Feb 13, 2019

Fenomena Darurat Iklim Global


TAJUK PALU EMAS GEOLOG 22

FENOMENA DUNIA DARURAT IKLIM
Oleh M. Anwar Siregar

Menulis di blog 'Weather Underground', Dr Jeff dan rekannya Bob Henson mengatakan, Februari adalah luar biasa karena ia lebih panas 1,35 derajat Celcius ketimbang rata-rata jangka panjang, sementara Juli hanya lebih panas 0,75 derajat Celcius dari rata-rata.
Mungkin, yang bahkan lebih luar biasa adalah bahwa Februari 2015 mengalahkan rekor Februari sebelumnya [yang diatur selama puncak El Nino 1997-98] dengan kenaikan suhu 0,47 derajat Celcius besar," tulis mereka. Rekor sebelumnya adalah Januari tahun ini, yakni lebih panas 1,14 derajat Celcius ketimbang suhu rata-rata, yang memecahkan suhu Desember 2015 dengan catatan kenaikan 1,10 derajat Celcius.

Data terbaru NASA juga menunjukkan bahwa meskipun Oktober 2015 adalah bulan pertama yang menjadi lebih hangat 1 derajat Celcius dibanding suhu rata-rata, setiap bulan sejak Oktober telah melampaui tanda itu. Bulan terakhir yang lebih dingin dari suhu rata-rata adalah September 1992, dan tahun terakhir dengan dua bulan yang lebih dingin dari rata-rata adalah tahun 1978.
DUNIA DARURAT IKLIM
Dr Jeff dan Dr Bob menggambarkan data di bulan Februari sebagai "margin yang luar biasa untuk mengalahkan rekor suhu dunia bulanan," dan "tonggak yang tak menyenangkan". Data, yang membandingkan tiap bulan di tahun 1880 dengan suhu rata-rata antara tahun 1951-1980, menegaskan analisis sebelumnya bahwa Februari adalah bulan terpanas dalam sejarah.
Hasil ini merupakan kejutan sesungguhnya, namun pengingat lain dari kenaikan jangka panjang dalam suhu global diakibatkan gas rumah kaca yang dihasilkan manusia, bahwa pemanasan itu benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya. Dunia berada dalam darurat iklim sekarang ini dan Pemerintah harus bertindak dan perlu melakukan lebih baik dengan mengulang target 2 derajat Celcius tetapi juga menyebut bahwa dunia harus mengejar target untuk membatasi peringatan ke 1,5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri. Dunia sudah lebih hangat 1 derajat Celcius sejak akhir abad ke-19, dan panas yang tersimpan di lautan telah menyumbangkan setidaknya 0,5 derajat dari pemanasan atmosfer.
Singkatnya, dunia meluncur dengan kecepatan menakutkan ke arah maksimum pemanasan 2 derajat Celcius dari tingkat pra-industri yang disepakati secara global, dan beberapa bulan ke depan suhu akan tetap jauh di atas rata-rata jangka panjang.
FENOMENA PANAS BUMI
Pemanasan global (global warning) adalah peristiwa naiknya intensitas efek rumah kaca (ERK) yang terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas (sinar inframerah) yang dipancarkan bumi. Gas itu disebut gas rumah kaca (GRK). Dengan penyerapan itu sinar panas terperangkap sehingga naiklah suhu permukaan bumi.
Seandainya tidak ada GRK dan karena itu tidak ada ERK, suhu permukaan bumi rata-rata hanya -18oC saja, terlalu dingin bagi kehidupan makhluk. Dengan adanya ERK suhu bumi adalah rata-rata 15oC, sehingga ERK sangat berguna bagi kehidupan di bumi. Akan tetapi, akhir-akhir ini semakin naiknya kadar GRK dalam atmosfer, yaitu CO2 dan beberapa gas lain (seperti CO2, CH4, dan N2O) menyebabkan naiknya intensitas ERK, sehingga suhu permukaan bumi akan naik pula. Inilah yang disebut global warning.
Berbagai dampak negatif pemanasan global, yaitu menyebabkan perubahan iklim sedunia (perubahan curah hujan), naiknya frekuensi maupun intensitas badai (seperti di Banglades dan Filipina semakin menderita), dan bertambahnya volume air laut dan melelehnya es abadi di pegunungan dan kutub. Hal itu juga menyebabkan keringnya tanah dan kekeringan yang berdampak negatif terhadap pertanian dan perikanan.
Bertambahnya volume air laut, maka permukaan laut akan naik. Dengan laju kenaikan kadar GRK seperti sekarang diperkirakan pada sekitar 2030 suhu akan naik 1,5-4,5oC. Kenaikan suhu ini menyebabkan naiknya permukaan laut 25-140 cm. Dampak naiknya permukaan laut yakni tergenangnya daerah pantai, tambak, sawah dan kota yang rendah seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang serta beberapa pulau di Indonesia. Kenaikan permukaan laut juga menyebabkan laju erosi pantai. Untuk kenaikan permukaan laut 1 cm, garis pantai akan mundur 1m, sehingga kenaikan permukaan laut 25-140 cm, garis pantai mundur 25-140 m.
FENOMENA OZON
Kepunahan jenis berarti hilangnya sumber daya gen yang mengurangi kemampuan kita dalam pembangunan pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan. Penyebabnya antara lain karena adanya hujan asam dan penyusutan luas hutan, serta penggunaan sistem monokultur atau varietas unggul sehingga varietas lokal hilang, seperti varietas padi lokal yang hampir sirna.
Ozon ialah senyawa kimia yang terdiri atas tiga atom oksigen. Di lapisan atmosfer yang rendah ia mengganggu kesehatan dan di lapisan atas atmosfer ia melindungi makhluk hidup dari sinar ultraviolet yang dipancarkan matahari. Apabila kadar ozon di stratosfer berkurang, kadar sinar ultraviolet yang sampai ke bumi bertambah. Maka resiko untuk mengidap penyakit kanker kulit, katarak dan menurunnya kekebalan tubuh akan meningkat. Penurunan kadar ozon disebabkan karena rusaknya ozon oleh segolongan zat kimia yang disebut clorofuorokarbon yang banyak digunakan dalam industri dan kehidupan kita, seperti gas freon (pendingin AC dan almari es), gas pendorong dalam aerosal (parfum, hairspray, dan zat racun hama) dan lainnya.
Pentingnya udara sering diabaikan terutama karena sampai kini kita masih bisa memperolehnya tanpa harus mengeluarkan biaya. Padahal di Tokyo saat ini mulai dijual udara bersih (oksigen) dalam tabung. Suatu kejutan pertama yang menyadarkan manusia akan bahaya udara kotor terjadi di Inggris pada tahun 1952 yang dikenal dengan “The Great London Smog” yang menyebabkan sekitar 4000 jiwa melayang karena asap dan gas mobil.
Dunia saat ini tengah bergulat dengan bencana perubahan iklim. kanaikan suhu bumi sudah tidak dapat dielakkan lagi. Skenario terbaik saat ini adalah bagaimana cara untuk menjaga agar kenaikan suhu bumi tidak melebihi 2 derajat celcius. Indonesia turut memberikan komitmen dalam usaha penurunan emisi untuk mencegah kenaikan suhu global bumi. Setelah pada pemerintahan sebelumnya Indonesia memberikan komitmen sebesar 26% penurunan emisi pada tahun 2020, kali ini melalui Intended Nationally Determined Contributions (INDCs) Indonesia menaikkan komitmen itu menjadi sebesar 29% pada tahun 2030.
FENOMENA KORBAN
Bangunan pun turut mengambil bagian dalam upaya penurunan emisi ini. Untuk pertama kalinya, Bangunan menjadi salah satu topik pemerhati iklim global. Ini merupakan pengakuan global bahwa sektor bangunan memiliki peranan besar dalam upaya penurunan emisi.
Pemanasan global yang terparah terjadi di daerah khatulistiwa dimana Indonesia berada. Karena jika es kutub mencair, akibat naiknya suhu global, maka cairan es tadi mengalir dari kutub ke khatulistiwa, sehingga menyebabkan naiknya permukaan air laut yang dapat menenggelamkan pulau-pulau di katulistiwa. Perubahan iklim akibat dampak pemanasan global diantaranya : (1) meningkatnya intensitas hujan yang akibatnya akan sering terjadi banjir, baik di daerah basah maupun kering. (2). Berkurangnya sumber air yang akan menyebabkan menurunnya produksi pangan. (3) Meningkatnya jumlah penyakit dan kematian akibat gelombang panas, angin puting beliung, banjir, kekeringan, kebakaran serta meningkatkan kekurangan gizi.
(Isi tajuk ini di sari dari berbagai pustaka dan berbagai sumber).

No comments:

Post a Comment

Related Posts :