Aug 10, 2016

Perspektif Lingkungan Islam

Tajuk Palu Emas Geolog 13
LINGKUNGAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Oleh M. Anwar Siregar
Hari lingkungan untuk mengingatkan manusia di Bumi agar kembali memahami arti penting lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, karena menjaga lingkungan tidak hanya urusan para aktivitas lingkungan hidup, bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi merupakan tanggung jawab semua ummat di Bumi.
Kala pemerintah tetap mempertahankan pola hedoisme atau konsumsi/boros sumber daya energi dan produksi yang tidak seimbang seperti saat ini dibutuhkan tiga buah bumi untuk dapat menampung semua kebutuhan manusia  dengan pola dan gaya hidup sekarang. Terlihat dari berbagai bencana dan perubahan iklim global saat ini.
SUMBER DAYA AIR
Selain lahan atau tanah, yang tak kalah pentingnya adalah air. “Everything originated in the water. Everything is sustained by water”. Manusia membutuhkan air untuk hidupnya, karena dua pertiga tubuh manusia terdiri dari air. Allah SWT berfirman : “Dan Kami beri minum kamu dengan air tawar ?” (QS. 77 : 27). Dan bahkan tanpa air seluruh gerak kehidupan akan terhenti.
Yang ironis adalah bahwa kekeringan datang silih berganti dengan banjir. Pada suatu saat kita kekurangan air, tapi pada saat yang lain justru kelebihan air. Mestinya manusia bisa mengatur sedemikian hingga sepanjang waktu bisa cukupan air (tidak kurang dan tidak lebih). Hal itu sebenarnya telah ditunjukkan oleh alam dalam bentuk siklus hidrologis dari air yang berlangsung terus menerus, volume air yang dikandungnya tetap, hanya bentuknya yang berubah. Allah SWT berfirman : “Demi langit yang mengandung hujan (raj’i)” (QS. 86 : 11). KataRaj’i berarti “kembali”. Hujan dinamakan raj’i dalam ayat ini, karena hujan itu berasal dari uap air yang naik dari bumi (baik dari air laut, danau, sungai dan lainnya) ke udara, kemudian turun ke bumi sebagai hujan, kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya. Atau terkenal dengan siklus hidrologik.
Kisah perjalanan air yang urut dan runtut itu telah memberikan kontribusi yang sangat vital pada daur kehidupan dan pembaharuan sumber daya alam. Namun manusia melakukan sesuatu yang menyebabkan terhambatnya siklus hidrologi tersebut. Manusia membuat saluran drainase dengan lapisan semen yang kedap air dan mengecor jalan dengan semen, sehingga air mengalir cepat ke laut dan mengingkari fungsinya sebagai pemberi kehidupan (life giving role).
Dan menipislah persediaan air tanah. Sungai-sungai yang dulu sebagai organisme yang mampu memamah biak benda-benda yang dibuang kedalamnya dan memberikan pasokan air bersih yang memadai untuk kehidupan. Sekarang sungai-sungai tersebut lebih berwujud berupa tempat pembuangan sampah yang terbuka, dijejali dengan limbah industri dan buangan rumah tangga yang tidak mungkin lagi atau tidak mudah dicerna guna menghasilkan air yang sedikit bersih sekalipun (dari berbagai sumber).
Masalah bencana kekeringan air dan limpahan air banjir ketika terjadi musim hujan adalah disebabkan faktor masalah akar mental ideologis dalam memandang sumber daya air yang terbuang percuma. Faktor utama lainnya adalah dorongan ekonomi, daerah resapan air kini banyak dibangun gedung dan mall, etika kebijakan politik dalam mengurus sumber daya air berbasis kemaslahatan ummat serta makanisme pasar yang mendorong daerah resapan air dijadikan sumber pemenuhan ekonomi dalam bentuk komersilisasi daerah hijau.
SUMBER DAYA UDARA
Selain sumber daya air di atas, ciptaan Allah SWT yang tidak kalah penting tetapi sering terlupakan atau disepelekan adalah udara. Padahal tanpa udara takkan pernah ada kehidupan. Tanpa udara bersih takkan diperoleh kehidupan sehat. Setiap hari rata-rata manusia menarik napas 26.000 kali berkisar antara 18 sampai 22 kali setiap menitnya.
Polusi udara dikota besar Indonesia dalam kondisi tidak sehat, diperparah dengan bencana ekologi kabut asap dari kebakaran hutan-hutan tropis di Kalimantan dan Sumatera, peningkatan pembakaran dan kebuthan akan konsumsi bahan bakar yang terus meningkat telah menyebabkan terjadinya hujan asam dan kabut asap pekat, yang dapat menyebabkan terjadinya smog. Penelitian menyebutkan bahwat terdapat lebih 60 % kendaraan mengeluarkan gas buang berupa emisi diatas ambang batas baku mutu dari kendaraan bermotor darat, udara dan laut setiap hari dibuang. Artinya setiap menit selalu keluar kandungan racun dari knalpot mobil itu, sulfur oksida, nitrogen oksida, dan timbal (Pb). Konsentrasi timbal di udara mencapai 1,7-3,5 mirogram per meterkubik dan pada 2005 mencapai 1,8-3,6 mikrogram per meterkubik. Padahal jumlah kendaraan roda empat di Jakarta mencapai 9,1 juta atau sekitar 1.274.000 berstatus kendaraan umum (dari berbagai sumber).
Dalam pandangan Islam, Udara di atmosfir termasuk sangat penting bagi kehidupan manusia, Firman Allah : ”Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit” (Q.S. Al A’am : 125). Jalanan penuh udara kotor ke atmosfir dan kadang membuat kita susah bernapas, dan itu juga terlihat pada kejadian kabut asap, banyak menelan korban karena menghirup udara kotor dan selain itu bumi tidak mengalami penyinaran dari matahari selama beberapa hari. Dan perlu juga diingat bahwa perkataan ” dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit” merupakan isyarat bahwa ada perbedaan kerapatan udara di lapisan atmosfir bumi yang berlapis-lapis menghindarkan bumi dari radiasi langsung matahari.
Upaya yang bisa di tempuh antara lain : memperluas kawasan hijau (hutan kota), pemakaian bahan bakar akrab lingkungan (BBL), knalpot dipasang filter, dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi.
SUMBER DAYA TATA RUANG
Dampak kerusakan tata ruang akibat peningkatan populasi dan ekonomi adalah salah satu penyebab terjadinya kerusakan sumber daya tata ruang. Dari negara agraris menjadi negara yang lebih fokus pada pencapaian kemajuan industri menyebabkan Indonesia sering mengalami bencana lingkungan, dimana peningkatannya yang bersifat ekstensif dan agresif dapat mengancam upaya pelestarian lingkungan, utamanya menyangkut area-area pegunungan, tempat dimana sumber udara, air dan kestabilan lereng-lereng dapat terancam, serta bahaya air banjir dan longsor dapat menimbulkan kerugian jiwa maupun kerusakan lingkungan yang mahal.
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar ( TQS asy-Syura (42) : 30), perusakan lingkungan akibat perbuatan manusia itulah mendatangkan musibah bagi tata ruang sehingga akan selalu ada kerugian akibat dampak hedoisme lingkungan.
Dampak kehancuran tata ruang berefek lebih luas, karena akan menimbulkan kerusakan sumber daya lainnya yaitu tempat terdapatnya sumber daya air, sumber daya alam, sumber daya keanekaragaman hayati dan sumber daya ruang bawah tanah jika perencanaan tata ruang yang tumpang tindih dan mobilitas manusia itu diatur dan dikendalikan berbasis orientasi kapitalis.
Perencanaan tata ruang wilayah merupakan suatu upaya mencoba merumuskan usaha pemanfaatan ruang secara optimal dan efisien serta lestari bagi kegiatan usaha manusia di wilayahnya yang berupa pembangunan sektoral, daerah, swasta dalam rangka mewujudkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu dan harus melalui kajian dalam perspektiF Islam. “Tiada suatu musibah pun yang menimpa di bumi dan pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuxh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Alla (TQS al-Hadid [57] : 22). Maka rumuskanlah tata ruang itu sesuai dengan amanah Firman Allah karena sesungguhnya musibah lebih banyak diciptakan oleh manusia. (sebagian tulisan ini disari dari berbagai sumber dan kitab suci Alquran)
M. Anwar Siregar
Enviromentalist Geologist.

No comments:

Post a Comment

Related Posts :