Bencana Banjir akibat Manusia 2
BENCANA BANJIR, SEBAB AKIBAT MANUSIA (2)
Oleh M. Anwar Siregar
SEBAB AKIBAT
Sebab akibat manusia dalam sembarangan merusak
lingkungan itu jauh sebelum era modern melalui perluasan emperium kekuasaan
dengan membangun benteng pertahanan di era teknologi modern ini, maka efek
global sudah terasa sangat nyata di era sekarang terutama di wilayah Indonesia.
Gambar : Dampak Banjir Bandang, akibat aktivitas manusia (Dokumen Foto Penulis)
Faktor sebab yang berakibat bagi manusia dari
hasil perbuatan manusia adalah terjadinya faktor perubahan sistim
ketidakteraturan hujan atau hujan salah musim, maka banjir yang sering terjadi
di Madina, Langkat, dan Sibolga, Manado, Bandung dan kota lainnya ketika
terjadi curah hujan tinggi, melanda wilayah tersebut mengakibatkan terjadi
longsor, longsor dampak alih fungsi lahan, sedangkan hujan tinggi tidak teratur
dampak perubahan di hulu. alih fungsi lingkungan hutan di hulu pegunungan atau
tata ruang tidak lagi seimbang, tidak terkendali sehingga sungai di pegunungan
tidak mampu menahan neraca air hujan yang tinggi, apalagi jika hujan turun
dengan deras dan lama.
Faktor inovasi manusia dalam bertahan hidup dalam
menjaga kelestarian keturunannya kadang berdampak negatif atau membahayakan
kerusakan lingkungan, yaitu mengganggu keberlanjutan ekosistem lingkungan
sehingga iklim mengalami gangguan siklus, atau tatanan keteraturan. memicu
berkurangnya ketersediaan air bersih, sehingga menimbulkan “bom waktu” bagi
datangnya bencana banjir walau curah hujan tidak tinggi.
TATA KEMBALI
Perencanaan tata ruang wilayah merupakan suatu
upaya mencoba merumuskan usaha pemanfaatan ruang secara optimal dan efisien
serta lestari bagi kegiatan usaha manusia di wilayahnya yang berupa pembangunan
sektoral, daerah, swasta dalam rangka mewujudkan tingkat kesejahteraan
masyarakat yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu.
Penyusunan tata ruang merupakan tugas besar dan melibatkan berbagai pihak yang dalam menjalankan tugas tidak terlepas dari data spasial. Data spasial yang dibutuhkan dalam rangka membuat suatu perkiraan kebutuhan atau pengembangan ruang jangka panjang adalah bervariasi mulai dari data yang bersifat umum hingga detail
Penyusunan tata ruang merupakan tugas besar dan melibatkan berbagai pihak yang dalam menjalankan tugas tidak terlepas dari data spasial. Data spasial yang dibutuhkan dalam rangka membuat suatu perkiraan kebutuhan atau pengembangan ruang jangka panjang adalah bervariasi mulai dari data yang bersifat umum hingga detail
Dari gambaran tersebut di depan maka akan nampak
gambaran ke depan selanjutnya, akan terlihat gambaran aspek mental bagi
ketaatan dalam mempertahankan eksistensi tata ruang yang sudah mengalami
kerusakan bencana, seharusnya dijadikan daerah tata ruang pemulihan dalam
jangka tertentu, namun tetap tidak diindahkan sehingga menimbulkan problematika
klasik yaitu pembangunan banjir dan longsor berkelanjutan alias datang silih
berganti, untuk menyapa masyarakat “sampeyan kenapa bisa terjadi bencana
dinegeri ini terus menerus?”.
Bencana banjir yang tidak pernah berhenti
merupakan wujud dari cermin buruknya tata kelola ruang terbuka hijau lingkungan
di berbagai kota di Indonesia., buruknya tata kelola ruang Sibolga, buruknya
tata ruang penempatan aktivitas publik di kota Sibolga, buruknya sinergitas
antara elemen sehingga sebagai akibat dari perilaku “sebab” oleh manusia,
aktivitas manusia banyak menyebakan banjir di kota disebabkan oleh faktor
pribadi dan peningkatan ekonomi dengan datang ke kota sebagai para urban
(isasi) lalu membangun rumah di tepian sungai sehingga sungai mengalami
pendangkalan. Makanya kita masih menikmati banjir bersama.
Komentar
Posting Komentar