Aug 22, 2016

Sport Tradisi Emas Kembali



TRADISI EMAS TELAH KEMBALI, KEJAYAAN BERLANJUT
Oleh : M. Anwar Siregar

Kegagalan pada olimpiade London pada tahun 2012, itu menjadi pelajaran bagi Owi-Butet dalam menuntaskan kemenangan mereka pada ajang Olimpiade berikutnya di negeri Neymar, pada tahun 2016 dengan merebut medali emas bulutangkis.
Sepanjang tahun 2016 ini, Pasangan ganda campuran Indonesia ini belum menunjukkan grafik permainan yang bagus, sering gagal dibabak awal berbagai turnamen dan diprediksi beberapa pengamat bulutangkis mereka dianggap sudah habis, apalagi disaat yang bersamaan, Junior mereka Praven-Debby terus menunjukkan kualitas mereka dengan merebut turnamen All England 2016, Tontowi Ahmad-Lilyana Natsir itu sering terjegal oleh pasangan yang bukan unggulan, apalagi kondisi fisik Butet tidak menunjukkan kehebatan seorang pengatur serangan di depan net dan sering salah langkah dan mengantisipasi serangan balik lawan sepanjang turnamen mereka ikuti sebelum Olimpiade Rio De Janeiro 2016.
Namun yang mengejutkan saya ketika menyaksikan siarang langsung TV, nampak jelas, variasi serangan yang mematikan yang ditujukan oleh keduanya, sejak babak penyisihan sudah duga ganda campuran Indonesia diprediksi minimal lolos ke semifinal karena mereka akan menghadapi ganda campuran tangguh Tiongkok yang merupakan unggulan teratas ZhangNan/Zhan Yunlei.
BUKTI INDONESIA TANGGUH
Tantangan Bulutangkis sepanjang peride tahun 2016 sangat menantang untuk membuktikan kualitas atlet bulutangkis kita, bahwa kita masih ada, namun memang belum mampu merebut kejayaan seperti diera 15 tahun lalu. Namun langkah merebut medali emas sudah mengingatkan kepada publik bulutangkis dunia bahwa Indonesia akan terus berjuang untuk mendapatkan tradisi mereka sebagai kekuatan bulutangkis dunia.
Sepanjang tahun ini, Indonesia memang hanya kadang membawa satu atau dua gelar, namun hal itu sudah cukup untuk mengingatkan kita bahwa Indonesia hanya berhitung hari untuk merebut kembali kejayaan itu. Kegagalan dalam merebut Piala Thomas 2016 lalu harus dijadikan sebagai pelajaran untuk mempersiapkan segala-galanya agar kita terbuai oleh kenangan masa lalu, bangkit dan bekerja keras adalah motto yang harus ditanam pada jiwa atlet mudah kita bahwa kita mampu untuk bersaing sekeras apapun tantangan yang ada.
Tradisi emas berlanjut kembali karena upaya keras atlet dan pelatih untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan tanah air apalagi bersamaan dengan HUT Kemerdekaan ke 71 RI, sebuah kenangan yang sangat manis bagi pasangan ganda campuran ini. Sebuah kado istimewa dari atlet yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi.
Medali Emas ganda campuran merupakan gelar pertama bagi Indonesia di ajang Olimpiade dan medali emas ke tujuh bagi Indonesia. Sebuah hal yang sangat istimewa karena akan mendorong setiap jiwa atlet muda yang membela bangsa akan mnejadi motivasi tak terhingga seperti kita yang ingin terus menghadirkan lambang supremasi beregu putra (piala Thomas) dan beregu putri (piala Uber) serta beregu campuran dunia (piala Sudirman Cup). Semua lambang supremasi beregu dunia sudah kita renggut dan sangatnya kita bangkit untuk merebut kembali. Lupakan kegagalan piala Thomas dan Uber 2016, mari kita berseru untuk bersatu kembali untuk mewujudkan visi ke era kedepan.
Japan Open Superseries, Indonesia Tanpa Tontowi/Liliyana 
Pasangan sejoli Emas Ganda Campuran yang memberikan kebanggaan bagi Bangsa di HUT RI ke 71
Sumber Foto : Analisa
EMAS KE TUJUH
Catatan sejarah bulutangkis Indonesia terus berlanjut, kita tidak boleh pantang menyerah untuk merebut kejayaan itu, siklus kehidupan memang kadang menunjukkan bahwa tidak ada yang abadi, namun kita tidak boleh tenggelam dalam euphoria kenangan masa lalu, kita harus terus menumbuh kembangkan semangat untuk terus berjuang.
Diantara prestasi kita saat ini, memang prestasi bulutangkis penuh warna abu-abu, tidak tenggelam dan tidak juga terang, namun tradisi emas itu tetap mengingatkan generasi penerus bulutangkis bahwa indonesia tidak akan tenggelam. Akan selalu muncul atlet untuk menerus tongkat estafet dalam mengisi prestasi bangsa Indonesia di ajang bulungkis dunia, seperti layaknya kita terus mengisi kemerdekaan Bangsa Indonesia dengan prestasi gemilang dan menjaga utuh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dibawah ini saya sertakan catatan tinta emas kejayaan bulutangkis olimpiade yang diikuti Indonesia yang dicatat di buku dan disari dari berbagai sumber sebagai berikut :
Tahun              Olimpiade       Medali                                    Nama Atlet                             Keterangan
1992                Barcalona         Tunggal Putra               Allan Budi Kusumah                 Emas 1
                                                Tunggal Putri                Susi Susanti                              Emas 2
                                                Tunggal Putra               Ardi BW                                  Perak
                                                Tunggal Putra               Hermawan Susanto                   Perunggu
                                                Ganda Putra                 Eddy Hartono/Gunawan           Perak
1996                Atlanta             Ganda Putra                 Rexy Mainaki/Ricky S  Emas 3
                                                Tunggal Putri                Mia Audina                              Perunggu
                                                Tunggal Putri                Susi Susanti                              Perunggu
2000                Sydney            Ganda Putra                 Tony Gunawan/Candra W        Emas 4
2004                Athena             Tunggal Putra               Taufik Hidayat                          Emas 5
2008                Beijing              Ganda Putra                Hendra S/Markis Kido             Emas 6
                                                Tunggal Putri                Maria F K                                Perunggu
2016                Rio de Janeiro Ganda Campuran          Tontowi A/Lilyana N                 Emas 7
Keberhasilan Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir telah membaya  kegagalan mereka di Olimpiade London dengan kalungan emas dan memungkin lagu Indonesia Raya berkumandangn walau sebiji emas namun di pastikan akan tetap membangkitkan semangat atlet Indonesia dalam menyambut olimpiade 2020 di Jepang. Negeri matahari terbit itu akan terus di bidik negeri zmrud kahatulistiawa ini untuk mempertahankan tradisi emas walau sebiji dibawa tetap akan di kenang oleh rakyat Indonesia, bagi kami Indonesia Raya harus bergema di Olimpiade.
SETELAH OLIMPIADE
Setelah sukses olimpiade sudah saatnya PBSI harus mengevaluasi bagi sektor lainnya, karena pasangan Ganda Putra Moh Akhsan/Hnedra Setiawan gagal melangkah ke fase semifinal, harus dievaluasi faktor mengapa mereka sering kalah menang dan mengapa ganda putri terbaik Indonesia Gressia Polii/Nitya Krishinda mengatasi pasangan Tiongkok, begitu juga Tommy Sugiarto, yang sudah berlatih khusus di Singapura serta Tungga Putri Lindaweni Fanetri yang gagal terus di berbagai turnamen bulutangkis internasional.
Evaluasi sangat penting untuk menghadapi tantangan berikutnya pada SEA Games 2017, Indonesia tidak boleh gagal hanya mengatasi lawan-lawan yang sudah jelas. Untuk Tontowi Ahkmad/Lilyana Natsir terus lah menjaga kebugaran fisik demi terus berprestasi apalagi khusus untuk Butet adalah olimpiade terakhir karena telah berekapala “tiga” dan PBSI perlu mencari “istri baru” untuk Tantowi dengan jodoh yang tepat. Agar tradisi ganda campuran dalam kurun hampir delapan tahun ini terus menjaga marwah Bulutangkis Indonesia padahal pada tahun-tahun lalu sekitar 15 tahun lalu ganda campuran dianggap tidak bergengsi dan pemain yang bermain dianggap sisa atau buangan namun kini tidak lagi perlu memikirkan hal yang tabu bagi ganda campuran. Tradisi emas justrunya mereka yang menyelamat muka Indonesia untuk ke sekian kali lagi.
Buat Praven Jordan/Debby Susanto, kalian adalah calon penerus dan jangan anggap beban besar, pelajari semua kelamahan lawan, variasi serangan fokus utama selain memperkuat daya serang pukulan yang lebih baik, kegagalan terlihat pada beban mental dan tekanan pertahanan yang sering seperti mati langkah.
Selamat sekali lagi buat Owi/Butet, anda adalah rakyat yang sangat mengagumkan bagi bangsa, kami semua bangga atas perjuang kalian termasuk atlet bulutangkis lainnya dan tentu juga untuk atlet peraih medali perak angkat besi bagi Sri Mulyani dan Eko Yuli. Teruslah berprestasi, raih mimpi setinggi bintang untuk Asian Games 2018 di Indonesia. Selamat bahagia, Merdeka Indonesia ku selama-lamanya.

M. Anwar Siregar
Geolog, Penggemar Sport Bulutangkis, Sepakbola dan Adventure Geologi

No comments:

Post a Comment

Related Posts :