Jan 20, 2019

Sumut Kaya Energi Lambat Aksi

SUMATERA UTARA KAYA EBT LAMBAT AKSI
Oleh : M. Anwar Siregar

Sumut saat ini sudah harus bangkit dan tidak bergantung pada energi fosil dalam mengatasi berbagai krisis energi listrik, memerlukan pembangunan jaringan listrik tegangan menegah untuk memenuhi kebutuhan energi di desa terpencil dan tidak boleh lambat dalam merealisasi kebutuhan energi agar dapat mengejar ketertinggalan pembangunan dan saat ini sumatera utara sudah terlewati oleh provinsi sumatera selatan dan sebentar lagi provinsi Riau.
LAMBAT ENERGI
Menjawab krisis energi listrik dan gas di Sumut dapat dilihat dari yang telah tersedia berupa potensi energi baru terbarukan, yang dapat memberikan sumbangan kesejahteraan yang lebih baik dari sekarang.
Hampir di setiap Desa di Sumatera Utara memiliki keunggulan energi baru terbarukan, di Paluta, Palas, Sergai, Labuhan Batu, Langkat, Simalungun dan Tebing Tinggi banyak ditemukan sumber-sumber energi bahan bakar nabati [BBN] dari kelapa sawit, di Deli Serdang dapat kembangkan energi dari bahan singkong dan ubi-ubian, begitu juga dapat memanfaatkan pohon aren yang harus dibudidayakan untuk menghasilkan energi ethanol.
Potensi energi angin dapat dikembangkan di kawasan pesisir timur dan barat Sumut, memanfaatkan teluk Tapanuli dan Sibolga serta Nias untuk pengembangan energi kincir angin karena tingkat kecepatan angin didaerah itu sudah termasuk ideal dalam menjalankan fungsi sebagai energi listik yaitu kecepatan angin di Indonesia rata-rata 2 m /setik sampai 6 m/detik. Kalau diasumsikan, dengan kisaran 2.5 meter/detik, maka potensi yang dapat dimanfaatkan mencapai 22 MW dengan panjang garis pantai antara 2-5 km. Potensi panjang pantai dapat juga dimanfaatkan untuk pembangkit listrik panas matahari yang dapat menghasilkan tenaga listrik sebesar 10 megawatt.
Yang perlu menjadi perhatian serius dan jangan sampai terkendala adalah pembangunan energi panas bumi di Sumut tersebar di delapan Kabupaten dengan 15 lapangan yang berprospek menghasilkan 3237 Mwe, karena di perkirakan cadangan yang ada masih bisa di up grade mencapai 5,000 MW dan terbesar kedua di Indonesia setelah Jawa Barat.
Perlu pengembangan yang lebih tajam mengingat potensi ini cukup besar dan masih terabaikan akibat investasi yang berbelit bagi investor. Panas bumi sudah harus mampu membebaskan Sumut dari gelap gulita.
Potensi energi panas bumi di Sumut Utara tersebar di delapan Kabupaten dengan 15 lapangan yang berprospek menghasilkan 3237 Mwe, Selain potensi tersebut, Sumatera Utara masih memiliki potensi sumber daya air yang telah survey diberbagai kabupaten di Sumatera Utara baik PLTA maupun Hidro Power ataupun mini hidro mencapai kapsitas 3.098.341 Kw dengan 233 lokasi sumber yang dapat mendorong laju investasi pembangunan ekonomi. Sebuah kebutuhan yang sangat mendesak. Jangan lambat beraksi untuk menarik para investor.
KEBUTUHAN MENDESAK
Saat ini, Sumut membutuhkan cadangan energi yang lebih besar, memerlukan penambahan kapasitas energi dari PLN, Pemerintah Sumut perlu mendorong percepatan pembangunan PLTM dengan kapasitas energi mencapai 328.8 MW di berbagai daerah yang diajukan oleh 38 perusahaan sehingga akan mampu meningkatkan perekonomian di lima kabupaten yang telah memberikan izin prinsip pembangunan PLTM.
Mengingat kebutuhan konsumsi energi listrik sangat besar serta kemampuan PLN dalam memasokan energi listrik ke berbagai sektor masih sangat terbatas. Dibutuhkan realisasi investasi pembangunan jaringan energi yang lebih cepat guna mengantisipasi kelangkahan energi sekaligus mencegah bencana energi, pengawasan izin proyek pembangunan pembangkit listrik yang telah dikeluarkan oleh pemerintah daerah agar tepat waktu beroperasi, memberikan kemudahan pajak pembangunan dan mengevaluasi berbagai kondisi riil kemampuan perusahaan pembangkit listrik yang telah beroperasi maupun dalam tahap pelaksanaan eksplorasi agar ditemukan kepastian pasokan energi. Selain itu, kualitas dan tingkat kinerja SDM di PLN harus diberikan sanksi yang lebih keras lagi agar Sumut tidak gelap sedetikpun.
KOMITMEN AKSI
Bagaimana bisa bersaing dan meningkatkan daya saing industri di Sumatera Utara jika program-program pembangunan yang ada sekarang tidak selaras dengan kondisi riil masyarakat dan industri di Sumatera Utara, bagaimana bisa maju jika untuk memanfaatkan potensi energi yang ada jika energi/pikiran perencana pembangunan propinsi ini lamban mengatasi kendala dalam memanfaatkan peluang investasi yang ada disebabkan kondisi iklim investasi yang berbelit sehingga peluang menuju kemandirian energi alternatif semakin jauh dari cita-cita yang didambakan, tidak mengherankan terjadi krisis yang berkepanjangan dan Sumut yang paling parah mengalaminya dibandingkan propinsi yang ada di luar Jawa.
Jika Sumut ingin memacu kemajuan ekonominya harus mengubah iklim bisnis dan investasi yaitu memberdayakan pembangunan energi terbarukan, karena hal ini memiliki beberapa keuntungan antara lain dapat mengurangi polusi udara global terhadap kerusakan dan bencana lingkungan, mengurangi laju kerusakan dan keterbatasan ekologi hijau, meningkatkan lapangan kerja dalam mengurangi laju kemiskinan, pengangguran serta peningkatan pendapatan rakyat. Menjaga keberlajutan ekosistim dan tata ruang air.
Keadaan ini memerlukan komitmen aksi yang kuat untuk membangun Sumut lima tahun ke depan, Sumatera Utara sebaiknya memfokuskan dan mengatasi persoalan krisis energi serta peningkatan kemampuan pendanaan pembangunan jaringan infrastruktur listrik Desa agar terbentuknya kemandirian energi, karena dalam beberapa tahun terakhir ini, sumber energi fosil semakin menurun, begitu juga pengadaan pasokan gas bagi kalangan industri belum mampu diatasi oleh para Gubernur terdahulu ke era sekarang, kondisi yang ada sekarang menunjukkan gejala semakin buruk dan perlu upaya mempertajamkan fokus.
Memanfaatkan potensi energi terbarukan merupakan solusi aksi yang tepat dalam mengatasi kelangkahan energi listrik dan pasokan BBM dan gas di Sumut, Sumut harus responsif lebih cepat dalam memanfaatkan potensi energi yang ada karena hal ini sangat menjanjikan untuk kesejahteraan masyarakat Sumut.
Bukan sebaliknya, bergerak lamban, sebab izin investasi banyak terganjal di meja birokrasi, sehingga kelebihan EBT sepertinya terabaikan, krisis energi semakin menggila, dampaknya menjadikan Sumut menuju propinsi gulap gulita, hal ini karena sebagian daerah mengalami pemadaman sudah sering berlangsung kadang bisa seminggu lewat, dalam satu hari setengah kota/kabupaten di Sumut gelap gulita bersamaan. Dan penulis sudah melihat diatas udara menuju ke Medan. Yang dominan gelap gulita dan nyaris terlihat bagaikan kerlap kerlipnya lampu malam.
Sekali lagi jangan lambat bergerak untuk merebut investasi energi dari para investor karena sesungguhnya sumatera utara sangat menarik bagi pengembangan investasi. Sebuah tantangan bagi para gubernur terpilih.
M. Anwar Siregar
Geolog, ANS Pemprov Sumatera Utara





No comments:

Post a Comment

Related Posts :