Sumut Kaya Energi Lambat Aksi
SUMATERA UTARA KAYA EBT
LAMBAT AKSI
Oleh : M. Anwar Siregar
Sumut
saat ini sudah harus bangkit dan tidak bergantung pada energi fosil dalam
mengatasi berbagai krisis energi listrik, memerlukan pembangunan jaringan
listrik tegangan menegah untuk memenuhi kebutuhan energi di desa terpencil dan
tidak boleh lambat dalam merealisasi kebutuhan energi agar dapat mengejar
ketertinggalan pembangunan dan saat ini sumatera utara sudah terlewati oleh
provinsi sumatera selatan dan sebentar lagi provinsi Riau.
LAMBAT ENERGI
Menjawab
krisis energi listrik dan gas di Sumut dapat dilihat dari yang telah tersedia
berupa potensi energi baru terbarukan, yang dapat memberikan sumbangan
kesejahteraan yang lebih baik dari sekarang.
Hampir
di setiap Desa di Sumatera Utara memiliki keunggulan energi baru terbarukan, di
Paluta, Palas, Sergai, Labuhan Batu, Langkat, Simalungun dan Tebing Tinggi
banyak ditemukan sumber-sumber energi bahan bakar nabati [BBN] dari kelapa
sawit, di Deli Serdang dapat kembangkan energi dari bahan singkong dan
ubi-ubian, begitu juga dapat memanfaatkan pohon aren yang harus dibudidayakan
untuk menghasilkan energi ethanol.
Potensi energi angin dapat
dikembangkan di kawasan pesisir timur dan barat Sumut, memanfaatkan teluk Tapanuli
dan Sibolga serta Nias untuk pengembangan energi kincir angin karena tingkat kecepatan
angin didaerah itu sudah termasuk ideal dalam menjalankan fungsi sebagai energi
listik yaitu kecepatan angin di Indonesia rata-rata 2 m /setik sampai 6
m/detik. Kalau diasumsikan, dengan kisaran 2.5 meter/detik,
maka potensi yang dapat dimanfaatkan mencapai 22 MW dengan panjang garis pantai
antara 2-5 km. Potensi panjang pantai dapat juga dimanfaatkan untuk pembangkit
listrik panas matahari yang dapat menghasilkan tenaga listrik sebesar 10
megawatt.
Yang perlu menjadi perhatian serius dan jangan sampai terkendala adalah
pembangunan energi panas bumi di Sumut tersebar di delapan Kabupaten dengan 15
lapangan yang berprospek menghasilkan 3237 Mwe, karena di perkirakan cadangan
yang ada masih bisa di up grade mencapai 5,000 MW dan terbesar kedua di
Indonesia setelah Jawa Barat.
Perlu pengembangan yang lebih tajam mengingat
potensi ini cukup besar dan masih terabaikan akibat investasi yang berbelit
bagi investor. Panas bumi sudah harus mampu membebaskan Sumut dari gelap
gulita.
Potensi
energi panas bumi di Sumut Utara tersebar di delapan Kabupaten dengan 15
lapangan yang berprospek menghasilkan 3237 Mwe, Selain potensi tersebut,
Sumatera Utara masih memiliki potensi sumber daya air yang telah survey diberbagai
kabupaten di Sumatera Utara baik PLTA maupun Hidro Power ataupun mini hidro
mencapai kapsitas 3.098.341 Kw dengan 233 lokasi sumber yang dapat mendorong
laju investasi pembangunan ekonomi. Sebuah kebutuhan yang sangat mendesak.
Jangan lambat beraksi untuk menarik para investor.
KEBUTUHAN MENDESAK
Saat ini, Sumut membutuhkan cadangan energi yang lebih besar, memerlukan
penambahan kapasitas energi dari PLN, Pemerintah Sumut perlu mendorong
percepatan pembangunan PLTM dengan kapasitas energi mencapai 328.8 MW di
berbagai daerah yang diajukan oleh 38 perusahaan sehingga akan mampu
meningkatkan perekonomian di lima kabupaten yang telah memberikan izin prinsip
pembangunan PLTM.
Mengingat kebutuhan konsumsi energi listrik sangat besar serta kemampuan
PLN dalam memasokan energi listrik ke berbagai sektor masih sangat terbatas. Dibutuhkan
realisasi investasi pembangunan jaringan energi yang lebih cepat guna
mengantisipasi kelangkahan energi sekaligus mencegah bencana energi, pengawasan
izin proyek pembangunan pembangkit listrik yang telah dikeluarkan oleh
pemerintah daerah agar tepat waktu beroperasi, memberikan kemudahan pajak
pembangunan dan mengevaluasi berbagai kondisi riil kemampuan perusahaan
pembangkit listrik yang telah beroperasi maupun dalam tahap pelaksanaan
eksplorasi agar ditemukan kepastian pasokan energi. Selain itu, kualitas dan
tingkat kinerja SDM di PLN harus diberikan sanksi yang lebih keras lagi agar
Sumut tidak gelap sedetikpun.
KOMITMEN AKSI
Bagaimana bisa bersaing dan meningkatkan daya saing industri di Sumatera
Utara jika program-program pembangunan yang ada sekarang tidak selaras dengan
kondisi riil masyarakat dan industri di Sumatera Utara, bagaimana bisa maju
jika untuk memanfaatkan potensi energi yang ada jika energi/pikiran perencana
pembangunan propinsi ini lamban mengatasi kendala dalam memanfaatkan peluang
investasi yang ada disebabkan kondisi iklim investasi yang berbelit sehingga
peluang menuju kemandirian energi alternatif semakin jauh dari cita-cita yang
didambakan, tidak mengherankan terjadi krisis yang berkepanjangan dan Sumut
yang paling parah mengalaminya dibandingkan propinsi yang ada di luar Jawa.
Jika
Sumut ingin memacu kemajuan ekonominya harus mengubah iklim bisnis dan
investasi yaitu memberdayakan pembangunan energi terbarukan, karena hal ini
memiliki beberapa keuntungan antara lain dapat mengurangi polusi udara global
terhadap kerusakan dan bencana lingkungan, mengurangi laju kerusakan dan
keterbatasan ekologi hijau, meningkatkan lapangan kerja dalam mengurangi laju
kemiskinan, pengangguran serta peningkatan pendapatan rakyat. Menjaga
keberlajutan ekosistim dan tata ruang air.
Keadaan
ini memerlukan komitmen aksi yang kuat untuk membangun Sumut lima tahun ke
depan, Sumatera Utara sebaiknya memfokuskan dan mengatasi persoalan krisis
energi serta peningkatan kemampuan pendanaan pembangunan jaringan infrastruktur
listrik Desa agar terbentuknya kemandirian energi, karena dalam beberapa tahun
terakhir ini, sumber energi fosil semakin menurun, begitu juga pengadaan
pasokan gas bagi kalangan industri belum mampu diatasi oleh para Gubernur
terdahulu ke era sekarang, kondisi yang ada sekarang menunjukkan gejala semakin
buruk dan perlu upaya mempertajamkan fokus.
Memanfaatkan
potensi energi terbarukan merupakan solusi aksi yang tepat dalam mengatasi
kelangkahan energi listrik dan pasokan BBM dan gas di Sumut, Sumut harus
responsif lebih cepat dalam memanfaatkan potensi energi yang ada karena hal ini
sangat menjanjikan untuk kesejahteraan masyarakat Sumut.
Bukan sebaliknya, bergerak lamban, sebab izin investasi banyak terganjal di
meja birokrasi, sehingga kelebihan EBT sepertinya terabaikan, krisis energi
semakin menggila, dampaknya menjadikan Sumut menuju propinsi gulap gulita, hal
ini karena sebagian daerah mengalami pemadaman sudah sering berlangsung kadang
bisa seminggu lewat, dalam satu hari setengah kota/kabupaten di Sumut gelap
gulita bersamaan. Dan penulis sudah melihat diatas udara menuju ke Medan. Yang
dominan gelap gulita dan nyaris terlihat bagaikan kerlap kerlipnya lampu malam.
Sekali
lagi jangan lambat bergerak untuk merebut investasi energi dari para investor
karena sesungguhnya sumatera utara sangat menarik bagi pengembangan investasi.
Sebuah tantangan bagi para gubernur terpilih.
M. Anwar Siregar
Geolog, ANS Pemprov Sumatera Utara
Komentar
Posting Komentar