Nov 27, 2019

Tata Ruang Gempa Sumut Bermartabat

TATA RUANG GEMPA SUMUT BERMARTABAT
Oleh : M. ANWAR SIREGAR
Bencana kemanusiaan terulang lagi, bencana gempa tsunamis belum diimplementasikan dalam bentuk tata ruang gempa yang bermartabat, tata ruang yang menghargai nyawa manusia, dan adakah tata ruang yang bermartabat yang menghargai nyawa-nyawa manusia dan menjauhkan dari ancaman bencana, minimalnya untuk mengurangi jumlah korban bencana? Memang kita ketahui bahwa belum ada satupun negara di dunia ini termasuk Jepang dan Amerika Serikat yang dianggap paling maju teknologinya belum mampu memprediksi terjadinya gempa secara tepat, namun korban bencana bisa diupayakan dalam bentuk pengurangan resiko bencana berbasis tata ruang gempa yang bermartabat, yaitu tata ruang yang menghargai daya dukung lingkungan dilengkapi seperangkat teknologi pendeteksi dini selain mengupayakan masyarakat hidup berbudaya mitigasi yaitu membiasakan diri untuk selalu membaca peta ancaman dan mengikuti aturan zonasi tata ruang yang telah dimplementasi dalam aturan Undang-undang Tata Ruang Wilayah Detail Kota.
Belajar dari kejadian gempa Palu-Donggala serta gempa Lombok serta gempa Situ Bondo sepanjang tahun 2018, seharusnya telah memberikan pembelajaraan tata ruang bagi kota-kota di Indonesia untuk membangun tata ruang gempa yang bermartabat, sebab eskalasi bencana tidak akan pernah berhenti di Indonesia, termasuk mengancana tata ruang Provinsi Sumatera Utara khususnya ke kota-kota yang memiliki model bentang alam mirip Kota Palu seperti Medan dan Sibolga maupun kota lainnya.
BUKU SEJARAH GEMPA
Buku sejarah gempa di Indonesia semakin tebal, dan semakin banyak memberikan informasi ilmu tentang kegempaan, namun nyata hingga sekarang belum juga memberikan sesuatu yang bermartabat bagi tata ruang kota di Indonesia, terbukti dengan hancurnya Palu-Donggala, dan berikutnya Situ Bondo, lalu berikutnya kemana lagi?
Buku sejarah gempa di Indonesia sudah semakin padat dengan cerita bencana korban yang mati sia-sia karena tidak adanya perisai tata ruang yang aman dan bermartabat bagi kemanusiaan, sedang informasi sejarah yang terangkum hanya bagai debu yang ditiup angin tanpa ada kemauan keras untuk mengimplementasikan ke dalam bentuk tata ruang gempa yang bermartabat, tata ruang yang berketahanan gempa dan seharusnya sudah memberikan kemampuan bagi bangsa ini untuk memciptakan dan membangun tata ruang serta infrastruktur tahan gempa.
Namun, tidak satupun kota-kota di Indonesia maupun di Sumatera Utara untuk mengimplementasikan dalam bangunan infrastruktur dan tata ruang gempa yang dirancang berketahanan gempa dan apalagi tata ruang layak untuk hunian yang jauh dari bencana, pertanyaan yang harus kita tanya kepada Pemerintah untuk tata ruang kota di Sumatera Utara adakah tata ruang gempa yang bermartabat di kota-kota di Sumatera Utara?
Coba anda lihat tata ruang kota tempat bermukim, terutama kota menghadap pantai atau berbatas dengan laut? Apakah tata ruang itu menghargai manusia dan lingkungan? Atau sebaliknya tata ruang itu diletakkan di daerah pejanan bahaya? Sehingga dianggap tidak menghargai manusia? Apakah sudah berlandaskan informasi geologi sejerah kegempaan? Sebenarnya Sumatera Utara tidak memiliki tata ruang yang bermartabat, yang menghargai nyawa manusia maupun menghargai keberlanjutan ekologi lingkungan karena hampir semua tata ruang kota-kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara itu terletak di daerah bahaya.
Harus ada tekanan publik agar Kepala Daerah yang daerahnya rawan gempa agar peduli terhadap bangunan yang berbasis building code gempa atau berlandaskan kepada informasi kerentanan geologis tinggi yang meliputi bahaya likuifaksi, longsor dan banjir lumpur akibat gempa bumi. Perlunya perubahan paradigma pembangunan tata ruang kota yang berhadapan langsung dengan pentai maupun berbatas dengan lautan memperketat aturan izin mendirikan bangunan (IMB), agar devisa kas daerah tidak tersedot untuk merekonstruksi dan merahabilitasi daerah yang hancur. Fungsikan IMB itu sebagai building code gempa apabila belum mampu mendesain bangunan dan infrstruktur tahan gempa dan jangan cuma untuk objek PAD karena akan susah menciptakan daerah aman gempa, mengendalikan pejanan bangunan di daerah berbahaya.
Jika terlaksana dengan baik akan tercipta ruang bermartabat dan buku sejarah gempa tidak akan semakin bertambah tebal.
INVESTASI BERMARTABAT
Semakin terbukti, bahwa informasi geologi sangat penting untuk membangun tata ruang yang memiliki kerentanan geologis yang tinggi, sangat penting untuk menyusun konsep RTRW di seluruh wilayah Indonesia, dan Sumatera Utara diidentifikasi belum memiliki tata ruang gempa yang bermartabat dalam mengurangi pejanan bencana bagi masyarakatnya, dan sangat penting untuk meninamalisasi dampak bencana, untuk menjaga kelestarian lingkungan dan memaksimalkan daya guna sumber daya yang ada di dalan suatu daerah, menjaga ruang terbuka hijau yang semakin berkurang karena pembangunan fisik yang tidak berbasis kerentanan geologis tinggi, dan jangan selalu tunduk kepada kemauan investasi pasar yang mengabaikan RTRW yang telah disusun agar tidak menimbulkan bencana lebih besar yang sudah pernah terjadi sejak era tsunami Aceh dan Palu-Donggala.
Hasil gambar untuk Tata Ruang Gempa Bermartabat
Gambar : gambaran investasi kehancuran dampak tata ruang yang tidak kerketahanan gempa (detikfinance,com)
Tata ruang gempa yang bermartabat dapat diimpelembatsi kepada tiga kaedah yang semuanya berbasis building code dan harus dimulai dari pemetaan zonasi kegempaan lokal antara lain Peta Resiko Kerentanan Geologis Tinggi, Seismotektonik dan Geo-ekologi diversity dan harus diimplementasi sekarang bagi kota tepi pantai atau berbatasan dengan laut.
Masalah yang timbul bagi Provinsi, Kabupaten maupun kota yang telah menetapkan rencana tata ruang mengalami dis-orientasi ruang karena kondisi tata ruang yang telah disepakati dan ditetapkan dalam peraturan daerah mengalami tidak kesesuaian dengan keinganan investor. Sebaiknya tekanan publik yang harus diperhatikan pemerintah bukan tekanan investor, sehingga tata ruang yang sudah diamandemenkan dapat menghasilkan tata yang bermartabat karena Pemerintah telah memastikan tata ruang lahan itu harus daerah aman untuk berinvestasi dan mendorong iklim investasi yang kondusif bagi daerah agar para investor menempati ruang yang sesuai dengan prinsip keberlanjutan pembangunan yang bermartabat, tidak tunduk dengan keinginan pasar.
HIDUP BERMARTABAT
Menyusun tata ruang yang jauh dari ancaman bahaya tsunami tidaklah mudah, karena banyak kepentingan yang bermunculan disetiap daerah di Indonesia dan akan ini akan memicu konflik horizontal dan menghambat masuk para investor dalam melakukan investasi, apalagi jika daerah itu daerah rawan bencana geologis, akan menimbulkan permasalahan samakin besar.
Bagaimana kondisi tata ruang yang bermartabat bagi Sumatera Utara? Di seluruh dunia, setiap kota selalu membangun kota yang bermartabat, berbasis kota hijau atau kota berwawasan lingkungan dengan tetap membutuhkan informasi geologi dan telah menjadi model pengembangan perkotaan yang baik di berbagai kota di Eropa, Asia (Jepang, Korea), Amerika (Amerika Serikat, Kanda dan Brasil) dan di Indonesia seperti Surabaya, Malang dan Bandung yang membangun kota yang berwawasan lingkungan hijau untuk mencegah bencana lingkungan.
Hasil gambar untuk Tata Ruang Gempa Bermartabat
Gambar : Pedoman Penataan Ruang, (Sumber : Monitorday, Com)
Untuk menyusun tata ruang bermartabat, kota di Sumatera Utara harus bertumpuh pada kajian geologi, sejarah bencana gempa dan tsunami, letusan gunungapi, kerentanan gerakan tanah dan banjir bandang atau banjir lumpur dengan membuat berbagai jenis peta, yang dirangkum dalam peta kerantanan geologis tinggi, lalu disempurnakan dengan teknologi peringatan dini dan mitigasi masyarakat berbasis komunitas.
Yang paling urgen adalah pemerintah tidak boleh tunduk kepada kemauan pasar, sebab peta tata ruang sudah disusun itu harus berlaku untuk semua karena merangkum detail kondisi tata ruang lingkungan suatu kota atau daerah, akan tercipta hidup bermartabat.
M. Anwar Siregar
Geolog, ANS Pemprov Sumatera Utara (WM 2018)

No comments:

Post a Comment

Related Posts :