GEMPA MENTAWAI MASIH MENGANCAM
Oleh M. Anwar Siregar
Gempa
yang terjadi tahun 2007 dan 2010 lalu masih merupakan gempa dengan pelepasan
energi skala kecil, energi yang dilepaskan itu tidak menerus ke utara Pulau
Pagai Utara karena kejadian gempa Mentawai tahun 2007 dan 2010 terjadi di
selatan dan tertahan berbagai rangkaian pulau-pulau kecil dan terserap oleh
energi penahan gempa di sekitar Siberut dan tidak menggeser ke zona tranch
java-sumatera, sebab pergeseran dan pergerakan dari segmen-segmen patahan di
Pagai Selatan ke arah barat Pulau Simeulue bergeser lebih aktif ke arah Pagai
Utara. Energi kerentanan seismik di Pagai Utara itulah yang paling membahayakan
wilayah kota di Pulau Sumatera terutama ancaman bagi tata ruang Padang, Lampung
dan Sibolga, dan Semua kota di Nias sebagai penahan energi yang paling matang.
Patahan Mentawai masih berpotensi untuk melepaskan
energi yang lebih dahsyat dibandingkan pada kejadian gempa terakhir di tahun
1833 dan 2007, 2010, dan 2016, energi yang tersimpan diperkirakan diatas 8.9
SR, sebab zona subduksi yang menyimpan energi “perangkap tenaga dalam” dari
setiap blok di kawasan Pantai Barat Sumatera sangat berbeda.