Bencana Banjir : Sebab Akibat Manusia (1)
BENCANA BANJIR, SEBAB AKIBAT MANUSIA (1)
Oleh : M. Anwar Siregar
Gambar : Longsor akibat hujan deras menyebabkan banjir dan longsor di Jalimsun Tapsel (Foto Penulis)
Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam penyebab
bencana banjir di era sekarang, salah satu adalah faktor sebab akibat oleh
manusia yaitu mulai dari faktor ekonomi, sosial budaya, hingga faktor
lingkungan. Faktor lingkungan menjadi salah satu faktor yang paling penting
untuk diperhatikan penyebab banjir dan longsor yang melanda berbagai kota di
Indonesia, sebab pembangunan suatu kota merupakan idealisme dari manusia itu, apakah
sudah membutuhkan analisis yang mendalam pada ketersediaan sumber daya alam dan
dampak lingkungan yang akan terjadi pada sebuah tata ruang yang menyebabkan
banjir dan longsor, contoh kanal banjir di Medan belum efektif dalam
mengendalikan banjir dan di daerah itu tadinya banyak kawasan hijau yang mampu
memberikan keseimbangan kodisi suhu udara yang tidak sepanas di era sekarang.
Begitu juga wilayah Sobolga yang di kelilingi daerah morfologi terjal, belum ada
drainage dan kanal yang efektif dalam mengendalikan luapan neraca air hujan
untuk di salurkan ke Teluk Sibolga.
Manusia adalah pemicu utama terjadinya perubahan
iklim global di era sekarang termasuk terkait dengan kerusakan hutan di berbagai
daerah di Indonesia dan daerah yang di identifikasi sebagai daerah luapan
banjir yang tata ruangnya di letakkan seharusnya tidak di letakan di daerah
rawan banjir, banjir bandang, longsor dan ancaman tsunami dan gempa bumi dengan
efek bencana yang mengikutinya adalah longsor dalam skala besar dalam waktu
tertentu.
Sebagai sumber utama terjadinya banjir bandang di berbagai
kota di Indonesia dan bukan lagi merupakan rahasia umum, human error tetapi
benar-benar sebab akibat manusia dengan mengalihfungsikan kawasan hutan di
morfologi terjal yang berada di wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah sudah
dijadikan berbagai objek tanpa memikirkan dampak ke depan. terutama kerusakan
hutan di hulu di dua Kota/Kabupaten di Sumatera Utara maupun di Indonesia ke
seluruhan..
SEBAB BANJIR
Interaksi antara alam atau lingkungan geologis
(geological environment) dengan aktivitas manusia yang bersifat timbal balik.
Yang dimaksud timbal balik bencana banjir oleh manusia adalah bagaimana
proses-proses geologis mempengaruhi manusia, baik sebagai suatu potensi sumber
daya yang dimanfaatkan manusia, maupun menjadi kendala atau sumber bahaya
seperti dalam bentuk bencana alam seperti di era sekarang yang banyak melanda
kota-kota di Indonesia termasuk Sumatera Utara yang “ketimpa banjir”,
bahaya-bahaya geologis (geological hazard), atau fenomena alam lain yang dianggap
mengganggu manusia.
Akibatnya juga harus diperhatikan manusia apa
faktor dari (penyebab)/sebab, yaitu aktivitas apa dari manusia yang mengganggu
kesetimbangan alam dalam tata ruang wilayah kota di Indonesia yang pada akhirnya
akan mengganggu dan mempengaruhi manusia sendiri termasuk interaksi sosial
dengan lingkungan. Misalnya interaksi kawasan wisata di perbukitan, apakah
memacu pertumbuhan ekonomi dengan bermunculannya lokasi pemukiman baru dikaki
perbukitan, yang seharusnya dijadikan lokasi ruang hijau.
Terlihat pola tata ruang berbagai kota di
Indonesia sebenarnya diapit dua model bencana banjir, yaitu banjir bandang yang
disebabkan di hulu pegunungan yang mengapit kota-kota pesisir pantai barat
sumatera utara, hilangnya kawasan peresap yang kini menjadi kawasan pemukiman,
bangunan berat wisata terut andil penyebab kerusakan lingkungan. Model bencana
banjur maut tsunami, tanpa perisai hijau alamiah dan buatan.
AKIBAT
Dampak kerusakan tata
ruang di Sumatera Utara dan di berbagai kota lainnya di Indonesia adalah bagian
dari aktivitas manusia yang agresif dalam peningkatan perluasan kota untuk
kepentingan sumber daya kebutuhan dan peningkatan ini kadang bersifat
ekstensif, gambarannya dapat dilihat pada penghancuran hutan dan lahan hijau
untuk pengembangan hunian dan kawasan industri sehingga mengancam upaya
pelestarian lingkungan, utamanya menyangkut area-area yang menyebabkan bencana
banjir seperti penghancuran kawasan hulu pegunungan, tempat dimana sumber daya
air yang banyak tersimpan dan hal ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
lereng atau kestabilan lereng-lereng dapat terancam atau terjadi musibah
longsor, menimbulkan kerugian jiwa bagi manusia itu sendiri.
Dampak kerusakan
lingkungan di berbagai kota di Sumatera Utara maupun kota lainnya di Indonesia sebuah
harga yang mahal yang harus diganti oleh manusia itu sendiri, ruang adalah
salah satu sumber daya yang sangat penting bagi keseimbangan ekosistem yang ada
di alam bagi manusia, pengaturan-pengaturannya harus sesuai dengan peruntukan,
tidak boleh ada ruang yang tidak seimbang, bila tidak maka kebutuhan akan ruang
pemukiman, industri, sarana mobilitas, kawasan konservasi dan ruang budidaya
dan lahan sumber daya kebutuhan hidup lainnya akan mengalami gangguan pada
akhir final akan merugikan manusia. (bersambung)
Komentar
Posting Komentar