Jun 30, 2016

Sepak Pojok Gibol 18 : Piala ku Pergi



PIALA KU TELAH PERGI
Oleh M. Anwar Siregar

Berhari-hari kau ku dekap mesra, ketika kau hadir di kehidupan kami melalui perjuangan panjang akhirnya kau berlabuh ke jantung hatiku. Sungguh bahagia aku karena kau hadir begitu indahnya, semua pelosok negeri menyambutnya penuh kegembiraan, tiada seorang pun tidak bahagia kecuali dia memang kurang waras, kau hadir bagaikan mentari yang menyinari hidupku, sungguh engkaulah dambaan bagi semua pujaan bangsa.
Tidak sia-sia aku membuang waktuku hanya untuk mengejar, merebut dan merasakan nikmatnya cintamu dan walau aku tahu, mungkin tidak selamanya kita berjodoh namun aku tak peduli, segenap ragaku, untuk ku persembahkan hanya untuk mu, hanya untuk cinta ku kepadamu wahai piala ku nan rupawan.
Aku tidak peduli akan banyak duri-duri yang menghalangi jalan ku, untuk meningkatkan kemampuan ku agar engkau terpesona kepada ku, kurelakan aku putus dengan kekasih lamaku hanya untuk merebut engkau dari berbagai bangsa, aku tahu kalau peluang sangat tipis, dianggap remeh, dianggap pecundang, dianggap tak ada apanya untuk meningkatkan kegemilangan diri demi mendekap tubuhmu yang mungil, untuk ku dekap dalam buaian pelukan hangatku, biar kau rasakan bagaimana cintaku kepadamu.
Tiba saatnya untuk membuktikan diri, kau benar benar ku buat terpesona, lihat lah kami, mampu menghajar mereka, mampu kami buat mereka gigit jari untuk mendapatkanmu. Sungguh bahagia aku merasakan kehangatanmu, engkau bersamaku selama bertahun-tahun, harum semerbak selalu menemani hari-hariku karena engkau telah ku genggam, namun ada waktunya untuk berpisah, seperti dalam kehidupan nyata ini akan selalu ada yang pergi dan ada yang selalu hadir, ada yang lahir, ada kesegaran dan ada kelayuan, seperti itulah yang kami alami sekarang.
Dia mampu memikatmu, kadang aku berpikir apa salahnya jika engkau bersama sampai akhir zaman? Namun bisakah itu terjadi? Karena siklus kehidupan terus bergulir bersama sang waktu. Ya, bersama sang waktu dia hadir terus mengharapkan engkau, ku tahu rasanya ini, akan selalu ada kerinduan untuk selalu bersama mu pialaku sayang, ku harap ada penerusku untuk menjagamu, namun engkau belum sudi untuk memberikan cinta mu pada pelosok negeri ini.
Dia tampil segar, penuh tenaga, penuh wibawa, dan penuh makna cinta untuk mu, Gejolak demi gejolak penuh pertentangan sehingga kita seperti ada ruang yang tak terpecahkan untuk menguraikan berbagai kesalahan, masing-masing berjalan dengan ego. Hari demi hari tak terasa sudah jauh melangkah, dan sudah berapa lama kah kita membuai cinta kita? Sang waktu terus bergulir demi menyambut hari-hari yang selalu berbeda rasanya.
Sang waktu tak bisa ditolak, hadirlah sebuah penantian yang menyakitkan bagi kami, engkau pergi tinggalkan kami tanpa permisi, rasa pahit menyergah relung hati dan tubuhku, gemetar rasa itu, seperti juga ketika kita bersua dalam kegembiraan. Namun kenapakah engkau begitu?
Lalu kepada siapakah engkau akan berlabuh? Bukan kah negeri kami penuh dengan keindahan yang menabjukan, bukankah kami penuh rasa cinta untukmu? Kenapa engkau tidak memberikan kami sebuah semangat demi untuk agar engkau bersama kami?
Perih hatiku melihat perselingkuhan ini, dia sebentar lagi akan mendekap tubuhmu, aku cemburu, aku tak berdaya, aku tak mampu lagi hidup karena aku tidak punya daya untuk kembali merebut hatimu, namun dalam lubuh hatiku semoga dia bukan yang tebaik dan semoga ada yang terbaik dan aku akan bahagia jika dia bersama engkau dalam lindungannya. Sungguh aku berdoa semoga dia tidak mendapatkan yang menyebabkan kita bercerai, semoga ada yang lebih indah memberikan cintanya demi sebuah kelanjutan sejarah yang lebih hebat.
Aku, si Banteng yang terluka, Si Matador yang tertusuk tepat di jantungku sebuah rasa pahit yang akan ku kenang dalam sejarah hidup kami, dan dia Negeri Pisa itu akan ada tiba saatnya merasakan karma yang seperti yang kami rasakan. Dendam demi dendam akan mewarisi keturunan kami, siapa saja yang memperebutkan engkau, engkau memang adalah sebuah gambaran selingkuhan sejati yang yang menabjukan, tidak betah disatu tempat, di gilir dari satu bangsa ke bangsa lain hanya untuk merasakan kebanggaan rasa cinta yang akan tertelan di bawa sang waktu.
Dan siapakah yang memberikan rasa karma, rasa kebanggaan atau rasa pahit dari pertaruhan panjang, apakah engkah mau bersudi dengan sebuah pangeran berdarah biru? atau engkau selalu berpetulangan sejati bersama tim yang tidak pernah berhenti melaju dengan panser penuh gairah untuk menikmatik keindahan yang tidak membosankan, agar engkau betah ataukah engkau lebih suka bersama si kuda-kuda hitam yang berjiwa muda dan berdarah penuh gejolak? Siapakah selingkuhan berikutmu untuk mendekap dirimu dan mengayun-ayung engkau ke udara? Ku tunggu beritamu, bukan undangan pestamu.
Sekarang aku memakluminya karena suatu sifatmu. Sifat mu itu yang banyak tidak ku sukai, engkau adalah ”pasangan” yang tidak bisa dipegang, sering berpindah pelukan, muak aku dibuatnya. Tetapi masa bodoh katamu, yang terbaik diantara yang terbaik wajib memilikiku. Karena itulah aku, tugasku membuat bangsa bahagia, sedih, marah dan kalau perlu gaduh dan rusuh.
Sudahlah, sampai ketemu lagi, aku pastikan kau tak akan kemana-mana selama aku bertapa untuk menghadirkan keturunan berikut dengan talenta yang luar biasa yang akan merebutmu kembali dan menjagamu selama-lamanya.
Selamat jalan sang juara lama, selamat datang sang juara baru dengan penuh kehangatan cinta dengan kebahagian yang membara dalam segenap jiwa raga. kami menantimu... dilain kehidupan waktu.
Sang Matador permisi, sang Pisa melanggang tertatih-tatih, sang panser menunggu dengan amunisi membara, dan sang kuda-kuda hitam mendengus penuh gairah untuk mendapatkanku, dan sang pangeran biru memprsiapkan hidangan pesta bagi para tamu atau dia yang menikmatiku???

No comments:

Post a Comment

Related Posts :