim global.

M.Anwar Siregar

Geolog, ASN, Bertugas Pemetaan di Wilayah Tabagsel.
Dipublikasi Harian Analisa Medan, 29 Agustus 2016

Related Posts :