Oct 1, 2015

Geowisata Bahari Pulau Tello-Nias


GEOWISATA BAHARI PULAU TELLO-NIAS
Oleh M. Anwar Siregar

Siapa yang tidak kenal Pulau Nias? Semua tahu pulau ini merupakan daerah yang memiliki potensi geologi wisata bahari yang mengagumkan namun belum tergalikan dengan baik, sehingga banyak masyarakat luar belum banyak mengatahui keindahan alam yang melingkupi Pulau Nias, antara lain Pulau-pulau Batu/Tello, Pulau Tanah Masa, Pulau Bala dan Pulau Pini.
Penulis berkesempatan mengunjungi Pulau-pulau Batu dengan ibukota Kecamatan Kelurahan Pasar Tello, yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Nias Selatan dengan 101 pulau.
GEOLOGI PULAU TELLO
Keindahan dan Pesona Pulau-pulau Batu dapat dikembangkan sebagai geologi wisata bahari, karena daerah ini memiliki potensi pantai pasir putih yang halus, mengingatkan kita pada pantai di Teluk Dalam, terutama pantai Sorake dan Lagundri yang dikenal sebagai wisata surfing/selancar air laut kelas dunia. Jika dilihat dari luas bentangan pantai pasir putih, memang pantai di Pulau-pulau Batu tidaklah seberapa luas dan panjang namun keindahannya masih sangat alamiah, sejuk jauh dari kesan jorok, dan angin pantai dan rimbunnya pohon-pohon kelapa sangat menyejukan mengiringi langkah anda untuk betah berjam-jam menikmati dari kejauhan gelombang ombak yang berada dalam wilayah administrasi Tanah Masa dan Tanah Bala, wilayah geologi Tello memang dikontrol oleh banyaknya batu-batu karang yang terproses oleh sejarah pembentukan pulau-pulau vulkanik disepanjang Pantai Barat Sumatera.
Proses pembentukan Pulau-pulau Batu berhubungan dengan struktur geologi Antiklin Tanah Masa, patahan turun aktif Simundong Tanah Masa dan proses pembentukan koral/terumbu karang oleh proses pengangkatan dan penurunan akibat tumbukan lempeng Indo-Australia ke batas Lempeng Sumatera di sebelah Baratlaut Selat Nias dan proses pelentingan akibat regangan ketika terjadi tumbukan lempeng di Utara Pulau Nias atau sekitar Pulau Pini

Foto 1; Sebagian terlihat jejak struktur geologi antiklin Pulau Tello yang ditujukan oleh kemiringan perlapisan batuan naik dan sebagian tenggelam didasar laut.
(Dok Foto Penulis)


Foto 2 : Rangkaian pulau-pulau Tello dengan kenampakan geologi terumbu karang sebagian pulau terpisah akibat penurunan dan mengalami pencananggan air laut.
(Dok. Foto Penulis)
Batas kontak sesar turun terdapat dikeliling Pulau Tello, yang dalam sejarah tektonik telah berulangkali mengalami pengangkatan dan penurunan batimetri/topografi laut termasuk pada kejadian gempa Aceh 2004 dan gempa Nias 2005.
Lajur akresi prisma merupakan batas tumbukan lempeng terletak menghadap samudera yang menyebabkan daerah Pulau-pulau Batu mengalami pergeseran 1-2m, P. Tanahmasa, Pulau Tanah Bala dan Pulau Pini mengalami pengangkatan 0.5 cm, sangat rawan bencana akibat gempa tsunami, sehingga dapat mempengaruhi tinggian gelombang ombak disekitar karang-karang batu dan bagian lajur Cekungan Busur Depan Sumatera

Foto 3 : Pulau Karst Tello sebagai geowisata tentang proses pembentukan pulau batu karang, jejak pengangkatan dan pencananggan air laut masih ada dan terdapat gua karang yang terpisah dari pulau utama yaitu Tello akibat pengangkatan oleh gempa Nias di masa abad 18-19, mengalami penurunan 0.5m pada gempa Nias 2005.(Dok Foto penulis)
POTENSI GEOLOGI KELAUTAN
Potensi wisata bahari yang dapat dijual dan dipromosi antara lain : wisata pantai disepanjang keliling Pulau Tello. Pulau Sibaranum dan Pulau Pono, serta P. Simuk dengan hamparan pasir putih alamiah dengan kebeningan air laut. P. Sibaranum idealnya sebagai daerah khusus pantai dengan minimun hunian agar keasriannya tetap terjaga, sebagian pulau ini sudah dibuat fasilitas tambatan kapal perahu mesin dan juga berfungsi sebagai tanggul gelombang besar. Sedang P. Pono sebagai lokasi pemancingan dan budidaya ikan karena air laut sangat bening. P. Simuk dapat melihat jejak pengangkatan koral dan pergeseran lempeng menyebabkan garis pantai bertambah panjang.
Foto 4 : Sebagian Pulau Sibaranun, wisata bahari yang belum “terjual”. Keindahannya terlihat pada hamparan pasir dan air laut yang bening.(Dok Foto Penulis)

Potensi geologi wisata gua dan struktur antiklin Tello, Anda dapat menikmati deburan ombak menghantam sisa-sisa struktur antiklin yang memperlihatkan kondisi geologi masa lalu Pulau ini terbentuk beserta keunikan pohon kelapa yang tumbuh disisi tebing dengan cara melingkar serta tumbuh alamiah disekitar gua yang belum dibuat sarana infrastrukturnya, dari lokasi ini kita dapat melihat berbgai jenis tumbuhan laut, bunga dan sisa bangkai tumbuhan yang membusuk serta dapat meneruskan jalan pulang apabila air laut belum pasang maka dengan jelas anda akan melihat jejak-jejak terumbu karang yang tersembul dan fosil laut yang masih ada dan tercetak pada satuan batu gamping koral oleh pengangkatan akibat gempa disebelah barat daya Pulau Tello.
 

Foto 5 : Gua Tello, yang terbentuk oleh evaporosif batuan karbonat dengan air laut.(Dok Foto penulis)

Foto 6 : Keunikan tumbuhan yang ada di Pulau Tello, terletak sekitar mulut gua, dalam gambar terlihat lingkaran batang pohon kelapa yang tumbuh tepat disisi tebing terjal (Dok Foto Penulis)
Ombak laut Pulau Tello memang tidak sehebat ombak pantai Soreake, namun potensi ini menurut penulis dapat dikembang, yaitu surfing khusus bagi pemula, tinggi gelombang rata-rata 75 cm dari maksimal 1 meter dengan mencapai panjang rentangan ombak 50-75 meter sebelum terhempas ke sebagian daratan karang yang mengalami pengangkatan akibat gempa Nias 2005, Anda mau relaksasi dari tur Pulau Tello dapat santai memancing bebas ikan dibeberapa tempat, agar mantap dianjurkan sekitar jam 5 sore, dipinggir pantai air laut tanpa bening dan warna-warni ikan akan tampak jelas menakjubkan, di pulau ini juga ada cafe karoake yang menghibur Anda sambil menikmati hijaunya pulau diseberang Tello.
Foto 7 : Deburan ombak sekitar karang Antiklin Tello dengan kenampakan Pulau Pono (Dok Foto Penulis)

INFRASTRUKTUR FISIK
Sarana yang tersedia sudah memadai namun masih harus ditingkatkan yaitu pelayaran rutin melalui Pelabuhan Laut dari Sibolga maupun dari Teluk Dalam serta Gunung Sitoli ke Tello, Kapal besar berbobot 100 ton seperti milik PELNI maupun Perintis sudah dapat bersandar di pelabuhan utama Tello yang telah dilengkapi sistim peringatan dini tsunami.
Selain itu, salah satu pulau di seberang Pulau Tello juga telah di bangun Bandara Udara dengan panjang landas pacu mencapai 250 meter dengan penerbangan  dua kali seminggu dari bandara Pinang Sori  dan Padang-Sumatera Barat. Pemerintah Nias Selatan harus mampu menjual “dagangan wisata kecil ini” menjadi komoditas unggulan.
Foto 8 : Terlihat Dermaga Tello berkapasitas bobot lebih 50 ton dengan panjang 100 meter lebih, disini Anda bisa menikmati panorama keindahan laut dengan sekeling pulau-pulau kecil yang mengintari Pulau Besar Tello (Dok Foto Penulis)

Foto 9 : Penulis bersama anak memandang kejauhan pulau Siguntuan dan Sigata, lokasi tempat penulis adalah sekitar 25 meter dari mulut gua pantai Tello yang mengalami pengangkatan oleh gempa Aceh-Nias 2004-2005.(Dok. Foto Penulis)

M. Anwar Siregar
Geolog, Penggemar Adventure Geologi dan Kelautan, Diterbitkan Tanggal 12 Mei 2013








No comments:

Post a Comment

Related Posts :