Nov 28, 2016

Gempa Selandia Baru Ancaman Bagi Australia-Pasifik

GEMPA SELANDIA BARU ANCAMAN BAGI AUSTRALIA-PASIFIK
Oleh M. Anwar Siregar
Gempa bumi berkekuatan 7.8 magnitudo telah mengguncang Selandia Baru pada hari senin dini hari. Data United State Geological Survey (USGS), menyebutkan bahwa gempa bumi yang terjadi diikuti tsunami yang berpusat di wilayah pantai timur laut Pulau Selatan (South Island), satu dari dua pulau terbesar di Selandia Baru merupakan pusat kegempaan besar tempat sering berlangsungnya gempa bumi seperti halnya dengan patahan Semangko di Sumatera dan patahan Longmen Shan di daratan Tiongkok atau patahan San Andreas di Amerika serikat. Gempa bumi pada dini hari senin itu terasa ke hampir wilayah Selandia Baru. Bentangan patahan yang membelah wilayah Selandia Baru memang merupakan wilayah yang mudah terobekan oleh energi seismik gempa disebabkan kondisi pembentukan tatanan geologi daerah Selandia Baru merupakan daerah geologi vulkanik yang tepat berada tepat pada sisi pembenturan empat lempeng besar.

Nov 19, 2016

Islam dalam Benturan Peradaban

ISLAM DALAM BENTURAN PERADABAN
Oleh : M. Anwar Siregar
Statemen AS terhadap Islam disebut terorisme akibat propaganda yang salah dari berbagai massa media barat yang selalu menyudutkan islam tanpa opini yang adil dan berimbang. Hal itu juga dapat diketahui dari sikap politik masyarakat barat sudah lama terbentuk oleh opini dan citra tentang Islam sebagai penuh kekerasan. Media Barat dan para pemikir barat yang lebih dikenal orientalisme barat selalu memutar balikkan fakta-fakta tentang Islam dengan mengkonstruksikan citra dengan kekerasan.
Sekarang pertanyaan kepada mereka, siapa yang melakukan tindak kekerasan di Timur Tengah terutama di Suriah? Kenapa masih ada peperangan di sana? Penghancuran lingkungan dan sumber-sumber pengetahuan warisan peradaban dunia di Irak, dan siapa dalang dalam pembentukan ISIS? Kalau mau jujur buatlah opini yang adil dan beradab. Karena ada pembantaian kemanusian di Myamar dan Tiongkok namun Barat hanya berteriak “seperlunya”.

Nov 14, 2016

Makna Biodiversity

MAKNA HARI BIODIVERSITY
Oleh : M. Anwar Siregar
 
Udara kotor sangat merugikan bagi masyarakat Indonesia dan regional, pelaku bisnis dan perdagangan serta pemerintah itu sendiri. Upaya konkret menghadapi isu perubahan iklim global lebih hanya ke acara seremonial dan banyak debat kusir, kebijakan untuk menekan kebakaran hanya dilakukan jika ada bencana kabut asap. Bukti itu, dapat dilihat pada kejadian bencana kabut asap dan berton-ton sampah beracun jika dikumpulkan akan membentuk gunung laut raksasa. Merenungkan hari biodiversity di Indonesia sangat penting, mengingat kondisi bumi kita saat ini dalam keadaan kritis dengan munculnya berbagai gejolak bencana perubahan iklim gelobal yang semakin nyata.
Pembangunan lingkungan berbasis geo-biodiversity perlu disosialisasikan kepada segenap masyarakat mengingat tatanan geologi dan lingkungan bumi Indonesia memiliki banyak keindahan, keunikan baik yang tampak di permukaan bumi maupun tidak tampak di bawah permukaan bumi atau terselimuti air laut yang hanya dapat diketahui dengan menggunakan pengetahuan dan teknologi canggih.
Indonesia negara kaya akan sumber daya geologi serta kaya akan keragaman geologi yang merupakan hasil proses pembentukan kepulauan Indonesia selama puluhan juta tahun. Hal ini perlu disosialisasikan dalam pembangunan lingkungan fisik yang berkelanjutan dengan berbasis geo-biodiversity dengan bertumpuk pada sains dasar geologi. Karena di Indonesia saat ini terdapat 170 keragaman geologi Indonesia (geodiversity) dan 33 warisan geologi Indonesia (geoheritage) yang dapat didasarkan dalam pembangunan udara bersih berkelanjutan.

Nov 4, 2016

Danau Toba, investasi Terbesar Sumatera Utara

DANAU TOBA, INVESTASI TERBESAR SUMUT
Oleh : M. Anwar Siregar
Moment kebangkitan potensi wisata Danau Toba adalah dengan di masukannya Danau Toba oleh Pemerintah Pusat sebagai investasi mesin devisa di sektor pariwisata, sebagai destinasi/pesona pariwisata unggulan Indonesia serta sebagai salah satu Kawasan Strategis Nasional yaitu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, salah satu usulan yang diinginkan adalah menjadi satu Geopark Bumi ke tiga di Indonesia, dan ini sekali lagi merupakan peluang investasi terbesar bagi Sumatera Utara.
Memanfaatkan momentum era Pemerintahan saat ini, perhatian yang besar dari Presiden Jokowi harus dijadikan sebagai moment tepat untuk membangkitkan potensi pariwisata Sumatera Utara dan khususnya Danau Toba, Presiden telah berulangkali menegaskan hal tersebut dengan mengunjungi langsung ke Danau Toba, termasuk pada Karnaval Kemerdekaan di Danau Toba agar tidak terlalu lama tertidur dan tertinggal dengan daerah wisata lainnya.

Nov 3, 2016

Sangat Penting Informasi Geologi Dalam Tata Ruang



SANGAT PENTING, INFORMASI GEOLOGI DALAM TATA RUANG

Oleh M. Anwar Siregar
Dengan kejadian gempa bumi tektonik di Yogyakarta, Sabtu lalu, yang menelan cukup banyak korban saudara-saudara kita, kembali kita diingatkan pentingnya informasi geologi dalam tata ruang daerah. Selama ini Informasi geologi belum banyak digunakan dalam perencanaan daerah sehingga apabila terjadi bencana geologi menimbulkan dampak yang cukup besar. 
Posisi geologis Indonesia memang rentan terhadap berbagai peristiwa geologi seperti gempa bumi. Bencana alam geologi seperti gempa bumi memang tidak mudah untuk diprediksi, namun kita tetap dituntut waspada dan menyesuaikan penataan ruang dengan Informasi geologi untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya gempa serta memperkecil dampak dari kejadian tersebut.

Nov 1, 2016

Implementasi Protokol Hyogo


TAJUK PALUEMAS GEOLOG 14
IMPLEMENTASI PROTOKOL HYOGO DALAM PENGURANGAN BENCANA
Oleh M. Anwar Siregar
Berikut ini adalah Hyogo Framework for Action (2005-2015) yang memiliki 5 prioritas aksi utama:
·         Make Disaster Risk Reduction as Priority; aksi pertama mengharuskan kita menjadikan Pengurangan Risiko Bencana/PRB sebagai prioritas nasional dan daerah yang dilaksanakan melalui kelembagaan yang kuat. Upaya penanggulangan bencana harus menjadi prioritas utama dari segi pendanaan, kebijakan, regulasi dan arah pembangunan suatu daerah. Banyak daerah, masih menganut paradigma lama dimana bencana akan ditanggulangi apabila telah terjadi. Namun setelah Tsunami Aceh 2004, Indonesia telah telah memiliki Badan khusus untuk menanggungi bencana (BNPB = Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan UUD No. 24 tahun 2007. Dengan terbentuknya badan dan UUD tersebut, secara nasional negara kita sudah menjadikan isu Pengurangan Risiko Bencana (PRB) sebagai prioritas utama dalam setiap tindak-tanduknya. Saat ini seluruh daerah tingkat I di Indonesia sudah memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Selain membentuk produk hukum dan badan khusus, aksi pertama Hyogo ini juga mengharuskan keterlibatan masyarakat dalam PRB berupa pembagian tanggung jawab khusus kepada masing-masing pihak yang ada di masyarakat.

Related Posts :