Di Eropa Italia Rawan Gempa, Geologi Gempa
Oleh : M. Anwar Siregar
Gempa berkekuatan 6.4 pada Skala Rihter
mengguncang bagian tengah Italia, pusat gempa berada pada jarak 100 km dari
Roma ibukota Italia dengan kedalaman 10 km termasuk gempa dangkal dengan
intensitas kekuatan gempa kuat menuju kekuatan gempa sangat kuat. Gempa terjadi
pada pukul 03.36 pagi waktu setempat dengan berpusat pada jarak 76 km disebelah
Tenggara kota Perugia (sumber USGS).
Hingga ditulis artikel ini, jumlah korban telah
mencapai 73 jiwa dan dipastikan akan bertambah banyak karena sejumlah korban
tertimbun runtuhan bangunan. Guncangan gempa sangat kuat dan terasa hingga ke
Ibukota Italia, karena pusat gempa berada dalam tumbukan Lempeng Eurasia dengan
Lempeng India dan gerak menekan Lempeng Afrika ke arah Lempeng Eurasia. Posisi
Italia persis berada tepat di tengah Benua Eropa, diapit daerah Balkan dan
Daratan Eropa dalam hal ini masuk wilayah Spanyol yang juga rawan gempa bumi.
Italia termasuk negara maju, namun dalam hal
mitigasi masih jauh dari kemampuan menciptakan teknologi yang mumpuni terhadap
bencana gempa, kota-kota di Italia seperti juga di Indonesia berada diatas
patahan dan zona subduksi gempa maut.
Gambar : Gempa Italia, runtuhan bangunan yang tidak berbasis gempa (sumber : Reuter)
RENTANG GEMPA
Berdasarkan posisinya diatas Lempeng Eurasia,
Pulau di Italia termasuk daerah kerentanan gempa yang sangat tinggi dan ini
merupakan daerah di Benua Eropa paling sering mengalami musibah bencana gempa,
tanah di Italia mudah mengalami perobekan dan penghancuran blok-blok batuan
yang menyusun bentangalamnya di bandingkan Kepulauan Inggris, sekitar Balkan
atau Laut Mati dan sebagian wilayah Spanyol, jika guncangan gempa datang dengan
siklus dua hingga lima tahunan mengalami guncangan diatas 6.0 Skala Richter
(SR). Guncangan ini kadang juga mengganggu puncak disekitar Pegunungan Alpen
karena telah banyak ditemukan sejumlah patahan-patahan yang membujur ke Laut Adriatik
yang membelah kawasan Balkan dan Semenanjung Italia.
Tatanan
geologi yang terbentuk penyebab utama mengapa percepatan gelombang
pada batuan dasar maksimun di Italia tidak mencapai 150 tahun sekali.
Sebab lain, tersusun oleh 90 persen batuan vulkanik berumur Kuarter,
karena berada dalam Sirkum
Mediterania yang terbentuk dalam usia Kuarter sehingga siklus energi
kegempaan
di Italia tidak pernah mencapai 50 tahun sekali melepaskan energi
kegempaan
dengan intensitas magnitude maksimun 7.0 SR. Dan disebelah Selatan
Italia itu
terdapat palung yang sangat dalam mencapai 2500 km, penekanan efek
lempeng ke
sesar-sesar daratan Tengah Italia hingga ke Utara daratan Eropa dapat
memberikan stimulusasi bagi Spanyol dan Portugal, termasuk juga Swiss
dan
Austria,
Kawasan Italia dan Balkan maupun Spanyol serta
Portugal secara tektonik merupakan kawasan yang memang sangat rumit dan
kompleks karena kaya akan lipatan-lipatan batuan yang berumur masih muda terbentuk
disekitar periode Kuarter berusia 70 juta tahun yang lalu dan patahan-patahan
aktif mengelilingi tiga zona laut yang mengepung tata ruang pulau-pulau di
Italia dari Selatan ke Utara hingga menusuk tajam ke daratan Swiss ke
Pegunungan Alpen lalu membentang ke arah barat ke Himalaya terus ke Burma, lalu
ke Indonesia dan melingkar ke Utara menuju ke Pasifik dan sekitar Philipina membentuk
Palung Laut dalam di Mindanao.
Semua merupakan produk benturan lempeng kerak bumi
sub kontinen India terhadap Lempeng Eurasia yang terkunci di utara Italia di
daratan Swiss sekitar sepanjang pegunungan Alpen. Dan patahan Adriantik dapat
menghasilkan gempa bumi yang besar, penelitian belum cukup mengurangi bencana
jika standar penerapan building code terhadap tata ruang infrastruktur akan
menambah kekuatan jumlah korban yang terjadi, pusat gempa yang terjadi adalah
10 km, dan daerah ini telah memberikan efek pukulan bagi groundshaking terhadap
bangunan sehingga setiap gempa yang terjadi di Italia sering menimbulkan korban
di atas 100 jiwa dan sudah berlangsung di era modern ini, Italia mengalami
gempa kuat sejak 2005, 2009, 2012 dan 2016
ERA 2005
Sebuah patahan yang aktif membentang sepanjang
Pegunungan Apenina di tengah Italia merupakan kawasan daerah yang hiperlabil,
penelitian-penelitian menyebutkan hal itu karena tekanan beban di atasnya dan
selain kondisi batuan yang terbentuk masih labil dalam proses geologi ruang dan
waktu.
Sumber La Republica serta Jawatan Geologi dan
Sipil Italia maupun data USGS menyebutkan dalam sejarah panjang gempa Italia,
sering menimbulkan kerusakan dalam intensitas tinggi, terlihat sering kali jika
gempa terjadi maka akan ada jalan terbelah panjang dan terputus, kemiringan
bangunan hingga rata ke tanah karena kandungan tanah seperti bubur, yang mudah
terurai. Terlihat pada sejarah gempa tahun 2009 lalu di kawasan Accumoli yang
berdekatan dengan kawasan gempa 2016 dengan kekuatan mencapai 6.3 SR yang
menewaskan korban mencapai 390 orang dengan kerugian diatas 100 milyar rupiah.
Gambar : Posisi Gempa Itali 2016 (Sumber : dari berbagai sumber)
Guncangan gempa di Italia sering menjangkau radius
seismik 100 hingga 200 km dari pusat gempa dan umumnya gempa dalam tujuh tahun
terakhir disebabkan adanya perubahan gerak lempeng di Laut Adriatik yang
membangun daratan di dalam laut di sekitar pantai Kroasia. Terlihat dengan
terjadinya longsoran di Pegunungan Alpen akibat adanya efek penekanan
disepanjang pulau di Semenanjung Balkan yang berhenti tumbuh sekitar 30 tahun
yang lalu dengan pembentukan rantai pegunungan yang membentang dibagian atas
pantai barat Balkan dan mendesak ke arah timur ke tengah di daratan Italia
melalui jalur laut Adriatik.
Patahan inilah yang menekan kejadian gempa dalam
kurun 7 tahun ini pada tepi lempeng tektonik Eurasia yang berada di ujung
selatan daratan Pulau Italia dan menumpang diatas lempeng kecil yang terbentuk
di Laut Adria Selatan, lapisan yang terbentuk itu mendesak dan umumnya
merupakan batuan apung atau karbonat yang memang mudah retas sehingga lapisan
ini tertutup pada kedalaman tidak lebih 10 km sehingga menimbulkan efek
likuafaksi pada bangunan dan efek guncangan berganda, pada umumnya banyak terjadi di daerah yang terbentuk
oleh erupsi batuan vulkanik.
Literatur penelitian terbaru menyebutkan bahwa
sejak tahun 2005 ada beberapa gejala yang mengejutkan karena terjadinya
pergeseran potongan lempeng di kawasan Laut Adria di selatan yang menempatkan
setiap potongan lempeng bergerak secara bersama dimana bagian patahan di
selatan Italia yang mirip sepatut bot bergerak ke arah pantai Kroasia di barat
Italia yang dalam hal ini masuk kawasan semenanjung Balkan itu melaju sekitar
0.16 inci atau 0.4 centimeter per tahun, sementara di dasar Laut Adriatik Tengah meluncur lempeng di bawah Kroasia
dengan luas 200 km merupakan pecahan lempeng timur sepanjang dasar laut Kroasia
bergerak ke Selatan Kroasia, lalu berada di atas Lempeng Adria Selatan-Italia
yang sudah terbentuk di wilayah selatan Italia untuk bergerak bersama ke pantai
Kroasia ke arah selatan, kedua lempeng Adria Selatan Italia-Kroasia itu yang
suatu saat dalam ratusan waktu geologi akan membawa Italia dan Kroasia kontak
langsung dengan menutup Laut Adriatik sekitar 50 juta tahun ke depan.
RAWAN DI DUNIA
Italia adalah negara rawan
gempa di Eropa, posisi Italia seperti kepulauan Taiwan, Jepang dan juga
sebagian pulau dipantai Barat Sumatera (Indonesia). Sebagian Pulau di Italia
merupakan daerah dalam pembentukan gunung api atau Pulau vulkanik, rentang
mengalami pembenturan antar Lempeng Eurasia dengan Lempeng India maupun Lempeng
Eurasia dengan Lempeng Afrika. Pergerakan lempeng itu telah membuktikan posisi
tatanan geologi Italia sangat mudah di getarkan oleh pembentukan gunungapi.
Italia merupakan zona rangkaian pegunungan aktif seperti Nusantara yang
jaringannya mulai dari Kawasan Sirkum Mediterania hingga ke Pasifik.
Italia termasuk kedalam 15
negara yang sering mengalami gempa skala kuat diatas kekuatan 6.0 SR sepanjang
siklus lima tahunan yang merusak dengan jumlah korban dapat mencapai ratusan
jiwa, dimulai dari Indonesia, Jepang, Tiongkok, Nepal, Iran, Chili, Haiti,
Turki, Italia, AS, India, Selandia Baru, Taiwan, Equador dan Burma.
Perlu perisai tata ruang
mitigasi gempa yang tangguh dalam menghadapi kerentanan bencana gempa bumi dan
perubahan iklim global.
M.Anwar Siregar
Geolog, ASN, Bertugas Pemetaan di
Wilayah Tabagsel.
Dipublikasi Harian Analisa Medan, 29 Agustus 2016
Komentar
Posting Komentar