Apr 11, 2018

Gempa Bumi di Tano Batak

GEMPA BUMI DI TANO BATAK
0leh : M. Anwar Siregar
Membicarakan gempa bumi yang terjadi di Tapanuli Utara tidak terlepas dari pembentukan Punggungan Pegunungan Bukit Barisan. Sepanjang sejarah terbentuknya Pulau Sumatera, seluruh gempa didaratan berpusat disekitar daerah lembah Pegunungan Bukit Barisan yang membentuk Patahan Besar Sumatera.
Pegunungan Bukit Barisan yang memanjang sepanjang Pulau Sumatera terdapat jurang-jurang yang terjal dan lembah yang dalam dan terkunci. Apabila terjadi tumbukan Lempeng Indo-Australia dengan Lempeng Eurasia maka Lempeng Sumatera akan mengalami penekanan dari berbagai jurusan yang menghasilkan goncangan yang hebat. 
https://tobadreams.files.wordpress.com/2008/05/gempa.jpg 
Gambar : Pusat Gempa di Tapanuli 
Hal ini dikarenakan di daerah daratan Sumatera dipisahkan oleh bidang patahan yang satu menyembul membentuk Horts dan satu lagi mengalami tekanan turun yang dikenal graben. Diantara dua Pegunungan Bukit Barisan Barat dan Timur terdapat zona bergempa yang selama ini digunakan untuk jalan raya Lintas Darat Sumatera akan ikut bergetar, dan getaran ini tergantung pada tenaga yang terkumpul didalam bumi Sumatera yang dilepaskan secara tiba-tiba.
Perbedaan morfologi pada punggung Pegunungan Bukit Barisan dibagian Barat diwilayah Tapanuli, dicirikan adanya arus deras pada bagian hulu sungai, seperti dijumpai air terjun dan lubuk-lubuk dan bermuara ke Samudera Indonesia, disertai juga adanya penurunan di zona graben dan mengalami pelipatan, tersesar sejak zaman Pra Tersier yang membentuk Pegunungan Bukit Barisan Barat dan Pegunungan Bukit Barisan Timur.
Penyebaran Pegunungan Bukit Barisan bagian Barat meliputi pantai-pantai yang sempit, jalur ini terbentang dari Tapak Tuan, Pakkat, Sibolga, Barus, Tarutung, Padang Sidimpuan-Tapsel-Madina, Sumatera Barat, Bengkulu dan Lampung. Sedangkan jalur Pegunungan Bukit Barisan bagian Timur meliputi daerah yang memanjang dari Langsa, Kutacane, Sidikalang menerus ke Brastagi, membelok ke Prapat, Simalungun, dan menerus ke Gunung Tua, Riau, Jambi dan Sumatera Selatan.
Untuk membedakan dengan kedua jalur tersebut adalah pegunungan sebelah Barat mempunyai ciri lereng yang terjal dan terdapat struktur sesar (patahan) normal dan gawir sesar (membentuk cermin sesar), dengan beberapa lembah dalam. Sedangkan jalur Pegunungan Bukit Barisan bagian Timur menunjukkan ciri topografi lereng yang relatif landai dengan deformasi yang cenderung membentuk struktur antiklin (pelengkungan naik) dan struktur siklin (perlipatan turun), banyak ditemukan didaerah Jambi dan Gunung Tua. Pegunungan Bukit Barisan didasari oleh batuan sedimen dan batuan beku mencapai lebih kurang 700 meter sampai 2000 meter diatas permukaan air laut.
GRABEN TAPANULI
Pembentukan graben di Sumatera Utara berhubungan dengan tiga gejala, yaitu pengangkatan, pembentukan patahan dan vulkanisme. Morfologi yang membentuk graben di Tapanuli berada dijalur sempit, memanjang dengan kenampakan topografi yang agak datar yang diselingi oleh bukit-bukit kecil. Zona graben memanjang seiring dengan patahan Sumatera dari Sumatera bagian Utara, terdiri Aceh dan Tapanuli, Sumatera Barat, Riau hingga ke Lampung. Kenampakan graben di wilayah Tapanuli dapat dilihat di wilayah Sidikalang, Pematang Siantar, Muara Soma, Tarutung dan Padang Sidimpuan. Semua ditutupi oleh batuan aktivitas Gunungapi Toba Purba, berupa endapan batu tufa. Dan tanah yang mudah mengalami longsoran karena mirip seperti “bubur”, lembek dan dibawahnya terdapat gejala panas yang menyebabkan banyak ditemukan sumber panas bumi, terdapat di daerah Patahan Sarulla (Tapsel dan Taput), menerus kedaratan Penyabungan. Daratan Brastagi di kaki Gunung Sibayak  dan juga di patahan Sibolga.
Graben-graben yang terletak diatas kulminasi Bukit Barisan terutama yang ada di wilayah Tapanuli bagian Utara berbentuk tidak memanjang tetapi berbentuk persegi empat. Ketika terjadi gempa, bergerak secara horizontal dan juga telah mengalami peledakan gunungapi (vulkanisme) yang mengganggu pembentukan graben yang memanjang dan kemudian dikenal sebagai depresi (bentuk negatif) atau lekukan dalam (kaldera) dari vulkano tektonik. Bentuk depresi vulkanik ada di Kaldera Ranau (Sumatera Selatan) dan Kaldera Danau Toba dengan volume dari 160 km2, kira-kira 100 km dalamnya, lebar sekitar 135 km dibagian utara, dalamnya air mencapai 1000 meter.
Depresi vulkanik Toba dibatasi oleh lembah-lembah dan punggung-punggung gunung yang sudah tua dan tertutupi batuan Tufa Toba yang sangat tipis. Daerah graben merupakan daerah topografi rendah yang banyak ditempati oleh penduduk karena mudah ditemukan air, tetapi daerah ini sebenarnya menyimpan potensi bahaya gempa bumi yang luar biasa karena termasuk daerah jalur patahan bumi di daratan Sumatera dan Dunia.
Lokasi inilah yang paling sering mengalami gempa di wilayah Tapanuli Utara seperti kejadian gempa yang berlangsung sekarang karena bagian sesar aktif.
LEMBAH TEKTONIK TAPANULI
Hasil ledakan vulkano tektonik membentuk wilayah horts dan graben. Diantaranya dipisahkan oleh lembah-lembah yang mengalami ruas-ruas terkunci, dimana batuan yang berada lembah tektoniki terus  menerus mengalami ganguan dan keseimbangan selama penggerakan dan umumnya jenis batuannya mudah mengalami peretakkan karena belum mengalami pemadatan. Tidak mengherankan jika sering terjadi gempa diwilayah ini Tapanuli Utara, karena termasuk ruas yang penguncian dan sebagai zona hancuran dari penumbukan antar lempeng di Patahan Aek Latong hingga ke Sarulla Pahae Jae di Tapanuli Utara.
Beberapa lembah tektonik di Tapanuli yaitu Lembah Batang Toru/Batang Angkola Gadis, Lembah Sibuhuan dan Lembah Silindung, terlihat jelas melalui pengamatan citra geologi foto Patahan Sumtera terdapat ruas utama patahan, yaitu ruas Banda Aceh-Baturedan-Dairi, Ruas Baturedan-Sarulla, Ruas Padang Sidimpuan-Lubuk Sikaping, Ruas Lubuk Sikaping-Liwa. Gempa Tapanuli  Utara sering berlangsung akibat tekanan patahan pada ruas Banda Aceh-Batu Redan-Dairi dan Batu Redan-Sarulla atau segmet Renun-Toru.
Jika dicermati sepanjang Pantai Barat daratan Sumatera menerus dari Aceh ke Dairi dan Lubuk Sikaping-Padang Sidimpuan akan mengalami penyerongan penekanan ke arah utara ke kiri-kanan yang menekan ruas Baturedan-Sarulla. Pada kedua Ruas antara Aceh-Baturedan dan Padang Sidempuan-Lubuk Sikaping mempunyai cabang-cabang lembah yang banyak seperti lembah Batang Toru yang meliputi daerah Batang Toru, dan Lembah Angkola Gadis terdapat didaerah Pijorkoling-Pintu Padang,-Simaningir, Sipirok, Aek Godang hingga ke Madina (Muara Soma, Penyabungan dan Muara Sipongi). Sedangkan pada ruas Baturedan-Sarulla tidak terdapat cabang lembah dan mengalami penjepitan (ruas terkunci/penahan tekanan, atau “tembok terakhir”), terlihat pada satu jalur Jalan Lintas Propinsi. Disini terdapat Lembah Silindung meliputi wilayah Lumbang Panggung-Tarutung-Sarulla_Sibulan-bulan. Tidak menerus ke Lembah Sibuhuan dan Lembah Batang Toru-Angkola Gadis. Akibatnya wilayah Tapanuli khususnya wilayah Tapanuli Utara (termasuk pemekaran) yang paling parah mengalami bencana gempa diantara tiga wilayah Tapanuli di daratan.
Jadi, tidak mengherankan mengapa sering terjadi bencana di Tano Batak, terutama di Tapanuli Utara karena tatanan geologi daerah itu yang telah terbentuk akibat vulkano tektonik Toba Purba dimasa perkembangan priode geologi hingga ke abad sekarang.
MEWASPADAI SIKLUS GEMPA
Akibat berbagai tekanan pada daerah lembah tektonik didaerah Tapanuli Utara telah mengalami perubahan yang baru. Dan merupakan akibat rangsangan dan tekanan aktivitas gempa-gempa besar yang sering berlangsung di Sumatera terutama dari gempa Aceh hingga gempa Nias pada tahun 2004-2005 mengaktifkan sesar-sesar lokal yang terdapat di 16 ruas lembah tektonik yang ada di Pulau Sumatera, khusus didaerah Tapanuli bagian Utara yang harus diwaspadai selama ini sering mengalami ganguan seismik sejak gempa bumi Nias tanggal 28 Maret 2005.
Siklus energi gempa kini memusat di tiga ruas segment Patahan Sumut antara lain : Patahan Angkola, Patahan Renun, Patahan Toru, semua sudah matang untuk antri melepaskan energi kepenatan.
M. Anwar Siregar
Geolog, ANS, Kerja di Lingkungan Pemprov Sumatera Utara
Dipublikasi di HARIAN ANALISA MEDAN, 16 Maret 2018

No comments:

Post a Comment

Related Posts :