Sep 22, 2016

Museum Geologi Bandung



MUSEUM GEOLOGI BANDUNG
Oleh M. Anwar Siregar

Di beberapa sudut strategis di halaman depan terpajang koleksi fosil kayu dan batuan sebagai ornamen dan penciri wajah Museum Geologi. Salah satu ikon adalah Taman Siklus Batuan, taman yang dibangun di halaman depan Museum Geologi yang dikemas sebagai tempat istirahat sekaligus sarana belajar mengenal batuan. Disini dipajang berbagai jenis batuan baik beku, sedimen maupun metamorf dalam susunan menurut siklus batuan yang proses perubahannya digambarkan dengan arah anak panah. Di sekitarnya dihiasi dengan tanaman fosil hidup jenis paku-pakuan dan kolam air mancur.


Foto 1 : Koleksi Batu gamping dan Karbonat (Foto Penulis)

Koleksi Batumulia (Gemstone), beberapa diantaranya memiliki daya tarik tersendiri. Yang paling favorit diantaranya adalah batu kecubung (amethyst) yang berwarna ungu mengkilap dan kristal kuarsa yang berwarna putih berkilau

                                                      
Foto 2 : Beberapa contoh koleksi batuan di Museum Geologi Bandung (Dok Penulis)

FUNGSI MUSEUM GEOLOGI
Seiring perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, fungsi Museum Geologi pun ikut berkembang. Sebagai sarana edukatif, Museum Geologi berfungsi memberikan edukasi tentang geologi secara populer kepada masyarakat, apalagi 85% pengunjung museum berasal dari kalangan pelajar. Sedangkan sebagai sarana informatif, Museum berperan sebagai jendela sekaligus portal yang memberikan informasi seputar museum dan geologi, baik di dunia nyata maupun maya. Lebih dari itu, Museum yang menyimpan dan merawat puluhan ribu koleksi batuan dan fosil ini, juga berfungsi sebagai sarana penelitian bagi para ahli dan mahasiswa. Selain itu, museum juga memiliki fungsi kultural yang menyimpan data dan informasi sejarah perkembangan Iptek di bidang kegeologian (sumber tulisan Geo Magz ESDM).
KOLEKSI FAVORIT
Dari sekitar 2000 koleksi yang dipajang, beberapa diantaranya banyak diminati oleh pengunjung, yaitu fosil gajah purba Stegodon trigonocephalus, gajah yang memiliki kepala berbentuk trigonal, merupakan spesies khas yang hidup di pulau Jawa sejak Kala Plistosen (1,8 juta tahun lalu). Begitu juga Fosil gajah purba, Stegodon trigonocephalus, gajah yang memiliki kepala berbentuk trigonal.  dengan fosil kerbau purba Bubalus palaeokerabau, badak purba Rhinoceros sondaicus, kudanil purba Hippopotamus sivalensis dan kura-kura raksasa Megalochelys cf. sivalensis.
Foto 3 : Replika Dinosaurus Tyrannosaurus rex

Replika Fosil Dinosaurus, Tyrannosaurus rex, tulang belulang hewan raksasa ini merupakan favorit anak-anak, karena popularitasnya sudah mendunia dengan sebutan “T-rex”. Hewan ini pernah hidup dan menguasai daratan pada 100-65 juta tahun yang lalu, jauh sebelum adanya manusia.


Foto 4 : Penulis di depan Foto Replika Dinosaurus
Replika fosil dinosaurus, Tyrannosaurus rex, tulang belulang hewan raksasa ini merupakan favorit anak-anak, karena popularitasnya sudah mendunia dengan sebutan “T-rex”. 

Foto 5 : Gajah Purbam Stegodon trigonocephalus (Dok Penulis)
Hewan ini pernah hidup dan menguasai daratan pada 100-65 juta tahun yang lalu, jauh sebelum adanya manusia. Fosil gajah purba, Stegodon trigonocephalus, gajah yang memiliki kepala berbentuk trigonal.
Ayo, ke museum geologi Bandung yang berada di Jalan Pangeran Diponogoro no 57 Bandung. Untuk menambah pengetahuan geologi dan menikmati kekayaan peninggalan zaman periode geologi agar melek bencana.

M. Anwar Siregar
Geolog

No comments:

Post a Comment

Related Posts :