1 Okt 2024

Mitigasi Lingkungan : Kearifan lokal tsunami

KEARIFAN LOKAL TSUNAMI SEMAKIN MEMUDAR

Oleh :. Anwar Siregar

Adalah sangat penting menggali kembali kearifan lokal lingkungan serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat sebagai salah satu bentuk upaya mitigasi bencana lingkungan di era sekarang, mengingat banyak generasi mulai melupakan kearifan lokal untuk mengantisipasi bencana alam tsunami dalam menghancurkan lingkungan hidup.

Pengalaman sejarah terjadinya gempa yang berkali-kali di Nias, Aceh Simeulue, Mentawai dan kawasan Timur Indonesia telah membentuk prilaku masyarakat sejak zaman dahulu untuk cenderung mempertahankan diri terhadap dampak yang diakibatkan bencana itu sendiri. Sebagai contoh, konstruksi rumah adat yang anti gempa dan membangun perkampungan di dataran tinggi atau daerah pegunungan.

SEMAKIN MEMUDAR

Namun seiring dengan perkembangan peradaban dan pergeseran nilai-nilai budaya, generasi sekarang terkesan justru melupakan kearifan lokal yang pernah dimiliki oleh generasi pendahulunya. Perlu upaya terpadu dari semua pihak untuk menggali kembali kearifan lokal dan menerapkannya dalam kehidupan masyarakat untuk dilestarikan.

Pelatihan-pelatihan tidaklah cukup jika hanya sekedar menghabiskan anggaran yang ada, tetapi lebih kepada berbagai metode yang lebih praktis dan mudah diterima/dipahami oleh masyarakat awam. Melalui pendidikan sangatlah tepat, baik formal maupun informal.

Andai ada banyak yang berpikir sama dan mau melangkah bersama, banyak hal penting dapat dilakukan bersama untuk mengatasi persoalan kerusakan lingkungan, dan banyak persoalan dapat juga diupayakan solusinya. Ini merupakan filosofi kehidupan leluhur kita, yang semakin memudar di praktekan di era sekarang.

Mari kita mulai dari langkah kecil yang nyata dengan komitmen yang kuat dan kebersamaan, kiranya akan bergulir dan mengalir menjadi sebuah gerakan sosial bersama untuk membangun kearifan lokal dalam membangun sarana fisik dengan mengenali tanah tempat kehidupan kita dan lalu peliharalah lingkungannya dengan baik. Niscaya, keberlangsungan kehidupan di pulau-pulau pesisir maupun didaerah hulu akan dapat meminimalisasikan tingkat bahaya. Sangat penting untuk kita lalukan, demi untuk anak cucu atau generasi berikutnya.

BNPB sering mengingatkan warga di daerah rawan bencana alam agar menggali kearifan lokal untuk dapat dijadikan sebagai peringatan dini ketika ada ancaman tsunami. Penggalian kembali kearifan lokal sangat penting dalam upaya penyelamatan masyarakat dari gelombang tsunami. Kebijaksanaan lokal yang dipahami dan diterapkan sejumlah daerah sudah terbukti dalam mengurangi korban jiwa.

Mitigasi Bencana Gempa Bumi, Simak Langkah-langkah mulai ...

Gambar : Mitigasi Gempa berbasis sederhana (sumber gambar : BPPD Klaten)

Sebagai contoh di Kabupaten Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang memahami dan mempunyai kearifan lokal yang dikenal Semong. Dari sekira 400 ribu penduduk di kepulauan itu, hanya sedikit yang meninggal akibat bencana gelombang tsunami yang terjadi pada 2004. Sekadar diketahui, Semong adalah kearifan lokal masyarakat di Pulau Simeulue dalam membaca fenomena alam pantai telah menyelamatkan banyak masyarakat dari bencana tsunami.

Teriakan Semong merupakan peringatan dini yang diartikan adanya situasi di mana air laut surut dan masyarakat harus lari ke bukit. Ini adalah pengetahuan yang diperoleh dari leluhur belajar dari kejadian bencana yang pernah terjadi puluhan tahun lalu. Semong ini yang menyelamatkan masyarakat di pulau Simeulue, padahal secara geografis letaknya sangat dekat dengan pusat gempa. Semong bagi masyarakat pulau Simeulue disosialisasikan turun-temurun melalui dongeng dan legenda oleh tokoh masyarakat, sehingga istilah ini jadi melekat dan membudaya di hati masyarakat pulau itu. 
Hal seperti itulah yang mestinya menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Alam, selain memberikan manfaat bagi kelangsungan umat manusia juga memberikan pelajaran berharga. Salah satunya dengan peristiwa bencana. Manusia dengan kelebihan akalnya akan mampu menangkap tanda-tanda sebagai bentuk proteksi dan adaptasi dari perubahan alam. Kadang kesombongan manusialah yang memperburuk dampak dari siklus alami ini.

Nenek moyang bangsa ini berhasil membaca sinyal alam menjadi satu falsafah hidup dan melahirkan nilai-nilai kearifan lokal. Namun, manusia modern yang mendewakan teknologi banyak mengabaikan warisan luhur ini. Fenomena alam sebagai daur ulang kehidupan manusia dan alam semesta dengan periode tertentu dapat berubah menjadi bencana yang menyeramkan. Karena itu, bencana alam harus mendesak manusia lebih memahami the power of nature.

Dalam hal ini, BNPB memegang perang siginifikan. BNPB yang memegang amanat Undang-undang Nomor 27 Tahun 2007 dituntut mampu peran koordinasi penanggulangan bencana di pusat dan daerah dalam meningkatkan kesiap-siagaan dalam menghadapi bencana, serta membangun kesadaran masyarakat dalam upaya pengarusutamaan pengurangan risiko bencana dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. BNPB menjadi motor penggerak mewujudkan ketangguhan bangsa Indonesia dalam menghadapi bencana dan semua elemen masyarakat turut berperan aktif.

PENGETAHUAN BENCANA

Dengan demikian, bencana seyogianya membuat manusia semakin sadar pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi, menggali nilai-nilai luhur dan kearifan lokal. Lepas dari itu semua, bencana lingkungan bukanlah suatu kebetulan, seperti kelahiran, kematian, rezeki dan jodoh, semuanya tercatat di lauhul mahfudz.

Menggali potensi kearifan lokal yang ada di dalam masyarakat dapat dilakukan melalui pendekatan partisipatif dan melibatkan dukungan banyak pihak, seperti budayawan, sosiolog, tokoh masyarakat dan pendidik. Kearifan lokal yang mulai kurang dikenal dan dihayati dapat diformat dalam bahasa publik, bahasa sehari-hari yang mudah dipahami. 
Pengetahuan tentang kebencanaan seyogianya menjadi muatan lokal di wilayah yang paling rawan gempa.

Bahwa berharap semata hanya pada kearifan lokal atau local knowledge masyarakat bukan hal yang tepat. Sebaliknya, mengandalkan keakuratan sistem peringatan dini tsunami juga hal yang rentan karena waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan peringatan sampai pada perintah evakuasi akan memakan waktu lebih banyak ketimbang waktu yang tersisa untuk evakuasi itu sendiri. Diperlukan suatu sistem yang memadukan keduanya, dimana kebiasaan merespon gejala tsunami terus digalakkan dengan (misalnya) berlari ke tempat tinggi, sementara di lain pihak perlu terus dilakukan peningkatan efisiensi peringatan dini tsunami. Ini satu contoh saja bagaimana mensimetriskan hubungan antara local dan expert knowledges dalam penanggulangan bencana alam.

Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang bencana gempa dengan kearifan lokal lingkungan sangat penting untuk peningkatan kapasitas dan harmonisasi budaya hidup di daerah rawan gempa dengan menata ulang sarana infrastruktur fisik dan saling mengingatkan masyarakat dalam kearifan lokal, untuk menjauhkan tingkat bahaya agar dapat menekan kendala besar dalam membangun fundemental pembangunan antara relasi ilmu pengetahuan gempa dengan kearifan lokal dalam menghadapi bencana alam yaitu pengetahuan kearifan lokal, merupakan pengetahuan yang melekat di masyarakat sekitar lokasi bencana yang terbangun atas dasar pengalaman mereka mengalami kejadian bencana, dan kedua, pengetahuan ilmu gempa atau expert knowledge, dibangun atas dasar serangkaian aktivitas riset yang dilakukan oleh para pakar (ilmuwan).

Relasi ideal keduanya tentu saja seharusnya simetris, dimana pengetahuan kearifan lokal bisa menjadi referensi bagi para pakar untuk menyimpulkan kondisi dan penanganan suatu bencana, begitupun sebaliknya. Resultan antara pengetahuan kearifan lokal dengan pengetahuan ilmu gempa, inilah yang kemudian bisa dijadikan pijakan penyusunan manajemen dan pembangunan tata ruang fisik kota di Indonesia.

M. Anwar Siregar

Geolog, Pemerhati Tata Ruang dan Lingkungan, Energi Geosfer

 

1 Agu 2024

Investasi Tambang Sumatera Utara

INVESTASI TAMBANG di SUMATERA UTARA 

Oleh M. Anwar Siregar 

Dengan dikeluarkannya UU Panas Bumi 2014 pengganti UU Panas Bumi No 27 tahun 2003, yang memungkinkan dapat menerobos kawasan hutan konservasi, maka industri pertambangan panas bumi harus memperhatikan keberlanjutan kualitas lingkungan di hutan-hutan, potensi panas bumi terdapat 6.157 mw atau 21, 5 persen berada di kawasan hutan konservasi dan 6.391 mw atau 22.33 persen berada dalam wilayah hutan lindung yang menyebar nyaris merata di wilayah Indonesia. 

Bayangkanlah bagaimana hancurnya sistim ekologis lingkungan jika dunia usaha pertambangan di Sumatera Utara tidak berbasis dan bertumpuk pada keberlanjutan lingkungan dan manajemen hijau lingkungan. Menyambut hari pertambangan di bulan September perlunya memperhatikan kondisi ekologi sumber daya dan investasi tambang berbasis hijau untuk mengurangi dampak kerusakan karena hingga saat ini lebih banyak pertambangan illegal yang jelas tidak berbasis hijau yang berkeliaran di Provinsi Sumatera Utara. 

EKOLOGI SUMBER DAYA 

Industri pertambangan di Sumatera Utara harus berbasis ekologi sumber daya,karena industri pertambangan merupakan usaha industri yang bertumpuk pada aspek keberlanjutan sumber daya alam yang ada, maka usaha pertambangan juga bertumpuk pada keberlanjutan aspek ekonomi di sumatera utara, sehingga perlu ada prinsip cadangan dasar yang besar dalam menghadapi persaingan global, berfungsi menggantikan lingkungan sumber daya alam yang telah terpakai dengan sistim pola rehabilitasi lahan lingkungan yang berbasis keberlanjutan lingkungan hidup. 

Keterbatasan sumber daya alam lingkungan di Sumatera Utara, dapat menimbulkan efek yang sangat luas. Untuk itu perlu suatu perencanaan tata guna lahan dalam pemakaian sumber daya alam yang terbatas dengan berbanding lurus dengan pemakaian sumber daya lingkungan dengan sistim reklamasi lalu direhabilitasi dalam jangka waktu tertentu. Agar pengembangan investasi industri pertambangan yang berlokasi di wilayah Sumatera Utara tetap berjalan, harus memperhitungkan keberlanjutan lingkungan pertambangan dengan ekonomi sumber daya alam yang saling terkait, sebab industri pertambangan berbasis ekonomi berkelanjutan sama antar kedua tujuannya, industri pertambangan bertumpuk pada sumber daya alam, juga bertumpuk pada kualitas lingkungan yang juga berbicara faktor ekonomi. 

KONSTRIBUSI 

Jika kita cermati kondisi dunia pertambangan di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara banyak usaha jasa pertambangan tidak bertumpuk pada keserasian hubungan dengan lingkungan dan ekonomi masyarakat. Terlihat dengan banyak tindakan protes keberadaan suatu usaha pertambangan yang tidak melibatkan peran masyarakat sekitarnya, sehingga sebagian izin lokasi tidak mendapat dukungan masyarakat. 

Pendekatan yang persuasif yang paling penting, sebuah pengalaman yang seharusnya diutamakan sebelum izin prinsip keluar dari birokrasi pemerintah, memberikan gambaran program-program perusahaan yang berhubungan dengan tiga kondisi yang sangat vital bagi keberlanjutan investasi pertambangan yang berizin di sumatera utara, antara lain : Kualitas lingkungan berkelanjutan, ekonomi infrastruktur lokal, dan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan semuanya harus ditindak lanjuti sesuai dengan perencanaan yang sudah disusun dan sepakati bersama agar tidak menimbulkan friksi. 

Ketiganya akan memberikan efek gairah bagi ekonomi bukan saja untuk perusahaan tambang tetapi juga bagi Sumatera Utara, menghasilkan produktivitas SDA lingkungan yang berkelanjutan. Maka pihak pertambangan harus memiliki konstribusi positif bagi masyarakat dengan memberikan laporan tentang kegiatan tambang bagi keselamatan dan keberlanjutan lingkungan, misalnya tentang komitmen pengabdian kelestarian lingkungan melalui manajemen hijau, namun jarang dipublikasikan ke masyarakat di era transparansi. 

Perlunya pembangunan industri pertambangan berbasis ekonomi lingkungan berkelanjutan, karena hal ini jarang dipersiapkan terutama untuk investasi rehabilitasi lahan lingkungan agar dapat memperbaharui bahan tambang tertentu yang mendominasi sebagai sumber PAD, jangan sampai terabaikan, harus memberikan konstribusi kepada masyarakat agar tidak semakin miskin apabila ada bencana,sebab lokasi rata-rata keterdapatan sumber daya geologi pertambangan yang dikategori bahan tambang vital dan bahan tambang strategis umumnya di daerah rawan bencana geologis, terlihat di wilayah Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah dan sebagian Tapanuli Utara yang diapit zona patahan Renun-Toru, memiliki berbagai potensi sumber daya alam tinggi, 

Bukti penelitian menunjukan, bahwa 95 persen bahan tambang startegis berada di dalam kawasan hutan lindung, dan sebagian hutan konservasi, garis penyebaran sumber daya geologi pertambangan di Indonesia menunjukkan di apit oleh dua jalur kebencanaan yaitu jalur magmatik vulkanik dan jalur tektonik kegempaan, dan pusat utama keterdapatan sumber daya alam berada dalam tiga cekungan yang mengapit pulau-pulau besar di Indonesia,sebagai contoh sumber daya panas bumi dan sebaran bahan tambang emas,kenampakannya sumber daya emas banyak di wilayah Tapanuli bagian selatan yang diapit jalur magmatik. 

INVESTASI PRODUKTIVITAS 

Industri pertambangan dan energi harus memiliki langkah-langkah investasi produktivitas yang berkelanjutan bagi cadangan SDA di lingkungan, melalui langkah program yang terintegrasi untuk peningkatan kualitas lingkungan, ekonomi dan masyarakat. Peningkatan investasi produktivitas dan kapasitas masyarakat terhadap lingkungan, yakni peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan intensif dalam mengelola lingkungan disekitar keterdapatan sumber daya alam, pendampingan dan melakukan praktek dan studi banding pengelolaan reklamasi tambang galian untuk menghasilkan produktivitas ekonomi lingkungan. 

Peningkatan investasi produktivitas infrastruktur lingkungan, langkah ini diperlukan agar upaya peningkatan investasi dan ekonomi masyarakat tidak terkendala dan selaras dengan kegiatan perusahaan tambang untuk mencapai kemajuan bersama, kerjasama peningkatan infrastruktur lingkungan seperti perbaikan kondisi jalan dan jembatan, pengendalian erosi tebing jalan, pembangunan penampungan sampah dan air bersih untuk menjaga kualitas lingkungan, pembangunan fasilitas sumur bor dan fasilitas sanitasi MCK untuk menjaga kesehatan lingkungan. 

Investasi produktivitas keberlanjutan ekonomi lingkungan SDA, upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan harus menjadi komitmen kuat bagi pelaku industri besar seperti perusahaan pertambangan yang membutuhkan dana investasi sangat besar, program penting kelestarian lingkungan SDA dengan memprhatikan aspek dampak lingkungan, menjaga kelestarian air dan analisis pembuangan air limbah dan B3 ke lingkungan. 

Harus terus meningkatkan kualitas pemeliharaan peralatan yang efisien agar tidak menjadi barang rongsokan ke lingkungan, yang paling utama dibutuhkan adalah bangunan permanen serta lokasi tempat pembuangan sampah (TPS) limbah B3, mengingat penggunaan bahan kimia dalam usaha pertambangan sangat dibutuhkan dalam berbagai produksi serta pengolahan, pembuangan sisa air tambang yang banyak mengandung B3 ke lingkungan dengan membentuk bidang kajian analisis dampak lingkungan untuk berperan aktif dalam memenuhi kualitas dan kesehatan lingkungan. 

MANAJEMEN HIJAU 

Ekonomi lingkungan hijau berkelanjutan identik dengan dua hal, yaitu menajemen ekonomi hijau dan lingkungan hijau, ekonomi hijau bertumpuk dan mendorong terbentuknya lingkungan hijau, dengan kata lainnya tidak akan membiarkan kondisi tempat keberadaan SDA mengalami kerusakan, tanggap cepat dengan program hijau. 

Pentingnya melakukan perubahan perilaku dalam usaha pertambangan untuk menjaga kelestarian lingkungan SDA dengan selalu berpihak dan berpijak pada prinsip ekonomi hijau yaitu pengetasan kemiskinan melalui produktivitas SDM, kedua, perusahaan pertambangan harus mampu menjadi contoh untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal, transfer ilmu pengetahuan dan memajukan pendidikan lingkungan serta ketiga berpihak kepada masyarakat dengan melibatkan dalam semua mekanisme operasional perusahaan. 

Komitmen ini diperlukan bagi perusahaan pertambangan yang berinvestasi di sumatera utara, mengingat kondisi lingkungan pertambangan rawan bencana geologis dan konflik sosial serta konflik masyarakat dengan perusahaan, dan harus mengakomodir nilai-nilai kearifan lokal masyarakat sumatera utara yang multi etnik. 

M. Anwar Siregar Enviromental Geologist

24 Mei 2021

Menjaga Udara Sumatera Utara Berbasis Land Diversity

 

MENJAGA UDARA SUMATERA UTARA BERBASIS LAND DIVERSITY

Oleh : M. Anwar Siregar


Udara kotor dampak dari emisi polutan sangat merugikan bagi masyarakat Indonesia dan regional, pelaku bisnis dan perdagangan serta pemerintah itu sendiri. Upaya konkret menghadapi isu perubahan iklim global lebih hanya ke acara seremonial dan banyak debat kusir, kebijakan untuk menekan kebakaran hanya dilakukan jika ada bencana kabut asap. Bukti itu, dapat dilihat pada kejadian bencana kabut asap dan berton-ton sampah beracun jika dikumpulkan akan membentuk gunung laut raksasa di udara Indonesia, khususnya Sumatera Utara.

Pembangunan lingkungan berbasis geodiversity perlu disosialisasikan kepada segenap masyarakat mengingat tatanan geologi dan lingkungan bumi Indonesia memiliki banyak keindahan, keunikan baik yang tampak di permukaan bumi maupun tidak tampak di bawah permukaan bumi atau terselimuti air laut yang hanya dapat diketahui dengan menggunakan pengetahuan dan teknologi canggih.

Sumatera Utara provinsi yang kaya akan sumber daya geologi serta kaya akan keragaman geologi yang merupakan hasil proses pembentukan Pulau Sumatera selama puluhan juta tahun. Hal ini perlu disosialisasikan dalam pembangunan lingkungan fisik yang berkelanjutan dengan berbasis geo-biodiversity. Karena di Indonesia saat ini terdapat 170 keragaman geologi (geodiversity) dan 33 warisan geologi Indonesia (geoheritage) yang dapat didasarkan dalam pembangunan udara bersih berkelanjutan, salah satunya terdapat di Sumatera Utara yaitu di kawasan Geopark Toba dan Danau Siais Tapanuli Selatan dan kawasan sejuta pesona wisata di Tapanuli Tengah dan Nias serta kawasan hutan lindung Batang Toru di Tapanuli Utara dan Selatan dan Hutan Lindung Gunung Leuser di Langkat dan Karo.

Sangat penting untuk dilestarikan, dan dapat menjawab pengendalian bencana lingkungan melalui pemahaman informasi penting dalam penyusunan tata ruang sekaligus dapat mendukung upaya konservasi sumber daya bumi untuk kehidupan di bumi sumatera utara terutama mengendalikan bencana geosfer, pembangunan tatanan hijau kota dapat dibumikan berbasis geodiversity. Dan Sumatera Utara harus menjadi pioner terdepan untuk menciptakan udara yang bersih.

GEOPARK TOBA-SIAIS

Konsep Unesco tentang geopark adalah memberikan peluang untuk mengenal, melindungi, memelihara dan mengembangkan situs warisan geologi, speleologi, arkeologi yang terkemas dalam unsur-unsur bentang alam karst, keragaman dan keunikan berbagai jenis lingkungan, sosial dan budaya akan menjadi pembangunan daerah hijau berkelanjutan yang berwawasan lingkungan dan industri wisata berwawasan lingkungan.

Geopark merupakan sebuah konsep manajemen sumber daya keragaman bumi (geodiversity) yang mencakup geologi, biologi, sosial budaya dan pariwisata, sangat cocok dikembangkan di Provinsi Sumatera Utara yang memiliki keragaman alam yang indah unik di Punggung Bukit Barisan Pulau Sumatera dari Pantai Barat hingga ke Pantai Timur dapat mengembangkan aspek konservasi yang hampir terdapat di tiap kota/kabupaten di Sumatera Utara.

Pengembangan geopark berpilar pada aspek konservasi dan aspek edukasi, lingkungan dan budaya kearifan lokal sekaligus menjaga keseimbangan paru-paru bumi untuk kehidupan di Bumi. Dimana masyarakat setempat diajak berperan serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam. Sehingga udara di wilayah yang menjadi fungsi warisan alam menjadi tatanan lingkungan berhawa sejuk dan mengendalikan perubahan iklim global.

Geopark Danau Toba merupakan salah satu taman yang dapat difungsikan sebagai pengendali perubahan iklim global bersama geopark mini Tapanuli Selatan yaitu Danau Siais, di mana danau ini terbentuk oleh proses vulkanik dan menyimpan keragaman kecil dalam proses pembentukan punggung bukit barisan sebelah barat di wilayah Tapanuli Selatan, dan perlu dijaga untuk keseimbangan lingkungan, meliputi areal yang cukup luas, hampir 30 persen dari luas kabupaten Tapanuli Selatan dan berpadu dengan kawasan Hutan Lindung Batang Toru yang berada di wilayah Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah.

Gambar : Hutan Lindung Batang Toru, salah satu pengendali kerusakan lingkungan ekosistem  udara di Sumatera Utara, perlu dilestarikan (sumber gambara; dari berbagai sumber)

BERBASIS GEODIVERSITY

Amanah UU Tata Ruang No. 26 Tahun 2007 yang menyebutkan kawasan geodiversity harus diimplementasikan dalam pembangunan lingkungan yang berwawasan geodiversity, yang bertujuan untuk melindungi kerusakan lingkungan dan ancaman bencana serta mengendalikan perubahan iklim global.

Hasil klasifikasi inventarisasi geodiversity dalam UU No 26 tahun 2007, antara lain terdapat tiga kategori: (i) Geosite yakni situs geologi yang terbentuk secara alami dan mengandung komponen keragaman geologi tertentu yang unik, langka dan benilai keilmuan tinggi; (ii) Geotipe yakni objek atau bagian tertentu yang terbentuk secara alami di permukaan bumi yang memiliki ciri geologi dan geomorfologi bersifat luar biasa (outstanding) sehingga perlu dilindungi dan pengaruh-pengaruh kegiatan manusia (ant hropogenic) yang dapat merusak keberadaannya; dan (iii) Geoheritage adalah warisan geologi yang terbentuk secara alami dan memiliki nilai tinggi karena merepresentasikan rekaman proses geologi yang saling berhubungan sehingga secara keilmuan merupakan bagian penting dan sejarah dinamika bumi.

Intinya, diharapkan para pengelola taman bumi maupun taman wisata alam selalu mengedepankan berbagai peran geopark. Berbagai peran itu dapat dirinci sebagai berikut: Pertama, bumi memberi kita berkah, termasuk sumber daya alam dan keindahan bentang alam. Tetapi sesekali juga memberi bencana besar seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, tanah longsor, dan banjir.

Kedua, pendidikan di dalam geopark tentang planet kita yang dinamis menjadi cara yang paling efektif untuk membantu masyarakat setempat memahami cara hidup berdampingan dengan alam. Ketiga, saat ini, masyarakat sedang menghadapi perubahan iklim global yang belum pernah terjadi sebelumnya. Geopark di Sumatera Utara telah mencatat perubahan iklim di masa lalu, sehingga masyarakat Sumut harus berada di garis depan dalam pembangunan yang berbasis udara bersih. Masyarakat Sumatera Utara harus menjadi pendidik dan visioner dalam hal perubahan iklim, selain harus berusaha juga dalam pemanfaatan sumber daya hijau yang berbasis energi baru terbarukan dan memberlakukan standar terbaik untuk “pariwisata hijau” di kawasan Sumatera Utara.

BERBASIS LAND DIVERSITY

Membersihkan atmosfir bumi Sumatera Utara dari kekotoran emisi polutan dapat berbasis land diversity, yaitu membangunan tatanan lingkungan dengan keragaman geologi dan hayati serta taman wisata. Banyak potensi keragaman geologi lingkungan di daratan Sumatera Utara, seperti kawasan karts dan kawasan lindung geologi, belum dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat sekitarnya dengan tetap mempertahankan kelestariannya. Sebagian besar potensi geodiversity nasional, berada dalam keadaaan terancam dan belum dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat termasuk di sekitara lingkaran Danau Toba maupun didaerah wisata alam lainnya dengan mengembangkan konsep pemanfaatan berkelanjutan melalui kegiatan geotourism (geowisata), geopark (taman bumi), ecotourism (ekowisata) di berbagai kota di Sumatera Utara.

Potensi lingkungan taman geologi dan taman wisata di Sumatera Utara yang bersumber dan keragaman bentukan geologi (geodiversity) maupun biologi-ekologi, tersebar di kawasan lingkaran Danau Toba, Danau Siais, Hutan Lindung Batang Toru, Kawasan Gunung Leuser sebagian berada di wilayah kabupaten Langkat, kawasan wisata bahari di Nias dan pulau terdepan di Selat Malaka sangan berpotensi untuk mengurangi kekotoran udara di Bumi Sumatera Utara, sekaligus juga untuk mencegah kerusakan lingkungan hutan berbasis keragaman hayati.

Membersihkan polutan di udara Sumatera Utara dari berbagai emisi butuh kerja keras, salah satu yang diupayakan adalah menjaga taman bumi Sumatera Utara sebagai sumbangsih bagi dunia yang sangat penting untuk kehidupan di Bumi dan generasi penerus.

M. Anwar Siregar

Pemerhati Tata Ruang Lingkungan dan Energi Gosfer

19 Okt 2020

Krakatau-Sinabung, Ilmu Ledakan Zaman Now

 ILMU KRAKATAU-SINABUNG DI ZAMAN NOW

OLEH : M. ANWAR SIREGAR
Beberapa Gunungapi di Sumatera Utara muncul ditengah jalur arah memajang tubuh Pulau Sumatera, yang merupakan relik perpisahan rangkaian pegunungan Bukit Barisan Sumatera dari sebelah Barat dan Timur dan gunungapi ini juga duduk di perpotongan jalur sesar arah Sumatera ke Utara dan Selatan ke arah sesar Sunda dan seperti semua gunungapi lainnya di Sumatera duduk di atas Sesar Sumatra/Semangko yang merupakan zona robekan panjang 1.600 km yang membelah Pulau Sumatera demikian juga wilayah gunungapi Sumatra Utara terdapat robekan sepanjang 420 km dengan berbagai ruang penerobosan magma dan pusat-pusat energi seismik, dapat mentransfer energi seismik diatas kekuatan 7.0 Skala Richter, dan beberapa gunungapi di Sumatera Utara ada hubungan korelasi tatanan geologi yang dekat erat kaitannya dengan terjadinya letusan gunungapi di sekitar Toba Purba di masa lalu. Dan lagi-lagi Sinabung sebagai contoh pelajaran yang berharga.

11 Sep 2020

Udara Bumi Berbasis Geodiversity

 BERSIH UDARA BUMI BERBASIS GEODIVERSITY

Oleh : M. Anwar Siregar

Udara kotor sangat merugikan bagi masyarakat Indonesia dan regional, pelaku bisnis dan perdagangan serta pemerintah itu sendiri. Upaya konkret menghadapi isu perubahan iklim global lebih hanya ke acara seremonial dan banyak debat kusir, kebijakan untuk menekan kebakaran hanya dilakukan jika ada bencana kabut asap. Bukti itu, dapat dilihat pada kejadian bencana kabut asap dan berton-ton sampah beracun jika dikumpulkan akan membentuk gunung laut raksasa.

28 Agu 2020

Harmonisasi Huta, Cegah Banjir-Karhutla

HARMONISASI RTRW HUTAN, CEGAH BANJIR-KARHUTLA
Oleh M. Anwar Siregar

Banjir bandang dan disertai longsoran yang terjadi dibeberapa kota di Indonesia, seperti yang terlihat di Solok, lalu Bandung disusul lagi Sigi dan Sentani Jayapura terus berlanjut ke beberapa wilayah lain di Indonesia merupakan dampak dari berubahnya tata ruang wilayah dan berbagai alih fungsi keguanaan lahan yang menyebabkan kembali tanah Papua, Sulawasi dan Sumatera dan Jawa mengalami musibah banjir dan longsor.
Sebelumnya bencana banjir dan longsor melanda pernah melanda kota-kota tersebut banjir Sentani-Papua pada kejadian bencana banjir-longsor Wasior, begitu juga banjir-longsor di Kab. Bandung dan Solok. Kedua bencana ini terdampak bukan disebabkan oleh curah hujan yang tinggi melainkan juga oleh eskalasi kerusakan hutan yang sangat tinggi.

5 Agu 2020

(Masih Musim Hujan) Kompleksitas Banjir Medan Metropolitan

KOMPLEKSITAS BANJIR MEDAN METROPOLITAN
Oleh M. Anwar Siregar
 
Bukti ilmiah mengindikasi bahwa aktivitas manusia menurunkan sistim daya dukung fundemental lingkungan di Medan Metropolitan sekitarnya, kerusakan yang terjadi bukan saja di biosfer atau daratan bumi tetapi juga telah melewati atmosfer dan hidrosfer. Kerusakan ini telah menimbulkan kompleksitas bencana banjir dan longsor dalam suatu tata ruang lingkungan di kota-kota yang ada di Sumatera Utara termasuk juga imbasnya ke Medan dengan banjir lagi bersama kota Binjai dan Langkat.

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...