May 3, 2016

Energi Byar Pet

TAJUK PALUEMASGEOLOG 11
IRONI KEMANDIRIAN ENERGI BYAR PET
Oleh : M. Anwar Siregar
Dalam beberapa hari belakangan dan ke depan, pemadaman listrik telah menimbulkan berbagai persoalan ditengah masyarakat, pemadaman listrik yang berulang dan bergilir merupakan gambaran betapa bobroknya negeri ini dalam mengoptimalkan potensi-potensi energinya dan sumber-sumber dayanya yang masih terbungkus oleh kepentingan kapitalisme sehingga bangsa ini terus mengalami defenisif energi dan menimbulkan berbagai cerita yang tidak sedap dan menimbulkan sebuah ironi yang lagi-lagi menjadi bahan tertawaan berbagai masyarakat internasional, sudah kaya energi kenapa menghasilkan berbagai kemiskinan dan pembodohan berbagai potensi sumber daya manusia sehingga bangsa ini selalu starnya lambat, tertinggal jauh dari negara tetangga, ada negara tetangga yang baru ”selesai misi perang” mampu melaju kencang ke depan untuk tampil calon macan asia berikutnya, sedang negeri ini masih terkotak-kotak para elitenya dalam memburu berbagai proyek yang menghasilkan korupsi, memunculkan cerita yang silih berganti tiada henti dari bencana yang datang berganti dengan korupsi yang menggurtita hingga pelempengan berbagai amanat kekuasaan, meninmbulkan berbagai persoalan baru dan masalah rakyat dari hari ke hari semakin terpinggirkan dan adalah pesoalan energi kita yang belum juga memuaskan untuk memberikan daya saing industri ke depan karena pemadaman sering berulang, menimbulkan darurat listrik.
BUKTI KEGAGALAN
Aktivtas pemadaman listrik ini sangat mengganggu usaha masyarakat serta industri dan juga para pelajar/mahasiswa yang pada minggu-minggu ini menghadapi berbagai ujian kemampuan mereka, menghambat kemajuan daya saing bangsa dalam mengejar ketertinggalan segala bidang, yang menjadi pertanyaan kenapa sering berulang pemadaman sampai menimbulkan krisis listrik di berbagai daerah dan yang paling parah di alami Nias hingga darurat listrik? Menimbulkan rasa tidak suka masyarakat dengan berunjuk rasa ke PLN dengan membawa seribu lilin, yang menunjukan bukti bahwa pemerintah telah gagal dalam mengoptimalkan pembauran energi, baik dalam jangka pendek apalagi gambaran kebutuhan jangka panjang, sangat lambat dan banyak sekali aturan regulasi yang menekan kemajuan sumber daya di bidang ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan. Dan dalam beberapa minggu ini, peristiwa mati lampu dialami berbagai kota seperti di Medan, Nias dan Padangsidimpuan serta beberapa kota di Lampung dan Indonesia Timur merupakan peristiwa pemadaman listrik terburuk karena hampir serentak terjadi serta gambaran penilaian yang sangat buruk bagi pemerintah dalam memberikan pelayanan ke masyarakat serta belum mampu dalam mengupayakan pemodernisasi dan memperkuat sistem pengembangan energi yang menimbulkan ironis, karena kaya SDM yang telah mampu menciptakan peralatan teknologi dan kaya SDA namun rakyatnya tetap banyak miskin dan akhirnya padam, byar pet.
IRONI KETERGANTUNGAN
Dan Indonesia termasuk negara yang paling boros dalam penggunaan energi, sebagai negara dengan konsumsi energi terbesar ke 6 di dunia, seharusnya telah menemukan cara untuk menghilangkan pasokan energi konvensional dan memodernisasi sistim distribusi energi secara massal tanpa terus bergantung dengan penggunaan energi konvensional dari bahan bakar fosil yang semakin terbatas di Indonesia.
Pertimbangan yang perlu dipikirkan adalah bagaimana Indonesia harus menghilangkan ketergantungan terhadap penggunaan energi konvensional yang banyak digunakan PLN dalam melayani kebutukan listrik di tanah air karena hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara importir besar di bidang energi karena mengimporkan lebih 10 persen pada tahun 2008, lalu meningkat tajam menjadi 40 persen di tahun 2012 karena masih bergantung pada energi fosil karen belum memiliki strategi energi jangka panjang, terutama penggunaan energi alternatif khususnya dalam pemanfaatan energi dari bioenergi yang belum ditempatkan sebagai faktor utama energi masa depan.
Pemadaman listrik di berbagai kota di Indonesai sudah sering berulang kali, dan paling parah adalah sepanjang tahun 2016 karena durasi waktu pemadaman sangat panjang yaitu dapat mencapat 12 jam dan menjangkau areal geografis sangat luas, bukti itu dapat dilihat di Sumatera Utara dan Lampung serta berbagai kota di kawasan Indonesia Timur yang telah menimbulkan gangguan berbagai sektor perdagangan, ekonomi dan pendidikan, terlihat bagaimana para generasi penerus bangsa ketika menghadapi Ujian Akhir atau Ujian Nasional, mereka mengalami gangguan server akibat pemadaman listrik, ini dapat menimbulkan stres, begitu juga dialami oleh pedagang yang mengandalkan listrik, belum lagi kondisi cuaca yang sangat panas di berbagai kota di Sumatera Utara yang membutuhkan penggunaan AC karena suhu sudah berada di atas 32oC dan ini seharusnya sudah menjadi pelajaran bagi pemerintah dalam mengupayakan bioenergi dan enegi terbarukan lainnya untuk menjadi tantangan utama dalam mengoptimalkan penggunaan energi tanpa harus terdengar cerita klasik byar pet.
Untuk menghilangkan ironi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM) diperlukan kerja keras, dan pemerintah dapat belajar dari sejarah pengalihan penggunan minyak tanah ke bahan bakar gas elpiji, harus dilakukan dengan meningkatkan penggunaan energi bauran bagi PLN dengan tingkatan sudah harus mencapai 50 persen dari tingkat bauran sekarang mencapai 5%, harus dibalik dari penggunaan BBM yang mencapai 50 % menjadi dibawah 40% dalam jangka panjang.
Sebabnya, Indonesia kaya energi terbarukan, dan jangan membuat negeri ini terlihat semakin miskin di mata masyarakat dunia, optimalkan energi yang ada karena SDM kita telah banyak menemukan energi-energi alternatif terbarukan dan seharusnya menjadi perioritas untuk membangun ketahanan energi.
IRONI KETAHANAN
Jika pemerintah ingin melaju kencang dalam pertumbuhan ekonomi diatas 6 persen per tahun maka sudah seharusnya meninggalkan cerita ironi pemadaman, dengan memperkuat ketahanan energi dengan meningkatkan pembauran energi alternatif dengan pemanfaatan yang lebih efisien karena di perkirakan pada tahun 2020 konsumsi energi per kapita akan mencapai dua kali lipat dari yang sekarang. Indonesia membutuhkan energi yang lebih banyak tanpa bergantung dengan sumber daya energi konvensional.
Ironisnya, blue print ketahanan energi itu belum memberikan harapan bagi kesejahteraan rakyat karena masih terdapat 20 % masyarakat dan wilayah di Indonesia belum terjangkiti aliran listrik dari negara. Sehingga distribusi energi merupakan persoalan utama bagi keberlangsungan energi listrik di Indonesia, jadi ketahanan energi Indonesia masih memprihatinkan dan perlu upaya konservasi energi secara keras untuk menekan semua kalangan agar dapat memanfaatkan enegi hijau serta menekan tingkat kehilangan energi akibat pencurian listrik dan tidak menekankan beban keuangan negara
Energi konvensional di Indonesia seperti penggunaan energi BBM dan Batu bara sangat ini menghadapi tantangan dan masalah yang sangat besar, yaitu kapasitas cadangan, semakin terbatas, dan membutuhkan waktu pemulihan sumber daya sangat panjang. Efek iklim global, sangat ini kondisi iklim global dunia sangat panas dan suhu diatas rata-rata 32oC dan salah satu faktor penyebab pemanasan global. Mahal dan boros, efisiensi penggunaannya di Indonesia sangat boros, sangat mahal dan membebankan keuangan negara karena sebagian sangat ini kapasitas BBM yang digunakan oleh PLN dan berbagai kalangan industri adalah hasil impor Pertamina dari negara lain, sebuah ironi, negeri yang sebelumnya pengekspor minyak menjadi negeri miskin BBM. Terakhir distribusi yang membutuhkan kekuatan logistik dan pengawasan yang ketat karena kondisi geografis yang rumit dan sulit dijangkau ke daerah-daerah terpencil.
Dengan gambaran berbagai permasalahan energi yang dihadapi Indonesia untuk menjadi negeri yang mandiri energi dan agar cerita pemadaman tidak menimbulkan ironi, ada baiknya pemerintah melihat hasil riset putra-putri bangsa yang berhasil menemukan bahan bakar energi alternatif dengan memberikan bantuan untuk pengembangan agar dapat di produksi secara luas sesuai dengan kondisi logistik geografis untuk meningkatkan daya saing ekonomi global Indonesia di mata dunia. 
Saat ini kondisi energi sepanjang tahun 2016 saat memprihatin, perlu revolusi energi dalam pembangunan energi, agar cerita ironi di tengah masyarakat tidak berulang, cerita ironi seperti kaya energi tetapi miskin, kaya sumber daya alam kenapa antri untuk energi, sudah saatnya diubah menjadi cerita yang menyejukkan dengan mendorong Pemerintah harus bisa membangun energi masa depan mulai saat ini, baik dari energi nuklir, energi panas bumi dan energi laut, karena dapat memberikan energi dalam jumlah yang sangat besar dan menekan efek emisi karbon untuk membatasi pertumbuhan emisi gas rumah kaca.

Paluemasgeolog, Mei 2016

No comments:

Post a Comment

Related Posts :