Aug 9, 2018

Danau Toba Terselip Geopark Ciletuh


DANAU TOBA GAGAL, TERSELIP GEOPARK CILETUH-RINJANI
Oleh : M. Anwar Siregar

Sungguh ironis sekali, Danau Toba kembali gagal sebagai geopark global networking (GGN) pada april tahun 2018 dan akankah gagal lagi pada sekitar september 2018 karena tim asesor dari UNESCO akan kembali lagi meninjau kesiapan untuk melihat syarat yang ditetapkan GGN? Banyak faktor yang menyebabkan mengapa Danau Toba (DT) yang sangat indah itu gagal dan beberapa point-point penting saya catat dalam mengikuti perkembangan geopark kebanggaan Sumatera Utara ini dalam lima tahun terakhir ini.
DANA
Faktor paling utama adalah kendala dana diajukan dalam APBD Provinsi, dan kita telah mengetahui bahwa dua geopark baru Indonesia itu mendapat dukungan penuh dari pemerintah provinsi mereka dengan dukungan dana yang luar biasa sehingga para tim suksesor yang terdiri para akademisi, peneliti, praktisi seni-budaya, birokrat dan juga masyarakat serta BUMN, untuk mendukung kerja besar itu, rata-rata dana diajukan dalam anggaran yang besar mencapai lebih Rp 120 miliar hingga Rp 600 milyar. Namun kenapa Danau Toba hanya mendapat dana kisaran dibawah Rp 45 milyar yang sampai saat ini anggaran itu belum mampu memenuhi standar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan syarat yang diberikan UNESCO.

Padahal kita telah mengetahui, bahwa pemerintah sudah memasukkan Danau Toba sebagai kawasan strategis pembangunan nasional dan Danau Toba sudah dijadikan sebagai geopark nasional pada tahun 2012 sedangkan Geopark Ciletuh sebagai jaringan geopark nasional pada tahun 2015 bersama Geopark Rinjani namun Geopark Ciletuh terpilih sebagai geopark global dunia ketiga di Indonesia 2017 dan Geopark Rinjani sebagai jaringan geopark dunia ke empat yang ada di Indonesia pada april 2018. Perjuangan cepat kedua geopark itu tidak lama, kontras dengan geopark DT yang sudah dua kali gagal dan saat ini tim belum bekerja maksimal dengan keterbatasan dan sarana infrastruktur yang mendukung, perlu kebijakan politik yang lebih tegas untuk membangun Monaco of Asia di Sumatera Utara dan Danau Toba sebagai investasi yang besar jangan sampai mengalami kegagalan lagi dan harus belajar dari kegagalan dari dua geopark baru Indonesia yang akan ditentukan pada tahun ini lagi.
JANGAN EGO SEKTORAL
Ada sejumlah syarat yang belum terpenuhi dalam GGN, dan penyebabnya adalah menurut saya ego sektoral, jangan ada banyak kepentingan, kepentingan penguasa di beberapa daerah di keliling lingkar dalam Danau Toba, kebijakan motif politik dan ekonomi yang banyak melatarbelakangi berbagai kepentingan keputusan yang diambil para pemutus kebijakan  terutama sikap tegas dari pemerintah Sumatera Utara.
Pelibatan berbagai kalangan seharusnya menjadi sebuah kekuatan untuk menggolkan Danau Toba sebagai kawasan geopark vulkanik terbesar kedua dunia dan terbesar di Asia ini harus di dengar dan perlu di ketahui bahwa usulan pertama kali menjadi danau toba sebagai geopark adalah pakar-pakar dibidangnya dan mengherankan kenapa sekarang berbagai sektoral itu kini menjadi lebih ego dengan mengklaimkan diri (kabupaten/Provinsi) yang berkepentingan? Dimana ide mereka ketika gagasan itu belum ada atau setidaknya menyuarakan usulan atau ide itu?
Ego sektoral sangat berbahaya yang menyebabkan untuk kesekian kali DT gagal sebagai geopark dan perlu visi dan misi politik yang selaras dari berbagai sektor dan pemerintahan di Sumatera Utara untuk gencar melakukan sosialisasi dan membangun inovasi yang baru guna membangun masyarakat melek wisata  agar tidak menjadi penonton di rumah sendiri dan membangun industri wisata berbasis geopark dengan memenuhi syarat-syarat ditetapkan GGN.
INOVASI SOSIALISASI
Sosialisasi adalah salah satu kelemahan yang telah berulangkali dilakukan untuk memenuhi sejumlah syarat yang ditetapkan dalam GGN, sosialisasi yang sangat miskin inovasi. Perlu inovasi agar masyarakat sekitar lingkar Danau Toba menjadi masyarakat berbudaya pariwisata namun juga masyarakat tidak meninggalkan budaya agraris yaitu masyarakat petani dengan memberdayakan masyarakat untuk menghasilkan budaya wisata pangan.
Inovasi sosialisasi yang menjadi kelemahan antara lain Konsep Promosi berupa kontrak iklan visual hasil rangkuman berbagai even wisata setahun penuh di berbagai hotel di Indonesia dan luar negeri dan promosi non visual berupa rangkaian seri wisata atau grand prix wisata setiap kabupaten dan ide pendampingan atau saya sebut sebagai Fasilitator Wisata bagi masyarakat yang hidup sebagai petani maupun non petani.
Konsep Promosi sebaiknya jangan bergantung pada 7 kabupaten yang ada di lingkar dalam Danau Toba tetapi juga memanfaatkan daerah luar lingkar Danau Toba dengan menyediakan sarana visualisasi dan bekerjasama dengan berbagai agen wisata, perhotelan baik dalam Indonesia maupun luar negeri dengan cakupan dana yang cukup kepada rekanan untuk promosi pada time primer selama setahun penuh.
Selama ini promosi berbagai even wisata kadang masyarakat Indonesia di ujung timur tidak mengetahui kalau ada pesta Danau Toba atau berbagai even lainnya, dan lebih parah lagi hotel-hotel hanya terbatas mempromosi destinasi wisata yang sudah terkenal. Seharusnya disini peran antar sektor bekerjasama untuk mempromosikan kawasan Danau Toba dengan anggaran cukup untuk menjual Danau Toba kepada wisatawan.
Inovasi promosi berbasis visual harus di lanjutkan dengan berbagai konsep promosi even wisata setiap bulan atau wisata grand prid, yaitu setiap kota/kabupaten wajib mengadakan even wisata secara kontinu maksimal dua even sebulan atau bisa disesuaikan dengan kalender bulan terutama pada jadwal libur terjepit, diusahakan even jangan di hari yang membutuhkan kondisi sibuk, tetapi hari yang membutuhkan waktu santai. Tiap bulan kalender di Indonesia sering ada libur panjang akhir pekan. Tiap kabupaten harus ada even wisata, jangan menunggu pesta Danau Toba.
Even ini juga berfungsi sebagai sumber pembangunan masyarakat agar melek wisata dan perlunya peningkatan pengetahuan bagi masyarakat melalui pendampingan wisata seperti pola penyuluhan pertanian. Dibidang pariwisata, para FW berasal dari unsur ANS pemkab-pemprov/LSM/mahasiswa/akademisi/karang taruna/budayawan/seniman yang secara rutin memberikan informasi pengetahuan dan keterampilan, ide kreativitas dan pendidikan wisata kepada masyarakat.
INOVASI EDUKASI WISATA

Selain itu, selama tahun berjalan aktivitas geopark sudah harus berjalan. Dan syarat lainnya adalah eksplorasi seni dan budaya harus dilakukan secara kontinu melalui inovasi grand prid wisata setiap kabupaten, disini faktor dana sangat mendominasi demi terwujudnya Danau Toba sebagai investasi yang terbesar Sumatera utara harus dimaksimalkan. Dan peranan para FW untuk melakukan sosialisasi edukasi wisata setiap bulan kepada masyarakat di berbagai lokasi baik di geo area maupun di geo site maupun di luar lingkar Danau Toba.
Inovasi FW adalah salah satu yang belum di masukan dalam program peningkatan pendidikan wisata di area Danau Toba. Selain inovasi kurikulum pendidikan wisata yang berbasis geodiversity dan geologi di berbagai jenjang pendidikan di Sumatera Utara guna mendidik masyarakat berbudaya wisata, harus gencar dipromosikan dan juga dapat menopang daya saing industri wisata ke depan dan mendidik masyarakat dan berbagai stake holder untuk bersama menjaga lingkungan dan fasilitas sarana dan prasarana fisik di kawasan Danau Toba.
DAYA SAING
Peningkatan kualitas masyarakat melalui edukasi wisata akan memberikan efek positif bagi peningkatan kunjungan wisatawan dan juga mendorong peningkatan daya saing ekonomi dan peningkatan pembangunan kualitas infrastruktur kawasan Danau Toba dengan membuka rute penerbangan semakin banyak dari berbagai perusahaan penerbangan swasta dan pemerintah agar dapat menjawab tantangan berbagai even grand prid wisata kabupaten, apalagi waktu dekat akan ada libur hari raya idul fitri dan libur sekolah.
Selain membenahi syarat GGN dari UNESCO pemerintah provinsi perlu membenahi sarana lingkungan sungai yang terkontaminasi limbah dan peningkatan sarana infrastruktur energi untuk ketersediaan energi listrik yang berbasis ramah lingkungan di berbagai daerah lingkar Danau Toba agar tidak menghasilkan byar pet.
Kita harapkan Danau Toba bisa jadi geopark dan stake holder ayo keluarkan ide untuk pembenahan, penilaian semakin dekat.
M. Anwar Siregar
Pemerhati Tata Ruang Lingkungan dan Energi Gosfer
Dipublikasi HARIAN ANALISA MEDAN 28 JULI 2018

No comments:

Post a Comment

Related Posts :