Dec 26, 2018

Indonesia Tidak Memiliki Fundemental Gempa 1

INDONESIA (TIDAK) MEMILIKI FUNDAMENTAL GEMPA (1)
Oleh M. Anwar Siregar
Gempa bumi dengan tsunami datang lagi ke Indonesia, kali ini yang mencatat sejarah adalah Palu-Donggala di era tahun 2018, dan bangsa ini sekali lagi tidak pernah absen dari musibah bencana alam yang datang bervariasi, misalnya ancaman letusan gunungapi, gempa dan tsunami di Pantai Barat yang selalu mengancam, di wilayah Timur ancaman gunungapi, gempa dan fenomena badai tropis dan gelombang air laut serta wilayah Tengah ancaman gerakan tanah, banjir tahunan serta gempa bumi dan fenomena badai tropis. Wilayah Utara ada ancaman letusan gunungapi dan gempa bumi serta wilayah Selatan ancaman tsunami dan badai gelombang air laut.

Dec 12, 2018

Medan Belum Aman Banjir



MEDAN BELUM AMAM DAMPAK BANJIR
Oleh : M. Anwar Siregar

”waduhhh, banjir lagi!!!” teriak seorang warga pengendara motor yang melintas simpang limun menuju ke simpang marindal dengan tujuan ke Deli Tua, kebetulan banjir juga, akibat guyuran air hujan yang jatuh ke bumi kota Tim Ayam Kinantan, yang baru saja memberi prestasi yang didambakan selama ini, kembali lagi bersaing di kelas elite. Namun prestasi sepakbola tidak dibarengi oleh kemampuan perencanaan pembangunan infrastruktur pengendali banjir. Tidak mengherankan teriakan warga Medan itu sangat kesal, karena memang Medan lagi gencar melakukan pembenahan drainage hampir terlihat di sudut  kota Medan namun masih menghasilkan ”sungai Deli Kecil”. Bagaimana kalau sebesar Sungai Deli yang sebenarnya? Bayangkanlah.

Nov 27, 2018

Integrasi Laut Perbatasan


INTEGRASI LAUT PERBATASAN
Oleh : M. Anwar Siregar

Dengan datangnya bencana bertubi-tubi di daratan dan gagal seluruh pembangunan yang berorientasi daratan seharusnya pemerintah pusat dan daerah yang memiliki pulau-pulau terluar diperbatasan mengalihkan dan mengubah paradigma perencanaan pembangunan ketataruangan kewilayahan dengan fokus pada peningkatan pembangunan sarana dan prasarana di daerah kepulauan dan pulau-pulau terluar, dapat dilakukan dengan meningkatkan dana anggaran pembangunan dengan persentase besarannya untuk pembangunan infrastruktur yaitu Tanah (daratan) sebesar 35 persen dari total dana pembangunan yang dialokasi dari APBN-APBD, sisanya untuk pembangunan Air (laut) di kepulauan perbatasan sehingga kompleksitas permasalahan pembangunan perbatasan teratasi dan laut tidak dianggap pemisah antara pulau tetapi dijadikan sebagai perekat secara geografis dan historis.

Nov 12, 2018

Waspada Megathrust Halmahera


SETELAH PALU, WASPADA MEGATHRUST HALMAHERA
Oleh M. Anwar Siregar

Secara khusus, di kawasan Halmahera telah mengisyaratkan sebuah kondisi batuan semakin matang untuk memudahkan melepaskan energi seismik bergerak dengan kecepatan tingi ke permukaan bumi. Megathrust Halmahera kini dalam hitungan puluhan, untuk berpotensi serupa dengan tsunami Palu dan Donggala.
MEGATHRUST HALMAHERA
Dalam dua bulan ini, kawasan timur Indonesia terus silih berganti mengalami guncangan gempa bumi. Puncaknya, terjadi gempa tsunami di Palu-Donggala dengan kekuatan mencapai 7.4 SR. Ini berarti akan ada pergeseran patahan sepanjang Palu-Koro-Mayu hingga Ransiki-Sorong di Papua. Dan dampaknya akan menekan lantai dasar samudera di wilayah Pasifik-Philipina.
Potensi megathrust gempa Halmahera dapat saja terjadi, mengingat lajur gempa dapat dilihat dari daratan Sulawesi dengan titik patahan Palu-Koro tempat terjadinya pergeseran deformasi batuan yang menyebabkan terjadi gempa dan tsunami Palu-Donggala, yang bertemu dengan patahan Saddang di Kabupaten Mamuju (SulBar) serta Patahan Matene Walanae yang melintasi Soroake dan Luwuk memanjang dan berinteraksi langsung dengan sesar Sorong-sesar Ransiki di Teluk Tomini, lalu memanjang lagi melewati Laut Maluku dan Halmahera.

Nov 5, 2018

Bencana Banjir akibat Manusia 2


 BENCANA BANJIR, SEBAB AKIBAT MANUSIA (2)
Oleh M. Anwar Siregar
SEBAB AKIBAT
Sebab akibat manusia dalam sembarangan merusak lingkungan itu jauh sebelum era modern melalui perluasan emperium kekuasaan dengan membangun benteng pertahanan di era teknologi modern ini, maka efek global sudah terasa sangat nyata di era sekarang terutama di wilayah Indonesia.
Gambar : Dampak Banjir Bandang, akibat aktivitas manusia (Dokumen Foto Penulis)
Faktor sebab yang berakibat bagi manusia dari hasil perbuatan manusia adalah terjadinya faktor perubahan sistim ketidakteraturan hujan atau hujan salah musim, maka banjir yang sering terjadi di Madina, Langkat, dan Sibolga, Manado, Bandung dan kota lainnya ketika terjadi curah hujan tinggi, melanda wilayah tersebut mengakibatkan terjadi longsor, longsor dampak alih fungsi lahan, sedangkan hujan tinggi tidak teratur dampak perubahan di hulu. alih fungsi lingkungan hutan di hulu pegunungan atau tata ruang tidak lagi seimbang, tidak terkendali sehingga sungai di pegunungan tidak mampu menahan neraca air hujan yang tinggi, apalagi jika hujan turun dengan deras dan lama.

Oct 30, 2018

Bencana Banjir : Sebab Akibat Manusia (1)



BENCANA BANJIR, SEBAB AKIBAT MANUSIA (1)
Oleh : M. Anwar Siregar

Gambar : Longsor akibat hujan deras menyebabkan banjir dan longsor di Jalimsun Tapsel (Foto Penulis)
Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam penyebab bencana banjir di era sekarang, salah satu adalah faktor sebab akibat oleh manusia yaitu mulai dari faktor ekonomi, sosial budaya, hingga faktor lingkungan. Faktor lingkungan menjadi salah satu faktor yang paling penting untuk diperhatikan penyebab banjir dan longsor yang melanda berbagai kota di Indonesia, sebab pembangunan suatu kota merupakan idealisme dari manusia itu, apakah sudah membutuhkan analisis yang mendalam pada ketersediaan sumber daya alam dan dampak lingkungan yang akan terjadi pada sebuah tata ruang yang menyebabkan banjir dan longsor, contoh kanal banjir di Medan belum efektif dalam mengendalikan banjir dan di daerah itu tadinya banyak kawasan hijau yang mampu memberikan keseimbangan kodisi suhu udara yang tidak sepanas di era sekarang. Begitu juga wilayah Sobolga yang di kelilingi daerah morfologi terjal, belum ada drainage dan kanal yang efektif dalam mengendalikan luapan neraca air hujan untuk di salurkan ke Teluk Sibolga.

Oct 11, 2018

Gempa Bali



BALI MENANTI GEMPA BESAR
Oleh M. Anwar Siregar

Kawasan aktivitas gempa di Indonesia teraktif di dunia yang terbentang disepanjang Jawa-Sunda, merambat ke bagian barat dan selatan Indonesia sampai ke Pulau Papua Nugini. Luas kawasan ini mencapai sepertiga daerah rawan gempa di dunia, dan Bali merupakan daerah yang diapit oleh semua daerah subduksi, memang sangat berpotensi akan terjadi gempa maut, dan hal inilah mengapa terjadi gempa kuat yang sering terjadi dikawasan selatan dan utara Bali, termasuk gempa Flores tahun 2016 dan Gempa Lombok 2018 yang berulang terjadi tiga kali dalam tiga pekan dengan kekuatan 6,4 SR, 7,0 SR dan 6,5 SR sebagai pembuka jalan ke Bali, dan Bali sepertinya menunggu hitungan waktu kapan gempa besar terjadi.

Oct 4, 2018

Geopark Toba dan Energi PON 2024


Geopark Danau Toba dan Energi PON 2024

Oleh: M. Anwar Siregar

GUBERNUR Sumatera Utara yang baru akan menghadapi berbagai persoalan da­lam kurun lima tahun ke depan, perlu se­buah visi dan misi da­lam membangun Sumatera Utara yang me­nyentuh segala aspek kehidupan ma­sya­rakat dan industri guna menjaga ke­sinambungan pembangunan. Apapun latar belakang gubernur baru mereka akan menghadapi berbagai permasala­han mulai dari kondisi lingkungan, ben­cana banjir, tata ruang, energi dan kon­disi existing demografis dan sosial eko­nomi serta pariwisata strategis mau­pun sarana pemba­ngunan infrastruktur.
Melihat kondisi Sumatera Utara saat ini, maka gubernur sekarang akan menghadapi berbagai tantangan yang tidak mudah.
Gambar : Peta Kawasan Danau Toba (Sumber : dari berbgai sumber)
Tantangan Gubsu

Sep 14, 2018

Introspeksi Tata Ruang Gempa Lombok

INTROSPEKSI TATA RUANG GEMPA LOMBOK
Oleh M. Anwar Siregar
(Harian WASPADA)
  
Gempa Lombok berulang kembali hanya dalam seminggu terjadi lagi gempa lebih besar dengan skala 7,0 SR, dan ini sebagai introspeksi bagi kota-kota di Indonesia, karena sekitar 80 persen terletak di daerah pesisir, 25 persen di wilayah rawan gempa bumi, dan 28 persen wilayah rawan tsunami, 49 persen daerah yang terpapar gerakan tanah dengan zona kerentanan sangat tinggi serta 82 persen masyarakat tinggal didaerah rawan bencana dari berbagai elemen bencana. Maka perlunya membangun kota waspada bencana merupakan sebuah keharusan seperti yang dibangun dikota-kota besar di Jepang.


Gambar : Peta Pulau Florest (sumber dari berbagai sumber)

Mengingat wilayah Indonesia khusus daratan Nusa Tenggara dan Sumatera rawan terjadi gempa lagi perlu suatu perencanaan dan budaya yang memahami lingkungan tempat beraktivitas hidup dengan membangun dan mengelola kerentanan bencana sebagai pengurangan trauma bencana dan Indonesia sekali lagi masih akan terus tercabik gempa karena memang daerah rawan bencana, perlu kapasitas dan mitigasi bencana sebagai budaya kehidupan.

Sep 6, 2018

Gejala Kegagalan Geopark Danau Toba

GEOPARK DANAU TOBA, GEJALA KEGAGALAN



Analisa/ferdy
GEOPARK TOBA: Sejumlah personal dari Basarnas melakukan persiapan guna pencarian korban KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Tigaras, Simalungun, Sumut, Selasa (27/6). Peristiwa tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun bisa saja berdampak akan cita-cita pemerintahan Sumut untuk menjadikan Danau Toba masuk dalam Geopark Global Networking (GGN) pada September 2018 oleh tim asesor UNESCO.
Oleh M. ANWAR SIREGAR

Sungguh ironis. Danau Toba kembali menelan kor­ban jiwa untuk kesekian ka­linya. Apakah ini salah satu tanda kegagalan sebagai Geo­park Global Networking (GGN) September 2018? April tahun 2018 Danau To­ba juga gagal terpi­lih sebagai geopark terselip oleh Geo­park Ciletuh dan Rinjani.
Tim asesor dari UNESCO akan kembali lagi me­ninjau kesiapan untuk melihat syarat yang ditetapkan GGN. Ba­nyak faktor yang menyebab­kan mengapa Danau Toba (DT) yang sangat indah itu gagal. Ada beberapa point penting yang harus diperhati­kan agar DT tidak gagal lagi.

Aug 9, 2018

Danau Toba Terselip Geopark Ciletuh


DANAU TOBA GAGAL, TERSELIP GEOPARK CILETUH-RINJANI
Oleh : M. Anwar Siregar

Sungguh ironis sekali, Danau Toba kembali gagal sebagai geopark global networking (GGN) pada april tahun 2018 dan akankah gagal lagi pada sekitar september 2018 karena tim asesor dari UNESCO akan kembali lagi meninjau kesiapan untuk melihat syarat yang ditetapkan GGN? Banyak faktor yang menyebabkan mengapa Danau Toba (DT) yang sangat indah itu gagal dan beberapa point-point penting saya catat dalam mengikuti perkembangan geopark kebanggaan Sumatera Utara ini dalam lima tahun terakhir ini.
DANA
Faktor paling utama adalah kendala dana diajukan dalam APBD Provinsi, dan kita telah mengetahui bahwa dua geopark baru Indonesia itu mendapat dukungan penuh dari pemerintah provinsi mereka dengan dukungan dana yang luar biasa sehingga para tim suksesor yang terdiri para akademisi, peneliti, praktisi seni-budaya, birokrat dan juga masyarakat serta BUMN, untuk mendukung kerja besar itu, rata-rata dana diajukan dalam anggaran yang besar mencapai lebih Rp 120 miliar hingga Rp 600 milyar. Namun kenapa Danau Toba hanya mendapat dana kisaran dibawah Rp 45 milyar yang sampai saat ini anggaran itu belum mampu memenuhi standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan syarat yang diberikan UNESCO.

Aug 8, 2018

Gempa Bukan ancaman Asian Games 2018

GEMPA ANCAMAN ASIAN GAMES 2018?
Oleh : M. Anwar Siregar
 
Sebuah kebanggaan Indonesia menjadi tuan rumah pesta olahraga terbesar di Asia untuk kedua kalinya di era modern, dua kota di Indonesia terpilih sebagai tempat pertandingan multigames sport, yaitu Jakarta dan Palembang. Indonesia untuk kedua kalinya terpilih sebagai tuan rumah Asian Games, sebelumnya Indonesia pernah sebagai tuan rumah pada tahun 1962 di era Presiden Soekarno dan mampu menunjukkan prestasi fenomenal sebagai negara yang baru merdeka dan terlepas dari berbagai ancaman darurat dalam negeri.

Aug 1, 2018

Tantangan SDM Indonesia

TANTANGAN SDM MENGELOLA SDA INDONESIA
Oleh M. ANWAR SIREGAR
(MEDAN BISNIS, 30 APRIL 2018
Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi bangsa Indonesia adalah bagaimana menghadapi trade-off antara pemenuhan kebutuhan pembangunan disatu sisi dan upaya mempertahankan kelestarian lingkungan disisi lain (Fauzi, 2004) dan Pembangunan ekonomi yang berbasis sumber daya alam yang tidak memperhatikan aspek kelestarian lingkungan pada akhirnya akan berdampak negatif pada lingkungan itu sendiri, karena pada dasarnya sumber daya alam dan lingkungan memiliki kapasitas daya dukung yang terbatas.
Dengan kata lain, pembangunan ekonomi yang tidak memperhatikan kapasitas sumber daya alam dan lingkungan akan menyebabkan permasalahan pembangunan di kemudian hari. Dan ini merupakan tantangan SDM (sumber daya manusia) Indonesia untuk memperhatikan persoalan ini apalagi saat ini memasuki era MEA dan reviolusi indistri 4.0 yang semakin mengglobal.
Indonesia tidak boleh bergantung pada sumber daya manusia negara asing dalam mengelola sumber daya alam Indonesia, dan untuk itu perlu penguasaan IPTEK dalam revolusi Industri 4.0 yang berbasis reobotik dan internet super cepat, dengan IPTEK revolusi 4.0 Indonesia harus dapat mengelola SDA dan bagi daerah di Indonesia yang memiliki sumber daya terbatas wajib memiliki pendidikan berbasis vokansi lokal agar Indonesia bisa menjadi negara maju dalam mengembangkan potensi SDA yang terbatas maupun berlimpah. Dan diperlukan sumber daya manusia berlatar belakang keinsiyuran teknik untuk mengembang teknologi revolusi 4.0.
Sebab, saat ini Indonesia membutuhkan insinyur teknik dalam mengelola SDA dan menata tata ruang bencana lingkungan serta membutuhkan sumber daya teknik sekitar 1,2 juta insinyur untuk membangun negeri ini, dan bersaing ketat dengan sarjana dari negara-negara ASEAN lain. fakta menyebutkan negara maju menguasai sumber daya alam dengan mengelola sendiri akan mampu menggenggam dunia dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
Sampai saat di tahun 2017, Indonesia baru memiliki 600 ribu sampai 700 ribu insinyur. Sejalan dengan proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang direncanakan pemerintah, Indonesia sangat kekurangan insinyur untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 6,8 persen, dan untuk konsisten mencapai pertumbuhan tujuh persen, maka kita masih membutuhkan 1,2 juta insinyur lagi termasuk insinyur geologi dan pertambangan serta perminyakan.
Salah satunya, Indonesia membutuhkan insinyur geologi dalam mengelola SDA karena Indonesia kaya SDA namun masih minim dalam pengelolaannya dan saat ini dominasi tenaga asing hampir ada dalam setiap perusahaan pertambangan, perminyakan dan kemaritiman serta penelitian geologi di Indonesia, dan hal ini semakin diperparah lagi dengan tidak semua insinyur geologi maupun SDM teknik lainnya bekerja sesuai dengan kompetensi pendidikannya.
Kekurangan ini perlu RUU keinsinyuran agar lebih jelas ke arah mana untuk meningkatkan kemandirian bangsa dalam mengelola sumber daya alamnya.
Maka prioritas utama adalah pembangunan infratruktur pendidikan keteknikan dalam menguasai IPTEK, karena mengingat pendidikan yang berlatar belakang keteknikan geologi masih saat terbatas, sedang wilayah Indonesia menyimpan beranekaragam potensi kebencanaan dan sumber daya alam yang harus terkelola dengan baik serta perlu perhatian dari pemerintah daerah untuk menyesuaikan kondisi pendidikan dengan karakteristik tatanan geologi daerahnya. Sebuah tantangan besar demi kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat.
Kebijakan desentaralisasi otonomi daerah dibidang pengelolaan sumber daya alam merupakan bagian peningkatan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat secara merata dan akan memberikan peluang bagi SDM daerah untuk mengelola sumber daya alam daerahnya selaras dengan kebijakan pemerintah daerah dalam menarik investasi.
Daerah perlu mengembangkan infrastruktur pendidikan yang terkait dengan investasi dan penguasaan teknologi. Jika hal ini tidak menjadi pusat perhatian utama pemerintah akan dikhawatirkan menimbulkan sebuah ironi, karena beberapa bidang yang berpotensi untuk peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia akan menjadi sumber kemakmuran para insinyur asing, sebab pengelolaan sumber daya alam Indonesia diserahkan kepada pihak tenaga asing.
Tanpa tersedianya investasi SDM yang berkualitas dalam desentralisasi otonomi daerah maka pengembangan industri akan menjadi penghambat bagi kemajuan daerah dan Indonesia secara umum, penguasaan teknologi harus di kuasai SDM Indonesia dalam mengelola SDA agar dapat membuka investasi di berbagai sektor. Pengembangan industri pertambangan, perminyakan dan kemaritiman sangat membutuhkan dukungan investasi finansial yang besar guna merebut pasar global dalam era persaingan pasar bebas global.
SDM indonesia menghadapi tantangan isu strategis global dalam mengelola sumber daya alam Indonesia, isu dalam negeri yang dihadapi SDM indonesia adalah bagaimana mengelola sumber daya alam (SDA) secara berkalanjutan tanpa merusak lingkungan agar tidak menjadi isu masyarakat global.
Pengelolaan sumber SDA sangat penting dikelola putra-putri terbaik Indonesia agar proses pembangunan Indonesia dapat berlangsung secara merata untuk mencapai tujuan pembangunan yaitu kesejahteraan dan kemakmuran tanpa mengorbankan dan menguras SDA untuk generasi mendatang. Pemanfaatan secara optimal kekayaan sumber daya alam akan mampu dikuasai SDM Indonesia jika pemerintah daerah fokus mengembangkan pendidikan yang berbasis karakter kekayaan alam daerah masing-masing dan Indonesia akan memiliki modal kuat dalam persaingan global tanpa bergantung dengan modal asing.

Perlu diingat untuk menguasai SDA, SDM Indonesia harus menguasai iptek dengan manajemen profesional dan berakhlak mulia untuk mengelola sumber daya alam untuk generasi mendatang, perlu terobosan SDM agar lebih kompetitif dan pemerintah daerah fokus pengembangan pendidikan yang berbasis karakter daerah sebagai salah satu produk unggulan.

Dengan menghasilkan produk unggulan SDM yang kompetitif maka Indonesia tidak perlu bergantung pada impor bahan pangan, impor minyak, impor gula, impor garam dan lain-lain selama ini bahan tersebut ada di Indonesia dan jangan bergantung pada negara lain, karena sesungguhnya negara kita diincar negara lain dan isu tersembunyi oleh pihak asing. (M Anwar Siregar)

Pemerhati Tata Ruang Lingkungan dan Energi Giosfer

Jul 9, 2018

Gempa kecil merusak introspeksi infrastruktur


GEMPA KECIL MERUSAK. INTROSPEKSI INFRASTRUKTUR
OLEH : M. ANWAR SIREGAR
Sifat atau penyebab bencana gempa, tidak semata-mata dilihat sebagai peristiwa yang bersifat alamiah (natural disaster) tetapi sesuatu resiko (risk) yang tidak tertangani (unmanaged) oleh manusia dalam berbagai dimensi, yang berakar dari manusianya sendiri, baik secara pribadi, sosial maupun lembaga. Yodmani (2001) menjelaskan dengan istilah yang lebih tepat bahwa bencana tidak lagi dilihat sebagai sesuatu yang murni natural tetapi sebagai problema pembangunan yang tidak terselesaikan (unresolved problems of development) dan banyak terjadi di tata ruang kota di Indonesia, kehancuran infrastruktur belum banyak berpedoman pada informasi fisik bumi yaitu informasi kerentanan geologis.

Jul 4, 2018

Cerita Ironi Energi BBM


CERITA IRONI ENERGI BBM
Oleh : M. Anwar Siregar
(Medan Bisnis, 24 April 2018)


Sudah kaya energi kenapa masih menghasilkan berbagai kemiskinan dan pembodohan berbagai potensi sumber daya manusia sehingga bangsa ini selalu starnya lambat, tertinggal jauh dari negara tetangga, ada negara tetangga yang baru ”selesai misi perang” mampu melaju kencang ke depan untuk tampil calon macan asia berikutnya.
Sedang negeri ini masih terkotak-kotak para elitenya dalam memburu berbagai proyek yang menghasilkan korupsi, memunculkan cerita yang silih berganti tiada henti dari bencana yang datang berganti dengan korupsi yang menggurtita hingga pelempengan berbagai amanat kekuasaan, meninmbulkan berbagai persoalan baru dan masalah rakyat dari hari ke hari semakin terpinggirkan dan adalah pesoalan energi kita yang belum juga memuaskan untuk memberikan daya saing industri ke depan karena pemadaman sering berulang, menimbulkan darurat listrik

Jun 25, 2018

Energi Byar Pett di Sumatera Utara

ENERGI BYAR PETT DI SUMATERA  UTARA
Oleh M. Anwar Siregar
(Medan Bisnis, 18 April 2018)
Aktivitas pemadaman listrik di Kota Medan belakangan ini sangat mengganggu usaha masyarakat serta industri dan juga para pelajar/mahasiswa yang pada minggu-minggu ini menghadapi berbagai ujian kemampuan mereka, menghambat kemajuan daya saing bangsa dalam mengejar ketertinggalan segala bidang.
Yang menjadi pertanyaan kenapa sering berulang pemadaman sampai menimbulkan krisis listrik di berbagai daerah dan yang paling parah di alami Nias hingga darurat listrik? Sampai menimbulkan rasa tidak suka masyarakat dengan berunjuk rasa ke PLN dengan membawa seribu lilin.

Jun 4, 2018

Selamatkan Bumi Sumut Berbasis Kota Hijau

Selamatkan Bumi Sumut Berbasis Kota Hijau

Oleh M. Anwar Siregar

Membangun kota hijau di Sumatera Utara merupa­kan bagian dari impian me­nyelamatkan bumi yang ber­basis kota hijau. Untuk mem­bangun tata ruang kota hijau di Sumut, perlu perencanaan dan sosialisasi yang kontinu dan transparan serta partisi­pasi masyarakat dan segenap stake holder.
Manajemen perencanaan green city meru­pakan langkah awal sebagai faktor yang bertu­juan meningkatkan kualitas rencana tata ruang dan rancang kota yang lebih sensitif terhadap agenda hijau dan manajemen ekonomi hijau, upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
 
KEBAKARAN HUTAN: Kepulan asap membumbung tinggi ke langit saat terjadinya kebakaran lahan hutan di salah satu pulau di Kepulauan Riau, belum lama ini. Kebakaran hutan, baik yang disengaja maupun tidak dapat membahayakan ekosistem flora maupun fauna serta pemukiman warga. Analisa/ferdy
Kemudian pembangunan ruang terbuka hijau (Green Open Space) untuk mening­katkan kualitas dan kuantitas Ruang Terbuka Hijau (RTH) sesuai karakteristik kota/kabupaten, de­ngan target RTH 30%, selaras dengan amanah UU Tata ruang. Se­lan­jutnya Green Community, yaitu pengembangan jaringan kerjasama pe­merintah, ma­sya­rakat, dan dunia usaha yang se­hat. Lalu pengu­rang­an dan pengolahan limbah dan sampah (Green Waste), dengan menerapkan zero waste.

May 14, 2018

Investasi Laut Indonesia dalam Perebutan

INVESTASI LAUT INDONESIA DALAM PEREBUTAN
Oleh M. Anwar Siregar
 (Medan Bisnis, 12 April 2018)
Pola pembangunan daratan saat ini tidak menunjukan sesuatu yang dapat dibanggakan. Indonesia gagal dalam meredam tingkat kerawanan tata ruang daratan dalam mengendalikan jumlah korban bencana bila terjadi gempa, dan semua gempa dahsyat lebih dominan terjadi di lautan.
Pola pembangunan riset dan ketataruangan kelautan adalah jawaban yang dapat menegaskan bahwa Indonesia bisa menjadi bangsa yang disegani karena visi bahari yang telah lama dikembangkan oleh nenek moyang dengan membuktikan hal tersebut sebagai bangsa ulung yang menguasai teknologi dan perencanaan ketataruangan pelabuhan pulau terpencil yang terintegrasi dengan daratan.

May 3, 2018

Badai dan cirinya

BADAI. CIRI DAN MACAM-MACAMNYA

Posted by Devia Apriana Safitri on Monday, September 26, 2016
 
Badai adalah cuaca yang ekstrem, mulai dari hujan es dan badai salju sampai badai pasir dan debu.Badai disebut juga siklon tropis oleh meteorolog, berasal dari samudera yang hangat.Badai bergerak di atas laut mengikuti arah angin dengan kecepatan sekitar 20 km/jam. Badai bukan angin ribut biasa. Kekuatan anginnya dapat mencabut pohon besar dari akarnya, meruntuhkan jembatan, dan menerbangkan atap bangunan dengan mudah. Tiga hal yang paling berbahaya dari badai adalah sambaran petir, banjir bandang, dan angin kencang. Terdapat berbagai macam badai, seperti badai hujan, badai guntur, dan badai salju. Badai paling merusak adalah badai topan (hurricane), yang dikenal sebagai angin siklon (cyclone) di Samudera Hindia atau topan (typhoon) di Samudera Pasifik
Penyebab badai adalah tingginya suhu permukaan laut. Perubahan di dalam energi atmosfer mengakibatkan petir dan badai. Badai tropis ini berpusar dan bergerak dengan cepat mengelilingi suatu pusat, yang sumbernya berada di daerah tropis. Pada saat terjadi angin ribut ini, tekanan udara sangat rendah disertai angin kencang dengan kecepatan bisa mencapai 250 km/jam. Hal ini bisa terjadi di Indonesia maupun negara-negara lain. Di dunia, ada tiga tempat pusat badai, yaitu di Samudera Atlantik, Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik.

May 2, 2018

Dicari Gubsu dengan Visi Energi Baru Terbarukan

DiCARI GUBSU DENGAN VISIS EBT
Oleh M. Anwar Siregar
(Medan Bisinis, 07 April 2018)

Hari Rabu tanggal 27 Juni 2018 nanti, masyarakat Sumut akan menetapkan pilihannya untuk menentukkan Gubernur Sumut dalam lima tahun ke depan, ada satu pertanyaan selama ini dan selama masa kampanye, tidak satupun dari para gubernur yang ada menggagas harapan masyarakat lebih tegas dalam pengadaan, penggunaan serta pembangunan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) di Sumut.
Dalam lima tahun ke depan Sumatera Utara lebih membutuhkan pembangunan infrastruktur energi, karena masalah sumber energi saat ini merupakan isu yang sangat diperlukan dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan sebagai alternatif yang sangat dibutuhkan dunia industri agar terus memberikan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Apr 26, 2018

Earth Hour dan krisis Byar Pet PLN

Earth Hour dan Krisis Byar Pet PLN

Oleh: M. Anwar Siregar. 

Krisis energi di Indonesia semakin me­­muncak dengan se­ring terjadinya pe­madaman di beberapa dae­rah menga­lami byar pet dan kadang dapat berlang­sung lebih seminggu seperti yang sempat dialami kota-kota di Nias-Sumatera Utara. Pemerintah ter­pak­sa menutup malu dengan me­ngi­rim­kan suplai energi beberapa genset rak­sasa di berbagai kota di Nias, itu contoh masa lalu, dan di era tahun ini dan tahun depan di­ja­min pasokan energi listrik masih akan ada kelangkaan.
Terjadi lagi pemadaman listrik walau seberapa menit saja, su­dah membuat masyarakat gaduh, PLN ini merupakan respensentif bagi energi listrik di Indonesia, banyak yang tidak beres dalam me­nangani pasokan listrik bagi kebutuh­an listrik industri dan masyarakat se­ring­kali menyebabkan kerugian bagi ke­giatan kalangan industri dan masyara­kat. Mening­kat­nya biaya cost bagi pe­me­liharaan dan perbaikan alat-alat yang rusak akibat pemadaman.

Gambar :  ilustrasi Analisa
Picu Krisis

Apr 16, 2018

Enargi Laut Belum Berdaulat

ENERGI LAUT BELUM BERDAULAT
Oleh: M Anwar Siregar
(MEDAN BISNIS,03 April 2018)
Paradigma pembangunan berbasis daratan ini diyakini telah menyebabkan pembangunan ekonomi Aceh kurang efisien dan berdaya saing rendah, sangat kontras dengan negara-negara yang memiliki garis pantai pendek namun memiliki visi pembangunan kemaritiman yang tinggi dan telah menikmati hasil dari pembangunan tersebut.

Hasil gambar untuk energi belum berdaulat


Gambar : Anjungan Bor Minyak di laut, Sumber minyak yang belum dikuasai rakyat secara berdaulat
Deklarasi Djoenda itu telah membangkitkan semangat maritim, dan mengingatkan juga kepada kita bahwa nenek moyang kita adalah pelaut dan perlu revolusi jalaveva jaya mahe untuk berdaulat atas segala potensi sumber daya kelautan dan terutama diantaranya paling urgen untuk dikuasai negara dan sebagai hayat hidup bagi negara terutama di Aceh adalah potensi energi laut, sangat berlimpah dan kini berada dalam incaran dan kekuasaan asing.

Peta Investasi Gempa di Sumut

Peta Investasi Gempa di Sumut

Oleh: M. Anwar Siregar
MUSIBAH gempa dan banjir terus menghantui negeri ini, susul menyusul bergantian datang melanda sejumlah kota-kota besar dan kecil di Indonesia. Belum selesai bencana letusan gunungapi Sinabung di Tanah Karo lalu gempa berpindah lagi ke sekitar wilayah Tapanuli Utara de­ngan kekuatan 5.0 SR terjadi akibat sesar aktif dan tekanan per­geseran lempeng dan gempa tabagsel di laut dekat megathrust Nias, dengan magnitude 5.7 SR
Betapa pentingnya etika ilmiah bangunan dalam tata ruang wilayah di daerah rawan gempa dan gunung api untuk mengurangi dampak ben­cana walau kekuatan gempa sangat kecil namun daya mema­tikannya sangat tinggi jika bangunan tidak mengikuti kaidah standar kons­truksi.
Tanah-tanah telah tercacah-cacah menjadi bubur yang mudah terurai, longsor di jalan raya menuju lokasi wisata Brastagi adalah bukti dari kejadian tersebut dan semakin membahayakan karena BMKG menyebutkan ada patahan baru yang telah terbentuk di wilayah Karo dan dipastikan akan mengakumulasi “seismik gap” yang membahaya suatu saat nanti “meledak’.

Apr 11, 2018

Gempa Bumi di Tano Batak

GEMPA BUMI DI TANO BATAK
0leh : M. Anwar Siregar
Membicarakan gempa bumi yang terjadi di Tapanuli Utara tidak terlepas dari pembentukan Punggungan Pegunungan Bukit Barisan. Sepanjang sejarah terbentuknya Pulau Sumatera, seluruh gempa didaratan berpusat disekitar daerah lembah Pegunungan Bukit Barisan yang membentuk Patahan Besar Sumatera.
Pegunungan Bukit Barisan yang memanjang sepanjang Pulau Sumatera terdapat jurang-jurang yang terjal dan lembah yang dalam dan terkunci. Apabila terjadi tumbukan Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia maka Lempeng Sumatera akan mengalami penekanan dari berbagai jurusan yang menghasilkan goncangan yang hebat. 

Apr 1, 2018

Euforia Standar Ganda Bencana Lingkungan



TAJUK EMAS 21
EUFORIA DAN STANDAR GANDA HUTAN LINGKUNGAN
Oleh M. Anwar Siregar

“Pawai ini sangat penting. Iklim kita kini membunuh kita,” ucap Coula Farris, warga New York berusia 88 tahun kepada AFP. “Orang muda pantas mendapat sebuah dunia yang lebih baik dan saya sangat mujur masih dapat berjalan,” ucap perempuan tadi. Tidak salah memang, dunia bumi dalam kondisi berbahaya sangat ini karena semakin tercemar, kotor dan perubahan iklim global semakin tidak pasti untuk ”dipastikan”.
Demokrasi ini cermin euforia masyarakat dunia yang tidak menginginkan lingkungan rusak, maka selamatkan planet bumi ini.
EUFORIA SDA

Ketika terjadi reformasi dan transisi kekuasaan, serta euphoria reformasi lalu terjadilah kelemahan penegakan hukum dan pengawasan. Momentum reformasi seolah dimanfaatkan untuk melepaskan dendam di daerah yang selama ini tidak pernah menikmati kekayaan alamnya sendiri, Untuk mengabil ‘hak-hak mereka’. Keadaan ini memperparah kondisi habitat dan hutan alam yang ada di Indonesia,banyak kawasan-kawasan konservasi seperti taman nasional Leuser di Aceh dan Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah kemudian dijarah oleh masyarakat.
Disamping itu kawasan ini juga menderita tekanan-tekanan lain, yaitu terbakar pada musim kemarau dan mudah diclaim atas nama ijin pemanfaatan yang lain misalnya perkebunan dan dirambah karena tata batas lapangan yang tidak jelas dan memudahkan terjadinya illegal logging. Kekhawatiran tentang ketidak stabilan politik mempengaruhi pada pengelolaansumber daya alam dan sudah menjadi common sense bagi banyak orang di duniaseperti yang disinyalir oleh Jared Diamon dalam essainya ‘Collapse’: “ Indonesia asone of the state in political trouble spots of the modern world as well asenvironmental trouble spots of the modern world.”

Mar 11, 2018

Waspada Medan Stress Gempa Taiwan ke Indonesia

WASPADA MEDAN STRESS GEMPA TAIWAN KE INDONESIA
Oleh : M. Anwar Siregar
Gempa dan bencana lain suatu saat dan kapan saja akan terjadi pada kita. Namun dibalik dari semua itu ada sisi baik dari sebuah bencana yang terjadi selama ini dapat dijadikan pelajaran bagi pembangunan fisik di Indonesia. Bersamaan dengan gempa di Taiwan, Indonesia juga mengalami bencana longsor dan banjir di berbagai daerah harus diambil hikmaknya agar lebih baik lagi memanfaatkan segala potensi tata guna lahan dan kelimpahan sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menekan kerusakan lingkungan.
 
Gambar : Gempa Taiwan/AFP : PETUGAS penyelamat memblokir sebuah jalan lokasi gedung yang roboh setelah gempa berkekuatan 6,4 SP melanda kota Hualien, Taiwan timur, Rabu 7 Februari 2018.* (Sumber Pikiran Rakyat)
Dan perlu diingatkan ada dua zona medan energi gempa yang sedang mengumpul kekuatan ”goyangan kolosal gempa” yang kini memasuki periode ulang gempa di kawasan pantai barat sumatera yaitu masih ada kekuatan energi gempa di blok Aceh-Nias di utara dan energi megathrust gempa Mentawai di selatan yang kini dalam periode ulang gempa mendekati siklus 200 tahun energi yaitu rentang 15 tahun lagi sejak gempa diatas 8.0 SR pada tahun 1833.

Mar 8, 2018

Hormat Sinabung, Pembelajaran Siaga Mitigasi

Hormat Sinabung, Pembelajaran Siaga Mitigasi

(Analisa/ferdy) MITIGASI SINABUNG : Erupsi yang berkepanjangan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumut, membuat warganya harus siap akan pembelajaran akan siaga mitigasi. Mitigasi adalah serangkaian upaya guna memperkecil dampak atau resiko atas terjadinya bencana alam Gunung Sinabung.
Oleh: M. Anwar Siregar.
Kita harus mengakui, bahwa Gunung Sinabung se­buah fenomena alam yang telah memberikan pembela­jaran agar melek siaga miti­gasi. Gejala alam yang me­ngagumkan di era modern ini selain bencana gempa bumi di Sumatera pa­da tahun 2004 dan 2005 yang memberikan sebuah pembelajaran ber­har­ga agar selalu siaga mitigsi.
Gunung Sinabung berada di jalur rangkaian gunung api tak sempurna atau pegu­nung­an lipatan muda. Bagian me­manjang dari rangkaian gu­nung api aktif di Indonesia dan gunung api tipe B yang pertama meletus di era modern di Indonesia dan Asia serta merupakan sejarah baru bagi kegunungapian di Indonesia.

Mar 4, 2018

Tiada Hari Tanpa Bencana

TAJUK PALU EMAS GEOLOG 19
TIADA HARI TANPA BENCANA
Oleh M. Anwar Siregar
Indonesia memang daerah rawan bencana geologis dan meterologi membutuhkan berbagai upaya untuk mengurangi dampak bencana yang ditimbulkan akibat gejolak kondisi di atmosfera dan biosfer. Daratan Indonesia membutuhkan paradigma tata ruang yang berwawasan lingkungan.
Sebab diberbagai wilayah tanah air, sudah beberapa ancaman bencana alam mengintai dan kadang telah merusak berbagai sarana dan prasana infrastruktur tata ruang, pijanan bencana harus diminimalisasikan demi mengurangi berbagai kerugian, baik oleh alam maupun oleh manusia. Sebagai contoh, kita lihat di wilayah bagian barat Indonesia , akan ditemukan berbagai jenis bencana yang mengancam tata ruang kota yang mengakibatkan daeah tersebut sering mengalami bencana hampir setiap hari akan ada berita bencana.

Feb 12, 2018

Sumut Harus Tangguh Investasi Bencana Lingkungan

Sumut Harus Tangguh Investasi Bencana Lingkungan


Oleh: M. Anwar Siregar.
Sumatera Utara masih diprediksi meng­hadapi ancaman bencana lingku­ngan strategis, yang diprediksi berasal dari kegempaan besar tsunami dahsyat ke­dua dari wilayah Pantai Barat Sumatera di Mentawai menjadi an­caman yang meng­hancurkan kota-kota di Sumut. Yang patut dikhawatirkan adalah bila pusat gempa bumi berada di bawah Selat Men­tawai. Hal itu akan memicu tsunami be­sar yang mengancam Pantai di Teluk Ta­panuli yang berkontur datar dan tidak ter­lindungi oleh sistim perisai lingkungan hijau berlapis.
 
ilustrasi
Harus Siap

Feb 2, 2018

Tipologi Tata Ruang Bencana Lingkungan



TAJUK PALUEMAS GEOLOG 18
TIPOLOGI TATA RUANG BENCANA LINGKUNGAN
Oleh M. Anwar Siregar

Rentetan bencana di atas setidaknya makin menyodorkan tumpukan bukti kepada kita bahwa Indonesia termasuk negara (paling) rawan bencana alam. Lokasinya yang dikepung oleh lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik membuat Indonesia menjadi sasaran empuk bagi bencana gempa bumi berikut “bonusnya”, gelombang tsunami. Kondisi ini diperparah dengan posisi Indonesia yang berada di jalur The Pacific ring of fire (cincin api pasifik) yang terkenal sebagai jalur rangkaian gunung api paling aktif di dunia. Tidak kurang dari 240 buah gunung berapi berada di Indonesia dimana 70 diantaranya terkategori aktif dan siap menebar bahaya kapanpun bagi masyarakat sekitarnya.
TIPOLOGI KAWASAN RAWAN
Kawasan rawan Gunung Meletus
Berdasarkan informasi geologi dan tingkat risiko letusan gunung berapi, tipologi kawasan rawan letusan gunung berapi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tipe sebagai berikut:
a. Tipe A
(1)   Kawasan yang berpotensi terlanda banjir lahar dan tidak menutup kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas dan aliran lava. Selama letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat dan lontaran batu pijar;
(2)   Kawasan yang memiliki tingkat risiko rendah (berjarak cukup jauh dari sumber letusan, melanda kawasan sepanjang aliran sungai yang dilaluinya, pada saat terjadi bencana letusan, masih memungkinkan manusia untuk menyelamatkan diri, sehingga risiko terlanda bencana masih dapat dihindari).

Jan 25, 2018

SUMUT Menghadapai Cuaca Ekstrem Global 2018

SUMUT MENGHADAPI CUACA EKSTREM GLOBAL 2018
Oleh : M. Anwar Siregar
Berbagai studi dan percobaan yang dilakukan menunjukkan bahwa akibat berlipat duanya konsentarsi karbon dioksida diatmosfir, suhu bumi dapat naik antara 1.5-4.5oC dan proses penghangatan ini akan membahayakan cuaca dan iklim di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2018, telah terasa di daerah pantai barat sumatera selama musim dingin, yang telah berlangsung di kutub daripada dilintang khatulistiwa. Naiknya suhu sebesar angka tersebut akan meningkatkan permukaan laut 25-140 cm, pemanasan global di samudera menciptakan penguapan air laut yang bergerak vertikal dan berskala luas yang dikenal sebagai Mesoscale Convention System (MCS). Fenomena ini dapat mengancam sirkulasi panas di khatulistiwa termasuk wilayah sumatera utara.

Jan 12, 2018

Waspada, Giliran Jawa Barat Arisan Gempa

WASPADA, GILIRAN JAWA BARAT “ARISAN GEMPA”
Oleh : M. Anwar Siregar
Bencana alam seakan tidak pernah berhenti menimpa wilayah Indonesia, gempa bumi, gerakan tanah (longsoran), tsunami dan banjir sering kerap datang bergantian bagaikan “ibu-ibu yang sedang arisan bulanan”. Gempa yang terjadi lagi di Jawa Barat merupakan akumulasi dari berbagai tekanan dari gerak relaksasi bumi yang belum seimbang, karena tekanan gempa akibat tumbukan lempeng di Samudera Hindia-Mentawai sepanjang tahun ini dari Aceh hingga selatan Jawa telah mengalami tekanan dan mengalihkan responsibilitas energi seismik kearah selatan Pulau Jawa bagi Barat terutama kearah tekanan sesar-sesar di Jawa Barat. Dimana pantai Selatan Jawa terdapat Patahan yang membelah Pulau Jawa menjadi tiga bagian utama zona blok batuan yang melingkupi Jawa bagian Barat, Jawa bagian Tengah dan Jawa bagian Timur dengan kompleksitas probabilitas energi gempa yang sangat rumit dan saling berlawanan.
Gempa di Jawa Barat dan Jateng Berkekuatan 7,3 SR, BMKG Imbau Warga Tetap Tenang! 
Gambar : gempa Jawa Barat di selatan Jawa

Related Posts :