Postingan

Menampilkan postingan dengan label Tajuk Emas

Fenomena Darurat Iklim Global

TAJUK PALU EMAS GEOLOG 2 2 FENOMENA DUNIA DARURAT IKLIM Oleh M. Anwar Siregar Menulis di blog 'Weather Underground', Dr Jeff dan rekannya Bob Henson mengatakan, Februari adalah luar biasa karena ia lebih panas 1,35 derajat Celcius ketimbang rata-rata jangka panjang, sementara Juli hanya lebih panas 0,75 derajat Celcius dari rata-rata. Mungkin, yang bahkan lebih luar biasa adalah bahwa Februari 2015 mengalahkan rekor Februari sebelumnya [yang diatur selama puncak El Nino 1997-98] dengan kenaikan suhu 0,47 derajat Celcius besar," tulis mereka. Rekor sebelumnya adalah Januari tahun ini, yakni lebih panas 1,14 derajat Celcius ketimbang suhu rata-rata, yang memecahkan suhu Desember 2015 dengan catatan kenaikan 1,10 derajat Celcius.

Euforia Standar Ganda Bencana Lingkungan

TAJUK EMAS 21 EUFORIA DAN STANDAR GANDA HUTAN LINGKUNGAN Oleh M. Anwar Siregar “Pawai ini sangat penting. Iklim kita kini membunuh kita,” ucap Coula Farris, warga New York berusia 88 tahun kepada AFP. “Orang muda pantas mendapat sebuah dunia yang lebih baik dan saya sangat mujur masih dapat berjalan,” ucap perempuan tadi. Tidak salah memang, dunia bumi dalam kondisi berbahaya sangat ini karena semakin tercemar, kotor dan perubahan iklim global semakin tidak pasti untuk ”dipastikan”. Demokrasi ini cermin euforia masyarakat dunia yang tidak menginginkan lingkungan rusak, maka selamatkan planet bumi ini. EUFORIA SDA Ketika terjadi reformasi dan transisi kekuasaan, serta euphoria reformasi lalu terjadilah kelemahan penegakan hukum dan pengawasan. Momentum reformasi seolah dimanfaatkan untuk melepaskan dendam di daerah yang selama ini tidak pernah menikmati kekayaan alamnya sendiri, Untuk mengabil ‘hak-hak mereka’. Keadaan ini memperparah kondisi habitat dan hutan alam

Tiada Hari Tanpa Bencana

TAJUK PALU EMAS GEOLOG 19 TIADA HARI TANPA BENCANA Oleh M. Anwar Siregar Indonesia memang daerah rawan bencana geologis dan meterologi membutuhkan berbagai upaya untuk mengurangi dampak bencana yang ditimbulkan akibat gejolak kondisi di atmosfera dan biosfer. Daratan Indonesia membutuhkan paradigma tata ruang yang berwawasan lingkungan. Sebab diberbagai wilayah tanah air, sudah beberapa ancaman bencana alam mengintai dan kadang telah merusak berbagai sarana dan prasana infrastruktur tata ruang, pijanan bencana harus diminimalisasikan demi mengurangi berbagai kerugian, baik oleh alam maupun oleh manusia. Sebagai contoh, kita lihat di wilayah bagian barat Indonesia , akan ditemukan berbagai jenis bencana yang mengancam tata ruang kota yang mengakibatkan daeah tersebut sering mengalami bencana hampir setiap hari akan ada berita bencana.

Tipologi Tata Ruang Bencana Lingkungan

Gambar
TAJUK PALUEMAS GEOLOG 1 8 TIPOLOGI TATA RUANG BENCANA LINGKUNGAN Oleh M. Anwar Siregar Rentetan bencana di atas setidaknya makin menyodorkan tumpukan bukti kepada kita bahwa Indonesia termasuk negara (paling) rawan bencana alam. Lokasinya yang dikepung oleh lempeng Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik membuat Indonesia menjadi sasaran empuk bagi bencana gempa bumi berikut “bonusnya”, gelombang tsunami. Kondisi ini diperparah dengan posisi Indonesia yang berada di jalur The Pacific ring of fire (cincin api pasifik) yang terkenal sebagai jalur rangkaian gunung api paling aktif di dunia. Tidak kurang dari 240 buah gunung berapi berada di Indonesia dimana 70 diantaranya terkategori aktif dan siap menebar bahaya kapanpun bagi masyarakat sekitarnya. TIPOLOGI KAWASAN RAWAN Kawasan rawan Gunung Meletus Berdasarkan informasi geologi dan tingkat risiko letusan gunung berapi, tipologi kawasan rawan letusan gunung berapi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tipe sebagai berikut: a

TATA RUANG YANG BELUM TANGGUH GEMPA

TAJUK PALUEMAS GEOLOG 16 TATA RUANG YANG BELUM TANGGUH GEMPA Oleh : M. Anwar Siregar Menjelang pergantian tahun 2016 ke tahun 2017. negeri kita mengalami musibah bencana gempa dengan kekuatan 6.5 Skala Richter di wilayah Pidie Jaya-Aceh, memilik dari kekuatan gempa tersebut sebenarnya belum sekeras bencana gempa yang pernah terjadi di Aceh pada tahun 2004 yang memicu rangkaian gempa pada zona hunjaman aktivitas gempa dikawasan Pantai Barat Sumatera hingga ke Pantai Timur Afrika yang menjangkau permukaan bumi lebih 1.000 km. Lantas apa penyebabnya? Etika konstruksi bangunan terutama kaidah penerapan Building Code di daerah rawan gempa. PETA TATA RUANG Banjir dan longsor melanda nyaris seluruh wilayah Jawa dan Sumatera dampak dari perubahan tata ruang yang sebenarnya sudah diidentifikasi sebagai daerah rawan bencana geologi dan membuktikan bahwa masyarakat dan tata ruang belum berbasis bencana dengan mengabaikan data detail ruang yang telah disusun. S ampai saat ini b

Membumikan Mitigasi

TAJUK PALUEMAS GEOLOG 15 MEMBUMIKAN MITIGASI ADAPTASI PERUBAHAN LINGKUNGAN Kita tahu, Wilayah Kepulauan Indonesia terbentuk akibat pertemuan antara Lempeng Benua Eurasia (Eropa- Asia), Lempeng Hindia - Australia, dan Lempeng Samudra Pasifik. Lempeng Hindia - Australia mendesak Lempeng Eurasia dari arah selatan, dan Lempeng Pasifik mendesak dari arah timur. Implikasi pertemuan lempeng-lepeng ini di Indonesia adalah terbentuknya sirkumsirkum gunungapi aktif, jalur-jalur pegunungan lipatan, sesar-sesar aktif, dan zona-zona gempa tektonik. STRATEGI ADAPTASI Meskipun kesadaran akan pentingnya mempertimbangkan dampak perbedaan dan perubahan iklim semakin meningkat, penanganan dan tindakan adaptasi berdasarkan langkah dan bukti manfaat yang nyata masih perlu dikembangkan dan dikaji lebih jauh.

Bencana Ekologis

TAJUK PALUEMAS GEOLOG 14 BENCANA EKOLOGIS Bencana ekologis adalah akumulasi krisis ekologis yang disebabkan oleh ketidakadilan dan gagalnya sistem pengurusan alam yang telah mengakibatkan kolapsnya pranata kehidupan masyarakat. Saat ini keberlanjutan Indonesia berada dititik kritis karena bencana ekologis yang terjadi secara akumulatif dan simultan di berbagai tempat, tanpa ada upaya yang signifikan untuk mengurangi kerentanan dan kerawanan masyarakat terhadap dampak bencana ekologis. Tanda-Tanda Bencana Ekologis Pertanda bencana ekologis justru ada didepan mata dimana masyarakat sebagai stakeholder utama dan lingkungan hidup berada pada kondisi:

Implementasi Protokol Hyogo

TAJUK PALUEMAS GEOLOG 14 IMPLEMENTASI PROTOKOL HYOGO DALAM PENGURANGAN BENCANA Oleh M. Anwar Siregar Berikut ini adalah Hyogo Framework for Action (2005-2015) yang memiliki 5 prioritas aksi utama: ·          Make Disaster Risk Reduction as Priority ; aksi pertama mengharuskan kita m enjadikan Pengurangan Risiko Bencana/PRB sebagai prioritas nasional dan daerah yang dilaksanakan melalui kelembagaan yang kuat. Upaya penanggulangan bencana harus menjadi prioritas utama dari segi pendanaan, kebijakan, regulasi dan arah pembangunan suatu daerah. Banyak daerah, masih menganut paradigma lama dimana bencana akan ditanggulangi apabila telah terjadi. Namun setelah Tsunami Aceh 2004, Indonesia telah telah memiliki Badan khusus untuk menanggungi bencana (BNPB = Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan UUD No. 24 tahun 2007. Dengan terbentuknya badan dan UUD tersebut, secara nasional negara kita sudah menjadikan isu Pengurangan Risiko Bencana (PRB) sebagai prioritas utama dalam se

Perspektif Lingkungan Islam

Tajuk Palu Emas Geolog 13 LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM Oleh M. Anwar Siregar Hari lingkungan untuk mengingatkan manusia di Bumi agar kembali memahami arti penting lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, karena menjaga lingkungan tidak hanya urusan para aktivitas lingkungan hidup, bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan tanggung jawab semua ummat di Bumi. Kala pemerintah tetap mempertahankan pola hedoisme atau konsumsi/boros sumber daya energi dan produksi yang tidak seimbang seperti saat ini dibutuhkan tiga buah bumi untuk dapat menampung semua kebutuhan manusia    dengan pola dan gaya hidup sekarang. Terlihat dari berbagai bencana dan perubahan iklim global saat ini. SUMBER DAYA AIR Selain lahan atau tanah, yang tak kalah pentingnya adalah air.  “Everything originated in the water. Everything is sustained by water”.  Manusia membutuhkan air untuk hidupnya, karena dua pertiga tubuh manusia terdiri dari air. Allah SWT berfirman : “Dan Kami beri minum

Tata Ruang Bencana

TAJUK PALUEMASGEOLOG 12 PETA MITIGASI TATA RUANG BENCANA Membuat suatu wilayah atau kota yang bebas dari bencana alam adalah sesuatu yang tidak mungkin karena bencana alam berkaitan dengan proses alam yang tidak bisa dihindari. Yang dapat dilakukan adalah meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam melalui upaya mitigasi, diantaranya adalah penyediaan sistem peringatan dini ( early warning system ) dan penataan ruang wilayah/kota yang berbasis pada kerentanan terhadap bencana alam. Mitigasi bencana merupakan upaya preventif yang harus diterapkan di lokasi rawan gempa dan tsunami. Untuk kelancaran upaya mitigasi maka harus diperhatikan sarana dan prasarana transportasi yang ada pada kawasan permukiman di sekitar pantai yang rawan bencana sampai ke tempat evakuasi yang dianggap aman dari bencana. Dengan demikian, korban jiwa dan kerugian materi seperti yang terjadi di pantai Barat Sumatera yang diakibatkan gempa dan tsunami dapat diminimalkan. DATA GEOLOGI KOTA

Energi Byar Pet

TAJUK PALUEMASGEOLOG 11 IRONI KEMANDIRIAN ENERGI BYAR PET Oleh : M. Anwar Siregar Dalam beberapa hari belakangan dan ke depan, pemadaman listrik telah menimbulkan berbagai persoalan ditengah masyarakat, pemadaman listrik yang berulang dan bergilir merupakan gambaran betapa bobroknya negeri ini dalam mengoptimalkan potensi-potensi energinya dan sumber-sumber dayanya yang masih terbungkus oleh kepentingan kapitalisme sehingga bangsa ini terus mengalami defenisif energi dan menimbulkan berbagai cerita yang tidak sedap dan menimbulkan sebuah ironi yang lagi-lagi menjadi bahan tertawaan berbagai masyarakat internasional, sudah kaya energi kenapa menghasilkan berbagai kemiskinan dan pembodohan berbagai potensi sumber daya manusia sehingga bangsa ini selalu starnya lambat, tertinggal jauh dari negara tetangga, ada negara tetangga yang baru ”selesai misi perang” mampu melaju kencang ke depan untuk tampil calon macan asia berikutnya, sedang negeri ini masih terkotak-kotak para eliteny

Makna REDD+ Hari Bumi

TAJUK PALUEMASGEOLOG 10 MEMAKNAI HARI BUMI, DENGAN REDD PLUS Oleh M. Anwar Siregar Apa kabar sekarang kondisi Bumi di Indonesia? Isu perubahan iklim global merupakan isu yang kini bukan lagi sebatas retorika, termasuk di Indonesia yang merupakan salah satu negara perusak lingkungan di Bumi, perlu melakukan suatu tindakan nyata untuk mengatasi perubahan iklim ekstrim oleh berbagai upaya penataan lingkungan serta tindakan penghematan bagi pemanfaatan sumber daya mineral agar ada keberlanjutan terutama intensif pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan dengan manajemen ekonomi hijau dan energi alternatif. REDD+ REDD sangat penting untuik keberlanjutan hutan dan ekonomi yang berbasis dsumber daya mineral, REDD merupakan mekanisme insentif ekonomi yang cocok bagi negera berkembang seperti Indonesia dimana laju kerusakan hutan sangat tinggi di permukaan bumi dan juga bagian dalam upaya menurunkan tingkat laju emisi CO2 ke atmosfir, REDD akan mendorong