Revolusi Laut Indonesia
REVOLUSI LAUT UNTUK
KEJAYAAN BANGSA
Oleh M. Anwar
Siregar
Sudah saatnya Indonesia bangkit sebagai negara Maritim
dengan memanfaatkan momentum hari kebangkitan dengan telah memiliki UU kelautan
setelah 69 tahun merdeka dan ini merupakan produk hukum yang pertama di
hasilkan DPR. UU kelautan ini juga diharapkan dapat menegaskan identitas
Indonesia sebagai negara kepulauan yang berciri Nusantara dan Maritim. Yang
menandai dimulainya kebangkitan RI sebagai bangsa bahari yang bercita-cita
menjadi negara maritim.
UU kelautan menjadi payung hukum untuk mengatur
pemanfaatan potensi kekayaan laut secara komprehensif dan terintegrasi yang
mempertegaskan keterpaduan kebijakan dan peraturan yang ada sehingga
pembangunan berkelanjutan dapat di laksanakan secara nyata dan adil makmur
serta merata di seluruh wilayah Indonesia.
Kehadiran UU Kelautan sangat diperlukan agar kebijakan
Nasional pengelolaan laut terintegrasi. Penegasan integrasi adalah bahwa
Indonesia adalah negara kepulauan sesuai dengan konvensi hukum laut
internasional 1982, selain memiliki laut teritorial, wilayah yuridiksi dan
kawasan dasar laut juga mempunya kesempatan untuk memanfaatkan potensi maritim
di laut lepas.
UU kelautan sebagai satuan erat bagi Indonesia karena dua
alasan penting, Pertama Indonesia merupakan penggagas konsep negara kepulauan
berciri nusantara, dengan Deklarasi Juanda 1957 adalah tonggak sejarah pertama
perjuangan diplomasi menuju pengangkuan dunia. Kedua, Indonesia sebagai negara
kepulauan terbesar dunia sudah barang tentu mengandung potensi ekonomi,
keanekaragaman hayati, dan budaya bahari. Keberadaan UU kelautan sangat urgen
bagi bangsa Indonesia dalam persaingan global saat ini, maka kehadiran UU
kelautan sangat penting bagi pembangunan dan kehidupan bangsa Indonesia.
KEDAULATAN LAUT
Paradigma pemerintah RI yang menitikberatkan kepada
konsep kemaritiman yang diwujudkan dalam poros maritim dunia bermanfaat untuk
mewujudkan kedaulatan laut terutama untuk pembangunan ekonomi nasional. Poros
maritim yang digagas oleh Presiden Jokowi merupakan realitas dengan kondisi
yang luas lautnya lebih luas dibandingkan luas daratan dan merupakan gambaran
dari keunggulan geostrategis, geografis dan geoekonomi di masa depan dan sangat
bergantung dari pengaruh dinamika di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Ditinjau dari geopolitik dan geostrategis, pengelolaan
kelautan ini sangat logis jika dijadikan tumpuan dalam sektor pembangunan
ekonomi nasional saat ini. Sebab semua keunggulan laut dan posisi tata ruang
laut strategis ekonomi ada di wilayah Indonesia dan hal ini mengapa
negara-negara di dunia tidak mudah menyerang dan mengembargo Indonesia.
Namun ironisnya, dalam Pembangunan Daerah ataupun
Pembangunan Nasional dewasa ini, sektor-sektor tersebut masih diposisikan
sebagai sektor pinggiran (peripheral sector), dibuktikan dari masih
rendahnya tingkat pemanfaatan sumber daya laut, penerapan teknologi serta
hampir meratanya tingkat kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat kelautan
terutama nelayan di berbagai pelosok Tanah Air. Menurut data UNCLOS '82, luar
wilayah perairan Indonesia meliputi kawasan laut 3,1 juta km2, yang terdiri
atas Perairan Kepulauan seluas 2,8 juta km2 dan Wilayah Laut seluas 0,3 juta
km2. Banyak potensi yang belum terjamah dalam peningkatan sumber daya manusia
dan sumber daya ekonomi dan sumber daya energi.
Gambar : Konflik dil Laut China Selatan, Indonesia harus menjaga Kedaulatan Ekonomi dan Maritim
(Sumber : dari berbagai sumber)
Paradigama kedaulatan laut sangat penting di berdayakan
kembali mengingat pembangunan yang ada sekarang lebih difokus di darat dan
saatnya dialihkan dalam pembangunan kedaulatan dengan mengintegrasikan lintas
sektoral kepulauan terluar atau terpencil untuk mewujudkan Indonesia sebagai
negara maritim yang mampu mengelola potensi sumber daya lautnya untuk
kesejahteraan rakyatnya.
POTENSI MARITIM
Pembangunan energi kelautan merupakan bagian dari
pembangunan poros maritim sebagai sumber daya ekonomi pembangunan, sumber daya
energi laut merupakan salah satu pilar utama Poros Maritim, yang mengacu ke
salah satu dari lima pilar utama , yaitu pembangunan kembali budaya maritim,
komitmen menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun
kedaulatan Pangan Laut khususnya potensi energi laut.
Kekayaan energi laut di Indonesia saat besar untuk
mengurangi ketergantungan energi konvensional sebagai energi listrik yang saat
ini masih digunakan yaitu energi fosil, energi laut sebagai energi alternatuf
terbarukan dan sangat tepat untuk dikembangkan secara massal atau juga sebagai
sumber energi baru bagian dari pertumbuhan ekonomi bangsa dari laut, apalagi
pihak PLN berencana akan mencabut subsidi listrik untuk kalangan pelanggan
listrik 450-900 watt yang kebanyakan mereka adalah masyarakat yang
berpendapatan sangat kurang.
Pemanfaatan energi listrik dari laut akan mengantarkan
bangsa ini sebagai salah satu negara kuat ekonomi jika pemafaatan energi laut
sebagai kekuatan kedaulatan energi sehingga mengantarkan sebagai negara maritim
dunia yang tangguh. Energi laut ini memiliki posisi strategis dalam salah satu
pilar utama pembangunan Poros Maritim dan juga sebagai sumber ketahanan energi
bagi Indonesia serta sesuai dengan potensi SDA Laut yang sangat luas dan
terbesar di dunia agar potensi SDA laut tidak hanya digunakan dari potensi kekayaan
ikan tetapi juga dari potensi energi.
Selain potensi energi kekayaan laut Indonesia yang sangat
besar, Indonesia juga memiliki banyak harta kekayaan laut berupa harta karun
yang nilainya ditaksirkan mencapai Rp 127,6 triliun. Potensi kekayaannya telah memberikan
keuntungan dan kemungkinan bagi negeri ini untuk memanfaatkan aturan konvensi
kebaharian internasional sebagaimana diatur dalam UNCLOS '82.
REVOLUSI LAUT
Perlu kebangkitan
Nasional untuk sebuah revolusi laut dalam merebut dan menuju kejayaan bangsa,
salah satunya adalah membina mental pemuda untuk terjun atau menekuni bidang
kelautan. Untuk revolusi pemuda Indonesia sangat diperlukan bahwa di laut ada
kejayaan Bangsa, Kenapa revolusi mental pemuda untuk laut? Sebab, Pemuda harus
memainkan peranannya secara optimal sebagai pelopor dan perekat persatuan
bangsa dalam mengelola kekuatan sumber daya kelautan untuk kejayaan bangsa
terutama dengan mengotimalkan SDA di laut perbatasan dalam pembangunan saat
ini. Peran pemuda sangat penting, sebagai syarat utama bagi bangsa untuk mencapai
kemajuan bangsa, untuk itu diperlukan soiliditas pemuda untuk maju dalam
pembangunan kelautan.
Sebab utama
lainnya adalah Indonesia merupakan bangsa yang memiliki kekayaan laut yang
sangat luas, memerlukan kekuatan dan kesiapan pemuda dalam menghadapi
persaingan global terutama dalam menghadapi masyarakat ekonomi Asean (MEA/Asean
Ecomomic Community/AEC) dimana persaingan akan mendapatkan pekerjaan dan
pengembangan usaha termasuk dibidang sumber daya energi kelautan dan
kemaritiman akan semakin ketat, untuk itu diperlukan integritas yang kuat dalam
wira usaha laut agar dapat berkompetisi dalam persaingan era global laut dan
maritim.
Untuk itu diperlukan
revolusi mental bagi pemuda dalam memperkuat kekuatan bangsa dalam bidang laut
dan kemaritiman, revolusi mental pemuda Indonesia diperlukan untuk mempercepat
terwujudnya pemuda yang maju, ciri revolusi mental bagi pemuda yang maju adalah
berkarakter/berkapasitas dan berdaya saing, oleh sebab itu pembangunan kelautan
dan kemaritiman diperlukan komitmen berkesinambungan oleh pemuda sebagai
kekuatan bangsa dalam pembangunan bangsa yang selalu dijiwai oleh semangat
Pancasila, semangat sumpah pemuda dan semangat kemerdekaan bangsa serta UUD
1945.
M, Anwar Siregar
Enviromentalist Geologist, Pemerhati Masalah Tata Ruang
Lingkungan dan Energi Geosfer
Komentar
Posting Komentar