Oct 19, 2020

Krakatau-Sinabung, Ilmu Ledakan Zaman Now

 ILMU KRAKATAU-SINABUNG DI ZAMAN NOW

OLEH : M. ANWAR SIREGAR
Beberapa Gunungapi di Sumatera Utara muncul ditengah jalur arah memajang tubuh Pulau Sumatera, yang merupakan relik perpisahan rangkaian pegunungan Bukit Barisan Sumatera dari sebelah Barat dan Timur dan gunungapi ini juga duduk di perpotongan jalur sesar arah Sumatera ke Utara dan Selatan ke arah sesar Sunda dan seperti semua gunungapi lainnya di Sumatera duduk di atas Sesar Sumatra/Semangko yang merupakan zona robekan panjang 1.600 km yang membelah Pulau Sumatera demikian juga wilayah gunungapi Sumatra Utara terdapat robekan sepanjang 420 km dengan berbagai ruang penerobosan magma dan pusat-pusat energi seismik, dapat mentransfer energi seismik diatas kekuatan 7.0 Skala Richter, dan beberapa gunungapi di Sumatera Utara ada hubungan korelasi tatanan geologi yang dekat erat kaitannya dengan terjadinya letusan gunungapi di sekitar Toba Purba di masa lalu. Dan lagi-lagi Sinabung sebagai contoh pelajaran yang berharga.
EVOLUSI KRAKATAU-SINABUNG
Karena meningkatnya evolusi dan dinamika bumi, maka perlu diingatkan bencana pasti akan selalu terjadi di Sumatera Utara yaitu gunung api, angin puting beliung, badai tropis gempa, dan gerakan tanah. Sering terjadinya peristiwa bencana kebumian di Indonesia perlu disikapi dengan semakin mempertajam peramalan dengan bantuan teknologi
Perlu pembelajaran tentang evolusi ruang lingkungan. Kita mengalami kerawanan lingkungan maka kita harus belajar memahami evolusi sejarah lingkungan Krakatau-Sinabung di bumi demi masa depan manusia, untuk ini kita tidak cukup mewaspadai dengan perencanaan tata ruang, tetapi juga harus memperbanyak informasi-informasi kebutuhan pengetahuan lingkungan terutama dalam pengadaan peta-peta yang belum memadai dan belum banyak masyarakat melek tentang pengetahuan peta di lokasi keberadaan tempat beraktivitas. Misalnya Hot Spot (efek daerah panas bahaya).
Khususnya keberadaan tujuh gunungapi di Sumatera Utara harus diwaspadai, gunungapi Sinabung, telah memperlihatkan peningkatan letusan akibat tekanan seismik gempa, “kemampuan” saat ini naik “kelas” dari tipe B ke Tipe A, ke tujuh gunungapi tersebut antara lain Sorik Merapi, Sinabung (Tipe A), Sibayak, Sibual-buali, Lubuk Raya, Pusuk Buhit (Tipe B) dan Hella Toba (Tipe C).
Sedang induk anak krakatau pernah meletus maha dashyat dan telah berevolusi dengan melahirkan “si anak yang berwajah hitam” bernama “anak krakatau”. Telah memperlihatkan sebuah ilmu baru bagi kegunungapian untuk manusia di era global bahwa gunungapi dapat menghasilkan anak dari sisa erupsi akan mengikuti sejak induknya dan sebuah gunungapi yang tidak pernah bererupsi selama 400 tahun akan meletus dan akan berupsi dalam waktu tidak pasti. Maka ada hikmah pembelajaran teknologi dan ketataruangan gunungapi.
Pertama, jangan biarkan “ketinggalan mode” dalam mengikuti dan mengantisipasi “pesta dansa” gunungapi sehingga manusia yang semakin padat akan menjadi “ladang pembantaian” khususnya dikawasan Sumatera Utara yang rentan mengalami pembenturan lempeng-lempeng bumi, getaran “dentuman” dapat menggetarkan lantai dasar “dapur magma” gunungapi untuk bergeliat dengan melepaskan hawa panas yang berupa “kerlap-kerlip lampu panas” alias kembang api bom panas.
Kedua, jangan malas untuk menciptakan dan memiliki teknologi real time, masih ada peralatan seismograf buatan Belanda, dalam bentuk analog, tingkat keakuratan pencatatan data terbatas dan tidak real time, sudah hampir rusak, sistim monitoring tidak menggunakan alat teropong digital serta tidak ada alat sirene tanda bahaya, pos jaga lebih banyak kosong kegiatan.
Ketiga, kembangkan daya ilmu imajinatif untuk memahami apakah ada peningkatan intensitas gempa sedangkan pengukuran keakuratan sangat terbatas tingkat kedalamannya dan mendadak magma sudah mendekati permukaan baru terdeteksi? Sebuah ilmu penting dari Krakatau dan Sinabung bagi Sumatera Utara. Terjadi tsunami di selat sunda (23/12/18) adalah pembelajaran kedua dari generasi krakatau.
INVESTASI ZAMAN NOW
Yang menjadi sumber masalah investasi jangka panjang di zaman now bagi tata ruang di daerah rawan bencana gunungapi di Sumatera Utara adalah bagaimana memperhitungkan 7 (tujuh) gunungapi yang ada di Sumut dan sebagian gunungapinya masih berstatus kelas type B, dan umumnya “malas” naik kelas, sehingga akan membahayakan jika terjadi letusan.
Ini perlu menjadi renungan ilmu bagi perencana pembangunan investasi tata ruang, ketika terjadi letusan gunungapi Sinabung pertama kali pemerintah Sumut tidak siap, sebab peta KRB dibuat jika gunungapi sudah meletus, maka baru diketahui daerah mana lintasan erupsi, Peta Keretanan Geologis Tinggi (KGT) dan peta anomali gunungapi banyak diantaranya belum ada.
Pelajaran investasi sumber daya keruangan sudah harus ”direformasi”, berbasis bencana dari ancaman berbagai jenis bencana, antara lain pertama, menyusun tata ruang ke dalam integrasi multi bencana, dengan menyediakan ruang evakuasi dan ruang sanggahan berbagai jenis bencana seluas 10 % dari total 30 persen luas daerah hijau dari total luas per kecamatan. Kedua, menyusun aturan zonasi ruang inti kota utama maupun ruang inti kota perbatasan, harus ada ruang khusus lahan abadi bagi ketahanan pangan dan sumber air bersih berkelanjutan, ketiga, fisik infrastruktur, hunian masyarakat dan industri harus dirancang bangunan berketahanan bencana melalui kajian pemetaan geologi yang komprehensif (bawah, permukaan dan udara), untuk mengurangi dampak kemiskinan fisik (biaya rekonstruksi dan rehabilitasi yang menguras cadangan devisa negara) dan non fisik (jumlah kemiskinan tidak bertambah) akibat bencana. keempat, penegakan hukum aturan perundang-undangan yang tegas dari pemerintah dan menjadikan semua aturan itu adalah kepentingan bersama, masyarakat wajib disadarkan dan dipartisipasikan bahwa aturan ini bukan untuk kepentingan pemerintah tetapi masyarakat luas.
ERUPSI ZAMAN NOW
Kabupaten Tanah Karo kini sering diguncang letusan gunung api, merupakan aktivitas tektonik yang terjadi disepanjang pantai barat dan daratan Sumatera akibat pengumpulan energi yang terus menerus secara kontinu dan bertahun-tahun, pada suatu saat dapat menimbulkan guncangan termodinamika perut bumi, apa yang terjadi dari Tanah Karo dan Aceh-Simeulue dapat juga terjadi di wilayah Tabagsel di mana gunung Sibual-buali itu berdiri kukuh bersama “saudaranya” Sorik Merapi serta Hella Toba di Taput dapat tertekan hingga sekarang merupakan rangkaian aktivitas tektonik berumur ratusan tahun dan kapan meletusnya bisa dalam hitungan detik, bisa dekat, bisa jauh.
Dan kita sudah melihat kondisi itu bagaimana keadaan Sinabung di era modern zaman now, dalam era sebelum modern zaman now, gunung api Sinabung belum pernah meledak dalam 400 tahun, hingga naik kelas menjadi gunung api aktif di era modern, maka beberapa gunungapi di Sumut dengan tatanan geologi yang hampir sama dengan gunung Sinabung dapat menyebabkan korban mencapai 45 persen dari total jumlah penduduk yang mendiami suatu kota yang dekat dengan gunungapi jangkauan erupsi/letusan gunungapi bisa mencapai minimal 5 km maksimal 21 km tergantung tingkat kekuatan letusan gunungapi. Studi kasus ini bisa diambil dari pelajaran gunungapi Sinabung.
Dan di zaman now, erupsi Anak Krakatau telah menimbulkan tsunami tinggi (22/12/18) di Selat Sunda dengan menelan korban baru dalam skala kecil, namun sudah “merepotkan”, bagaimana jika Anak Krakatau mengikuti jejak Krakatau Senior? Maka bukalah buku sejarah, yang menggambarkan sebuah ilmu kebencanaan tingkat tinggi dan cermin bagi ilmu masa kini yang oleh manusia dianggap semakin canggih.
Jangan menganggap remeh ilmu yang disumbangkan oleh Krakatau dan Sinabung dizaman now karena suatu saat dapat mengganggu ketenangan tujuh gunungap di Sumatera Utara yang belum meletus di zaman now karena ada pendesakan yang kuat di Samudera Hindia oleh pergerakan Lempeng Indo-Australia, yang membentuk pola-pola subduksi sesar naik atau membentuk rangkaian pegunungan bawah laut sehingga memerlukan ruang untuk muncul ke permukaan akan banyak memakan korban jiwa sangat besar dan kerugian investasi sangat dahsyat.
Tulisan ini, memberikan refleksi sekaligus mengingatkan kondisi gunungapi sumatera utara dapat memberikan ancaman bagi investasi dalam derasnya kemajuan pembangunan dan laju kerusakan lingkungan yang sangat tinggi, wajib peningkatan waspada serta tetap belajar memahami segala evolusi yang telah tercipta oleh pengetahuan kehidupan dan tempat tinggal Krakatau dan Sinabung atau juga Toba Purba.
M. Anwar Siregar
Pemerhati Tata Ruang Lingkungan dan Energi Gosfer

1 comment:

  1. Betway Casino - Hotel & RV Park Jobs - Jackson
    We 경상남도 출장마사지 have listed the 청주 출장마사지 following Betway Casino jobs near Jackson, MS 부천 출장샵 with free 파주 출장마사지 agency options and 서울특별 출장샵 the opportunity to win big with our casino.

    ReplyDelete

Related Posts :