2 Mar 2016

Geowisata Air Terjun Longlong



GEOWISATA AIR TERJUN LONGLONG
M. Anwar Siregar

Mungkin terasa sangat asing nama lokasi wisata air terjun Longlong bagi sebagian masyarakat luas di luar kabupaten Tapanuli Utara, namun hal itu tidak mengherankan karena masyarakat Tapanuli Utara juga banyak tidak mengenal lokasi air terjun hasil bentukan patahan yang berada di lembah Sarulla, daerah ini memang terisolir, dan hanya kebetulan penulis bersama tim yang sedang melakukan pemetaan daerah rawan bencana melihat melalui citra geologi foto, dan tertarik untuk mengunjungi sekaligus menumpahkan rasa adventure ke wilayah ini.
Foto 1 : kenampakan air terjun dengan tiga gua diantara air terjun, diatas gua terdapat lembah menyempit dan pola tergerus yang membentuk struktur geologi kekar pada batuan breksi vulkanik dan andesit. (sumber foto : ©posma.siagian)
Jarak lokasi ini ke Tarutung dan Padangsidimpuan cukup jauh dan belum dijangkau oleh prasarana transportasi yang memadai dan juga sarana perhubungan jalan belum ”terakomodasi” dalam pembangunan fisik yang baik, air terjun ini sangat jernih, sejuk dan masih ”virgin” disekitarnya sehingga membuat pengunjung dapat menikmati panorama alam daerah sesar (patahan) yang berada di lembah sarulla dan juga merupakan daerah hutan lindung biodiversity Batang Toru.
Menempuh perjalanan dari Padangsidimpuan dan Tarutung memakan waktu sekitar 4 jam, dengan moda transportasi Bus sibuali-buali atau saipar dolok hole, Taksi dan angkot dapat tiba ke tujuan wisata air terjun Longlong di Desa Dolok Saut (Muara Tolang) atau sekitar 2 jam dari Sipirok Ibukota Tapanuli Selatan atau 1,5 jam dari Sipagimbar ibukota kecamatan Saipar Dolok Hole Kab. Tapanuli Selatan, wisata air terjun Longlong memiliki potensi wisata lokal yang memiliki beberapa keindahan alam yang tersembunyi. Lokasi administrasi wisata Longlong berada di Kecamatan Simangunban Kabupaten Tapanuli Utara. lihat gambar foto peta citra yang dikompilasi dari google maps. Lokasi koordinat di LU 01o49’42.19”- BT 99o13’9.9”.

 
Foto 2 : Lokasi wisata air terjun Longlong, yang kenampakan dari citra satelit, memiliki keunikan bentang alam air terjun dari hasil depresi gunungapi dan patahan renun-toru.
(sumber foto : ©posma.siagian)
KEUNIKAN GUA
Akibat benturan lempeng Indo-Australia ke utara Benua Asia dengan hal ini adalah Pulau Sumatera sebagai garda terdepan yang mengalami tekanan, sehingga daerah pulau sumatera terutama wilayah Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan mengalami tekanan yang kuat dan membentuk berbagai zona segment patahan lokal yang berdimensi panjang dari 200 meter hingga puluhan kilometer.
Proses pembentukan air terjun Longlong jika dilihat dari sudut ilmu geologi, patahan yang terdapat adalah patahan lokal Dolok Saut akibat tekanan gerak horizontal patahan besar sumatera dalam hal ini diperlihat oleh ruas patahan Renun-Toru yang membentuk lembah tektonik Sarulla yang membentang memanjang ke arah Pahae Jae, lokasi yang sering mengalami gempa bumi lokal di wilayah Tapanuli Utara.
Ketinggian air terjun ini mencapai sekitar 25 meter dengan lebar sungai di puncak sekitar 2-4 meter, sempit dan deras serta keindahannya semakin nampak jika kita menelusuri jeram-jeram sungai yang bermuara pada satu sungai yang sempit dan membentuk pola air terjun. Air terjun itu terbentuk oleh 3 sungai yaitu Aek Muara, Aek Pancur dan Aek Sibadak, yang panjang dan sempit dari puncak patahan Muara Dolok Tolang. Ketiga sungai itu, terletak di sebelah barat Desa Dolok Saut. Yang memiliki ketinggian topografi mencapai 750 meter dari permukaan air laut,
Keunikan yang dimiliki daerah ini adalah dibawah sungai terbentuk dua gua utama yang berada tepat di belakang air terjun, jika tidak ada embun maka terlihat jelas, gua utama yang terletak di sebelah kiri bercirikhas bercabang dengan diameter antara 3, 5 dan kadang ada 8 meter dengan panjang ke dalam mencapai 20 meter. Mulut gua lebar mencapai 5 meter dengan tinggi mencapai 7 meter, gua dibentuk oleh batuan breksi, dan beberapa batuan vulkanik lainnya hasil endapan letusan gunungapi Sibual-buali dan Toba Purba.
Sedang gua di sebelah kanan foto memperlihatkan keunikan gua yang ukurannya lebih kecil dengan dimensi antara 2 dan 4 meter, panjang  mencapai 7-10 meter dengan bercabang satu, gua kanan lebih tersembunyi dibandingkan gua sebelah kiri.
Lebih unik lagi, ada kenampakan gua ke tiga lebih kecil lagi yang terletak dipinggir kolam air terjun, proses pembentukan gua yang lebih kecil di sebelah kiri ini, ukurannya mencapai 1-1.5 meter dan panjang ke dalam ”hanya” 2 meter. Gua ini terbentuk secara alamiah tanpa ada unsur campur tangan manusia. Terproseskan alamiah oleh adanya gangguan rongga tanah dalam tubuh batuan lava, namun sangat rawan, perlu kehatian-hatian untuk masuk kedalam semua gua.

Bagi anda yang memiliki kegemaran hiking misalnya pecinta alam, lokasi ini salah satu merupakan petualang bebas yang cukup menarik untuk anda taklukan, alamnya masih bersih, jauh dari kabut asap, mendung dan dingin menggigit serta penduduk yang ramah tamah, lokasinya penuh tantangan fisik dan panorama gunung dan kicauan burung dan ”berisikan air terjun”. Penulis sudah merasakan nikmatnya alam ini, dan masih merasakan kesegaran alami dari gua patahan Dolok Saut yang masih berkorelasi dari pusat patahan yang ada di wilayah Tapanuli Selatan dan Tapanuli Utara.


Foto 3 : kenampakan mulut kiri yang berukuran lebih besar dari dekat, untuk mencapainya anda harus berenang ke arah air terjun, atau boleh lewat sisi tebing namun berbahaya, licin serta banyak batu cadas.(sumber foto : ©posma.siagian)


PERLU DUKUNGAN SARANA
Sarana transportasi dari Padangsidimpuan ke Dolok Saut sudah cukup memadai, begitu juga ke dan dari arah Tarutung, jarak tempuh ke dua kota ini membutuhkan dukungan mobilitas perbaikan infrastruktur jalan, karena jalan propinsi dan kabupaten sangat memprihatin, sempit dan mudah rawan kecelakaan. Jarak ke kota terdekat seperti Sipagimbar membutukan waktu 1.5 jam dan dari Desa Dolok Saut jarak ke lokasi geowisata air terjun Longlong sejauh 800 meter dengan berjalan kaki.
Foto 4 : Turis lokal yang sedang menuju ke lokasi air terjun longlong, kenampakan sarana di jalan setapak, perlu dukungan yang memadai untuk membangun jalan bersusun atau bertangga ke lokasi terdekat. (sumber foto : ©posma.siagian)
Jarak 800 meter sudah terasa seperti berpetualangan menikmati alam bebas dengan kawasan hutan pegunungan dataran menangah seperti kalau kita menuju daerah wisata yang sudah terkenal misal ke puncak Gunung Sibayak di Tanah Karo. Anda disuguhkan berbagai pemadangan alam yang hijau dan rimbun. Uji ketangguhan fisik untuk menuju daerah wisata air terjun Longlong yang agak terisolir dari kawasan pemukiman karena berada di kawasan hutan lindung di lembah Sarulla.
Dianjurkan datang ke lokasi ketika tidak musim penghujan deras, sebab lokasi rute jalan sangat licin, menghindari mendung tebal serta tidak mengganggu fauna dan flora yang tumbuh dan kadang muncul mendadak ketika kita melintas di dalam hutan.
POTENSI WISATA
Nilai jual wisata air terjun ini cukup menjanji untuk menghilangkan kepenatan dan juga merupakan sumber pendapatan masyarakat jika dikelola dengan baik dengan instansi terkait terutama dinas pariwisata melalui berbagai publikasi dan dinas pekerjaan umum untuk memberikan bantuan pembangunan sarana yang memadai.
Foto 5: Kolam air terjun Longlong yang masih jernih, lebar sekitar 80 x 80 meter 
(sumber foto : ©posma.siagian)
Sangat disayangkan, jika keunikan gua ini tidak diketahui oleh masyarakat luas dan tidak banyaknya publikasi media akan menjadi ironi target pamerintah karena mengingat pemerintah pusat saat ini gencar menarik turis dari berbagai negara dengan membebaskan visa kunjungan untuk 90 negara demi target turis 10 juta.
Foto 6 : Tim penulis dengan latar belakang air terjun Longlong, pancuran bisa selebar 2 meter dari puncak dan 4 meter ke dasar kolam. (sumber foto : ©posma.siagian)

1 Mar 2016

Membumikan Geologi Untuk Kesejahteraan



TAJUK PALUEMASGEOLOG 9

MEMBUMIKAN GEOLOGI UNTUK KESEJAHTERAAN
Bidang geologi melibatkan studi tentang material penyusun bumi dan segala proses-proses yang terjadi di dalam maupun permukaan bumi. Temukan pentingnya mempelajari geologi dan mengapa geologi penting dalam kehidupan dan peradaban.
Ada banyak alasan mengapa geologi penting dalam kehidupan dan peradaban. Pikirkan tentang gempa bumi, tanah longsor, banjir, kekeringan, aktivitas gunung berapi, air laut arus (el Nino), jenis tanah, bahan bakar minyak, mineral (emas, perak, uranium), dan sebagainya.
Ahli Geologi mempelajari semua konsep-konsep ini. Dengan demikian, studi geologi memainkan peran penting dalam kehidupan modern dan peradaban. berbagai kasus kejadian bencana di berbagai daerah karena kurangnya sosialisasi peta-peta informasi geologi.
KURANG SDM GEOLOGI
Pembangunan saat ini, memerlukan kapasitas SDM geologi untuk mengelola aspek lingkungan, aspek sumber daya ruang, aspek sumber daya keberlanjutan ekonomi untuk mendukung kelancaran pembangunan yang berwawasan lingkungan.
KekuranganSDM geologi, disebabkan karena para insinyur tersebut tidak bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya. "Dari sekian banyak insinyur, masih banyak yang bekerja dibidang lain, tidak fokus sesuai latar belakang pendidikannya. Dari segi lapangan pekerjaan, mereka masih kurang tertarik menekuni jalur yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya itu. Makanya, diperlukan pembuatan RUU Keinsinyuran, agar lebih jelas arahnya ke mana, untuk meningkatkan kompetensi dari insinyur itu juga,"
Oleh karena itu, untuk menarik minat para lulusan bergelar insinyur tersebut, maka Persatuan Insinyur Indonesia (PII) akan bekerja sama dengan kampus-kampus untuk mengadakan proyek-proyek, agar para insinyur yang lulus dari bidang-bidang yang kita masih mengalami kekurangan tenaga profesional itu bisa bekerja sesuai latar belakang pendidikannya.
Data-data geologi sangat diperlukan untuk mentgurangi resiko investasi dan bagi siapa saja yang memerlukan dukungan data-data tersebut. Mengingat pesat pembangunan saat ini, untuk kepentinga nasional maka pelaku usaha dan masyarakat perlu menggunakan data-data geologi sebagai referensi untuk kegiatan pengembangan minyak dan gas bumi, panas bumi serta kebencanaa tata ruang investasi.
Saat ini kita punya 600 ribu sampai 700 ribu insinyur. Sejalan dengan proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang direncanakan pemerintah, Indonesia sangat kekurangan insinyur untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 6,8 persen, dan untuk konsisten mencapai pertumbuhan tujuh persen, maka kita masih membutuhkan 1,2 juta insinyur lagi.
Indonesia masih sangat membutuhkan insinyur geologi yang bisa mengelola Sumber Daya Alam (SDA). Seperti diketahui, Indonesia kaya akan SDA, tapi orang-orang yang mengelolanya masih minim. Insinyur di bidang geologi, itu yang menurut saya sangat dibutuhkan. Sedangkan insinyur yang mengerti bidang elektronik Indonesia masih membutuhkan sekitar 50 persennya lagi, tapi tidak sebanyak kebutuhan akan insinyur pertanian dan perikanan.
Geologi dibutuhkan saat ini karena terdapat 3 (tiga) isu strategis utama diantaranya yaitu : • Ketahanan Energi § Kemandirian energi (pemanfaatan energi setempat) § Penurunan produksi migas § Diversifikasi energi (energi baru dan terbarukan) § Konservasi sumber daya energi § Alokasi sumber daya energi • Penyediaan Air Bersih § Pemenuhan kebutuhan air baku § Peningkatan kebutuhan air § Penurunan kuantitas dan kualitas sumber air § Penilaian kerentanan air tanah • Kebencanaan dan Lingkungan § Bencana gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan gunung api § Peningkatan resiko bencana alam geologi § Tata ruang dan kawasan lindung
KOMPENTISI GEOLOGI
Para ahli geologi maupun tenaga kerja dalam bidang geologi berperan dalam mengantisipasi dan menterjemahkan beberapa kriteria geologi yang penting seperti :
1. Kondisi bentang alam yang menunjang  tataguna lahan, drainase, erosi, abrasi serta kestabilan lereng. 2. Kondisi tanah meliputi sifat fisik dan mekanik tanah, penyebaran dan ketebalan untuk dievaluasi terhadap kestabilan lereng, potensi sebagai bahan bangunan, bahan dasar industry serta tempat pembuangan sampah. 3. Keberadaan dan kondisi bahan galian golongan vital, strategis dan industry. 4. Keberadaan sumberdaya air, baik air permukaan maupun airtanah. 5. Keberadaan struktur geologi yang mempengaruhi penempatan mineral ekonomis atau kehadiran sesar aktif yang mempengaruhi sarana dan prasarana yang dibangun di atasnya. 6. Potensi bahaya geologi seperti letusan gunungapi dan aliran lahar, gempa bumi dan tsunami, banjir, longsoran
dan amblesan. 7. Potensi wisata alam seperti wisata gunungapi, arung jeram dan penelusuran gua di daerah batugamping.
Kondisi geologi setiap daerah yang berbeda menyebabkan keragaman potensi energy dan sumberdaya mineral yang juga berbeda. Untuk mengelolanya secara efektif dan efisien dibutuhkan tenaga geologi yang kompeten.
Tenaga geologi yang dibutuhkan pada sector energy dan sumberdaya mineral adalah tenaga kerja yang memiliki kompetensi dalam bidang sebagai berikut : 1. Penyelidikan dan eksplorasi sumberdaya mineral, minyak dan gas bumi 2. Penyelidikan dan pengelolaan air tanah 3. Penyelidikan lingkungan geologi untuk perencanaan tata ruang, pengembangan wilayah dan daya dukung keteknikan 4. Penanggulangan atau mitigasi bencana geologi
MEA/ASEAN Economic Community /KEA yang telah disepakati bersama oleh para pemimpin ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, November 2012 lalu, merupakan keniscayaan yang akan terjadi. "Karena itu, seluruh lapisan masyarakat, termasuk pemerintah, tidak hanya harus siap menyambutnya, tetapi tentunya juga siap mengambil manfaat yang maksimal. Bayangkan, betapa menyedihkan jika bidang-bidang pekerjaan Sumber daya geologi dan tambang serta energi dan kontruksi berat sipil yang seharusnya bisa dilaksanakan oleh insinyur Indonesia ternyata justru dikerjakan insinyur impor
Pada sektor investasi energi dan sumber daya mineral, data geologi mempunyai peranan yang sangat besar dalam penentuan potensi hingga cadangan energi dan sumber daya mineral, konstribusi data dan tenaga geologi yang memiliki kompetensi cukup baik perlu diciptakan untuk mencapai target energi dan sumber daya mineral agar menekan kebencanaan energi dan lingkungan sumber daya mineral. Untuk itu Insinyur geologi harus berperan penting dalam membangun Indonesia dan menjadikan geologi penting untuk pembangunan dan kesejahteraan serta keselamatan dalam pembangunan di Indonesia.
Banyak perusahaan bisnis bergantung pada informasi yang dihasilkan oleh geologi dan ahli geologi untuk kegiatan mereka. Emas, berlian, perak, minyak, besi, aluminium, dan batubara adalah semua sumber daya alam yang diperoleh dari Bumi. Bahan-bahan ini berfungsi sebagai dasar untuk usaha bisnis banyak. Ahli geologi dan ilmu geologi adalah inti dari kegiatan bisnis. Kegiatan ahli geologi sangat penting dalam membantu menemukannya dan banyak material bumi lainnya. Bahkan bahan sederhana seperti kebutuhan pasir atau kerikil dapat ditemukan dan diekstrak dari Bumi dan dapat dimanfaatkan dalam pembangunan rumah, bisnis, sekolah, dll.
Ini dilakukan agar kualitas geologi yang memenuhi kriteria ilmu dapat dibanggakan di rumahnya sendiri. Semoga geologi dapat menuju kesetaraan dengan kemajuan bidang-bidang ilmu lain dan diterima dalam komunitas ilmiah secara luas.
Salam Palu Emas Geolog

Medan Banjir Lagi

MENGAPA MEDAN BANJIR LAGI?
Oleh: M. Anwar Siregar


Keheranan masyarakat di Medan dan Sumatera Utara semakin membingungkan karena menimbulkan bermacam pertanyaan, kenapa Kota Medan masih mampu menyabet gelar Adipura padahal kota ini termasuk kota ”manyomak”, hampir setiap hari saya menemukan jalan berlubang, sungai-sungai kecil bermunculan jika hujan datang sebentar saja dan bau busuk menyengat hidung karena berserakannya sampah-sampah di sekitar parit yang tersumbat, taman-taman tergenang banyak air dan belum lagi tumpukan sampah menggunung dipersimpangan jalan disekitar pasar-pasar yang sering kali terlambat di angkut.
Terlihat panorama ini hampir di sudut setiap di kota Medan, lewat rute jalan mana saja. Pedagang kaki lima seenaknya menutup saluran air dan belum lagi melewati badan jalan dan serempangan membuka dagangan di ruas jalan yang tertera jelas imbauan tidak boleh berdagang di lokasi tersebut.Beraninya lagi, berdagang tepat dilokasi jalan protokol utama yang banyak dilewati kendaraan.
Aneh bin ajaib, sebuah kalimat terlontar dari para turis yang berkunjung ke kota Medan, entah parameter apa yang digunakan dalam sistim penilaian Adipura untuk sebuah kota besar seperti kota Medan ini, penataan ruang kota Medan sebuah contoh yang tidak bagus atau tidak ideal bagi kota di Sumatera Utara, tetapi bisa juga sebagai contoh pelajaran untuk menata tata ruang bagi kota-kota lainnya dalam mengatasi “manyomak” tersebut, salah satunya bagaimana mengendalikan problematika klasik banjir sebagai penyakit kutukan yang harus dipikir oleh pemko Medan, dan mungkin Medan satu-satunya kota besar di Indonesia yang saya ketahui sebagai kota yang disebut beberapa warganya menjadi kota peraih Adipura yang pura-pura nan rupawan.
Hukum Sebab Akibat
Dalam usianya yang mencapai 746 tahun saat ini, Medan seharus mampu mengatasi tantangan problematika tata ruangnya dengan memanfaatkan potensi yang ada, membatasi penghancuran lahan hijau hanya sebuah izin pembukaan lokasi hunian dan perhotelan. Medan sebenarnya bisa mengurangi debit limpasan air banjir, walau kekurangan lahan untuk lokasi pembukaan taman hijau dalam skala besar.
Membahas masalah lingkungan hidup dan banjir di kota Medan dari prespektif sains geologi lingkungan dan spirit pecinta lingkungan saat dibutuhkan. Karena akhir-akhir ini sering kita melihat bencana alam melanda Indonesia, khususnya di Kota Medan adalah banjir, dan pengurangan daerah rawa-rawa sebagai zona resapan air disebabkan oleh tindakan manusia yang membahayakan diri sendiri dan makhluk lainnya sehingga akan menimbulkan hukum alam yaitu ada sebab dan akibat atau dikenal aksi-reaksi. 
Alam itu atau bumi itu sebenarnya makhluk bernyawa seperti manusia, mereka tidak suka di rusak dengan alasan dalih pembangunan apa saja akan secara pasti memberikan akibat atau reaksi dari alam seperti terjadinya bencana tanah longsor beserta dampak bencana ikutannya.
Dan beberapa kawasan Desa disekitar pinggiran perbatasan kota Medan kini telah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Hasil jelajah ke 21 kecamatan yang penulis lakukan itu tampak hilangnya beberapa daerah-daerah rawa sebagai zona resapan air, mulai dari perbatasan Medan dengan Deli Serdang, Medan dengan Binjai. 
Tumbuh pesat pembangunan kawasan hunian dan industri yang menggunakan beton dan nyaris tidak menyisakan  lahan-lahan yang menjadi taman atau sanggahan hijau berubah menjadi jalur ekonomi “coklat” akibat adanya pelebaran jalan lintas antar Propinsi, yang termasuk jalur rawan macet dan menghasilkan kantong-kantong emisi.
Dengan banyaknya kehilangan jalur hijau penyerap emisi maka alam memberikan “hukuman” berupa panas yang menyengat, kekeringan dan kekurangan air, banjir bandang dan penurunan permukaan tanah dan daya resap struktur batuan dasar akan berubah luntur dapat memberikan pukulan telak bagi stabilisasi kekuatan bangunan di sekitarnya, pada akhirnya akan mempercepat laju rambat gelombang sesimik kepermukaan serta dapat menimbulkan efek guncangan berganda dan likuafaksi tanah.
Gambar : Begini lah banjir landa kota besar di Indonesia termasuk Medan, 
(Sumber : Youtube) 
Tanah Kosong Berbasis Biopori
Perubahan peruntukan kawasan hutan dan alih fungsi lahan pertanian menjadi isu yang sangat mendesak menyangkut sumber ketahanan pangan yang semakin terbatas. Dan zona peruntukan lahan berada di kawasan desa yang masih hijau dan idealnya sebagai zona sanggahan hijau bagi pembangunan ekonomi hijau seperti lahan pertanian abadi, terdesak akibat pergerusan pembangunan pemukiman rumah di sekitar perbatasan Medan dan kota sekitarnya.
Banyak langkah pencegahan problematika masalah banjir di kota di Sumatera Utara, dan Indonesia pada umumnya. Yang paling sederhana adalah memperluas dan memperdalam daerah-daerah resapan air sebagai biopori, dengan terlebih dulu lakukan kajian teknis geologis air daerah tersebut. 
Jika diidentifikasi daerah rawan banjir tahunan maka selanjutnya dilakukan perencanaan pembangunan biopori air di tanah lahan kosong dan lokasi tidak terpaku pada satu kawasan tetapi berbeda pada tiap kecamatan untuk menampung air permukaan agar termanfaatkan dengan baik. 
Biopori dapat juga digunakan bagi daerah pemukiman atau perumahan, buat juga sumur resapan dengan jarak antara 100 m di jalur hijau. Namun hal ini belum banyak dilakukan di berbagai kota di Pulau Sumatera khususnya Medan, tata ruangnya belum berketahanan banjir dan tidak berbasis ekologi hijau secara luas.
Hasil pengamatan penulis di beberapa kecamatan yang terlanda banjir, banyak tanah kosong yang tidak terlihat pada jalur padat lalu lintas atau tertutup kawasan pemukiman.
Di tiap kecamatan dapat dimanfaatkan sebagai kawasan tata ruang berbasis geologis air, dengan memanfaatkan posisi jarak Sungai Deli dan Babura untuk menyalurkan air ke sungai tersebut atau dapat dijadikan sebagai lokasi biopori raksasa atau basis kantong berkumpulnya air. 
Penyerapan dibantu oleh berbagai jenis ekologi hijau, sehingga Pemko Medan tidak perlu menunggu pemerintah tetangga (Deli Serdang atau Tanah Karo) untuk memperbaiki tutupan lahan hijau yang mengalami penggundulan.
Pengerukan parit menjelang musim hujan tidak selalu bermanfaat, karena tidak berkelanjutan dan hasil kerukan selalu terlambat dipindahkan serta justrusnya semakin memperparah ruang jalan sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas apalagi di musim hujan.
Berbasis Kantong Parkir Air
Yang paling sederhana lagi adalah memperluas dan memperdalam daerah yang telah diidentifikasi memiliki tanah yang berkemampuan menyerap air lebih cepat yang bisa dipakai sebagai parkir air berupa sungai-sungai berukuran kecil di dalam tanah, ditutup lalu dialirkan ke sekitar sungai besar dengan terlebih dahulu melakukan perbaikan kondisi sungai yang membelah kawasan perkotaan dan pemukiman. 
Selain parkir air, pembuatan kanal atau saluran drainase dengan sistim biopori yang lebih banyak dengan jarak tertentu dengan menyelaraskan sumber-sumber air permukaan, menyelaraskan juga posisi saluran drainase ke suatu titik kantong air. Saluran drainase air harus terdapat sebuah biopori di dalamnya berjarak tertentu agar terserap dan tersaring cepat oleh tanah, menyalurkan ke pusat titik kantong air baik didalam permukaan yaitu CAT (cekungan air tanah) maupun dipermukaan seperti sungai-sungai yang telah diperlebar dengan berbagai ekologi ruang hijau terbuka disekitar sempadan atau DAS.
Dengan memperhatikan peranan lintasan geologis air maka problematika bencana banjir dapat dikendalikan sebagai mitigasi banjir berkelanjutan bagi tata ruang kota Medan sehingga Pemko tidak perlu mengeruk parit busuk, agar tidak berulang kembali banjir.***
Penulis adalah Enviromentalist-Geologist. Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi Geosfer
Sudah dipublikasi di Harian "ANALISA" Medan 12 Februari 2016

18 Feb 2016

Tsunamis maut



GEMPA TEKTONIK DAN TSUNAMIS MAUT
Oleh : M. ANWAR SIREGAR

Suatu gelombang merupakan suatu gangguan (disturbance), akibat dari gangguan ini bukanlah suatu gerak air ke depan langsung tetapi lebih mendekat gerak naik turun. Gangguan dari gerak air kedepan dilakukan oleh angin yang bertiup. Karena  lautan yang amat luas ini dan tidak tenang mempunyai suatu sistim peredaran kompleks, yang terdiri dari atas bermacam-macam arus gerakan horiontalngan berbagai jurusan dan dapat berubah-ubah secara tetap dan juga dapat berubah dengan mendadak dari satu arah yang berlawanan, dan apabila terjadi gangguan didasar laut dapat menimbulkan gelombang besar.
Gelombang tsunami selalu berhubungan dengan gempa bumi tektonik dan gempa vulkanis di atas maupun di bwah permukaan laut. Bencana tsunamis yang melanda Aceh dan Asia Selatan serta Afrika bagian Timur masih berhubungan dengan pergerakan lempeng yang menimbulkan gempa tektonik dahsyat pada abad 21 ini adalah termasuk gempa yang terbesar. Pergerakan dan peruntuhan lempeng yang menimbulkan getaran sejauh ribuan kilometer ini telah berdampak pada kenaikan permukaan pantai di beberapa wilayah di pantai barat Sumatera dan telah terakumulasinya ko-seismik pada sesar-sesar lokal di bagian selatan pantai Barat Sumatera. Peristiwa tsunami di Aceh secarra  seiklas  disebabkan oleh terjadinya gempa di dasar laut. Akibat dari pergerakan lempeng samudera sehingga akan menimbulkan ruang kosong didasar samudera yang menyebabkan air tiba-tiba surut. Gambar 2, deformasi tektonik pada sesar geser menghasilkan devormasi vertikal.
DEFORMASI SESAR GESER
Gelombang seismik dapat terjadi oleh gangguan vulkanisme  dan gempa tektonik yang disebbabkan oleh pergeseran dasar laut secara vertikal. Ketika sebuah lempeng bergeseran terhadap satu sama lain, maka terbentuk sebuah sesar geser. Karena air itu tidak dapat dipadatkan. Maka seluruh air, dari dasar sanmpai kepermukaan, bergerak berarak dari daerah seismik. Di Samudera terbuka, gelombang-gelombang air membentuk ketinggian  tidak lebih dari 60 inchi. Bila energi potensia gelombang semakin bertambah, maka semakin cepat gelombang itu berarak secara teratur, karena kecepatan gelombang sama dengan akar kwadrat hasil percepatan dan kedalaman.
Tsunami terjadi  bila rretakan pada batuan kerak atas menyebabkan dasar laut turun dengan cepat sekali (sesar turun). Permukaan air laut diatasnya juga turun, yang menyebabkan gelombang laut mengalami gangguan di daerah seismik lalu bergulung dengan cepat. Karena air yang digerakkan oleh kegiatan tektonik yang memuat seluruh gerakan air didalam perputaran air lalu didorong keatas. Karena ennergi Kenetik dari perputaran air gelombang akan terbagi merata keseluruh kedalamannya ketika mencapai daratan, maka semakin tinggi gelombang akan mengubah energi kenetik tadi menjadi energi potensial. Sebab pantai yang bentuknya curam akan mengalami perubahan yang maksimal, karena tidak ada gelombang yang melemah sehingga kekuatannya menjadi berlipat ganda. Untuk daerah lepas pantai, panjang gelombang tsunami bisa mencapai puluhan sampai ratusan kilometer, namun tinggi rendahnya gelombang tergantung pada energi skala magnitudonya yang dihasilkan oleh gempa tektonik, gambar 1-2
Sesar ini menandakan tempat dimana  Samudera Pasifik dan Samudera Hindia bergerak ke utara dan timur terhadap daratan yang diam. Contoh sesar geser ini adalah Patahan San Andreas dan Sesar Pantai Barat Sumatera.
Tekanan tektonik yang tak henti-hentinya berarti batuan itu terus menerus bertutar tempat dengan laut. Tetapi hal ini menyebabkan agak sulit meramalkan perubahan laut dimasa mendatang. Bentuk dasar samudera yang berubah-ubah juga ikut bergeser. Beberapa gerakan tanah di lautan telah menambah tekanan untuk menimbulkan tekanan air pasang yang meningkat dan gerakan lainnya mengimbangi. Lonngsoran  tanah di dasar laut yang tiba-tiba dapat secara tajam menurunkn permukaan  laut yang biasanya 3 meter  menjadi 12 meter dalam satu abad.
GELOMBANG TSUNAMI
Secara mendasar menurut ahli geologi dan geofisika, tsunami berbeda dengan gelombang pasang yang di gerakkan oleh angin dan mempunyai hubungan efek gravitasi bumi dan bulan. Gelombang Tsunami berarti gempa laut atau gelombang seismik, yangdisebabkan oleh gangguan tektonik dibawak dasar samudera yang menimbulkan gelombang-gelombang yang menjalarkan keluar dengan cepat sekali. Gelombang ini sering tinggi, gelombang ini dapat juga disebabkan oleh letusan gunung berapi, tanah laut yang longsor. Kestabilan air laut akan terganggu akibat perpindahan massa air oleh runtuhan, ungkitan atau longsoran tebing di dasar laut secara serantak, sehingga terjadinya gelombang laut yang berkelanjutan denngan gelombang pasang dan bersifat tiba-tiba dilepaskan  oleh gempa bumi dan erupsi gunungapi yang meletus didasar laut.
Kecepatan tsunami hanya 39 mil/jam di kedalaman 60 kaki tatapi melebihi 600 mil/jam di kedalaman 30.000 kaki. Bahaya yang ditimbulkan bila  tsunami itu berada diperputaran terakhir ke pantai sempit saat energinya terpusat. Kehadiran tsunami menjadi menara air yang nampak menakutkan lalu memecah di panntai dengan tinggi sampai 100 kaki.  
Jelaslah bahwa jika gangguan seismik besar-besaran yang terjadi dekat atau  dibawah laut dan samudera bukan hanya getaran yang terasa dibawah tanah yang menyebabkan gelombang air pasang. Ini lebih dapat menyebabkan timbulnya suatu seishe yaitu gerak ritmis, bolak-balik, turun naik dan maju mundur, dimana goyangan air yang berirama sehingga sering mempengaruhi wadah air yang terdekat seperti Teluk, menaikkan gelombang-gelombang yang tidak lebih 5 meter tingginya. Banyak terdapat didaerah sekitar Pulau Irian, Pulau Timor dan Jepang
Gambar : Tsunami sebelum menuju pantai (sumber : beritalink).
MORFOLOGI PANTAI
Daerah yang terparah dalam mengalami tsunami adalah wilayah Pasifik yang memiliki lempeng tipis antara 30-70  km. Dengan ketipisan  ini menyebabkan terjadinya longsoran dan patahan  pada dasar laut. Didaerah Pasifik terdapat lebih banyak palung-palung samudera dalam, paling sedikit diwilayah ini satu gempa bawah laut dapat terjadi dalam tiap tahhun sejak 1800. Dan tsunami di Pasifik yang paling mengerikan itu dapat terjadi setiap 10 tahun.
Indonesia termasuk salah satu negara di dunia ini daerah rawan tsunami sepanjang tahun, bahwa kepulauan Indoesia diapit oleh beberapa lempeng-lemoeng benua dan lempeng-lempeng samudera yang sangat aktif,Yaitu Lempeng Carolina/Pasifik di sebelah barat dan Lempeng Laut Philipina di barat daya, Lempeng Eurasia di utara  serta Lempeng samudera Hinda-Aaustralia di selatan  dan LempengSamudera Atlantik-Afrika di sebelah timur.
Bencana tsunami yang sering melanda Indonesia memiliki karakteristik selalu berhubungan dengan pergerakan sesar-sesar  geser dilautan Indonesia. Ini dapat dilihat pada bencana tsunami di flores  dan Aceh-Sumut, yang mempunyai banyak patahan lokal-lokal disekitar Laut Flores dan Laut Timor sebagai  pembatas dari patahan regional pantai barat Sumatera. Patahan daerah ini berhubungan denggan kedalaman fokus gempa dangkal  yang dapat menghhasilkan tsunami dahsyat.
Bentuk morfologi (bentang alam)  pantai umunya  berbentuk kerucut menyempit dan menjorok kedalam, permukaan pulau berbentuk landai  dan berlekuk memanjang yang memudahkan tsunami dapatt mencapai pantai. Menurut para ahli  geologi kelautan, pulau-pulau berbentuk kerucut biasanya mampu ”menangkap”” gelombang yang tetap, karena pecahan gelombang dan gelombang tersebut terperanngkap. Ini disebabkan panjangnya sama dengan panjang pulau. Sedangka kecepatan tsunami antara 500-700 km/per jam menuju kedaratan dalam waktu antara 5-10 menit,dan tinggi gelombang rata-rata yang tercatat maksimum 12 meter  di laut dalam dan membesar puluhan meter saat mendekati garis pantai. Sedangkan tinggi tsunami yang mencapai garis pantai (run up), ditentukan oleh besar kecilnya magnitudo gempa,morfologis ((bentang alam) dasar pantai dengan kedalaman curam dan bentuk garis pantai dan tidak ada pelindung pemecah gelombang seperti terumbu karrang dan tumbuhan mangurove (pohon bakau). Maka tsunami  dengan mudah mencapai ke daratan dan menghancurkan apa saja, seperti yang sudah terrjadi  di Aceh dan Nias.
Gambar : Morfologi kawasan Pantai Aceh yang landai, memudahkan gelombang air tsunami 
jauh mencapai ke daratan, memporandahkan bangunan yang ada. (sumber : Liputan.com)
Dalam kurun 100 tahun terakhir ini sejak 1901-2005 tercatat 75 tsunami terjadi di Indonesia. Sebanyak 85 persen bencana tsunami mengalami bencana maut dan sekitar 64 peristiwanya berlangsuung di wilayah timur Indonesia. Maka diperlukan sistem peringatan dini terhadap bencana gempa dan tsunami di hampir wilayah Indonesia yang menghadap ke Samudera Pasifikdan Samudera Hindia. Harga peralatan teknologi ini memang mahal, akan tetapi masih lebih baik dari kehancuran yang akan dialami karena membutuhkan harga yang lebih maha dahhsyat untuk melakukan  rekontruksi dan rehabilitas infrastruktur.
Palu emas geolog.

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...