22 Jun 2025

Laut Indonesia darurat sampah

 

LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH

Oleh M. Anwar Siregar

 

Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan dan pekerjaan. Dua hal ini yang sangat berpengaruh pada keadaan ekonomi manusia. Banyak negara bertumpuh pada kekayaan sumber daya laut termasuk Indonesia, yang salah satu tumpuan ekonomi di sektor laut, dan Indonesia saat ini membangun jaringan tol laut untuk memangkas waktu dan biaya.

Sekitar 30 persen plastik berakhir sebagai sampah yang terapung-apung dipermukaan air laut ke Indonesia, termasuk di laut yang padat jalur lintas pelayaran yang mencapai 40 persen yang menyebabkan kematian banyak pada ikan paus dan penyu di kawasan laut china selatan dan kawasan utara Laut Maluku. Dimanan kedua Laut Indonesia memiliki fungsi sangat signifikan bagi oksigen bagi negara-negara yang ada di sekitarnya telah memberikan sumbangan oksigen yang bersih mencapai sekitar 82 persen. Sungguh lura biasa laut Indonesia sebagai paru oksigen dunia namun sekarang telah mengalami darurat sampah plastik di lautan yang maha luas.

SUMBER HIDUP

Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) merupakan jalur di wilayah perairan Indonesia yang dapat dilewati kapal dan pesawat udara asing. Hal ini mengacu pada kesalahan kita dalam merancang dan menerapkan hak lintas laut  dalam PP terkait Hukum Laut Internasional, United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) yang ditetapkan pada 1982.  Padahal, wilayah Indonesia kini menjadi salah satu jalur terpadat di dunia sehingga rentan mengalami gangguan perubahan salinitas laut, dan kita sudah mengetahui bahwa laut Indonesia merupakan sumber kehidupan dan sumber pembuangan berbagai jenis sampah.

Laut Indonesia yang begitu luas, sebagai penyumbang terbesar bagi oksigen global dan laut Indonesia sebagai penyumbang terbesar perikanan laut di dunia, dan ini tidak mengherankan kenapa negara lain di dunia seringkali melanggar kedaulatan maritim dan ZEE kelautan indonesia hanya karena ingin memperebut sumber daya ikan, namun juga berpotensi saling mengklaim kedaulatan dengan menyediakan 3,6 juta ton dari produksi perikanan laut secara keseluruhan pada tahun 1997 (Burke, et all, 2002).

Dari waktu ke waktu Laut ndonesia terus mengalami perubahan salinitas sehingga mengancam berbagai sumber kehidupan sehingga Laut ndonesia kini menjadi pantai dan laut terkotor di dunia.

PANTAI TERKOTOR

Kalau Medan dikenal sebagai kota metropolitan terkotor di Indonesia versi tahun 2018, maka laut Indonesia termasuk pantai laut terkotor di dunia, keduanya sangat memalukan, perlu tindakan visi dan misi dari pemerintah dan rakyat untuk bersatu menjaga keindahan laut Indonesia, dan meningkatkan pengawasan secara menyeluruh hingga mampu memberikan tekanan efek jera bagi pelaku pelayaran agar tidak melakukan pembuangan sampah penumpang kapal laut, tangker minyak dan nelayan tradisional untuk melakukan atau menggunakan bom dalam penangkapan ikan.

Banyak faktor yang menyebabkan kondisi laut Indonesia termasuk terkotor ataupun tercemar zat-zat yang membahayakan, satu satu sumber adalah pembuangan bahan-bahan yang mengandung unsur polutan karbondioksida dari jalur kapal pelayaran dan apalagi pemerintah sedang membangun jaringan tol laut untuk mewujudkan negara poros maritim.

Sumber polutan karbon dioksida melalui sumber bahan bakar minyak dari Mesin kapal dilepaskan keluar ke udara dan terkonsentrasi di atmosfer sekitar 30 persen dari totalnya larut kembali secara alamiah ke dan di lautan. Namun ketika jumlah karbon dioksida di atmosfer bertambah, semakin banyak karbon dioksida yang larut dalam air laut akibat peningkatan jumlah kapal-kapal pelayaran kargo dan penumpang, maka konsentrasi ion hidrogen akan semakin tinggi dan akan menambah tingkat keasaman air laut yang pada akhirnya akan membuat orginisme laut seperti terumbu dan plankton kesulitan dalam membentuk struktur tubuh yang berbahan kalsium karbonat.

Pentingnya menjaga laut dari sumber polutan karbondioksida, sebab jika karbon dioksida saat larut dalam air laut, akan membentuk asam karbonat lalu membentuk bikorbonat dan ion hidrogen hingga dapat mengurangi ion karbonat, maka organisme laut lama kelamaan bisa mati akibat racun karbon dioksida yang larut dalam bentuk ion bikorbonat dan ion hidrogen.

Tidak hanya bahan bakar yang mengandung CO2, tetapi juga limbah B3 dan tumpahan minyak yang banyak mengotor jalur ALKI indonesia, tetapi juga di lihat di kawasan Pulau Putri-Riau, Nipah, Natuna, Biak dan Balikpapan, selain limbah minyak diperparah juga limbah domestik yang ikut andil mencemari perairan beberapa pulau-pulau kecil Indonesia di Selat Malaka bahkan limbah dibiarkan sampai mengering bersama sampah-sampah domestik yang bertebaran luas di permukaan laut Indonesia, sehingga laut Indonesia sudah sangat darurat sampah dan limbah beracun lainnya

Tidaklah mengherankan jika Indonesia termasuk ke dalam lima negara dengan garis pantai terkotor di dunia, itu terlihat jelas dari berbagai sampah yang banyak di buat di pantai atau di laut Indonesia, coba anda lihat ada tidak sampah di Laut Belawan, pantai Sibolga dan Teluk Padang atau yang paling aktual yang menjadi soroton saat ini, yaitu pantai plastik di pantai wisata Bali yang mendunia itu, ternyata menyimpan potensi gunung sampah plastik yang dibuang banyak turis di Laut dan Pantai Bali.

Para penumpang maupun pemilik kapal bisa saja membuang sampah di perairan Laut Indonesia tanpa pengawasan, karena begitu luasnya Laut Indonesia sehingga susah melakukan pengawasan, dan merupakan salah satu mengapa Indonesia termasuk negara penghasil sampah plastik di laut di dunia.

EKSISTENSI PULAU KECIL

Dengan tumpukan sampah yang menggunung di lautan Indonesia dapat mengancam eksistensi pulau kecil dan dapat melanjutkan serangan “kiriman” sampah mendekati kota pesisir menjadi sebuah gunung sampah di pinggir pantai, hal ini bisa terjadi karena disebabkan beberapa Laut Indonesia dapat digunakan tempat pembuang sampah melalui jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), merupakan jalur di wilayah perairan Indonesia yang dapat dilewati kapal dan pesawat udara asing.

Karena secara oseanografi, eksistensi pulau-pulau kecil di lautan Indonesia amat dipengaruhi oleh pergerakan arus, gelombang, pola pasang-surut. Pola arus, gelombang dan pasang surut yang amat dinamis mempengaruhi kondisi daratan di suatu pulau kecil. Bila manusia senantiasa melakukan tindakan destruktif, misalnya membuang sampah plastik dan berbagai jenis sampah lainnya serta juga menambang pasir di pulau kecil dan karang di sekitar perairannya laut, lambat laun akan menyebabkan pulau itu mengalami abrasi bahkan hilang sama sekali. Dan itu sangat berbahaya bagi permukaan tanah yang mudah dimasuki air ke daratan rendah kota yang memiliki topografi rendah, misalnya kota Jakarta, Semarang, Medan dan Sibolga terancam tenggelam.

Tata kelola dan pengawasan pembuang sampah di Laut Indonesia harus ditingkatkan, agar ancaman bahaya banjir sampah di pantai dapat ditekan guna menekan dampak kehilangan ekosistem tata ruang laut dan darat akibat penumpukan sampah di pantai.

Bila tidak ada pengawasan yang tegas, maka dipastikan tumpukan sampah akan memberikan efek bahaya penurunan tanah di pesisir akibat beban tumpukan berton-ton sampah dan hal ini akan mendorong terjadinya alih fungsi lahan di sekitar pantai daratan secara masif untuk tempat pembuangan sampah dari laut. Salah satu faktor yang mendorong terjadi beban pikul bagi eksistensi pulau kecil yang rentan mengalami penenggelaman. Tekanan tumpukan sampah dapat saja menjangkau areal lima kilometer ke dalam daratan

Pemerintah belum sepenuhnya melakukan pembenahan wilayah pesisir laut untuk menjaga eksistensi pulau dan daratan secara maksimal. Pembangunan sekarang tidak mengindahkan keberlanjutan tatanan ruang lingkungan pantai sehingga beberapa kota bisa mendapat ancaman bencana banjir dan intrusi air laut.

M. Anwar Siregar

Enviromentalist Geologist

Dilarang copas termasuk mamakai AI

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...