Bumi dalam Al Quran : Geologi Mitigasi
BUMI DI DALAM AL
QURAN
Oleh : M. ANWAR SIREGAR
Bumi merupakan salah satu planet yang terbentuk dijagat raya ini,
selanjutnya dalam perjalanan sejarah bumi, manusia berusaha menggali dan
memahami proses bumi dimasa lalu hingga sekarang. Al Quran telah menerangkan dengan jelas beberapa
pengetahuan tentang bumi yang bersumber dari Firman Allah AWT.
HUKUM
ALAM DALAM AL QURAN
Allah SWT menjelaskan dalam firman
tentang hukum-hukum alam yang mengatur kehidupan di bumi, tidak ada
satupun yang mampu mengendalikan ciptaan
Allah di alam jagat raya ini serta hubungan manusia sebagai khalifah di
atas bumi.
Firman Allah “Dia menundukkan bahtera untukmu supaya berlayar
dilautan dengan kehendak-Nya. Dia menundukkan sungai-sungai untukmu. Dia
menundukkan matahari dan bulanmu yang terus-menerus beredar. Dan Dia
menundukkan malam dan siang untukmu” (QS Ibrahim: 32-33).
Ayat Al Quran tersebut telah menjelaskan tentang hukum-hukum yang
mengatur alam/ planet di jagad raya seperti tentang bumi yang mengelilingi
matahari, rotasi cahaya, tekanan udara dan unsur alam yang menyusun bumi serta
siklus air dibumi.
GERAK
BUMI DALAM AL QURAN
Dimana konsep ilmu geologi yang diajukan oleh Alfred Wagener pada
awal abad ke 20 yaitu tahun 1905 sampai tahun 60-an. Dikenal sebagai pergeseran
benua (continental driff teori ) bahwa
kerak bumi ini selalu bergerak, seperti sebuah kapal yang mengarungi lautan. Wagener
mencocokkan konsepnya dengan bentuk-bentuk pantai yang terdapat disebelah
menyebelah Samudera Atlantik Selatan/Amerika dan Afrika Selatan dapat
dicocokkan. Keadaan akan membentuk satu daratan yang luas yang terdapat dibumi
saat itu. Kemudian dikenal sebagai Pangea .
Pergerakan kerak bumi menurut pendapat Wagener diasumsikan bahwa
bumi bergerak/berrjalan diatas ban berjalan .Permukaan bumi terdiri beberapa
lempeng besar berukuran Lempeng Samudera dan Lempeng Kontinental yang selalu
bergerak dengan kecepatan relatif, setiap pergerakan akan mengalami pergeseran
di dasar samudera oleh arus konveksi, bahan yang ada dalam litosfera mengalami
pendinginan lalu mengerut menjadi tebal serta mengalami penurunan sambil
bergerak ke zona penunjuman (subduksi), hasil bahan tersebut dihasilkan
fraksinasi mantel kemudian mengalami pengerosian dan membeku diatas litosfera
sebagai blok-blok masif, maka kontinen-kontinen diangkut oleh media yang
bergerak yang berupa lempeng, kemudian dipecahkan oleh gerak-gerak tarikan dan
bergerak keberbagai penjuru.
Seperti petikan Surat Al Quran QS An Naml :88 “dan engkau lihat
gunung-gunung itu, engkau sangka gunung itu diam ditempatnya, padahal
gunung-gunung itu berjalan seperti jalannya awan” dan dipertegas lagi bahwa
bumi itu bergerak dalam sabda Allah SWT “Dan gunung benar-benar berjalan“ (QS Ath
Thuur :10).
CAHAYA BUMI DIDALAM AL QURAN
Cahaya yang memancar kebumi adalah salah satu
fenomena alam hasil dari penundukkan
alam (taskhir) tentang pandangan Islam terhadap eksistensi alam terutama untuk
kehidupan dan manusia. Dalam pandangan Islam telah menjelaskan ketetapan Allah
SWT untuk hukum-hukum alam yang telah ditundukkan untuk manusia sebagai kajian
ilmiah untuk membuktikannya bahwa Allah Maha Benar dengan segala firmannya
“Demi langit dan yang datang pada malam hari.
Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? Yaitu bintang yang
cahayanya menembus ” (QS At Thariq : 1-3). Atau firman Allah tentang sumpahNya
bahwa pergantian siang dan malam menghiasi wujud alam dilangit angkasa raya.
”Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah diwaktu jingga, dengan
malam dengan apa yang menyelubunginya dan dengan bulan purnama. Sesungguhnya
kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)” (QS Al Insyiqaq : 16-19).
Seperti kita ketahui pergantian hari, selalu
berbeda waktu (tahapan waktu), melalui rotasi bumi berputar dan matahari dalam
keadaan diam, tetapi sebenarnya matahari berputar mengelilingi alam jagat raya
yang sebagai sumber cahaya, kita akan menemukan pergantian alam jagat raya yang
sebagai sumber lahirnya bayang-bayang kita. Contohnya kita berdiri disuatu
tempat dibelahan bumi timur lalu bumi bergerak/berputar maka ditemukan sisi
lain yang berbeda dari bayang-bayang, seperti dijelaskan dalam firman Allah
”Sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka : Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi, dan siapa pula yang menundukkan matahari dan bulan? Tentu mereka
akan menjawab : Allah ” ( QS Al Ankabut : 61). Kajian ini untuk membuktikan
bahwa pergantian waktu melalui sunnatuah (ketetapan Allah) mengatur dan
menundukkan untuk manusia atau dipertegaskan lagi dalam firman Allah ”Tidakkah
kau memperhatikan bagaimana Tuhanmu membentangkan bayang-bayang mulai terbit
sampai terbenamnya matahari. Jika dikehendakiNya dijadikan bayang-bayang itu
tetap ditempatnya. Kemudian dijadikan terbitnya matahari sebagai tanda lahirnya
bayang-bayang itu. Kemudian kami hapus bayang-bayang itu perlahan-lahan dengan
munculnya sinaar matahari ” (QS Al
Furqon : 45 – 46 ).
Dari ayat tersebut memperjelaskan adanya sebuah
siklus rotasi tentang waktu dan itu terjadi ketika pukkul 12 siang dengan
digali oleh manusia sebagai kajian ilmiah tentang konsep pemantulan
cahaya/optik.
Surat Al Furqon 45-46 adalah menjelaskan konsep gerhana
matahari dan gerhana bulan. Gerhana matahari apabila sebagian permukaan bumi
bergerak memasuki bayang-bayang kabur atau bayang-bayang inti yang dibentuk oleh
matahari. Bila bayang inti mengenai permukaan bumi, maka gerhana matahaari
total. Didalam sebuah pita disekelilingi yang terletak dalam bayang-bayang
kabur merupakan gerhana matahari sebagian.
Gerhana bulan terjadi apabila kedudukan relatif
matahari bumi dan bulan sedemikian rupa sehingga bulan berada persis terletak
didalam bayang-bayang bumi yang disebabkan cahaya matahari.
Posisi bulan sebagai penerima cahaya dan pemantul
cahaya ke bumi, yang kondisi gelap akibat pencahayaan matahari, maka kondisi
itu tidak dapat menerima cahaya matahari karena posisi bulan pas pada
bayang-bayang gelap matahari. Karena bulan itu tak memiliki sumber cahaya
tetapi sebagai pemantul cahaya. Maka bulan tak nampak. Dan Al Quran menjelaskan
kejadian ini dalam FirmanNya ”Demi matahari dan cahaya pagi hari. Demi bulan
mengiringinya. Demi siang bila menampakkannya. Dan demi malam menutupinya” (QS
As Syams ; 1-4) atau juga dijelaskan dalam QS. Al Fajar 1-5 ”Demi fajar, demi
malam yang sepuluh. Demi genap dan yang ganjil. Dan demi malam bila berlalu.
Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang
yang berakal”. Ayat ini menjelaskan gerhana total dan sebagian (genap dan
ganjil).
ATMOSFIR BUMI DALAM AL QURAN
Dalam ilmu pengetahuan keteknikan, fungsi tekanan
luar/tekanan atmosfir bumi banyak digunakan dalm memahami lapisan-lapisan luar
bumi seperti Ionosfer dan stratosfer yang melindungi bumi terhadap radiasi
langsung matahari. Semakin tinggi suatu tempat dari atas permukaan air laut maka semakin kecil tekanan
udaranya atau berkurang 1atm.Tekanan
satu atmosfir (atm) sebesar 1.013x105 Newton /m2 atau Pascal (Pa).
Didalam bumi, oksigen mendominasi sumber gas
terbentuknya dipermukaan bumi, kendati bumi berputar mengelilingi sumbunya dan
mengatasi hambatan tertahap matahari dengan kecepatan tinggi namun manusia tak
akan merasakan ini disebabakan oleh gaya gravitasi bumi maka semakin meninggi
atmosfir dan berakibat semakin kecil
pula kadar oksigennya.
Seperti sudah disebutkan bahwa bumi terdiri
beberapa lapisan udara diatas permukaan bumi, maka bila kita mendaki sebuah
puncak gedung tinggi atau gunung tertinggi seperti almarhum WTC dan Himalaya
akan mengalami penipisan sehingga
sel-sel hemoglobin (hb) kekurangan oksigen didalam tubuh, seperti dijelaskan
tentang firman Allah dalam Al Quran ”Dan barang siapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit”
(QS Al A’am : 125 ).
Kalimat ”Dadanya sesak lagi sempit seolah-olah ia
sedang mendaki gunung” membuktikan bahwa ada perabedaan kerapatan udara diatas
permukaan bumi dengan ditemukan beberapa atmosfir seperti lapisan staratosfer
dan ionosfer yang berfungsi menjaring sinar matahari dan juga untuk
menhancurkan semua benda langit (meteor) yang
akan menimpa bumi karena mengalami keausan akibat gaya gesekan yang
ditimbulkan oleh kerapatan udara.
Dengan adanya firman Allah menjelaskan ”seolah-olah ia mendaki langit”
maka diperlukan suatu rancangan khusus yang dapat menghindarkan kehancuran
suatu kapal terbang sewaktu memasuki atmosfir sekaligus membuktikan Maha Benar
Allah dengan segala FirmanNya tentang udara dijagad raya.
AIR DIBUMI DALAM AL QURAN
Siklus geologi-hidrologi menjelaskan bahwa air tanah berasal dari air
permukaan yang meresap masuk kedalam tanah yang melalui proses peredaran. Banyak
kandungan air disuatu tempat tergantung pada iklim terutama hujan, topografi,
derajat keserangan serta vegetasi yang membetuk daerah tersebut.
Banyak ayat Al Quran menjelaskan siklus air dan
manfaatnya bagi kehidupan dimuka bumi,
salah satunya mengenai konsep siklus air dijelaskan didalam Al Quran ”Allah,
Dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang
dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan
turun di celah-celahnya. Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya,
tiba-tiba mereka jadi gembira” (QS Ar
Ruum : 48).
Dalam siklus hidrologi, air melalui beberapa
tahapan dipermukaan di bumi yang dimulai proses penguapan seperti misalnya di Laut
melalui evapotranspirasi yang
menghasilkan uap air kemudian mmengalami kondesasi berupa awan, oleh angin
bertiup yang akan menghasilkan hujan,, mengalir ke daerah-daerah tangkapan
(daerah topografi tinggi) lalu meresap ke permukaan bumi dan mengalir melalui
celah yang ada serta membentuk transpirasi pada suatu daerah buangan (sungai)
dapat berupa pantai yang mendekati permukaan tanah, begitu berulangkali dan
telah dijelaskan dalam Al Quran. ”Apakah
kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit
maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi, kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air
itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya kemudian dijadikannya hancur
berderai-derai” (QS.Az Zumar:21), atau ayat Al Quran menguraikan lebih jelas
lagi ”Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mmengalirlah air
dilembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang
menggelembung” (QS. Ar Ra’d).
Masih banyak ayat-ayat Al Quran yanng menjelaskan
kondisi air dibumi. Maha Besar Allah
dengan segala Firman-firmannya. Dan ini hanyalah sebagian Firman-firman Allah yang
membuktikannya Allah itu ada. (Dari berbagai sumber)
Blog : www.paluemasgeolog.com
.
Komentar
Posting Komentar