Fenomena Badai Badai Tropis El Lena -El Nino: Geologi Disaster
FENOMENA BADAI TROPIS EL
LENA – EL NINO
Oleh : M. Anwar Siregar
Perubahan iklim dan cuaca diakibatkan terganggunya sistim peredaran udara,
terimbaskan pada kehidupan manusia didaratan. Implikasinya karena panas suhu
lautan menimbulkan awan tebal dan menghasilkan angin yang kencang dengan efek
coriolis karena sebagian badai tidak mencapai belahan Bumi lain namun berubah
haluan dengan mengirim banjir.
Banjir bandang, longsoran tanah atau gerakan tanah, angin topan yang
akhir-akhir ini terjadi di berbagai negara di dunia, khususunya Indonesia telah
banyak manusia jatuh korban dan material harta dan sarana infrastruktur yang
rusak. Perubahan iklim alam pada abad 21 ini, terutama pada daerah tropis pada
kawasan khatulistiwa, badai-badai tropis pada umumnya terjadi di negara-negara
Asia Timur, Asia Pasifik Selatan, Asia Tenggara dan sebagian wilayah Amerika
Serikat seperti Florida dan China, Vietnam serta Philipina.
Badai tropis lahir didaerah khatulistiwa dan membesar di luar kawasan
tropis dan mampu memindahkan benda-benda sejauh lebih 100 kilometer. Hujan
salah musim yang sering terjadi di kawasan khatulistiwa telah menimbulkan
bahaya banjir, dan belum berakhirnya musim hujan, datang lagi badai tropis
berupa angin kencang, selaras dengan itu, dibelahan bumi lain mengalami musim
kemarau yang berkepanjangan. Apa yang menyebabkan semua ini?
Banjir yang banyak melanda kawasan di muka bumi, misalnya di bangladesh,
dan China, terakhir di Indonesia. Disebabkan terjadinya perubahan iklim karena
pemanasan global akan mempengaruhi perubahan air laut karena mencairnya es di
kutub selatan. Banjir-banjir yang terjadi di Indonesia selama tiga bulan
terakhir ini seperti yang terjadi di Jawa Tengah, malang, bali, Pekanbaru,
Aceh, Sumatera Utara dan juga Bukit Tinggi (padahal daerah ini termasuk jarang
banjir karena topografinya berada di Bukit yang tinggi dan paling tinggi di
Sumatera Barat) mengalami banjir akibat perubahan iklim dan cuaca.
Indonesia yang terletak pada daerah khatulistiwa sangat rentan mengalami
perubahan iklim dan cuaca dari lapisan laur permukaan bumi. Lapisan permukaan
atmosfir (lapisan bagian terluar dari planet kita), dimana lapisan atmosfir itu
dibagi tiga lapisan, yaitu lapisan traposfer yang berada pada ketinggian 16 km
pada khatulistiwa, sedangkan pada daerah kutub mencapai 10 km dari permukaan
laut, lapisan stratosfer merupakan bagian lapisan atmosfir yang ditengahnya
dipisahkan ketebalan1 dan 2 km (sub stratosfer), dilapisan ini terdapat udara
yang tidak mempunyai kelembahan dengan ketinggian dari permukaan bumi, dari
25-70 km (bahkansampai 100 km). Lapisan terakhir adalah ionosphere yang
terletak pada ketinggian 76-150.
Semua gejala alam ini disebabkan oleh kondisi iklim dan cuaca yang berubah
dipicu oleh ulah manusia yang semakin bandel. Selain itu, alam juga mulai
melakukan pembalasan setimpalnya terhadap manusia yang merusak kondisi
ekosistim bumi seperti penghancuran dan pemboman terumbu karang, gundulnya
hutan-hutan tropis dan hutan basah, berterbangan zat-zat kimia di angkasa raya
dan menyebabkan suhu bumi meningkat tajam dan pada akhirnya melelehkan es di
kutub selatan dan hancurnya megaberg (gunung es) yang ada di Antartika yang
akan mulai menaikkan air permukaan laut beberapa cm sampai lebih 1 (satu) meter
setiap tahun pada permukaan air laut. Pada gilirannya menyebabkan suhu laut
berubah-ubah dan musim pun datangnya tidak tetap. Dari ini lebih dikenal dengan
nama El Lena dan El Nino. Dua nama fenomena alam yang sangat menakutkan karena
juga mempunyai beberapa “anak-anaknya” yang sangat bandel tersebar dibeberapa
kawasan tropis dan selalu mengamuk serta mengirim “kado” mengerikan berupa
banjir topan untuk manusia sebagai malapetaka agar mawas diri.
Untuk memantau berbagai kejadian alam terutama badai-badai tropis
diperlukan sebuah radar untuk memantau arah dan besar angin pada daerah-daerah
lapisan traposfer dan stratosfer dan kemudian dipetakan dengan menggunakan
gelombang radar. Dengan menggunakan azas Doppler, yaitu mengamati gema,
gelombang yang dipantulkan oleh lapisan-lapisan atmosfer akan dapat ditentukan
kecepatan angin menjauh dan mendekati pengamat (melalui peralatan
teknologinya). Gema itu terjadi karena adanya sebaran balik dari lapisan
angkasa, pengamatan tidak bergantung kondisi cuaca, teramati terus menerus.
Dengan menggunakan beberapa jenis gelombang pada daerah VHF dan UHF sekitar
50,4000 dan 900 MHz. Dengan mengatur pulsa gelombang yang memancar akan
diketahui arah dan kecepatan angin yang mendekati dan menjauhi pengamat.
Contohnya, bila sebuah sirene mobil terdengar menggelagar berarti mendekati si
pengamat, dan begitu juga bila pemantulan dari lapisan gelombang mengecil,
berarti menjauhi pengamat maka dideteksi satuan dalam detik, dalam arah
vertikal maupun horizontal.
DINAMIKA LAPISAN ATMOSFER
Gerak bumi menimbulkan perbedaan panas antara tempat yang mempunyai
latitude rendah di Bumi dan juga terdapat perbedaan lapisan-lapisan atmosfir,
yang akan menentukan hembusan gerak angin berkecepatan tinggi ke arah tekanan
udara rendah. Pada lapisan traposfer terdapat udara yang berhembus secara
horizontal maupun vertikal, dimana gerakannya anti siklon maupun siklon
(etxtrim mobility). Suhu udara yang selalu berubah-ubah, yang berubah bentuk
melalui proses kondesasi menjadi awan, hujan dan salju. Didalam lapisan ini,
terkandung jumlah debu yang banyak karena ketingginya dekat dengan permukaan
bumi, ketika angin berhembus debu ini dari berbagai permukaan bumi, baik dari
lautan, daratan, yang umumnya berupa unsur-unsur sumber polutan seperti
pembakaran hutan, batubara, hasil letusan gunungapi, yang berakibat pada
permukaan lapisan traposfer berubah menjadi gelap atau kelabu dan akan sedikit
mengurangi isolasi permukaan bumi.
Faktor lain yang menyebabkan banyaknya perubahan cuaca dilapisan atmosfir
bumi adalah panas yang terdapat didalam lapisan bumi. Disebabkan pada setiap
lapisan di dalam bumi memiliki sifat kekentalan yang berbeda dan tidak merata
dan menghasilkan penghantaran panas ke udara atmosfer juga berbeda pada setiap
geografis.
Dengan perbedaan ini, ada udara yang naik membumbung tinggi sampai pada
suatu tahap altitude yang tinggi diatas suatu wilayah. Secara bertahap udara
mendingin dan menjadi berat, dan akibatnya udara mulai balik ke permukaan bumi.
Inilah yang menimbulkan sirkulasi : Udara panas membumbung ke atas, sedangan
udara dingin turun ke permukaan bumi. Tetapi ada juga bergerak horizontal yang
dikenal sebagai angin. Selanjutnya angin bisa datang berhembus dari tempat
berbeda sebagai akibat dari perubahan-perubahan yang tidak konstan/temporer
didalam kondisi-kondisi lapisan atmosfir Bumi.
SIKLON TROPIS
Desakan udara ruang lapisan atmosfir, akan menmbulkan gangguan yang tidak
permanen, slalu brubh-ubah terhadap kehidupan manuia dan makhluk hidup lainnya
di Bumi. Ini dapat ditimbulkan dalam bentuk gangguan udara, yaitu kecepatan
pergerakan angin yang kencang/extrim mobility, dingin, dan curah hujan. Jika
terjadi badai, akan menimbulkan fwnomena gelombang badai laut (tsunami), angin
puting beliung, banjir kiriman, dan sebagainya.
Badai tropis, lahir dikawasan tropis dekat daerah khatulistiwa antara 5o
LU (Lintang Utara) dan 5o LS (Lintang Selatan). Kawasan ini
dipengaruhi oleh efek perputaran rotasi bumi. Yang mengakibatkan perpindahan
udara, seperti yang sudah dijelaskan diatas, udara bergerak kearah tinggi dan
sebagian bergerak ke daerah rendah akan di blok oleh gaya Coriolis. Mnurut
hukum Farrel, angin yang bergerak dibelahan utara jika mencapai khatulistiwa
akan memblok ke kanan karena gaya Coriolis, sebaliknya, angin dibelahan bumi
selatan yang bertiup menuju khatulistiwa akan dibelokkan ke kiri. Untuk
mengetahiunya, melalui satelit geostasioner dengan ketinggian 140 km diatas
permukaan bumi. Di latar monitor stasiun pemantau akan nampak seperti spiral.
Kesimpulannya, angin dari utara akan berlawanan pergerakannya dengan arah jarum
jam, sebaliknya di selatan khatilistiwa akan searah dengan jarum jam.
Angin yang berasal dari belahan bumi utara lebih dikenal sebagai siklon,
yaitu massa udara yang bersirkulasi tekanan udara rendah dengan arah berlawanan
dengan jarum jam, sedangkan anti siklon adalah massa udara bersirkulasi
dibelahan bumi selatan dengan selaras pergerakannya arah jarum jam, brtekanan
tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
Badai siklon, lahir dari hasil depresi pada lintang sedang, umumnya terjadi
didaerah tropis da dikenal sebagai siklon tropis, muncul dipermukaan laut
dikawasan yang berdiameter 200-400 kilomete, dengan suhu harus melewari 25o
Celcius.
Anti siklon juga merupakan angin lemah dan selalu berubah-ubah, bergerak
searah jarum jam mengelilingi pusat tekanan tinggi dan memotong isobar dari
pusat tekanan tinggi, yang menyebabkan kondisi/keadaan yang tidak stabil pada
kolom udara atau pada tekanan rendah pada permukaan laut menimbulkan angin
topan (Hurricane) dan umumnya terjadi di daerah tropis dan juga membesar di
kawasan tropis pada garis lintang 6o-30o.
KEKUATAN DAN KECEPATAN BADAI TROPIS
Siklon tropis dapat bergerak atau berpindah tempat asal menuju ke
tujuan/kawasan tertentu melalui gelombang di daerah sedang tetapi lintang
tinggi dan di kenal ekstra siklon dan sifatnya merusak, siklon tropis bisa juga
terjadi diatas laut dengan kecepatan sedang sampai yang sangat kuat, atau
dikenal Hurricane (nama yang dipakai sebagai nama internasional dari badai
tropis). Yang terakhir dikenal dengan pergerakan tornado, yaitu badai dengan
kekuatan kecil, tetapi dengan kekuatan kecepatan angin yang bergerak cepat dan
sangat kuat.
Kemampuan badai tropis dalam memindahkan massa berjuta-juta milyar bisa
melalui kecepatan tertentu. Pada umumnya suatu siklon bergerak pada kecepatan
tinggi yang progresif, diukur dengan tekanan sekian meter, per detik, suatu
siklon mempunyai kecepatan antara 30-70 (70-120 km/jam) diatas laut, menyentuh
dan memutar permukaan laut dengan cara rotasi, selanjutnya menerbangkan
bahan-bahan apa saja yang ada disekitarnya dan meliputi kawasan tertentu diatas
3.000.000.000. ton per jam.
Anti siklon bergerak lambat, tetapi secara bertahap mampu menambah tekanan
melebihi 120 km perjam dan kemudian berubah haluan akan menjadi berbahaya
karena akan timbul efek tebal dan hujan salah musim seperti di Sumatera,
menghasilkan banyak smog dari kawasan industri karena anti siklon bergerak pada
hari-hari teratur, biasa ke kawasan bersih tetapi juga langsung balik ke
kawasan-kawasan industri yang banyak membuang polutan dan membentuk smog.
Siklon tropis terjadi lebih 100 kali dalam 1 tahun dan mampu menghancurkan
dan meninggalkan kerugian diatas 25 milyar dollar AS.
ENSO
Kondisi iklim di daerah kepulauan yang dikelilingi lautan yang luas seperti
Indonesia, Philipina dan Inggris sangat dipengaruhi oleh kondisi ekstrem oleh
gejala El Nino Southern Oscilation atau ENSO. Perubahan kondisi perairan laut
Indonesia banyak disebabkan oleh gejala ini terutama di Indonesia bagian Timur
yang berbatasdengan laut Pasifik dan Australia dan juga di pantai barat
sumatera dari Kepulauan Enggano menerus ke utara Aceh yang dipengaruhi oleh
anomali lautan samudera hindia atau indian dipole mode positif event (IDME) dan
pergerakan lempeng-lempeng bumi yang mempengaruhi curah hujan dan musim kemarau
di wilayah Indonesia.
EL LENA (Si Dingin)
Badai El Lena atau ENSO El Lena adalah sebuah julukan terhadap suatu
fenomena alam terhadap menurunnya suhu permukaan air laut atau dingin diwilayah
Pasifik bagian Tengah hingga dibawah toleransi. Penurunan suhu juga dibarengi
oleh penguatan arus naiknya suatu permukaan air laut akibat gejala dari
perubahan-perubahan iklim yang menimbulkan dan mencairnya es, runtuhan salju es
dibeberapa pegunungan yang banyak terselimutkan es.
Kondisi ini diikuti dengan munculnya tiupan angin pasat yang kencang di
kawasan Pasifik. Kondisi suhu ini menyebabkan kondisi suhu air laut di Pasifik
bagian Barat naik. Peningkatan kenaikan permukaan air lautakan meningkakan
resiko banjir. Hal ini terutama berlaku jika pemanasan global telah
meningkatkan suhu permukaan air laut berkaitan langsung dengan badai dan topan
yang ganas sering melanda negara-negara tropis dan banjir bandang seperti di
Bangladesh dimana permukaan daratan pantainya hanya beberapa meter diatas
permukaan air laut.
Dan negara-negara di Pasifik, dimana daratannya langsung berbatas dengan
air laut, akan menghadapi suatu kendala berupa banjir dan angin puting beliung.
Menghadapi masa depan yang sangat menakutkan. Didaerah Pasifik ini, terdapat
daerah perlombaan persenjataan yang diuji
coba langsung di lautan. Apa hubungan persenjataan di lautan? Hasil uji
coba ini, dimana kita sudah ketahui bahwa dalam senjatan nuklir banyak
mengandung zat-zat radioaktif yang tinggi dan dapat mempengaruhi kondisi iklim
di atmosfir bumi. Imbasnya, akan langsung dapat mencairkan dan meningkatkan
laju panas matahari ke Bumi terutama ke daerah kutub selatan yang banyak
terdapat bongkahan es sisa zaman es. Gejala naiknya suhu air laut, akan
mencairkan permukaan es dan menambah tinggi permukaan air laut dan dapat
menenggelamkan daerah-daerah yang ada di Pasifik.
Dimana negara-negara Pasifk terkeal keindahan pantainya dengan pasir yang
bersih dan luas akan berubah mengalami pengerosian dan intrusi air laut, karena
memanasnya suhu air laut akan meningkatkan suhu permukaan bumi, bertambah
tinggi berarti juga melajukan peningkatan erosi pantai. Perbandingannya bila
lautan mengalami peningkatan/naik permukaan sebesar 10 cm berarti akan hilang
sekitar 10 meter pantai. Dan berakibat terjadinya kemunduran pertanian dan
pariwisata.
Kekuatan dari badai tropis Lena mulai dari 550 milibar hingga 980 milibar.
Muncul di daerah Samudera Pasifik, Laut Maluku dan Teluk Australia, dan
keudianbergerak cepat kearah Barat, disebelah selatan Pulau Jawa atau Samudera
Indonesia, El Lena akan bertemu dan bergabung dengan beberapa anaknya seperti
si Betty nan judes, si Willy yang bengis, semua anaknya si Lena ini dikenal
sebagai badai tropisyang termuda di kawasan-kawasan Pasifik.Mereka
menggabungkan kekuatan untuk mengamuk disekitar daerah tropis yang akan
mengalami peningkatan suhu yang dingin berubah menjadi suhu yang tinggi. Bila
dilihat dari satelit yang ada, maka terpantau melalui data yang ada di BMG,
berada pada posisi koordinat 15-17 Lintang Selatan dan 125-130 derajat Bujur
Timur, untuk mendekati barat daya dan terus
kearah Timur. Dimana wilayah ini terdapat wilayah Asia rentan hantaman
badai tropis seperti amukan si Betty yang sering terjadi di Philipina, terus
pergi ke Bangladesh atau juga menghantam wilayah Indonesia berupa angin puting
beliung. Karena diperparah oleh kondisi awan yang tebal dan menimbulkan
penarikan kekuatan dengan kecepatan 40 knop atau 70 kilometer per jam.
Wilayah yang tidak mengalami peningkatan naik suhu permukaan air laut,
justrunya mengalami pendinginan akan menimbulkan efek siklon atau typhon di
Australia dan Pasifik yang akan menghasilkan badai Hurricane dengan banjir yang
luar biasa seperti yang terjadi di Ekuador dan Peru pada tahun 1982, sebaliknya
di Indonesia mengalami musim kemarau yang panjang.
EL NINO (Si Panas)
Kebalikan dari El Lena, El Nino ini termasuk gejala alam yang terbandel
karena ulah yang ditimbulkan selalu membuat cuaca dan iklim selalu berubah.
Akibatnya banjir dan sanggup menenggelamkan beberapa pulau atau desa-desa
seperti di wilayah Indonesia yang berhubungan dengan lautan dan topografi
rendah atau hampir bersentuhan dengan air laut.
Kebalikan dari El Lena, El Nino julukan fenomena alam yaitu karena
peningkatan suhu permukaan laut atau memanasnya air laut yang timbul karena
mencairnya es, dimana es yang ada di kutub berfungsi sebagai pengimbangan suhu
tetap dengan kondisi netral berubah menjadi air dan bergabung untuk
meningkatkan ketinggian permukaan air laut. Dampaknya musim panas.
Karena ulah manusia dengan teknologinya yang banyak menyebarkan zat-zat
terhadap lapisan ozon yang berfungsi untuk mencegah lapisan ultra violet ke
kutub selatan secara langsung memanaskan es berubah mencair. Setelah itu bagian
kawasan ini mengalami pendinginan, dilain pihak, di Samudera Pasifik mengalami
pemanasan laut yang tinggi, gejala ini kemudian berkembang menjadi arus panas
yang menjalar ke wilayah khatulistiwa terutama diwilayah Indonesia yang
terletak di garis equator sehingga menyulitkan peramalan perkiraan cuaca.
Ulah El Nino akan mengakibatkan munculnya berpuluh kali musim kemarau yang
panjang dan kering seperti yang pernah dialami oleh Indonesia tahun 1982-1983.
Seperti dijelaskan diatas El Lena dikenalkan memanaskan suhu air laut di
wilayah Pasifik, baik arah Tengah dan Timur suhu naik akan menimbulkan banjir
yang hebat maka di kawasan Barat dan Selatan mengalami musim kemarau yang
berlangsung setiap tahun.
Gejala El Lena di Indonesia sudah dimulai lebih cepat, yaitu terjadinya
banjir di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur pada
bulan Oktober atau November, sedangkan El Nino terjadi sekitar bulan Desember
yang berkaitan dengan perputaran bumi dan sistim arus laut yang terdapat di
Samudera Pasifik, Pantai Timur Afrika menjadi hangat, sementara suhu muka laut
di Sumatera hingga ke selatan Nusa Tenggara mendingin.
AKIBAT BADAI TOPAN TROPIS
Siklon-siklon tropis diketahui mampu melemparkan benda-benda yang cukup
berat, hampir ke jarak 500-600 km. Contohnya, banjir besar akan menenggelamkan
sebuah kota bila kecepatannya 70 m/detik atau 200 km per jam akan menimbulkan
pusaran air menuju ke lepas pantai, dari sini bisa berlanjut ke aliran air
berupa banjir bandang ke kota akan mencapai lebih 300 meter tingginya.
Banyak negara yang telah mengalami banjir bandang disertai dengan longsoran
seperti Indonesia (sekarang di pulau Sumatera dan Jawa baru-baru ibi),
Bangladesh, India, Pakistan dan China akibat tingkat curah hujan yang tinggi
dan angin topan mampu menenggelamkan beberapa kota dan desa, terutama negara
yang permukaan daratannya rendah diatas permukaan laut. Misalnya Teluk Bengal
di Sri Lanka telah menelan korban 3000 jiwa, Teluk Padang (Sumatera Barat) yang
sedang mengalami pada bulan November 2000.
El Lena sama dengan permukaan air laut naik disebabkan oleh mencair es yang
mengalami pemanasan menjadi air kemudian menimbulkan bahaya banjir karena
naiknya beberapa cm sampai 1 meter permukaan air laut. Selanjutnya juga
menaikkan uap air dan awan tebal di tiup ke daratan untuk menimbulkan hujan
seperti dalam siklus geologi-hidrologi. Sebaliknya El Nino adalah suhu laut
naik disebabkan oleh es berubah mencair akibatnya suhu naik yang menimbulkan
musim panas atau musim kemarau selanjutnyaakan mengalami lagi pendinginan.
Begitulah setiap tahun bergantian bekerja
sama kedua fenomena alam ini yang sudah banyak menerima “upeti” berupa
harta dan nyawa milik manusia itu sendiri.
PENUTUP
Melihat kemampuan siklon tropis dalam memindahkan massa air terjun lebih
300 km, maka daerah yang dilalui akan mengalami musibah banjir, gangguan angin,
tebaran debu, dan hujan salah musim, naiknya permukaan air laut akibat
memanasnya air laut (EL Nino dan El Lena). Diperlukan kemampuan teknologi dalam
peramalan yang canggih di Indonesia, karena wilayah ini tergolong kawasan yang
selalu mengalami gangguan cuaca dan iklim.
Berarti para geologist yang bekerja pada BMG (Badan Meteorologi Geofisika)
harus memiliki fakta-fakta berupa data-data geologi dimasa lalu (proses-proses
perubahan geologi yang pernah berlangsung hingga sekarang dan masa akan datang)
dapat memberikan buah pikiran mereka. Untuk menginformasikan data-data suatu
daerah terutama mengantisipasi banjir kiriman/banjir bandang, daerah longsor
(kerentanan gerakan tanah) dan perubahan-perubahan iklim di Bumi melalui
geologi foto (penginderaan jauh) dari satelit NOAA guna mengetahui kelakuan dan
analisa sifat udara hingga mampu mengurangi bahaya korban.
M. Anwar Siregar
Geolog, Pemerhati Masalah Lingkungan dan Geosfer
Blog Paluemasgeolog
Komentar
Posting Komentar