Danau Toba Terselip Geopark Ciletuh
DANAU TOBA GAGAL, TERSELIP GEOPARK CILETUH-RINJANI
Oleh : M. Anwar Siregar
Sungguh ironis sekali, Danau Toba kembali gagal
sebagai geopark global networking (GGN) pada april tahun 2018 dan akankah gagal
lagi pada sekitar september 2018 karena tim asesor dari UNESCO akan kembali
lagi meninjau kesiapan untuk melihat syarat yang ditetapkan GGN? Banyak faktor
yang menyebabkan mengapa Danau Toba (DT) yang sangat indah itu gagal dan
beberapa point-point penting saya catat dalam mengikuti perkembangan geopark
kebanggaan Sumatera Utara ini dalam lima tahun terakhir ini.
DANA
Faktor paling utama adalah kendala dana diajukan
dalam APBD Provinsi, dan kita telah mengetahui bahwa dua geopark baru Indonesia
itu mendapat dukungan penuh dari pemerintah provinsi mereka dengan dukungan
dana yang luar biasa sehingga para tim suksesor yang terdiri para akademisi,
peneliti, praktisi seni-budaya, birokrat dan juga masyarakat serta BUMN, untuk
mendukung kerja besar itu, rata-rata dana diajukan dalam anggaran yang besar
mencapai lebih Rp 120 miliar hingga Rp 600 milyar. Namun kenapa Danau Toba
hanya mendapat dana kisaran dibawah Rp 45 milyar yang sampai saat ini anggaran itu
belum mampu memenuhi standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan syarat yang
diberikan UNESCO.
Padahal kita telah mengetahui, bahwa pemerintah
sudah memasukkan Danau Toba sebagai kawasan strategis pembangunan nasional dan
Danau Toba sudah dijadikan sebagai geopark nasional pada tahun 2012 sedangkan
Geopark Ciletuh sebagai jaringan geopark nasional pada tahun 2015 bersama Geopark
Rinjani namun Geopark Ciletuh terpilih sebagai geopark global dunia ketiga di
Indonesia 2017 dan Geopark Rinjani sebagai jaringan geopark dunia ke empat yang
ada di Indonesia pada april 2018. Perjuangan cepat kedua geopark itu tidak
lama, kontras dengan geopark DT yang sudah dua kali gagal dan saat ini tim
belum bekerja maksimal dengan keterbatasan dan sarana infrastruktur yang
mendukung, perlu kebijakan politik yang lebih tegas untuk membangun Monaco of Asia
di Sumatera Utara dan Danau Toba sebagai investasi yang besar jangan sampai
mengalami kegagalan lagi dan harus belajar dari kegagalan dari dua geopark baru
Indonesia yang akan ditentukan pada tahun ini lagi.
JANGAN EGO SEKTORAL
Ada sejumlah syarat yang belum terpenuhi dalam
GGN, dan penyebabnya adalah menurut saya ego sektoral, jangan ada banyak
kepentingan, kepentingan penguasa di beberapa daerah di keliling lingkar dalam
Danau Toba, kebijakan motif politik dan ekonomi yang banyak melatarbelakangi
berbagai kepentingan keputusan yang diambil para pemutus kebijakan terutama sikap tegas dari pemerintah Sumatera
Utara.
Pelibatan berbagai kalangan seharusnya menjadi
sebuah kekuatan untuk menggolkan Danau Toba sebagai kawasan geopark vulkanik
terbesar kedua dunia dan terbesar di Asia ini harus di dengar dan perlu di
ketahui bahwa usulan pertama kali menjadi danau toba sebagai geopark adalah
pakar-pakar dibidangnya dan mengherankan kenapa sekarang berbagai sektoral itu kini
menjadi lebih ego dengan mengklaimkan diri (kabupaten/Provinsi) yang berkepentingan?
Dimana ide mereka ketika gagasan itu belum ada atau setidaknya menyuarakan
usulan atau ide itu?
Ego sektoral sangat berbahaya yang menyebabkan
untuk kesekian kali DT gagal sebagai geopark dan perlu visi dan misi politik
yang selaras dari berbagai sektor dan pemerintahan di Sumatera Utara untuk
gencar melakukan sosialisasi dan membangun inovasi yang baru guna membangun
masyarakat melek wisata agar tidak
menjadi penonton di rumah sendiri dan membangun industri wisata berbasis
geopark dengan memenuhi syarat-syarat ditetapkan GGN.
INOVASI SOSIALISASI
Sosialisasi adalah salah satu kelemahan yang telah
berulangkali dilakukan untuk memenuhi sejumlah syarat yang ditetapkan dalam
GGN, sosialisasi yang sangat miskin inovasi. Perlu inovasi agar masyarakat
sekitar lingkar Danau Toba menjadi masyarakat berbudaya pariwisata namun juga
masyarakat tidak meninggalkan budaya agraris yaitu masyarakat petani dengan
memberdayakan masyarakat untuk menghasilkan budaya wisata pangan.
Inovasi sosialisasi yang menjadi kelemahan antara
lain Konsep Promosi berupa kontrak iklan visual hasil rangkuman berbagai even
wisata setahun penuh di berbagai hotel di Indonesia dan luar negeri dan promosi
non visual berupa rangkaian seri wisata atau grand prix wisata setiap kabupaten
dan ide pendampingan atau saya sebut sebagai Fasilitator Wisata bagi masyarakat
yang hidup sebagai petani maupun non petani.
Konsep Promosi sebaiknya jangan bergantung pada 7
kabupaten yang ada di lingkar dalam Danau Toba tetapi juga memanfaatkan daerah
luar lingkar Danau Toba dengan menyediakan sarana visualisasi dan bekerjasama
dengan berbagai agen wisata, perhotelan baik dalam Indonesia maupun luar negeri
dengan cakupan dana yang cukup kepada rekanan untuk promosi pada time primer
selama setahun penuh.
Selama ini promosi berbagai even wisata kadang
masyarakat Indonesia di ujung timur tidak mengetahui kalau ada pesta Danau Toba
atau berbagai even lainnya, dan lebih parah lagi hotel-hotel hanya terbatas
mempromosi destinasi wisata yang sudah terkenal. Seharusnya disini peran antar sektor
bekerjasama untuk mempromosikan kawasan Danau Toba dengan anggaran cukup untuk
menjual Danau Toba kepada wisatawan.
Inovasi promosi berbasis visual harus di lanjutkan
dengan berbagai konsep promosi even wisata setiap bulan atau wisata grand prid,
yaitu setiap kota/kabupaten wajib mengadakan even wisata secara kontinu
maksimal dua even sebulan atau bisa disesuaikan dengan kalender bulan terutama
pada jadwal libur terjepit, diusahakan even jangan di hari yang membutuhkan
kondisi sibuk, tetapi hari yang membutuhkan waktu santai. Tiap bulan kalender
di Indonesia sering ada libur panjang akhir pekan. Tiap kabupaten harus ada
even wisata, jangan menunggu pesta Danau Toba.
Even ini juga berfungsi sebagai sumber pembangunan
masyarakat agar melek wisata dan perlunya peningkatan pengetahuan bagi
masyarakat melalui pendampingan wisata seperti pola penyuluhan pertanian. Dibidang
pariwisata, para FW berasal dari unsur ANS pemkab-pemprov/LSM/mahasiswa/akademisi/karang
taruna/budayawan/seniman yang secara rutin memberikan informasi pengetahuan dan
keterampilan, ide kreativitas dan pendidikan wisata kepada masyarakat.
INOVASI EDUKASI WISATA
Selain itu, selama tahun berjalan
aktivitas geopark sudah harus berjalan. Dan syarat lainnya adalah eksplorasi
seni dan budaya harus dilakukan secara kontinu melalui inovasi grand prid wisata setiap kabupaten, disini faktor
dana sangat mendominasi demi terwujudnya Danau Toba sebagai investasi yang
terbesar Sumatera utara harus dimaksimalkan. Dan peranan para FW untuk
melakukan sosialisasi edukasi wisata setiap bulan kepada masyarakat di berbagai
lokasi baik di geo area maupun di geo site maupun di luar lingkar Danau Toba.
Inovasi FW adalah salah satu yang belum di masukan
dalam program peningkatan pendidikan wisata di area Danau Toba. Selain inovasi
kurikulum pendidikan wisata yang berbasis geodiversity dan geologi di berbagai
jenjang pendidikan di Sumatera Utara guna mendidik masyarakat berbudaya wisata,
harus gencar dipromosikan dan juga dapat menopang daya saing industri wisata ke
depan dan mendidik masyarakat dan berbagai stake holder untuk bersama menjaga
lingkungan dan fasilitas sarana dan prasarana fisik di kawasan Danau Toba.
DAYA
SAING
Peningkatan kualitas masyarakat melalui edukasi
wisata akan memberikan efek positif bagi peningkatan kunjungan wisatawan dan
juga mendorong peningkatan daya saing ekonomi dan peningkatan pembangunan
kualitas infrastruktur kawasan Danau Toba dengan membuka rute penerbangan
semakin banyak dari berbagai perusahaan penerbangan swasta dan pemerintah agar
dapat menjawab tantangan berbagai even grand prid wisata kabupaten, apalagi
waktu dekat akan ada libur hari raya idul fitri dan libur sekolah.
Selain membenahi syarat GGN dari UNESCO pemerintah
provinsi perlu membenahi sarana lingkungan sungai yang terkontaminasi limbah
dan peningkatan sarana infrastruktur energi untuk ketersediaan energi listrik
yang berbasis ramah lingkungan di berbagai daerah lingkar Danau Toba agar tidak
menghasilkan byar pet.
Kita harapkan Danau Toba bisa jadi geopark dan
stake holder ayo keluarkan ide untuk pembenahan, penilaian semakin dekat.
M. Anwar Siregar
Pemerhati Tata Ruang Lingkungan dan Energi Gosfer
Dipublikasi HARIAN ANALISA MEDAN 28 JULI 2018
Dipublikasi HARIAN ANALISA MEDAN 28 JULI 2018
Komentar
Posting Komentar