Oct 30, 2018

Bencana Banjir : Sebab Akibat Manusia (1)



BENCANA BANJIR, SEBAB AKIBAT MANUSIA (1)
Oleh : M. Anwar Siregar

Gambar : Longsor akibat hujan deras menyebabkan banjir dan longsor di Jalimsun Tapsel (Foto Penulis)
Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam penyebab bencana banjir di era sekarang, salah satu adalah faktor sebab akibat oleh manusia yaitu mulai dari faktor ekonomi, sosial budaya, hingga faktor lingkungan. Faktor lingkungan menjadi salah satu faktor yang paling penting untuk diperhatikan penyebab banjir dan longsor yang melanda berbagai kota di Indonesia, sebab pembangunan suatu kota merupakan idealisme dari manusia itu, apakah sudah membutuhkan analisis yang mendalam pada ketersediaan sumber daya alam dan dampak lingkungan yang akan terjadi pada sebuah tata ruang yang menyebabkan banjir dan longsor, contoh kanal banjir di Medan belum efektif dalam mengendalikan banjir dan di daerah itu tadinya banyak kawasan hijau yang mampu memberikan keseimbangan kodisi suhu udara yang tidak sepanas di era sekarang. Begitu juga wilayah Sobolga yang di kelilingi daerah morfologi terjal, belum ada drainage dan kanal yang efektif dalam mengendalikan luapan neraca air hujan untuk di salurkan ke Teluk Sibolga.
Manusia adalah pemicu utama terjadinya perubahan iklim global di era sekarang termasuk terkait dengan kerusakan hutan di berbagai daerah di Indonesia dan daerah yang di identifikasi sebagai daerah luapan banjir yang tata ruangnya di letakkan seharusnya tidak di letakan di daerah rawan banjir, banjir bandang, longsor dan ancaman tsunami dan gempa bumi dengan efek bencana yang mengikutinya adalah longsor dalam skala besar dalam waktu tertentu.
Sebagai sumber utama terjadinya banjir bandang di berbagai kota di Indonesia dan bukan lagi merupakan rahasia umum, human error tetapi benar-benar sebab akibat manusia dengan mengalihfungsikan kawasan hutan di morfologi terjal yang berada di wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah sudah dijadikan berbagai objek tanpa memikirkan dampak ke depan. terutama kerusakan hutan di hulu di dua Kota/Kabupaten di Sumatera Utara maupun di Indonesia ke seluruhan..
SEBAB BANJIR
Interaksi antara alam atau lingkungan geologis (geological environment) dengan aktivitas manusia yang bersifat timbal balik. Yang dimaksud timbal balik bencana banjir oleh manusia adalah bagaimana proses-proses geologis mempengaruhi manusia, baik sebagai suatu potensi sumber daya yang dimanfaatkan manusia, maupun menjadi kendala atau sumber bahaya seperti dalam bentuk bencana alam seperti di era sekarang yang banyak melanda kota-kota di Indonesia termasuk Sumatera Utara yang “ketimpa banjir”, bahaya-bahaya geologis (geological hazard), atau fenomena alam lain yang dianggap mengganggu manusia.
Akibatnya juga harus diperhatikan manusia apa faktor dari (penyebab)/sebab, yaitu aktivitas apa dari manusia yang mengganggu kesetimbangan alam dalam tata ruang wilayah kota di Indonesia yang pada akhirnya akan mengganggu dan mempengaruhi manusia sendiri termasuk interaksi sosial dengan lingkungan. Misalnya interaksi kawasan wisata di perbukitan, apakah memacu pertumbuhan ekonomi dengan bermunculannya lokasi pemukiman baru dikaki perbukitan, yang seharusnya dijadikan lokasi ruang hijau.
Terlihat pola tata ruang berbagai kota di Indonesia sebenarnya diapit dua model bencana banjir, yaitu banjir bandang yang disebabkan di hulu pegunungan yang mengapit kota-kota pesisir pantai barat sumatera utara, hilangnya kawasan peresap yang kini menjadi kawasan pemukiman, bangunan berat wisata terut andil penyebab kerusakan lingkungan. Model bencana banjur maut tsunami, tanpa perisai hijau alamiah dan buatan.
AKIBAT
Dampak kerusakan tata ruang di Sumatera Utara dan di berbagai kota lainnya di Indonesia adalah bagian dari aktivitas manusia yang agresif dalam peningkatan perluasan kota untuk kepentingan sumber daya kebutuhan dan peningkatan ini kadang bersifat ekstensif, gambarannya dapat dilihat pada penghancuran hutan dan lahan hijau untuk pengembangan hunian dan kawasan industri sehingga mengancam upaya pelestarian lingkungan, utamanya menyangkut area-area yang menyebabkan bencana banjir seperti penghancuran kawasan hulu pegunungan, tempat dimana sumber daya air yang banyak tersimpan dan hal ini dapat menyebabkan gangguan keseimbangan lereng atau kestabilan lereng-lereng dapat terancam atau terjadi musibah longsor, menimbulkan kerugian jiwa bagi manusia itu sendiri.


Dampak kerusakan lingkungan di berbagai kota di Sumatera Utara maupun kota lainnya di Indonesia sebuah harga yang mahal yang harus diganti oleh manusia itu sendiri, ruang adalah salah satu sumber daya yang sangat penting bagi keseimbangan ekosistem yang ada di alam bagi manusia, pengaturan-pengaturannya harus sesuai dengan peruntukan, tidak boleh ada ruang yang tidak seimbang, bila tidak maka kebutuhan akan ruang pemukiman, industri, sarana mobilitas, kawasan konservasi dan ruang budidaya dan lahan sumber daya kebutuhan hidup lainnya akan mengalami gangguan pada akhir final akan merugikan manusia. (bersambung)

No comments:

Post a Comment

Related Posts :