DATA GEOLOGI UNTUK INVESTASI RESIKO : Geologi Mitigasi
DATA GEOLOGI
UNTUK INVESTASI RESIKO
Oleh M. Anwar
Siregar
Peran data
geologi sangat diperlukan dalam pengendalian dampak pemanfaatan ruang dan
investasi pembangunan fisik dan non fisik menjadi sangat penting. Mengingat
intensitas beberapa ancaman bencana di beberapa daerah di Indonesia dalam
beberapa tahun terakhirnya mengalami musibah banjir, longsor, gempa, dan
letusan gunungapi semakin tajam, menimbulkan resiko bencana investasi yang
luas. Tersedianya data geologi fisik dan data geospasial yang memadai merupakan
syarat mutlak untuk mengurangi resiko invenstasi di Indonesia
PELAJARAN
INVESTASI
Dengan kejadian
gempa bumi dan tsunami di Aceh, Mentawai, Yogyakarta, Bengkulu serta Maluku,
serta bencana gerakan tanah di beberapa daerah maka kita diingatkan pentingnya
informasi Geologi dalam tata ruang daerah. Selama ini infoermasi geologi belum
banyak digunakan dalam perencanaan ruang sehingga apabila terjadi bencana
seperti gempa bumi dan longsoran tanah atau letusan gunungapi tidak mudah
diprediksi, kita selalu dituntut untuk selalu waspada dan menyesuaikan penataan
ruang, pelajaran paling aktual adalah bencana gerakan tanah di Banjanegara.
Mengingat
wilayah bencana di Indonesia terangkum nyaris setiap wilayah tata ruang daerah
kota, kabupaten terdapat enam hingga tujuh jenis bencana yang mengancam
investasi kehidupan. Untuk itu, perlu memanfaatkan dalam menyusun tata ruang
melalui informasi geologi dengan memetakan kawasan rawan bencana geologi agar
pembangunan pemukiman, sentra bisnis dan infrastruktur lainnya akan jauh lebih
aman apabila dalam perencanaannya sudah memasukan informasi geologi sebagai
jaminan investasi, penting agar pelaku bisnis dan masyarakat tidak perlu panik
apabila terjadi bencana alam geologi karena sudah memperkirakan jalur-jalur
potensial yang terkena dampak bencana, sudah memperkirakan biaya anggaran
rekonstruksi pembangunan pabrik dan biaya sosial bagi kerusakan lingkungan
INVESTASI RESIKO
Data geologi
untuk investasi mempunyai peranan yang sangat besar dan penting dalam melaksanakan
pembangunan berkelanjutan pada sektor investasi yang membutuhkan dana besar di
daerah rawan bencana seperti kondisi geologi kebencanaan di Indonesia, misalnya
inventasi sumber daya pertambangan, energi, dan konstruksi jaringan
transportasi laut dan darat nasional.
Hal ini perlu
ditekan karena data geologi dalam investasi pertambangan, potensi energi serta
konstruksi disetiap daerah berbeda dan mengandung resiko kebangkrutan investasi,
maka untuk mengelola hal ini agar tidak menimbulkan kebencanaan geologi dan
efek konflik sosial perlu peran data geologi pemetaan permukaan dan bawah
permukaan rinci dan detail untuk memahami karakteristik kondisi geologi tata
guna lahan, drainase, erosi, abrasi, kestabilan lereng, struktur batuan gempa, lalu
dituangkan dalam bentuk peta-peta digital, selanjutnya diimplementasi lapangan bagi
para perencana pembangunan di sektor energi dan sumber daya mineral.
Banyak
pemerintah daerah yang rawan bencana belum menyusun peta-peta geologi, mengabaikan
peta rawan bencana yang sudah disiapkan. Peta tersebut telah disiapkan oleh
para pakar yang diarahkan untuk mereduksi jumlah korban yang berjatuhan. Pengabaikan
peta ini jelas berimplikasi pada banyaknya korban jiwa yang jatuh akibat bencana
alam, contoh peta gerakan tanah di Banjarnegara dan peta tata ruang akibat
bencana tsunami, hingga banyak menimbulkan kebangkrutan investasi.
TANGGUH
INVESTASI
Sampai saat
ini, masih banyak pihak, menganggap informasi data geologi untuk tata ruang
lingkungan sumber daya mineral masih terasa asing, disini peran kementerian
energi sumber daya mineral khususnya Badan Geologi untuk memperkenalkan dan
memasyarakatkan informasi geologi tata ruang sumber daya mineral dan lingkungan
kepada pihak pelaku bisnis, perencana penataan ruang pemerintah dan perusahaan
konstruksi sipil untuk pembangunan konstruksi sipil berat dengan kawasan
industri agar dapat menggunakan peta geologi, peta gunungapi dan sebaran rawan gunungapi,
peta tata guna lahan, peta zona kerentanan gerakan tanah, peta sebaran sesar
aktif dan sebaran pusat gempa bumi atau seismotektonik merusak di Indonesia.
Perlu sinergi
bagi pelaku usaha pertambangan, konstruksi dan tata ruang lingkungan untuk
melakukan sharing informasi geologi, khusus bagi perusahaan-perusahaan yang
bergerak di pertambangan untuk kegiatan lapangan agar dapat melibatkan Badan Geologi
untuk analisis segala kebutuhan informasi geologi lapangan secara mendalam untuk
dimanfaatkan secara utuh, berkelanjutan dan berguna untuk semua pihak
berkepentingan.
Data geologi
bagi pelaku usaha dalam negeri masih banyak belum menggunakan dari sumber yang
valid, umumnya sudah langsung melakukan eksplorasi sehingga menimbulkan konflik
lingkungan, tidak terdapatnya analisis amdal khusus bidang geologi. Izin
eksplorasi dianggap sebagai surat sakti sehingga mereka secepatnya melakukan “pembantaian”
lingkungan.
Beda dengan
pihak luar negeri yang banyak menggunakan hasil penelitian dari Badan Geologi. Pihak
luar mengumpulkan data-data, peta-peta sebaran bahan pertambangan dan daerah
rawan bencana lingkungan dan penataan ruang industri sebelum pembangunan
konstruksi lebih dulu berkonsultansi ke data geologi yang ada telah dibuat berbagai
tahapan penelitian sehingga mereka banyak eksis dalam usaha investasi raksasa
di Indonesia.
M. Anwar
Siregar
Enviromental
Geologist, Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi Geosfer.
Blog paluemasgeolog.
Komentar
Posting Komentar