Geowisata Bahari Pulau Tello-Nias
GEOWISATA
BAHARI PULAU TELLO-NIAS
Oleh M. Anwar Siregar
Siapa
yang tidak kenal Pulau Nias? Semua tahu pulau ini merupakan daerah yang
memiliki potensi geologi wisata bahari yang mengagumkan namun belum tergalikan
dengan baik, sehingga banyak masyarakat luar belum banyak mengatahui keindahan
alam yang melingkupi Pulau Nias, antara lain Pulau-pulau Batu/Tello, Pulau
Tanah Masa, Pulau Bala dan Pulau Pini.
Penulis
berkesempatan mengunjungi Pulau-pulau Batu dengan ibukota Kecamatan Kelurahan
Pasar Tello, yang masuk dalam wilayah administrasi Kabupaten Nias Selatan
dengan 101 pulau.
GEOLOGI PULAU TELLO
Keindahan
dan Pesona Pulau-pulau Batu dapat dikembangkan sebagai geologi wisata bahari,
karena daerah ini memiliki potensi pantai pasir putih yang halus, mengingatkan kita
pada pantai di Teluk Dalam, terutama pantai Sorake dan Lagundri yang dikenal
sebagai wisata surfing/selancar air laut kelas dunia. Jika dilihat dari luas
bentangan pantai pasir putih, memang pantai di Pulau-pulau Batu tidaklah
seberapa luas dan panjang namun keindahannya masih sangat alamiah, sejuk jauh
dari kesan jorok, dan angin pantai dan rimbunnya pohon-pohon kelapa sangat
menyejukan mengiringi langkah anda untuk betah berjam-jam menikmati dari
kejauhan gelombang ombak yang berada dalam wilayah administrasi Tanah Masa dan
Tanah Bala, wilayah geologi Tello memang dikontrol oleh banyaknya batu-batu
karang yang terproses oleh sejarah pembentukan pulau-pulau vulkanik disepanjang
Pantai Barat Sumatera.
Proses
pembentukan Pulau-pulau Batu berhubungan dengan struktur geologi Antiklin Tanah
Masa, patahan turun aktif Simundong Tanah Masa dan proses pembentukan
koral/terumbu karang oleh proses pengangkatan dan penurunan akibat tumbukan
lempeng Indo-Australia ke batas Lempeng Sumatera di sebelah Baratlaut Selat
Nias dan proses pelentingan akibat regangan ketika terjadi tumbukan lempeng di
Utara Pulau Nias atau sekitar Pulau Pini
Foto 1; Sebagian
terlihat jejak struktur geologi antiklin Pulau Tello yang ditujukan oleh
kemiringan perlapisan batuan naik dan sebagian tenggelam didasar laut.
(Dok Foto Penulis)
Foto 2 : Rangkaian
pulau-pulau Tello dengan kenampakan geologi terumbu karang sebagian pulau
terpisah akibat penurunan dan mengalami pencananggan air laut.
(Dok. Foto Penulis)
Batas
kontak sesar turun terdapat dikeliling Pulau Tello, yang dalam sejarah tektonik
telah berulangkali mengalami pengangkatan dan penurunan batimetri/topografi
laut termasuk pada kejadian gempa Aceh 2004 dan gempa Nias 2005.
Lajur
akresi prisma merupakan batas tumbukan lempeng terletak menghadap samudera yang
menyebabkan daerah Pulau-pulau Batu mengalami pergeseran 1-2m, P. Tanahmasa,
Pulau Tanah Bala dan Pulau Pini mengalami pengangkatan 0.5 cm, sangat rawan
bencana akibat gempa tsunami, sehingga dapat mempengaruhi tinggian gelombang
ombak disekitar karang-karang batu dan bagian lajur Cekungan Busur Depan
Sumatera
Foto 3 : Pulau Karst
Tello sebagai geowisata tentang proses pembentukan pulau batu karang, jejak
pengangkatan dan pencananggan air laut masih ada dan terdapat gua karang yang
terpisah dari pulau utama yaitu Tello akibat pengangkatan oleh gempa Nias di
masa abad 18-19, mengalami penurunan 0.5m pada gempa Nias 2005.(Dok Foto penulis)
POTENSI GEOLOGI KELAUTAN
Potensi
wisata bahari yang dapat dijual dan dipromosi antara lain : wisata pantai
disepanjang keliling Pulau Tello. Pulau Sibaranum dan Pulau Pono, serta P.
Simuk dengan hamparan pasir putih alamiah dengan kebeningan air laut. P.
Sibaranum idealnya sebagai daerah khusus pantai dengan minimun hunian agar
keasriannya tetap terjaga, sebagian pulau ini sudah dibuat fasilitas tambatan
kapal perahu mesin dan juga berfungsi sebagai tanggul gelombang besar. Sedang
P. Pono sebagai lokasi pemancingan dan budidaya ikan karena air laut sangat
bening. P. Simuk dapat melihat jejak pengangkatan koral dan pergeseran lempeng
menyebabkan garis pantai bertambah panjang.
Foto 4 : Sebagian Pulau
Sibaranun, wisata bahari yang belum “terjual”. Keindahannya terlihat pada
hamparan pasir dan air laut yang bening.(Dok Foto Penulis)
Potensi
geologi wisata gua dan struktur antiklin Tello, Anda dapat menikmati deburan
ombak menghantam sisa-sisa struktur antiklin yang memperlihatkan kondisi
geologi masa lalu Pulau ini terbentuk beserta keunikan pohon kelapa yang tumbuh
disisi tebing dengan cara melingkar serta tumbuh alamiah disekitar gua yang
belum dibuat sarana infrastrukturnya, dari lokasi ini kita dapat melihat
berbgai jenis tumbuhan laut, bunga dan sisa bangkai tumbuhan yang membusuk
serta dapat meneruskan jalan pulang apabila air laut belum pasang maka dengan
jelas anda akan melihat jejak-jejak terumbu karang yang tersembul dan fosil
laut yang masih ada dan tercetak pada satuan batu gamping koral oleh
pengangkatan akibat gempa disebelah barat daya Pulau Tello.
Foto 5 : Gua Tello, yang
terbentuk oleh evaporosif batuan karbonat dengan air laut.(Dok Foto penulis)
Foto 6 : Keunikan
tumbuhan yang ada di Pulau Tello, terletak sekitar mulut gua, dalam gambar
terlihat lingkaran batang pohon kelapa yang tumbuh tepat disisi tebing terjal (Dok Foto Penulis)
Ombak
laut Pulau Tello memang tidak sehebat ombak pantai Soreake, namun potensi ini
menurut penulis dapat dikembang, yaitu surfing khusus bagi pemula, tinggi
gelombang rata-rata 75 cm dari maksimal 1 meter dengan mencapai panjang
rentangan ombak 50-75 meter sebelum terhempas ke sebagian daratan karang yang
mengalami pengangkatan akibat gempa Nias 2005, Anda mau relaksasi dari tur
Pulau Tello dapat santai memancing bebas ikan dibeberapa tempat, agar mantap
dianjurkan sekitar jam 5 sore, dipinggir pantai air laut tanpa bening dan
warna-warni ikan akan tampak jelas menakjubkan, di pulau ini juga ada cafe
karoake yang menghibur Anda sambil menikmati hijaunya pulau diseberang Tello.
Foto 7 : Deburan ombak
sekitar karang Antiklin Tello dengan kenampakan Pulau Pono (Dok Foto Penulis)
INFRASTRUKTUR FISIK
Sarana
yang tersedia sudah memadai namun masih harus ditingkatkan yaitu pelayaran
rutin melalui Pelabuhan Laut dari Sibolga maupun dari Teluk Dalam serta Gunung
Sitoli ke Tello, Kapal besar berbobot 100 ton seperti milik PELNI maupun
Perintis sudah dapat bersandar di pelabuhan utama Tello yang telah dilengkapi
sistim peringatan dini tsunami.
Selain
itu, salah satu pulau di seberang Pulau Tello juga telah di bangun Bandara
Udara dengan panjang landas pacu mencapai 250 meter dengan penerbangan dua kali seminggu dari bandara Pinang
Sori dan Padang-Sumatera Barat.
Pemerintah Nias Selatan harus mampu menjual “dagangan wisata kecil ini” menjadi
komoditas unggulan.
Foto 8 : Terlihat Dermaga
Tello berkapasitas bobot lebih 50 ton dengan panjang 100 meter lebih, disini
Anda bisa menikmati panorama keindahan laut dengan sekeling pulau-pulau kecil
yang mengintari Pulau Besar Tello
(Dok Foto Penulis)
Foto 9 : Penulis bersama
anak memandang kejauhan pulau Siguntuan dan Sigata, lokasi tempat penulis
adalah sekitar 25 meter dari mulut gua pantai Tello yang mengalami pengangkatan
oleh gempa Aceh-Nias 2004-2005.(Dok.
Foto Penulis)
M. Anwar Siregar
Geolog, Penggemar Adventure Geologi dan Kelautan, Diterbitkan Tanggal 12
Mei 2013
Komentar
Posting Komentar