Oct 15, 2019

Mewaspadai Gempa-Likuifaksi di Tapsel

MEWASPADAI GEMPA-LIKUIFAKSI DI TAPSEL
Oleh : M. Anwar Siregar
Aktivitas gempa Sumatera yang perlu diwaspadai diwilayah Selat Sunda bagian Selatan  dapat menghasilkan kegempaan strategis di lautan selain daratan yang dapat menghancurkan tata ruang kota-kota yang ada di Tapanuli bagian Selatan antara lain, kegempaan Andaman-Burma-Aceh-Nias di Utara P. Sumatera yang tersusun oleh topografi palung laut dalam Andaman, vulkanisme Kepulauan Nikobar, patahan kecil Burma, patahan kompleks daratan Aceh, anomali gravitasi Simeulue-Nias sebagai jalur kegempaan besar dengan penyimpanan energi yang relatif rendah dan gempa di Patahan Kepulauan Mentawai-Enggano, patahan Mentawai termasuk yang paling tertekan di Pantai Barat Sumatera akibat tekanan dari berbagai arah dari Utara Blok Andaman-Aceh dan Blok Patahan Jawa di Selatan akan ada pergerakan antar blok Patahan yang saling berlawanan, mengompres untuk menghasilkan gelombang seismik transversal pada pertemuan lempeng karena gempa paling merusak rata-rata disebabkan oleh gelombang transversal.
Zona tata ruang Tapanuli Selatan tidak jauh dari ruas megathrush Aceh-Nias, faktor yang akan mendukung tingkat kerentanan likuifaksi yang sangat tinggi. Semua pola pergerakan saling berlawanan, memotong, kesamping dan frontal sehingga ancaman ketataruangan Tapsel tidak luput dari ancaman tersebut karena efek getaran gempa saling memicu serangkaian gempa pada patahan yang berdekatan dibawah Lempeng Sumatera Utara yang melewati bumi ruang Tapanuli Selatan, bukti-bukti itu dapat dilihat dengan banyaknya patahan lokal berdimensi antar 4-8 km dan gerakan tanah dibeberapa patahan di Tapanuli Utara dan sekitar Danau Toba serta Sipirok terutama di Jalan Neraka Aek Latong-Batu Jomba.
ENERGI KRITIS GEMPA
Proses reaksi pembalikan energi gempa yang terjadi sejak tahun 2007 hingga gempa di Nias-Madina-PSP-Sibolga ke bulan September 2018 telah menekan sesar-sesar gempa yang ada di Tapanuli Selatan yaitu di Patahan Renun-Toru-Sibolga-Angkola diwilayah Angkola Sipirok, sedang di Padang Lawas terdapat Patahan Toru-Sipingot-Rantauparapat serta di Barumun terdapat zona Patahan Barumun berlanjut ke Patahan Sumani di Sumbar dan Mandailing Natal terdapat Patahan Angkola-Asik dan bersambung ke Patahan Sianok dengan lembah-lembah tektonik yang sangat labil.
Penjalaran energi kritis gempa terdahulu ke bumi ruang Tapanuli Selatan dapat melalui beberapa periodesasi kegempaan akibat subduksi lempeng oleh pergerakan subduksi Lempeng Indo-Australia 5-7 cm per tahun terhadap Lempeng Eurasia yang menyebabkan terjadinya beberapa kali gempa kuat yang merusak wilayah kota di Aceh, Padangsidimpuan dan Tapanuli tahun 2016.
Blok patahan Mentawai sendiri melepaskan energi sebesar 7.0 SR 2010 dan 2012, guncangan ini dapat menekan ruas kegempaan patahan segmen Angkola dan Toru yang membelah tata ruang Tapanuli Selatan sepanjang lebih 25 km.
Akibat penakan efek domino ini, arah pembalikan reaksi blok batuan yang menyusun Lempeng Sumatera terdesak kuat ke Patahan Semangko menyebabkan medan tekanan energi gempa semakin kuat diperbatasan patahan Aceh-Sumatera Utara yang menyebabkan gempa di Aceh Pidie dan Aceh Singkil tahun 2016 dengan menimbulkan dan mengakibatkan medan stress atau tekanan-tekanan yang dimulai dari batas patahan hingga mencapai ratusan kilometer ke Barat dan Utara dari Provinsi Sumatera Utara sehingga akan membangunkan energi siklus gempa dibeberapa segmen patahan yang ada di Tapanuli bagian selatan dengan rentetan gempa berulang dirasakan diwilayah kota Padangsidimpuan tahun 2015 dan 2016.
Siklus energi gempa dahsyat ini sepertinya sedang mengancam tata ruang Tapanuli Selatan karena penekanan lempeng mengakibatkan gempa sedang bergerak ke Utara pesisir Pantai Barat Sumatera dan juga masih terjadinya pengumpulan energi kritis gempa (seismic gap) dibeberapa blok patahan Sumatera. Siapkah tata ruang Tapsel menghadapinya? Rasanya tidak mampu karena peta-peta tata ruang yang dibuat lebih banyak penelitian permukaan dan tidak terlalu berbasis kegempaan.
Sekali lagi merupakan peringatan akan adanya bencana yang tidak bisa di prediksi namun persiapkan tata ruang dini dan beberapa gempa berkekuatan sedang di perairan Sibolga sebagai peringatan, bahwa siklus gempa yang pernah terjadi di wilayah daratan Tapanuli Selatan tahun 1873 kekuatan 6.0 SR, Madina 1892 dengan kekuatan 6.0 SR. Gempa-gempa ini bila dilihat pergerakannya, sebenarnya sedang menekan titik lemah bumi ruang Tapsel dan “membangunkan” energi kritis kehancuran. Goyangan gempa memang tidak begitu kuat tetapi sudah cukup untuk melepaskan kekuatan material tanah yang menyebabkan longsoran yang ada di lembah tektonik Tapanuli Utara dan Tapsel.
PALING RAWAN LIKUIFAKSI
Tata ruang Tapanuli Selatan adalah salah satu kabupaten yang paling rawan mengalami likuifaksi tingkat tinggi di Provinsi Sumatera Utara dan juga di Indonesia, jika likuifaksi yang terjadi setelah gempa Palu-Donggala “berjalan” puluhan kilometer maka wilayah Tapanuli Selatan tidak kalah rawan dan jika diamati lebih cermat lagi.
Hasil gambar untuk gambar likuifaksi
Gambar : Contoh likuifaksi di daerah rawan gempa seperti yang dialami Palu dan Donggal bisa terjadi didaerah rawan likuifaksi seperti Tapsel dengan Daerah Aktivitas longsor menahun di Batu Jomba dan Aek latong (sumber geografis.com/ ilmutanah/likuifaksi) 
Wilayah tata ruang Tapanuli Selatan sudah harus mewaspadai efek likuifaksi pada satu kesatuan utuh pergerakan blok batuan di Pantai Barat Sumatera dan daratan Sumatera di jalur Patahan Semangko lewat empat kawasan yang menyebabkan sebaran gerakan likuifaksi dapat berjalan jauh puluhan kilometer ke wilayah-wilayah lainnya mendekati kota yang berbatas dengan Tapanuli Selatan yaitu satu, terdapat zona patahan aktif dan melewati ketataruangan Tapsel dengan patahan utama yaitu patahan Renun-Toru-Angkola, yakni dari bagian Barat Tapsel menerus ke kota Padangsidimpuan ke Madina. Di zona ini materi tanah tersusun tanah alluvial dengan patahan Angkola yang membelah wilayah ini, banjir telah mengikis kekuatan tanah dan gempa kecil mencacah menjadi bubur oleh gempa di wilayah Madina dan Nias.
Kawasan ini termasuk daerah rawan longsor kategori sangat tinggi, seperti di kawasan Aek Latong dan Angkola Barat hingga ke Batang Toru dan Marancar.
Kedua, zona bagian Timur dari arah patahan Renun Toba (Humbang Hasudutan) ke Batang Toru menerus ke Sipirok ke Kota Gunung Tua. Kawasan ini kategori daerah rawan gerakan tanah sangat tinggi menuju ke batas Tapanuli Utara dan Labuhan Batu melalui patahan lokal Aek Latong dan Batu Jomba dan Tapulon Anjing ke Aek Bilah.
Ketiga, adanya tekanan energi di empat ruas patahan di Sumatera Barat menuju Lembah Tektonik Berumun lalu ke Lembah dan Graben Aek Godang Sipupus (Angkola Timur-Padang Bolak Julu) ke patahan Angkola Gadis-Asik di perbatasan Madina-Tapsel, merupakan tanah yang mudah bergerak atau likuifaksi, dapat memutuskan jalinsum tengah dan timur di Tapanuli Selatan, dengan perubahan meander sungai Lubuk Godang semakin tajam menyebabkan gerakan tanah akibat aktivitas gempa kecil untuk meruntuhkan kekuatan tanah bila terjadi gempa besar, maka likufaksi berjalan semakin jauh.
Keempat, wilayah tata ruang Tapsel sudah merasakan kehancuran gempa dimasa lalu dan berada di zona aktif gempa vulkanik yaitu letusan gunung Sorimerapi type A serta gunung Sibual-buali type B, setiap saat naik kelas A, keduanya berdekatan dengan patahan Semangko.
Semakin memperjelaskan kondisi tanah di wilayah Tapanuli Selatan, karena sesungguhnya Tapanuli Selatan memiliki tingkat kerawanan gempa mencapai 80 persen. Menghasilkan kejadian likuifaksi yang paling rawan di Sumatera Utara apalagi tidak jauh dari gunung sibual buali terdapat Danau Vulkanik Siais, akan menghasilkan Seische “tsunami danau” dalam wilayah Tapsel, silahkan bayangkan tsunami di Palu-Donggala jika luapan air keluar dari Danau, karena ada sungai yang membelah Tapsel menuju Padangsidimpuan.
Data satelit GPS, bahwa arah gerak Lempeng Indo-Australia yang aktif terus ke Utara Pulau Sumatera bagian utara, dimana bagian Utara itu telah mengalami pergeseran atau pelengkungan ke arah Benua Asia, pelengkungannya mencapai 5-7 cm per tahun dengan rotasi gerakan antara 11o-45o ke arah Barat Daratan Asia Tenggara. Hal ini telah mengubah kondisi blok batuan Daratan Sumatera semakin tertekan termasuk bumi daratan Tapsel.
Tulisan ini bukan menyebarkan ketakutan, tulisan ini untuk memberikan gambaran informasi tingkat kerawanan kota-kota di Sumatera Utara agar lebih siap menghadapi bencana dan selalu waspada menghadapi bencana.
M. Anwar Siregar
Geologist,  mantan ANS Pemkab Tapsel, saat ini berdinas di Pemprovsu. (AM, 2018)

No comments:

Post a Comment

Related Posts :