Tampilkan postingan dengan label Tajuk Emas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tajuk Emas. Tampilkan semua postingan

13 Feb 2019

Fenomena Darurat Iklim Global


TAJUK PALU EMAS GEOLOG 22

FENOMENA DUNIA DARURAT IKLIM
Oleh M. Anwar Siregar

Menulis di blog 'Weather Underground', Dr Jeff dan rekannya Bob Henson mengatakan, Februari adalah luar biasa karena ia lebih panas 1,35 derajat Celcius ketimbang rata-rata jangka panjang, sementara Juli hanya lebih panas 0,75 derajat Celcius dari rata-rata.
Mungkin, yang bahkan lebih luar biasa adalah bahwa Februari 2015 mengalahkan rekor Februari sebelumnya [yang diatur selama puncak El Nino 1997-98] dengan kenaikan suhu 0,47 derajat Celcius besar," tulis mereka. Rekor sebelumnya adalah Januari tahun ini, yakni lebih panas 1,14 derajat Celcius ketimbang suhu rata-rata, yang memecahkan suhu Desember 2015 dengan catatan kenaikan 1,10 derajat Celcius.

1 Apr 2018

Euforia Standar Ganda Bencana Lingkungan



TAJUK EMAS 21
EUFORIA DAN STANDAR GANDA HUTAN LINGKUNGAN
Oleh M. Anwar Siregar

“Pawai ini sangat penting. Iklim kita kini membunuh kita,” ucap Coula Farris, warga New York berusia 88 tahun kepada AFP. “Orang muda pantas mendapat sebuah dunia yang lebih baik dan saya sangat mujur masih dapat berjalan,” ucap perempuan tadi. Tidak salah memang, dunia bumi dalam kondisi berbahaya sangat ini karena semakin tercemar, kotor dan perubahan iklim global semakin tidak pasti untuk ”dipastikan”.
Demokrasi ini cermin euforia masyarakat dunia yang tidak menginginkan lingkungan rusak, maka selamatkan planet bumi ini.
EUFORIA SDA

Ketika terjadi reformasi dan transisi kekuasaan, serta euphoria reformasi lalu terjadilah kelemahan penegakan hukum dan pengawasan. Momentum reformasi seolah dimanfaatkan untuk melepaskan dendam di daerah yang selama ini tidak pernah menikmati kekayaan alamnya sendiri, Untuk mengabil ‘hak-hak mereka’. Keadaan ini memperparah kondisi habitat dan hutan alam yang ada di Indonesia,banyak kawasan-kawasan konservasi seperti taman nasional Leuser di Aceh dan Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah kemudian dijarah oleh masyarakat.
Disamping itu kawasan ini juga menderita tekanan-tekanan lain, yaitu terbakar pada musim kemarau dan mudah diclaim atas nama ijin pemanfaatan yang lain misalnya perkebunan dan dirambah karena tata batas lapangan yang tidak jelas dan memudahkan terjadinya illegal logging. Kekhawatiran tentang ketidak stabilan politik mempengaruhi pada pengelolaansumber daya alam dan sudah menjadi common sense bagi banyak orang di duniaseperti yang disinyalir oleh Jared Diamon dalam essainya ‘Collapse’: “ Indonesia asone of the state in political trouble spots of the modern world as well asenvironmental trouble spots of the modern world.”

4 Mar 2018

Tiada Hari Tanpa Bencana

TAJUK PALU EMAS GEOLOG 19
TIADA HARI TANPA BENCANA
Oleh M. Anwar Siregar
Indonesia memang daerah rawan bencana geologis dan meterologi membutuhkan berbagai upaya untuk mengurangi dampak bencana yang ditimbulkan akibat gejolak kondisi di atmosfera dan biosfer. Daratan Indonesia membutuhkan paradigma tata ruang yang berwawasan lingkungan.
Sebab diberbagai wilayah tanah air, sudah beberapa ancaman bencana alam mengintai dan kadang telah merusak berbagai sarana dan prasana infrastruktur tata ruang, pijanan bencana harus diminimalisasikan demi mengurangi berbagai kerugian, baik oleh alam maupun oleh manusia. Sebagai contoh, kita lihat di wilayah bagian barat Indonesia , akan ditemukan berbagai jenis bencana yang mengancam tata ruang kota yang mengakibatkan daeah tersebut sering mengalami bencana hampir setiap hari akan ada berita bencana.

2 Feb 2018

Tipologi Tata Ruang Bencana Lingkungan



TAJUK PALUEMAS GEOLOG 18
TIPOLOGI TATA RUANG BENCANA LINGKUNGAN
Oleh M. Anwar Siregar

Rentetan bencana di atas setidaknya makin menyodorkan tumpukan bukti kepada kita bahwa Indonesia termasuk negara (paling) rawan bencana alam. Lokasinya yang dikepung oleh lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik membuat Indonesia menjadi sasaran empuk bagi bencana gempa bumi berikut “bonusnya”, gelombang tsunami. Kondisi ini diperparah dengan posisi Indonesia yang berada di jalur The Pacific ring of fire (cincin api pasifik) yang terkenal sebagai jalur rangkaian gunung api paling aktif di dunia. Tidak kurang dari 240 buah gunung berapi berada di Indonesia dimana 70 diantaranya terkategori aktif dan siap menebar bahaya kapanpun bagi masyarakat sekitarnya.
TIPOLOGI KAWASAN RAWAN
Kawasan rawan Gunung Meletus
Berdasarkan informasi geologi dan tingkat risiko letusan gunung berapi, tipologi kawasan rawan letusan gunung berapi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tipe sebagai berikut:
a. Tipe A
(1)   Kawasan yang berpotensi terlanda banjir lahar dan tidak menutup kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas dan aliran lava. Selama letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat dan lontaran batu pijar;
(2)   Kawasan yang memiliki tingkat risiko rendah (berjarak cukup jauh dari sumber letusan, melanda kawasan sepanjang aliran sungai yang dilaluinya, pada saat terjadi bencana letusan, masih memungkinkan manusia untuk menyelamatkan diri, sehingga risiko terlanda bencana masih dapat dihindari).

16 Feb 2017

TATA RUANG YANG BELUM TANGGUH GEMPA



TAJUK PALUEMAS GEOLOG 16

TATA RUANG YANG BELUM TANGGUH GEMPA
Oleh : M. Anwar Siregar

Menjelang pergantian tahun 2016 ke tahun 2017. negeri kita mengalami musibah bencana gempa dengan kekuatan 6.5 Skala Richter di wilayah Pidie Jaya-Aceh, memilik dari kekuatan gempa tersebut sebenarnya belum sekeras bencana gempa yang pernah terjadi di Aceh pada tahun 2004 yang memicu rangkaian gempa pada zona hunjaman aktivitas gempa dikawasan Pantai Barat Sumatera hingga ke Pantai Timur Afrika yang menjangkau permukaan bumi lebih 1.000 km. Lantas apa penyebabnya? Etika konstruksi bangunan terutama kaidah penerapan Building Code di daerah rawan gempa.
PETA TATA RUANG
Banjir dan longsor melanda nyaris seluruh wilayah Jawa dan Sumatera dampak dari perubahan tata ruang yang sebenarnya sudah diidentifikasi sebagai daerah rawan bencana geologi dan membuktikan bahwa masyarakat dan tata ruang belum berbasis bencana dengan mengabaikan data detail ruang yang telah disusun. Sampai saat ini belum semua produk pengaturan tata ruang selesai dikerjakan. Banyak kabupaten/kota belum menyelesaikan rencana detail tata ruang sehingga proses mitigasi bencana belum efektif.

26 Jan 2017

Membumikan Mitigasi



TAJUK PALUEMAS GEOLOG 15
MEMBUMIKAN MITIGASI ADAPTASI PERUBAHAN LINGKUNGAN
Kita tahu, Wilayah Kepulauan Indonesia terbentuk akibat pertemuan antara Lempeng Benua Eurasia (Eropa- Asia), Lempeng Hindia - Australia, dan Lempeng Samudra Pasifik. Lempeng Hindia - Australia mendesak Lempeng Eurasia dari arah selatan, dan Lempeng Pasifik mendesak dari arah timur. Implikasi pertemuan lempeng-lepeng ini di Indonesia adalah terbentuknya sirkumsirkum gunungapi aktif, jalur-jalur pegunungan lipatan, sesar-sesar aktif, dan zona-zona gempa tektonik.
STRATEGI ADAPTASI
Meskipun kesadaran akan pentingnya mempertimbangkan dampak perbedaan dan perubahan iklim semakin meningkat, penanganan dan tindakan adaptasi berdasarkan langkah dan bukti manfaat yang nyata masih perlu dikembangkan dan dikaji lebih jauh.

6 Des 2016

Bencana Ekologis


TAJUK PALUEMAS GEOLOG 14
BENCANA EKOLOGIS
Bencana ekologis adalah akumulasi krisis ekologis yang disebabkan oleh ketidakadilan dan gagalnya sistem pengurusan alam yang telah mengakibatkan kolapsnya pranata kehidupan masyarakat.
Saat ini keberlanjutan Indonesia berada dititik kritis karena bencana ekologis yang terjadi secara akumulatif dan simultan di berbagai tempat, tanpa ada upaya yang signifikan untuk mengurangi kerentanan dan kerawanan masyarakat terhadap dampak bencana ekologis.
Tanda-Tanda Bencana Ekologis
Pertanda bencana ekologis justru ada didepan mata dimana masyarakat sebagai stakeholder utama dan lingkungan hidup berada pada kondisi:

1 Nov 2016

Implementasi Protokol Hyogo


TAJUK PALUEMAS GEOLOG 14
IMPLEMENTASI PROTOKOL HYOGO DALAM PENGURANGAN BENCANA
Oleh M. Anwar Siregar
Berikut ini adalah Hyogo Framework for Action (2005-2015) yang memiliki 5 prioritas aksi utama:
·         Make Disaster Risk Reduction as Priority; aksi pertama mengharuskan kita menjadikan Pengurangan Risiko Bencana/PRB sebagai prioritas nasional dan daerah yang dilaksanakan melalui kelembagaan yang kuat. Upaya penanggulangan bencana harus menjadi prioritas utama dari segi pendanaan, kebijakan, regulasi dan arah pembangunan suatu daerah. Banyak daerah, masih menganut paradigma lama dimana bencana akan ditanggulangi apabila telah terjadi. Namun setelah Tsunami Aceh 2004, Indonesia telah telah memiliki Badan khusus untuk menanggungi bencana (BNPB = Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan UUD No. 24 tahun 2007. Dengan terbentuknya badan dan UUD tersebut, secara nasional negara kita sudah menjadikan isu Pengurangan Risiko Bencana (PRB) sebagai prioritas utama dalam setiap tindak-tanduknya. Saat ini seluruh daerah tingkat I di Indonesia sudah memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Selain membentuk produk hukum dan badan khusus, aksi pertama Hyogo ini juga mengharuskan keterlibatan masyarakat dalam PRB berupa pembagian tanggung jawab khusus kepada masing-masing pihak yang ada di masyarakat.

10 Agu 2016

Perspektif Lingkungan Islam

Tajuk Palu Emas Geolog 13
LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Oleh M. Anwar Siregar
Hari lingkungan untuk mengingatkan manusia di Bumi agar kembali memahami arti penting lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, karena menjaga lingkungan tidak hanya urusan para aktivitas lingkungan hidup, bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan tanggung jawab semua ummat di Bumi.
Kala pemerintah tetap mempertahankan pola hedoisme atau konsumsi/boros sumber daya energi dan produksi yang tidak seimbang seperti saat ini dibutuhkan tiga buah bumi untuk dapat menampung semua kebutuhan manusia  dengan pola dan gaya hidup sekarang. Terlihat dari berbagai bencana dan perubahan iklim global saat ini.
SUMBER DAYA AIR
Selain lahan atau tanah, yang tak kalah pentingnya adalah air. “Everything originated in the water. Everything is sustained by water”. Manusia membutuhkan air untuk hidupnya, karena dua pertiga tubuh manusia terdiri dari air. Allah SWT berfirman : “Dan Kami beri minum kamu dengan air tawar ?” (QS. 77 : 27). Dan bahkan tanpa air seluruh gerak kehidupan akan terhenti.
Yang ironis adalah bahwa kekeringan datang silih berganti dengan banjir. Pada suatu saat kita kekurangan air, tapi pada saat yang lain justru kelebihan air. Mestinya manusia bisa mengatur sedemikian hingga sepanjang waktu bisa cukupan air (tidak kurang dan tidak lebih). Hal itu sebenarnya telah ditunjukkan oleh alam dalam bentuk siklus hidrologis dari air yang berlangsung terus menerus, volume air yang dikandungnya tetap, hanya bentuknya yang berubah. Allah SWT berfirman : “Demi langit yang mengandung hujan (raj’i)” (QS. 86 : 11). KataRaj’i berarti “kembali”. Hujan dinamakan raj’i dalam ayat ini, karena hujan itu berasal dari uap air yang naik dari bumi (baik dari air laut, danau, sungai dan lainnya) ke udara, kemudian turun ke bumi sebagai hujan, kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya. Atau terkenal dengan siklus hidrologik.
Kisah perjalanan air yang urut dan runtut itu telah memberikan kontribusi yang sangat vital pada daur kehidupan dan pembaharuan sumber daya alam. Namun manusia melakukan sesuatu yang menyebabkan terhambatnya siklus hidrologi tersebut. Manusia membuat saluran drainase dengan lapisan semen yang kedap air dan mengecor jalan dengan semen, sehingga air mengalir cepat ke laut dan mengingkari fungsinya sebagai pemberi kehidupan (life giving role).
Dan menipislah persediaan air tanah. Sungai-sungai yang dulu sebagai organisme yang mampu memamah biak benda-benda yang dibuang kedalamnya dan memberikan pasokan air bersih yang memadai untuk kehidupan. Sekarang sungai-sungai tersebut lebih berwujud berupa tempat pembuangan sampah yang terbuka, dijejali dengan limbah industri dan buangan rumah tangga yang tidak mungkin lagi atau tidak mudah dicerna guna menghasilkan air yang sedikit bersih sekalipun (dari berbagai sumber).
Masalah bencana kekeringan air dan limpahan air banjir ketika terjadi musim hujan adalah disebabkan faktor masalah akar mental ideologis dalam memandang sumber daya air yang terbuang percuma. Faktor utama lainnya adalah dorongan ekonomi, daerah resapan air kini banyak dibangun gedung dan mall, etika kebijakan politik dalam mengurus sumber daya air berbasis kemaslahatan ummat serta makanisme pasar yang mendorong daerah resapan air dijadikan sumber pemenuhan ekonomi dalam bentuk komersilisasi daerah hijau.
SUMBER DAYA UDARA
Selain sumber daya air di atas, ciptaan Allah SWT yang tidak kalah penting tetapi sering terlupakan atau disepelekan adalah udara. Padahal tanpa udara takkan pernah ada kehidupan. Tanpa udara bersih takkan diperoleh kehidupan sehat. Setiap hari rata-rata manusia menarik napas 26.000 kali berkisar antara 18 sampai 22 kali setiap menitnya.
Polusi udara dikota besar Indonesia dalam kondisi tidak sehat, diperparah dengan bencana ekologi kabut asap dari kebakaran hutan-hutan tropis di Kalimantan dan Sumatera, peningkatan pembakaran dan kebuthan akan konsumsi bahan bakar yang terus meningkat telah menyebabkan terjadinya hujan asam dan kabut asap pekat, yang dapat menyebabkan terjadinya smog. Penelitian menyebutkan bahwat terdapat lebih 60 % kendaraan mengeluarkan gas buang berupa emisi diatas ambang batas baku mutu dari kendaraan bermotor darat, udara dan laut setiap hari dibuang. Artinya setiap menit selalu keluar kandungan racun dari knalpot mobil itu, sulfur oksida, nitrogen oksida, dan timbal (Pb). Konsentrasi timbal di udara mencapai 1,7-3,5 mirogram per meterkubik dan pada 2005 mencapai 1,8-3,6 mikrogram per meterkubik. Padahal jumlah kendaraan roda empat di Jakarta mencapai 9,1 juta atau sekitar 1.274.000 berstatus kendaraan umum (dari berbagai sumber).
Dalam pandangan Islam, Udara di atmosfir termasuk sangat penting bagi kehidupan manusia, Firman Allah : ”Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit” (Q.S. Al A’am : 125). Jalanan penuh udara kotor ke atmosfir dan kadang membuat kita susah bernapas, dan itu juga terlihat pada kejadian kabut asap, banyak menelan korban karena menghirup udara kotor dan selain itu bumi tidak mengalami penyinaran dari matahari selama beberapa hari. Dan perlu juga diingat bahwa perkataan ” dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit” merupakan isyarat bahwa ada perbedaan kerapatan udara di lapisan atmosfir bumi yang berlapis-lapis menghindarkan bumi dari radiasi langsung matahari.
Upaya yang bisa di tempuh antara lain : memperluas kawasan hijau (hutan kota), pemakaian bahan bakar akrab lingkungan (BBL), knalpot dipasang filter, dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi.
SUMBER DAYA TATA RUANG
Dampak kerusakan tata ruang akibat peningkatan populasi dan ekonomi adalah salah satu penyebab terjadinya kerusakan sumber daya tata ruang. Dari negara agraris menjadi negara yang lebih fokus pada pencapaian kemajuan industri menyebabkan Indonesia sering mengalami bencana lingkungan, dimana peningkatannya yang bersifat ekstensif dan agresif dapat mengancam upaya pelestarian lingkungan, utamanya menyangkut area-area pegunungan, tempat dimana sumber udara, air dan kestabilan lereng-lereng dapat terancam, serta bahaya air banjir dan longsor dapat menimbulkan kerugian jiwa maupun kerusakan lingkungan yang mahal.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar ( TQS asy-Syura (42) : 30), perusakan lingkungan akibat perbuatan manusia itulah mendatangkan musibah bagi tata ruang sehingga akan selalu ada kerugian akibat dampak hedoisme lingkungan.
Dampak kehancuran tata ruang berefek lebih luas, karena akan menimbulkan kerusakan sumber daya lainnya yaitu tempat terdapatnya sumber daya air, sumber daya alam, sumber daya keanekaragaman hayati dan sumber daya ruang bawah tanah jika perencanaan tata ruang yang tumpang tindih dan mobilitas manusia itu diatur dan dikendalikan berbasis orientasi kapitalis.
Perencanaan tata ruang wilayah merupakan suatu upaya mencoba merumuskan usaha pemanfaatan ruang secara optimal dan efisien serta lestari bagi kegiatan usaha manusia di wilayahnya yang berupa pembangunan sektoral, daerah, swasta dalam rangka mewujudkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu dan harus melalui kajian dalam perspektiF Islam. “Tiada suatu musibah pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuxh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Alla (TQS al-Hadid [57] : 22). Maka rumuskanlah tata ruang itu sesuai dengan amanah Firman Allah karena sesungguhnya musibah lebih banyak diciptakan oleh manusia. (sebagian tulisan ini disari dari berbagai sumber dan kitab suci Alquran)
M. Anwar Siregar
Enviromentalist Geologist.

2 Agu 2016

Tata Ruang Bencana



TAJUK PALUEMASGEOLOG 12
PETA MITIGASI TATA RUANG BENCANA
Membuat suatu wilayah atau kota yang bebas dari bencana alam adalah sesuatu yang tidak mungkin karena bencana alam berkaitan dengan proses alam yang tidak bisa dihindari. Yang dapat dilakukan adalah meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam melalui upaya mitigasi, diantaranya adalah penyediaan sistem peringatan dini (early warning system) dan penataan ruang wilayah/kota yang berbasis pada kerentanan terhadap bencana alam. Mitigasi bencana merupakan upaya preventif yang harus diterapkan di lokasi rawan gempa
dan tsunami. Untuk kelancaran upaya mitigasi maka harus diperhatikan sarana dan prasarana transportasi yang ada pada kawasan permukiman di sekitar pantai yang rawan bencana sampai ke tempat evakuasi yang dianggap aman dari bencana. Dengan demikian, korban jiwa dan kerugian materi seperti yang terjadi di pantai Barat Sumatera yang diakibatkan gempa dan tsunami dapat diminimalkan.
DATA GEOLOGI KOTA
Menurut pengalaman sebelumnnya maupun sekarang dan mungkin di masa depan, bahwa masih banyak kalangan masyarakat masih menganggap data Badan Geologi untuk penyusuan data tata ruang wilayah Industri, pemberian konsesi penembangan hutan atau pembangunan proyek properti tidak mengacu pada data yang valid
Sebaliknya, justru pihak lain di luar negeri yang banyak menggunakan hasil penelitian atau data-data Badan Geologi.
Salah satu conoth misalnya, Kaltim Prima Cola (KAP), investor produsen batubara di Kalimantan Timur, justru mengawali investasinya dan menemukan cadangan batubara yang besar di Kaltim dari hasil penelitian Badan Geologi. “Pada awalnya, mereka mlihat dan memepelajari bebataun di musim kami.Setelah itu diperkuat dengan data lapangan, dan jadilan KPC seperti sekarang,” aku Djajang.
DATA  INVESTASI
Badan Geologi sekarang ini berbeda dengan sebelumnya, saat ini Badan Geologi memiliki tugas yang lebih komplek. Dahulu Badan Geologi memiliki ruang lingkup yang cenderung kearah pertambangan, seiring dengan perkembangan zaman Badan Geologi mulai mendukung kegiatan-kegiatan minyak dan gas bumi dan kegiatan lainnya, ujar Menteri ESDM dalam sambutannya pada acara “Coffee Morning” sekaligus Penyerahan Data-Data Hasil Kegiatan Badan Geologi, Kamis (13/8).
Diungkapkan Menteri ESDM, Perkembangan kegiatan geologi sekarang ini sangat pesat, beberapa kepentingan-kepantingan nasional sudah menggunakan data-data geologi sebagai referensinya, seperti tata ruang dan kegiatan pengembangan minyak dan gas bumi, panas bumi serta kebencanaan
Data-data geologi sangat diperlukan untuk mengurangi resiko investasi dan bagi siapa saja yang memerlukan dukungan data–data geologi dapat menghubungi Badan Geologi ESDM, papar Kepala Badan Geologi, R Sukhyar.
Menurut Kepala Badan, diperlukan sinergi antara pengembang dengan Badan Geologi untuk sharing informasi bagi kepentingan bersama. Untuk itu lanjut Beliau, Badan Geologi sudah mengirimkan surat kepada perusahaan-perusahaan terutama yang bergerak pada pengembangan Coal Bed Methane (CBM), jika ada kegiatan program lapangan (drill) agar melibatkan Badan Geologi untuk melakukan pengambilan sample dan menganilisis baik di lapangan maupun di lab sehingga informasi yang didapatkan lebih utuh, hal ini berguna untuk semua pihak yang berkepentingan.
PENTING PETA SEISMOTEKTONIK
Peta Seismotektonik adalah suatu peta yang menggambarkan hubungan struktur geologi/tektonik dengan kegempaan di suatu daerah yang juga memperlihatkan pengaruh-pengaruh bencana gempa bumi seperti pergeseran tanah (ground faulting), goncangan tanah (ground shaking) beserta bencana ikutannya seperti gerakan tanah (land slides) dan pelulukan (liquefaction), serta bencana tsunami, yang mencerminkan tingkat kerusakan.
Peta Seismotektonik menyajikan tiga jenis peta, yaitu: Peta Sebaran Batuan, Peta Neotektonik dan Kegempaan, dan Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi. Peta Sebaran Batuan mencerminkan sebaran batuan tertua sampai termuda (pra Tersier, Tersier, Kuarter, dan Holosen atau Resen). Peta Neotektonik dan Kegempaan mencerminkan hubungan antara neotektonik dan kejadian gempa. Deformasi dimulai dari Plio-Plestosen sampai Resen, serta menggambarkan sebaran gempa bumi. Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi menggambarkan sebaran kepadatan penduduk, sebaran kota dan desa, jaringan jalan, prasarana umum penting lainnya dan kontur ketinggian. Peta ini juga menggambarkan kerawanan bencana seperti kemungkinan-kemungkinan pergeseran tanah, goncangan tanah, gerakan tanah, retakan tanah, pelulukan tanah, dan kontur tingkat kerusakan dari skala Mercalli (MMI).
Peta Seismotektonik merupakan peta geologi bertema yang bertujuan untuk menyajikan data tekntonik, kegempaan dan bencana ikutannya yang dapat digunakan untuk keperluan geologi teknik, pengembangan wilayah, penataan ruang, pembangunan kembali suatu daerah akibat terlanda bencana gempa bumi dan lain-lainnya. Peta ini dibuat pada skala 1 : 250.000 dan atau skala yang lebih besar.
Proyek ini akan memberikan manfaat: (1) adanya penetapan yang jelas terhadap batas kawasan rawan bencana, (2) tersedianya data luas dan persebaran daerah rawan bencana seluruh Indonesia, (3) adanya standarisasi tentang spesifikasi dan klasifikasi data kebencanaan, (4) menjaga integritas dan konsistensi data kebencanaan, (5) mengurangi duplikasi data kebencanaan, (6) basisdata dalam format digital memudahkan dalam pemanggilan kembali, up dating, dan penyimpanan, (7) mampu mengorganisasikan dan mengelola data kebencanaan yang jumlahnya sangat besar, (8) mengintegrasikan semua pekerjaan yang berkaitan dengan manajemen bencana di bawah satu kendali, (9) memungkinkan untuk akses data secara simultan, dan (10) publikasi di internet memungkinkan data dapat diakses oleh siapa saja dan dimana saja dengan program aplikasi browser internet (Internet Explorer, Netscape).
KEUNIKAN LINGKUNGAN INDONESIA
Dari perspektif inilah, pemerintah harus menyusun UUTR secara komprehensif dengan melihat faktor-faktor geologis dan geofisis Indonesia. Dalam penyusunan UUTR tersebut, misalnya, perlu diperhatikan tata ruang berbasis bencana. Ini artinya, UUTR tersebut harus mempertimbangkan peta geo-spasial yang meliputi aspek geologi, penyebaran penduduk, dan garis patahan lempeng bumi. Dalam kaitan ini, misalnya, undang-undang tata ruang pusat perekonomian, lokasi permukiman, daerah perkantoran, dan kawasan industri harus mengacu pada peta geo-spasial.
Keunikan lingkungan geologis Indonesia yang disertai dengan kompleksitas pemukiman penduduk secara umum telah meningkatkan jumlah bencana dengan kecenderungan dampak yang signifikan terhadap penduduk (misalnya, korban jiwa maupun kerugian ekonomi). Meskipun peristiwa-peristiwa alam yang menyebabkan bahaya tidak dapat dihentikan, tingkat konsekuensi dapat diminimalkan atau bahkan dihindari melalui kesiapsiagaan dan ketahanan masyarakat yang lebih baik. Secara keseluruhan, penduduk Indonesia menghadapi risiko yang lebih tinggi akibat kerawanan yang meningkat dan ketahanan yang menurun.
Agar pembangunan di suatu kawasan dapat berjalan optimal dan berkelanjutan, terlebih dahulu harus dilakukan survei untuk menyediakan data dan informasi yang berkaitan dengan faktor-faktor geologi bahwa Indonesia merupakan negeri rawan bencana sehingga perlu dibentuk karakter bangsa yang mampu merespons bencana dengan benar. Sifat-sifat kearifan lokal yang terjadi secara turun temurun juga harus dipertahankan dalam upaya menuju harmonisasi dengan bencana. Untuk itu, dibutuhkan kerja sama diantara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak swasta serta masyarakat. Untuk bersama-sama berkolaborasi memformulasikan dan mengimplementasikan rencana tindak (action plan).
Dengan berkembangnya teknologi geomatika, sumber data geospasialpun dapat beragam bentuknya. Selain peta dasar digital, foto udara skala besar (small format) mosaik, citra satelit resolusi tinggi, maupun data posisi GPS dan peta jalan kota merupakan sumber yang data yang sangat penting. Kemampuan untuk menggabungkan data multi-skala dan multi-sumber menjadi suatu basis data hirarkis yang nampak tak berbatas (seamless) di mata pengguna, merupakan prasyarat penting dalam penyediaan data untuk kepentingan daerah dalam pengurangan resiko bencana dan adaptasi perubahan iklim.
Disari dari berbagai literatur.

3 Mei 2016

Energi Byar Pet

TAJUK PALUEMASGEOLOG 11
IRONI KEMANDIRIAN ENERGI BYAR PET
Oleh : M. Anwar Siregar
Dalam beberapa hari belakangan dan ke depan, pemadaman listrik telah menimbulkan berbagai persoalan ditengah masyarakat, pemadaman listrik yang berulang dan bergilir merupakan gambaran betapa bobroknya negeri ini dalam mengoptimalkan potensi-potensi energinya dan sumber-sumber dayanya yang masih terbungkus oleh kepentingan kapitalisme sehingga bangsa ini terus mengalami defenisif energi dan menimbulkan berbagai cerita yang tidak sedap dan menimbulkan sebuah ironi yang lagi-lagi menjadi bahan tertawaan berbagai masyarakat internasional, sudah kaya energi kenapa menghasilkan berbagai kemiskinan dan pembodohan berbagai potensi sumber daya manusia sehingga bangsa ini selalu starnya lambat, tertinggal jauh dari negara tetangga, ada negara tetangga yang baru ”selesai misi perang” mampu melaju kencang ke depan untuk tampil calon macan asia berikutnya, sedang negeri ini masih terkotak-kotak para elitenya dalam memburu berbagai proyek yang menghasilkan korupsi, memunculkan cerita yang silih berganti tiada henti dari bencana yang datang berganti dengan korupsi yang menggurtita hingga pelempengan berbagai amanat kekuasaan, meninmbulkan berbagai persoalan baru dan masalah rakyat dari hari ke hari semakin terpinggirkan dan adalah pesoalan energi kita yang belum juga memuaskan untuk memberikan daya saing industri ke depan karena pemadaman sering berulang, menimbulkan darurat listrik.
BUKTI KEGAGALAN
Aktivtas pemadaman listrik ini sangat mengganggu usaha masyarakat serta industri dan juga para pelajar/mahasiswa yang pada minggu-minggu ini menghadapi berbagai ujian kemampuan mereka, menghambat kemajuan daya saing bangsa dalam mengejar ketertinggalan segala bidang, yang menjadi pertanyaan kenapa sering berulang pemadaman sampai menimbulkan krisis listrik di berbagai daerah dan yang paling parah di alami Nias hingga darurat listrik? Menimbulkan rasa tidak suka masyarakat dengan berunjuk rasa ke PLN dengan membawa seribu lilin, yang menunjukan bukti bahwa pemerintah telah gagal dalam mengoptimalkan pembauran energi, baik dalam jangka pendek apalagi gambaran kebutuhan jangka panjang, sangat lambat dan banyak sekali aturan regulasi yang menekan kemajuan sumber daya di bidang ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan. Dan dalam beberapa minggu ini, peristiwa mati lampu dialami berbagai kota seperti di Medan, Nias dan Padangsidimpuan serta beberapa kota di Lampung dan Indonesia Timur merupakan peristiwa pemadaman listrik terburuk karena hampir serentak terjadi serta gambaran penilaian yang sangat buruk bagi pemerintah dalam memberikan pelayanan ke masyarakat serta belum mampu dalam mengupayakan pemodernisasi dan memperkuat sistem pengembangan energi yang menimbulkan ironis, karena kaya SDM yang telah mampu menciptakan peralatan teknologi dan kaya SDA namun rakyatnya tetap banyak miskin dan akhirnya padam, byar pet.
IRONI KETERGANTUNGAN
Dan Indonesia termasuk negara yang paling boros dalam penggunaan energi, sebagai negara dengan konsumsi energi terbesar ke 6 di dunia, seharusnya telah menemukan cara untuk menghilangkan pasokan energi konvensional dan memodernisasi sistim distribusi energi secara massal tanpa terus bergantung dengan penggunaan energi konvensional dari bahan bakar fosil yang semakin terbatas di Indonesia.
Pertimbangan yang perlu dipikirkan adalah bagaimana Indonesia harus menghilangkan ketergantungan terhadap penggunaan energi konvensional yang banyak digunakan PLN dalam melayani kebutukan listrik di tanah air karena hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara importir besar di bidang energi karena mengimporkan lebih 10 persen pada tahun 2008, lalu meningkat tajam menjadi 40 persen di tahun 2012 karena masih bergantung pada energi fosil karen belum memiliki strategi energi jangka panjang, terutama penggunaan energi alternatif khususnya dalam pemanfaatan energi dari bioenergi yang belum ditempatkan sebagai faktor utama energi masa depan.
Pemadaman listrik di berbagai kota di Indonesai sudah sering berulang kali, dan paling parah adalah sepanjang tahun 2016 karena durasi waktu pemadaman sangat panjang yaitu dapat mencapat 12 jam dan menjangkau areal geografis sangat luas, bukti itu dapat dilihat di Sumatera Utara dan Lampung serta berbagai kota di kawasan Indonesia Timur yang telah menimbulkan gangguan berbagai sektor perdagangan, ekonomi dan pendidikan, terlihat bagaimana para generasi penerus bangsa ketika menghadapi Ujian Akhir atau Ujian Nasional, mereka mengalami gangguan server akibat pemadaman listrik, ini dapat menimbulkan stres, begitu juga dialami oleh pedagang yang mengandalkan listrik, belum lagi kondisi cuaca yang sangat panas di berbagai kota di Sumatera Utara yang membutuhkan penggunaan AC karena suhu sudah berada di atas 32oC dan ini seharusnya sudah menjadi pelajaran bagi pemerintah dalam mengupayakan bioenergi dan enegi terbarukan lainnya untuk menjadi tantangan utama dalam mengoptimalkan penggunaan energi tanpa harus terdengar cerita klasik byar pet.
Untuk menghilangkan ironi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM) diperlukan kerja keras, dan pemerintah dapat belajar dari sejarah pengalihan penggunan minyak tanah ke bahan bakar gas elpiji, harus dilakukan dengan meningkatkan penggunaan energi bauran bagi PLN dengan tingkatan sudah harus mencapai 50 persen dari tingkat bauran sekarang mencapai 5%, harus dibalik dari penggunaan BBM yang mencapai 50 % menjadi dibawah 40% dalam jangka panjang.
Sebabnya, Indonesia kaya energi terbarukan, dan jangan membuat negeri ini terlihat semakin miskin di mata masyarakat dunia, optimalkan energi yang ada karena SDM kita telah banyak menemukan energi-energi alternatif terbarukan dan seharusnya menjadi perioritas untuk membangun ketahanan energi.
IRONI KETAHANAN
Jika pemerintah ingin melaju kencang dalam pertumbuhan ekonomi diatas 6 persen per tahun maka sudah seharusnya meninggalkan cerita ironi pemadaman, dengan memperkuat ketahanan energi dengan meningkatkan pembauran energi alternatif dengan pemanfaatan yang lebih efisien karena di perkirakan pada tahun 2020 konsumsi energi per kapita akan mencapai dua kali lipat dari yang sekarang. Indonesia membutuhkan energi yang lebih banyak tanpa bergantung dengan sumber daya energi konvensional.
Ironisnya, blue print ketahanan energi itu belum memberikan harapan bagi kesejahteraan rakyat karena masih terdapat 20 % masyarakat dan wilayah di Indonesia belum terjangkiti aliran listrik dari negara. Sehingga distribusi energi merupakan persoalan utama bagi keberlangsungan energi listrik di Indonesia, jadi ketahanan energi Indonesia masih memprihatinkan dan perlu upaya konservasi energi secara keras untuk menekan semua kalangan agar dapat memanfaatkan enegi hijau serta menekan tingkat kehilangan energi akibat pencurian listrik dan tidak menekankan beban keuangan negara
Energi konvensional di Indonesia seperti penggunaan energi BBM dan Batu bara sangat ini menghadapi tantangan dan masalah yang sangat besar, yaitu kapasitas cadangan, semakin terbatas, dan membutuhkan waktu pemulihan sumber daya sangat panjang. Efek iklim global, sangat ini kondisi iklim global dunia sangat panas dan suhu diatas rata-rata 32oC dan salah satu faktor penyebab pemanasan global. Mahal dan boros, efisiensi penggunaannya di Indonesia sangat boros, sangat mahal dan membebankan keuangan negara karena sebagian sangat ini kapasitas BBM yang digunakan oleh PLN dan berbagai kalangan industri adalah hasil impor Pertamina dari negara lain, sebuah ironi, negeri yang sebelumnya pengekspor minyak menjadi negeri miskin BBM. Terakhir distribusi yang membutuhkan kekuatan logistik dan pengawasan yang ketat karena kondisi geografis yang rumit dan sulit dijangkau ke daerah-daerah terpencil.
Dengan gambaran berbagai permasalahan energi yang dihadapi Indonesia untuk menjadi negeri yang mandiri energi dan agar cerita pemadaman tidak menimbulkan ironi, ada baiknya pemerintah melihat hasil riset putra-putri bangsa yang berhasil menemukan bahan bakar energi alternatif dengan memberikan bantuan untuk pengembangan agar dapat di produksi secara luas sesuai dengan kondisi logistik geografis untuk meningkatkan daya saing ekonomi global Indonesia di mata dunia. 
Saat ini kondisi energi sepanjang tahun 2016 saat memprihatin, perlu revolusi energi dalam pembangunan energi, agar cerita ironi di tengah masyarakat tidak berulang, cerita ironi seperti kaya energi tetapi miskin, kaya sumber daya alam kenapa antri untuk energi, sudah saatnya diubah menjadi cerita yang menyejukkan dengan mendorong Pemerintah harus bisa membangun energi masa depan mulai saat ini, baik dari energi nuklir, energi panas bumi dan energi laut, karena dapat memberikan energi dalam jumlah yang sangat besar dan menekan efek emisi karbon untuk membatasi pertumbuhan emisi gas rumah kaca.

Paluemasgeolog, Mei 2016

11 Apr 2016

Makna REDD+ Hari Bumi


TAJUK PALUEMASGEOLOG 10

MEMAKNAI HARI BUMI, DENGAN REDD PLUS
Oleh M. Anwar Siregar

Apa kabar sekarang kondisi Bumi di Indonesia? Isu perubahan iklim global merupakan isu yang kini bukan lagi sebatas retorika, termasuk di Indonesia yang merupakan salah satu negara perusak lingkungan di Bumi, perlu melakukan suatu tindakan nyata untuk mengatasi perubahan iklim ekstrim oleh berbagai upaya penataan lingkungan serta tindakan penghematan bagi pemanfaatan sumber daya mineral agar ada keberlanjutan terutama intensif pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan dengan manajemen ekonomi hijau dan energi alternatif.
REDD+
REDD sangat penting untuik keberlanjutan hutan dan ekonomi yang berbasis dsumber daya mineral, REDD merupakan mekanisme insentif ekonomi yang cocok bagi negera berkembang seperti Indonesia dimana laju kerusakan hutan sangat tinggi di permukaan bumi dan juga bagian dalam upaya menurunkan tingkat laju emisi CO2 ke atmosfir, REDD akan mendorong manejemen pengelolaan hutan di Indonesia secara berkelanjutan agar luas hutan Indonesia terbesar dalam menyerap emisi karbon harus mampu menjalankan REDD dalam rangka mengurangi emisi karbon dari sektor hutan, menjaga keanekaragaman hayati yang banyak dalam di dalam hutan-hutan Indonesia, REDD juga dapat mengurangi deforestasi dan degradasi hutan dan tanah secara signifikan di daerah perkotaan.
Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi sebsar 26 persen pada tahun 2020 dengan dana sendiri tanpa mengorbankan pembangunan di sektor lain, atau 41 persen jika mendapatkan bantuan interanasional maka pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah tentang Aksi Nasional Penurunan Gas Emisi Rumah Kaca (RAN-GRK). Karena itu posisi Indonesia sangat penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. REDD+ merupakan salah satu upya mengurangi laju kerusakan hutan dan lahan gambut yang merupakan salah satu sumber petaka kabut asap setiap tahun di Sumatera dan Kalimantan.
Perlu sosialisasi dalam menyebarluaskan penerapan REDD+ sehingga perubahan iklim dan pemanasan global bisa terjaga dengan baik dengan cara melindungi hutan dari kegiatan-kegiatan yang bisa meningkatkan emisi karbon, deforestasi serta degradasi hutan karena ulah tangan manusia sendiri yang tidak bisa menjaga kelestarian hutan di daerahnya.
Untuk mengendalikan tata guna lahan dengan berbasisi pengelolaan sumber daya alam, perlindungan sumber mata pencaharian masyarakat dari deforestasi hutan untuk menenkan peningkatan emisi karbon sehingga mewujudkan hutan dari kerusakan alam menuju kesejahteraan.
MENGANTISIPASI EMISI
Ada beberapa cara untuk mengurangi emisi dari dampak kebakaran hutan dan pertambangan akibat terlalu dekat dengan sumber daya gambut antara lain (dikutip dari berbagai sumber) : 1. Membuat menara pengamat yang tinggi berikut ala telekomunikasi. 2. Melakukan patroli untuk mengantisipasi kemungkinan kebakaran. 3. Menyediakan sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan. 4. Melakukan pemotretan citra secara berkala, terutama di musin kemarau untuk memantau wilayah hutan dengan titik api cukup tinggi yang merupakan rawan kebakaran.
Apabila terjadi kebakaran hutan maka cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penyemprotan air secara langsung apabila kebakaran hutan bersekala kecil. 2. Jika api dari kebakaran berskala luas dan besar, kita dapat melokalisasi api dengan membakar dan mengarahkan api ke pusat pembakaran, yaitu umumnya dimulai dari area yang menghambat jalananya api seperti sungai, danau dan jalan. 3. Melakukan peyemprotan air secara merata dari udara dengan menggunakan helikopter. 4. Membuat hujan buatan. Dengan mengerti dan memahami ke delapan cara mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan, maka diharapkan para pembaca dapat mencegah dan juga bertindak saat kebakaran terjadi.
TETAP BERBASIS REDD+
Sementara hutan sebagai penyerap CO2 dan diubah menjadi O2 mulai berkurang dengan alih fungsi lahan hutan menjadi pertambangan dan perkebunan. gangguan hutan akan meningkatkan emisi karbon yang terus meningkat akan memperbesar risiko konflik, kelaparan, banjir, gangguan ekonomi, dan migrasi massal penghuni bumi pada abad ini.
Jika dibiarkan, emisi gas rumah kaca tersebut akan menyebabkan kerugian triliunan dollar AS karena kerusakan properti dan ekosistem, dan untuk biaya membangun sistem pertahanan iklim. Risiko ini meningkat setiap satu derajat kenaikan temperatur udara akibat pemanasan global.
Untuk mengurangi pemanasan global, mari kita kurangi CO2, baik dari kendaraan bermotor, listrik, ataupun industri. Saya membaca satu poster di salah satu industri elektronik besar di Bekasi, bahwa “setiap penghematan listrik 1 KWh = pengurangan CO2 sebesar 0,712 Kg”, berarti setiap orang bisa ikut aktif dalam mengurangi pemanasan global, paling tidak dengan menghemat pemakaian listrik setiap bulannya.
Dari manakah penghematan signifikan yang bisa kita dapat? Menurut penelitian yang dilakukan oleh salah satu BUMN di gedung2 komersial, pemakaian mesin pendinginlah (AC, chiller) yang paling besar memakai daya listrik, sekitar 60-70% dari seluruh tagihan listriknya.
Dan anda pasti sudah tahun kalau mesin pendingin menggunakan Freon (CFC, HFC, HCFC) sbg bahan pendinginnya, didalam freon mengandung Chlor & Fluor. Chlor adalah gas yang merusak lapisan ozon sedangkan Fluor adalah gas yang menimbulkan efek rumah kaca. Global warming potential (GWP) gas Fluor dari freon adalah 510, artinya freon dapat mengakibatkan pemanasan global 510 kali lebih berbahaya dibanding CO2, sedangkan Atsmosfir Life Time (ALT) dari freon adalah 15, artinya freon akan bertahan di atsmosfir selama 15 tahun sebelum akhirnya terurai.
Untuk perlu reklamasi dan reboisasi secepatnya daerah pertambangan dan lepas pantai untuk penanaman tumbuhan tanaman mangurove, berbagai tanaman lainnnya dan pohon yang dapat menyerap emisi karbon secepatnya. Penataan ruang hutan dalam bentuk kawasan resapan mutlak harus dilaksanakan yang bertujuan untuk menekan deforestasi hutan dan perubahan iklim global.
REDD+ kini memang tidak ada lagi dalam bentuk organisasi badan, namun pemahaman untuk penekanan perubahan iklim global dari isu emisi perlu tetap diterapkan guna menakan pembakaran hutan, dan juga menekan laji invasi perkembangan perluasan industri perkebunan, yang saat ini telah menguasai lahan dan hutan di Sumatera telah mencapai 70 % dan langkah konkrit untuk menekan laju kerusakan hutan sehingga bumi Indonesia tetap penting untuk keseimbangan pasokan udara bersih.
Hal lain yang perlu diwaspadai adalah tekanan para mafia setelah badan pengelola REDD+ yang telah mengalami perubahan struktur organisasi yang berusaha keras mengeksploitasi hutan dan pertambangan dalam hutan karena yang paling keras agar di bubar BP REDD+, karena selama masih ada pengendalian dari sistim REDD+ untuk menjaga deforestasi hutan maka hutan Indonesia tidak akan terancam dari para mafia hutan.
Dalam mekanisme REDD+, tiap usaha untuk menjaga hutan akan mendapat kredit, karena ikut andil dalam mengurangi emisi gas rumah kaca global. Jumlah kredit yang diperoleh dalam waktu tertentu dapat dijual di pasar karbon. Sebagai alternatif, kredit pun dapat diserahkan ke lembaga pendanaan yang dibentuk untuk menyediakan kompensasi finansial bagi negara-negara peserta yang melakukan konservasi hutan. Tanda plus (+) dalam nama program ini merujuk pada insentif tambahan yang akan diberikan pada negara-negara yang berhasil meningkatkan cadangan karbon, melalui proyek penanaman pohon atau konservasi kawasan hutan.
Pengurangan emisis dari deforestasi dan degradasi hutan (Reduction of Emission from Deforestation and Degradation Plus) (REDD+) dilandasi ide utama yaitu menghargai individu, masyarakat, proyek dan negara yang mampu mengurangi emisi gas rumah kaca – GRK (greenhouse gas – GHG) yang dihasilkan hutan.
REDD+ berpotensi mengurangi emisi GRK dengan biaya rendah dan waktu yang singkat, dan pada saat bersamaan membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan memungkinkan pembangunan berkelanjutan. REDD+ merupakan skema pengurangan emisi yang dapat mengakomodasikan berbagai jenis pengelolaan hutan dan lahan yang dalam konteks perundang-undangan kehutanan Indonesia dapat mencakup hutan lindung dan konservasi, hutan, hutan produksi, atau hutan konversi yang telah menjadi Area Penggunaan Lain Konsep REDD+ dan Implementasinya (non-hutan). REDD+ dianggap sebagai cara paling nyata, murah, cepat dan saling menguntungkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK); nyata karena seperlima dari emisi GRK berasal dari deforestasi dan degradasi hutan (DD); murah karena sebagian besar DD hanya menguntungkan secara marjinal sehingga pengurangan emisi GRK dari hutan akan lebih murah ketimbang alat atau instrumen mitigasi lainnya; cepat karena pengurangan yang besar pada emisi GRK dapat dicapai dengan melakukan reformasi kebijakan dan tindakan-tindakan lain yang tidak tergantung pada inovasi teknologi; saling menguntungkan karena berpotensi untuk menghasilkan pendapatan dalam jumlah besar dan perbaikan kepemerintahan dapat menguntungkan kaum miskin di negara-negara berkembang dan memberi manfaat lingkungan lain selain yang berkaitan dengan iklim

Palu Emas Geolog
Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi Geosfer

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...