20 Jan 2015

Kekuatan Pemuda di Perbatasan : Geologi Kelautan

KEKUATAN PEMUDA DI PERBATAAN
Oleh M. Anwar Siregar
Indonesia merupakan negara kepulaun terbesar di dunia, negara raksasa yang masih tidur, memiliki faktor ruang laut yang sangat berpotensi sebagai pemersatu kekuatan pemuda bangsa dalam menghadapi serbuan liberalisasi sumber-sumber kekuatan bangsa, yang memiliki berbagai potensi kekuatan strategis dengan 10 negara tetangga yang berbatasan di lautan maupun di daratan. Di laut Indonesia berbatasan dengan India, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Australia, Timor Leste dan Papua New Guninea. Di darat Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Timor Leste dan Papua New Guinea. Kawasan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga tersebar di 12 propinsi yaitu NAD, SUMUT, Riau, Kepri, KalBar, KalTim, SULUT, Maluku, Maluku Utara, NTT, Papua dan Papua Barat dengan 38 wilayah Kabupaten/Kota di kawasan perbatasan yang secara geografis dan demografis berbatasan langsung dengan negara tetangga merupakan bagian strategis yang khusus, memiliki keunggulan yang menghubungkan negara-negara ekonomi maju, posisi geopolitis strategis yang seharusnya memberikan peluang kemajuan ekonomi.
Dalam usia 69 kemerdekaan RI, kelebihan bangsa diperbatasan belum dimanfaatkan pemuda bangsa Indonesia untuk menghasilkan SDM yang lebih baik menuju bangsa yang tangguh menghadapi ancaman krisis global.
Dengan semangat sumpah pemuda, kita harus bangkit untuk memperkuat peradaban kekuatan bangsa di pulau luar perbatasan, karena disana ada sumber kemakmuran untuk pemuda dan rakyat Indonesia, karena pulau terluar itu sebenarnya adalah kekuatan bangsa.Dan sejarah sudah mencatat, bahwa laut adalah simbol keberanian nenek moyang kita dan mampu menciptakan tata niaga pelayaran kelautan dunia.
KEKUATAN PULAU TERLUAR
Kekuatan posisi strategis laut yang menghubungkan antar benua seharusnya dapat dimanfaatkan pemuda bangsa Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dunia, semua ada diwilayah Indonesia, kekuatan pelayaran ekonomi dunia itu terdapat di Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Makassar dan Selat Ombai Wetar.
Kekuatan ruang laut ini belum maksimal dikembangkan pemuda sebagai SDM penerus kekuatan bangsa sebagai negara berbudaya maritim atau kepulauan sejati. Jika dilihat hingga saat ini, hanya segelintir pemuda yang mau bergerak dan terjun ke bidang maritim, sehingga faktor ruang harus menjadi strategis penting bila ingin menjadi negara yang mengandalkan kekuatan laut karena memiliki interaksi dengan berbagai potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam, sumber daya ekonomi dan sumber daya pertahanan dan keamanan. Jadi dalam kawasan ruang laut mencakup hampir semua dimensi kehidupan negara ada di laut dan akan menjadikan negara ini tetap utuh karena ruang laut diantara Pulau dengan Pulau dan diantara daratan dengan peralihan perairan saling terikat dan tidak terputus dan ada kekuatan sumber-sumber kehidupan.
Dan harus menjadi fokus utama pemuda untuk memikirkan bagaimana rantai ruang laut itu tidak terputus dan pemuda diperbatasan dapat dioptimalkan potensinya sebagai pelopor pembangunan di pulau terluar perbatasan.
Pemerintah daerah yang berbentuk kepulauan harus memanfaatkan nilai-nilai sumpah pemuda untuk diimplementasikan dalam perjuangan atau mendorong semangat pemuda menuju dan menjadikan kekuatan laut sebagai dimensi pemersatu bangsa, menjadikan tata ruang laut di pulau-pulau terluar sebagai ruang strategis integrasi kehidupan yang berbentuk kekuatan negara berbasis riset ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan serta hidup berbudaya negara maritim, dengan membangun satu kesatuan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang sangat besar, harus dapat dioptimalkan pemanfaatannya dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi kesejahteraan Indonesia dalam percaturan politik-ekonomi global saat ini dan mendorong bangsa ini bangkit dari keterpurukan ekonomi global.
Ruang laut antara pulau terluar sangat penting, sebab terkait integritas NKRI, sangat strategis bagi pertahanan dan keamanan negara. Kekuatan Pulau Terluar dapat dilihat dari potensi lain dikawasan yang bernilai ekonomis yang sangat besar, terutama potensi  sumber daya hutan, tambang, mineral, perikanan dan geobiodiversity kelautan serta wisata yang terbentang luas.
Sebagian potensi besar sumber daya bahari dari diperbatasan belum dikelola maksimal oleh pemuda Indonesia, sedangkan potensi hutan tetap harus dijaga sebagai hutan lindung yang memiliki nilai plus yaitu sebagai sistim paru-paru dunia yang berupa taman hutan dan taman laut yang menyumbang udara bersih atau oksigen bisa mencapai 75 persen di kawasan perbatasan sehingga memungkinkan warga Asia Tenggara dapat menikmati udara segar dari pulau terluar Indonesia secara gratis dan sebagai sistim wisata bahari berupa sebaran 12 persen terumbu karang, potensi jutaan plankton yang juga ikut andil dalam menjaga kebersihan udara dan milyaran protein ikan.
Kondisi pulau di laut sangat rentan perebutan dan lepasnya kekuatan bahari apabila hanya mengandalkan kekuatan luasnya laut Indonesia saja, dari beberapa literatur menyebutkan bahwa kekuatan laut masih menyimpan kekuatan lainnya, yaitu kekuatan geopolitis, bahwa pulau di laut Indonesia sangat rentan perebutan atau lepasnya pulau, pelajaran lepasnya pulau Sipadan-Ligitan dapat mengancam keutuhan NKRI, begitu juga secara geopolitis apabila lepasnya blok Ambalat, Celah Timor, Pulau Pasir, semuanya ada dalam satu kesatuan karena wilayah itu berbatasan langsung dengan10 negara tetangga.
KEKUATAN PEMUDA
Bertitik tolak dari beberapa kelemahan sekaligus keunggulan tersebut data tersebut, fakta geografis menyebutkan bahwa dua pertiga wilayah Indonesia adalah laut, dan berimplikasi juga ke berbagai fakta kehidupan bangsa dalam menjaga keutuhan NKRI antara lain fakta geopolitis, fakta sosial ekonomi, dan fakta ekologis. Yang sangat berperan dalam menjaga keutuhan sumber daya kelautan dan SDM Indonesia di perbatasan, maka perlu semangat sumpah pemuda dijadikan sebagai pembangkit untuk mempertahankan kedaulatan sumber daya geologi, energi dan ekonomi kelautan di pulau perbatasan.
Kelebihan Demografi harus dijadikan kekuatan oleh Pemuda Indonesia, dengan menjadikan momentum energi kemerdekaan dalam bentuk bersatu atas kekuatan sumber-sumber daya energi untuk mengembalikan kekuatan bangsa yang terlepas akibat tekanan liberalisasi di daerah perbatasan yang kaya akan sumber daya alam, karena selama ini kita/pemuda-pemudi seperti terlena dan selalu bangga akan luas wilayah laut, padahal kekuatan laut itu saling terikat dan menjiwai kekuatan bangsa yang ada di daratan dan di udara seperti rangkaian sila-sila yang ada dalam Pancasila, saling terikat, tidak terputus dan menjiwai satu sama lain.
PEMUDA BERDAULAT
Kita sudah melihat ketangguhan mental pemuda-pemudi Indonesia dalam menegakkan marwah bangsa pada masa lalu. Namun di masa sekarang, kenyataan yang ada oleh berbagai persoalan politik, ekonomi dan liberalisasi serta privatisasi kekuatan bangsa oleh pihak asing melalui berbagai upaya regulasi konstitusi telah membawah bangsa ini kehilangan kepercayaan sehingga mengalami krisis multideimensi. Pelajaran yang berharga bagi pemuda bangsa untuk merenung makna sumpah pemuda di masa kini.
Dari kenyataan yang ada, sebagai negara yang telah ditakdirkan sebagai negara kepulauan yang bersentuhan dengan kerentanan geologis yang tinggi, Indonesia harus berdaulat penuh dan berkepentingan terhadap segala sesuatu dengan lautnya. Pemuda Indonesia harus memiliki harga diri jika negara lain melanggar kedaulatan bangsa, pemuda harus bergerak cepat serta teguh dalam menegakkan kedaulatan di perbatasan dengan program pembangunan yang nyata agar pulau-pulau terluar itu tidak mengalami keruntuhan “ pagar mental“
Prioritas pembangunan saat ini (salah satunya) adalah melakukan pembinaan mental dan peningkatan pembangunan infrastruktur kelautan dalam satu kesatuan, yaitu infrastruktur wisata, infrastruktur ekonomi kelautan, infrastruktur jaringan utilitas, infrastruktur pendididkan kelautan serta pembangunan pertahanan keamanan dan penelitian ilmu pengatahuan teknologi kelautan. Pemuda Indonesia harus memanfaatkan dan mengambil manfaat dari luas serta potensi kelebihan kekayaan laut yang dimiliki untuk kesejahteraan bersama.
Mari meneguhkan kekuatan mental, mempertinggi peradaban bangsa, dan bangkit bersama menuju kejayaan bangsa. Selamat Hari Sumpah Pemuda. [P. Ronde, awal Okt 2013]
M. Anwar Siregar

Enviromental Geologist, Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi-Geosfer. Tulisan ini sudah dipublikasi di Media Harian 'ANALISA" MEDAN, Tgl 28 Okt 2014

30 Des 2014

Bumi dalam Al Quran : Geologi Mitigasi



BUMI DI DALAM AL QURAN
Oleh : M. ANWAR SIREGAR

Bumi merupakan salah satu planet yang terbentuk dijagat raya ini, selanjutnya dalam perjalanan sejarah bumi, manusia berusaha menggali dan memahami proses bumi dimasa lalu hingga sekarang. Al Quran telah menerangkan dengan jelas beberapa pengetahuan tentang bumi yang bersumber dari Firman Allah AWT.
HUKUM ALAM DALAM AL QURAN
Allah SWT menjelaskan dalam firman  tentang hukum-hukum alam yang mengatur kehidupan di bumi, tidak ada satupun yang mampu  mengendalikan ciptaan Allah di alam jagat  raya ini  serta hubungan manusia sebagai khalifah di atas bumi.
Firman Allah “Dia menundukkan bahtera untukmu supaya berlayar dilautan dengan kehendak-Nya. Dia menundukkan sungai-sungai untukmu. Dia menundukkan matahari dan bulanmu yang terus-menerus beredar. Dan Dia menundukkan malam dan siang untukmu” (QS Ibrahim: 32-33).
Ayat Al Quran tersebut telah menjelaskan tentang hukum-hukum yang mengatur alam/ planet di jagad raya seperti tentang bumi yang mengelilingi matahari, rotasi cahaya, tekanan udara dan unsur alam yang menyusun bumi serta siklus air dibumi.
GERAK BUMI DALAM AL QURAN
Dimana konsep ilmu geologi yang diajukan oleh Alfred Wagener pada awal abad ke 20 yaitu tahun 1905 sampai tahun 60-an. Dikenal sebagai pergeseran benua  (continental driff teori ) bahwa kerak bumi ini selalu bergerak, seperti sebuah kapal yang mengarungi lautan. Wagener mencocokkan konsepnya dengan bentuk-bentuk pantai yang terdapat disebelah menyebelah Samudera Atlantik Selatan/Amerika dan Afrika Selatan dapat dicocokkan. Keadaan akan membentuk satu daratan yang luas yang terdapat dibumi saat itu. Kemudian dikenal sebagai Pangea .
Pergerakan kerak bumi menurut pendapat Wagener diasumsikan bahwa bumi bergerak/berrjalan diatas ban berjalan .Permukaan bumi terdiri beberapa lempeng besar berukuran Lempeng Samudera dan Lempeng Kontinental yang selalu bergerak dengan kecepatan relatif, setiap pergerakan akan mengalami pergeseran di dasar samudera oleh arus konveksi, bahan yang ada dalam litosfera mengalami pendinginan lalu mengerut menjadi tebal serta mengalami penurunan sambil bergerak ke zona penunjuman (subduksi), hasil bahan tersebut dihasilkan fraksinasi mantel kemudian mengalami pengerosian dan membeku diatas litosfera sebagai blok-blok masif, maka kontinen-kontinen diangkut oleh media yang bergerak yang berupa lempeng, kemudian dipecahkan oleh gerak-gerak tarikan dan bergerak keberbagai penjuru.
Seperti petikan Surat Al Quran QS An Naml :88 “dan engkau lihat gunung-gunung itu, engkau sangka gunung itu diam ditempatnya, padahal gunung-gunung itu berjalan seperti jalannya awan” dan dipertegas lagi bahwa bumi itu bergerak dalam sabda Allah SWT “Dan gunung benar-benar berjalan“ (QS Ath Thuur :10).
CAHAYA BUMI DIDALAM AL QURAN
Cahaya yang memancar kebumi adalah salah satu fenomena alam hasil dari  penundukkan alam (taskhir) tentang pandangan Islam terhadap eksistensi alam terutama untuk kehidupan dan manusia. Dalam pandangan Islam telah menjelaskan ketetapan Allah SWT untuk hukum-hukum alam yang telah ditundukkan untuk manusia sebagai kajian ilmiah untuk membuktikannya bahwa Allah Maha Benar dengan segala firmannya
“Demi langit dan yang datang pada malam hari. Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? Yaitu bintang yang cahayanya menembus ” (QS At Thariq : 1-3). Atau firman Allah tentang sumpahNya bahwa pergantian siang dan malam menghiasi wujud alam dilangit angkasa raya. ”Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah diwaktu jingga, dengan malam dengan apa yang menyelubunginya dan dengan bulan purnama. Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)” (QS Al Insyiqaq : 16-19).
Seperti kita ketahui pergantian hari, selalu berbeda waktu (tahapan waktu), melalui rotasi bumi berputar dan matahari dalam keadaan diam, tetapi sebenarnya matahari berputar mengelilingi alam jagat raya yang sebagai sumber cahaya, kita akan menemukan pergantian alam jagat raya yang sebagai sumber lahirnya bayang-bayang kita. Contohnya kita berdiri disuatu tempat dibelahan bumi timur lalu bumi bergerak/berputar maka ditemukan sisi lain yang berbeda dari bayang-bayang, seperti dijelaskan dalam firman Allah ”Sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka : Siapakah yang menciptakan langit dan bumi, dan siapa pula yang menundukkan matahari dan bulan? Tentu mereka akan menjawab : Allah ” ( QS Al Ankabut : 61). Kajian ini untuk membuktikan bahwa pergantian waktu melalui sunnatuah (ketetapan Allah) mengatur dan menundukkan untuk manusia atau dipertegaskan lagi dalam firman Allah ”Tidakkah kau memperhatikan bagaimana Tuhanmu membentangkan bayang-bayang mulai terbit sampai terbenamnya matahari. Jika dikehendakiNya dijadikan bayang-bayang itu tetap ditempatnya. Kemudian dijadikan terbitnya matahari sebagai tanda lahirnya bayang-bayang itu. Kemudian kami hapus bayang-bayang itu perlahan-lahan dengan munculnya  sinaar matahari ” (QS Al Furqon : 45 – 46 ).
Dari ayat tersebut memperjelaskan adanya sebuah siklus rotasi tentang waktu dan itu terjadi ketika pukkul 12 siang dengan digali oleh manusia sebagai kajian ilmiah tentang konsep pemantulan cahaya/optik.
Surat Al  Furqon  45-46 adalah menjelaskan konsep gerhana matahari dan gerhana bulan. Gerhana matahari apabila sebagian permukaan bumi bergerak memasuki bayang-bayang kabur atau bayang-bayang inti yang dibentuk oleh matahari. Bila bayang inti mengenai permukaan bumi, maka gerhana matahaari total. Didalam sebuah pita disekelilingi yang terletak dalam bayang-bayang kabur merupakan gerhana matahari sebagian.
Gerhana bulan terjadi apabila kedudukan relatif matahari bumi dan bulan sedemikian rupa sehingga bulan berada persis terletak didalam bayang-bayang bumi yang disebabkan cahaya matahari.
Posisi bulan sebagai penerima cahaya dan pemantul cahaya ke bumi, yang kondisi gelap akibat pencahayaan matahari, maka kondisi itu tidak dapat menerima cahaya matahari karena posisi bulan pas pada bayang-bayang gelap matahari. Karena bulan itu tak memiliki sumber cahaya tetapi sebagai pemantul cahaya. Maka bulan tak nampak. Dan Al Quran menjelaskan kejadian ini dalam FirmanNya ”Demi matahari dan cahaya pagi hari. Demi bulan mengiringinya. Demi siang bila menampakkannya. Dan demi malam menutupinya” (QS As Syams ; 1-4) atau juga dijelaskan dalam QS. Al Fajar 1-5 ”Demi fajar, demi malam yang sepuluh. Demi genap dan yang ganjil. Dan demi malam bila berlalu. Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal”. Ayat ini menjelaskan gerhana total dan sebagian (genap dan ganjil).
ATMOSFIR BUMI DALAM AL QURAN
Dalam ilmu pengetahuan keteknikan, fungsi tekanan luar/tekanan atmosfir bumi banyak digunakan dalm memahami lapisan-lapisan luar bumi seperti Ionosfer dan stratosfer yang melindungi bumi terhadap radiasi langsung matahari. Semakin tinggi suatu tempat dari atas  permukaan air laut maka semakin kecil tekanan udaranya atau berkurang  1atm.Tekanan satu atmosfir (atm) sebesar 1.013x105  Newton /m2  atau Pascal (Pa).
Didalam bumi, oksigen mendominasi sumber gas terbentuknya dipermukaan bumi, kendati bumi berputar mengelilingi sumbunya dan mengatasi hambatan tertahap matahari dengan kecepatan tinggi namun manusia tak akan merasakan ini disebabakan oleh gaya gravitasi bumi maka semakin meninggi atmosfir dan berakibat  semakin kecil pula kadar oksigennya.
Seperti sudah disebutkan bahwa bumi terdiri beberapa lapisan udara diatas permukaan bumi, maka bila kita mendaki sebuah puncak gedung tinggi atau gunung tertinggi seperti almarhum WTC dan Himalaya akan mengalami penipisan  sehingga sel-sel hemoglobin (hb) kekurangan oksigen didalam tubuh, seperti dijelaskan tentang firman Allah dalam Al Quran ”Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi  sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit” (QS Al A’am  : 125 ).
Kalimat ”Dadanya sesak lagi sempit seolah-olah ia sedang mendaki gunung” membuktikan bahwa ada perabedaan kerapatan udara diatas permukaan bumi dengan ditemukan beberapa atmosfir seperti lapisan staratosfer dan ionosfer yang berfungsi menjaring sinar matahari dan juga untuk menhancurkan semua benda langit (meteor) yang  akan menimpa bumi karena mengalami keausan akibat gaya gesekan yang ditimbulkan oleh kerapatan udara.
Dengan adanya firman Allah  menjelaskan ”seolah-olah ia mendaki langit” maka diperlukan suatu rancangan khusus yang dapat menghindarkan kehancuran suatu kapal terbang sewaktu memasuki atmosfir sekaligus membuktikan Maha Benar Allah dengan segala FirmanNya tentang udara dijagad raya.
AIR DIBUMI DALAM AL QURAN
Siklus geologi-hidrologi  menjelaskan bahwa air tanah berasal dari air permukaan yang meresap masuk kedalam tanah yang melalui proses peredaran. Banyak kandungan air disuatu tempat tergantung pada iklim terutama hujan, topografi, derajat keserangan serta vegetasi yang membetuk daerah tersebut.
Banyak ayat Al Quran menjelaskan siklus air dan manfaatnya  bagi kehidupan dimuka bumi, salah satunya mengenai konsep siklus air dijelaskan didalam Al Quran ”Allah, Dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah  membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan turun di celah-celahnya. Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya, tiba-tiba mereka jadi gembira” (QS  Ar Ruum : 48).
Dalam siklus hidrologi, air melalui beberapa tahapan dipermukaan di bumi yang dimulai proses penguapan seperti misalnya di Laut melalui evapotranspirasi  yang menghasilkan uap air kemudian mmengalami kondesasi berupa awan, oleh angin bertiup yang akan menghasilkan hujan,, mengalir ke daerah-daerah tangkapan (daerah topografi tinggi) lalu meresap ke permukaan bumi dan mengalir melalui celah yang ada serta membentuk transpirasi pada suatu daerah buangan (sungai) dapat berupa pantai yang mendekati permukaan tanah, begitu berulangkali dan telah dijelaskan dalam Al  Quran. ”Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi, kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya kemudian dijadikannya hancur berderai-derai” (QS.Az Zumar:21), atau ayat Al Quran menguraikan lebih jelas lagi ”Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mmengalirlah air dilembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang menggelembung” (QS. Ar Ra’d).
Masih banyak ayat-ayat Al Quran yanng menjelaskan kondisi air dibumi. Maha  Besar Allah dengan segala Firman-firmannya.  Dan ini  hanyalah sebagian Firman-firman Allah yang membuktikannya Allah itu ada. (Dari berbagai sumber)
Blog : www.paluemasgeolog.com
.

26 Nov 2014

Fly Over, Solusi Macet Jalan Ke KNIA : Geologi Mitigasi


FLY OVER SOLUSI MACET JALAN KE KNIA
Oleh M. Anwar Siregar

Sejak beroperasinya Bandara Kuala Namu, tingkat kemacetan transportasi semakin memuncak di perbatasan kota dengan kota sub urban, hingga menimbulkan antrean panjang bisa mencapai 2 km. Perlu dipertanyakan kenapa hal itu bisa terjadi? Bukankah Bandara KNIA itu sudah di siapkan bersatu dengan pembangunan jaringan transportasi lain? Sehingga ada tata ruang tidak seimbang dengan pembangunan dipinggiran. Begitu juga kemacetan menuju ke inti kota.
MANAJEMEN TATA RUANG
Faktor prasarana jalan penghubung ke KNIA disebut-sebut sebagai faktor biang keladi dari kemacetan dimana-mana di wilayah Medan seperti terlihat kemacetan hingga saat ini sebenarnya bagian dari keterlambatan antisipasi sejak Kuala Namu mulai dibangun. Kalau mau cari akar permasalahan kemacetan di kota Medan dapat dilihat dari kualitas manajemen perencanaan jalan jembatan atau transportasi, manajemen penataan ruang lingkungan ekologi, manaejemen tata ruang hunian dan pemerintahan, manajemen penataan lingkungan industri serta manajemen rehabilitasi keseimbangan tata ruang terpakai untuk pengembangan sumber-sumber daya kota.
Manajemen perencanaan jalan transportasi seperti pembangunan fly over di kawasan inti kota Medan ini paling terlambat dibangun dan menimbulkan kemacetan di inti kota ketika kedatangan penumpang dari luar kota. Belum lagi dikawasan itu telah berubah menjadi kawasan kuliner sehingga memadatkan ruang parker dan sebagiantelah  menghancurkan zona hijau.
Sepanjang tengah badan jalan protokol utama di wilayah Medan seharusnya sudah dibangun jalur fly over seperti jembatan fly over Pasupati Bandung dikawasan jalan Balai Kota, Iman Bonjol, Raden Saleh ataupun Putri Hijau ke Gabsut, yang memanjang dan melingkar serta menghubungkan titik-titik kemacetan dengan beberapa pintu masuk keluar ke stasiun besar kereta api Medan maupun ke kawasan Belawan serta jalan tol Tembung, tidak mengorbankan lahan milik masyarakat hanya untuk pelebaran jalan. Wilayah koridor sisi badan jalan dapat juga berguna untuk keselamatan pejalan kaki dan pedestrian lainnya,
Manejemen penataan ruang lingkungan hijau salah satu sumber kemacetan di Medan, hujan satu jam saja dapat “membangun model sungai terbaru” di dalam kawasan inti kota. Ini salah satu indikator kerentanan geologis lokal yang dapat membahayakan situasi transportasi menuju ke stasiun atau halte terdekat ke bandara KNIA, terlihat kurangnya pemahaman mitigasi yang digunakan dalam membangun antar ruang hijau dengan bangunan fisik masyarakat dan pemerintahan serta swasta. Persentase kawasan terbangun harus ada ruang hijau diantara beberapa bangunan fisik dengan perbandingan 1 hektar lahan RTH terpisah diantara 10-15 bangunan fisik terbangun, selain itu kepadatan bangunan harus terdapat ruang biopori, jarak bangunan konstruksi dengan jarak sempadan sungai harus diberi ruang maksimal 12 meter. Fungsi daerah ini sebagai media keseimbangan daerah air dan dapat juga dimanfaat dalam zona terbatas untuk jaringan utilitas bawah tanah serta jaringan PDAM.
KOORDINASI
Perlu koordinasi antar Pemda disekitar wilayah tempat keberadaan bandar KNIA sangat penting, bertujuan untuk mengendalikan kemacetan di perbatasan kota terutama efek peningkatan kapasitas jasa transportasi dalam suatu tata ruang Mebidang, memerlukan kajian terhadap dampak pembangunan jalan dan infrastruktur yang menyertainya yaitu sistim kesatuan drainase dan pola banjir yang melibatkan pergeseran dan perusakan atau okupasi ruang terbuka hijau di segala lini yang berhubungan dengan lingkungan air, ruang parkir dan median jalan yang berhubungan dengan jaringan utilitas yang masih tumpang tindih
Koordinasi tata ruang transportasi sangat penting dalam memetakan persoalan kesemrawutan infrstruktur jalan dengan kondisi pemukiman, drainase, dan sistim perparkiran tanpa harus menghancurkan ekologi hijau. Dengan memetakan desain pola pergerakan kawasan suatu geografis yang membentuk suatu kondisi hunian terdekat ke KNIA maka pembuatan master plan akan lebih mudah sehingga dinamika transportasi akan ditemukan solusi yang tepat bagi proyek besar berikutnya tanpa harus mencari kambing hitam akibat terjadinya kemacetan seperti sekarang.
Kemacetan mulai nampak di inti kota Medan, menerus ke kawasan selatan Medan terutama sebelas titik ruang kemacetan yang penulis catat antara lain dikawasan PDAM menerus dan melewati Rumah Sakit ke Simpang Raya hingga Makam Pahlawan, selanjutnya ke Simpang Limun menerus ke Sp. Samsat dan Sp. Marindal menerus ke fly over Amplas. Lalu pergerakan lambat terjadi lagi di kawasan perbatasan mulai dari Poldasu jika terjadi banjir, menerus ke Simpang Ujung Serdang-wilayah Deli Serdang lalu ke gerbang tol Tamora dan Simpang kayu besar menerus ke Simpang Kota Tamora melewati jembatan Belumai.
Kemacetan terjadi juga dari arah Sp. Pos Padang Bulan ke Kampung Baru-Deli Tua terus ke Sp Marindal untuk ke Tamora, semua pergerakan tersebut menuju ke satu titik dan mengingatkan penulis pada bentuk leher botol, menyumbat, sempit dan tidak ada ruang alternatif, bukan berpencar dengan beberapa ruas terbuka menuju ke KNIA.
Ketika KNIA beroperasi terjadi kemacetan dan diperparah lagi oleh tata ruang wilayah di kota Sub Urban di perbatasan kota Medan, pola pembangunan tata ruang fly over di perbatasan Medan dengan kota satelitnya merupakan salah satu alternatif untuk mengantisipasi perkembangan kemajuan fisik transportasi kota Medan dan jalan lingkar dalam maupun lingkar luar yang masih terbatas menuju ke KNIA.

M. Anwar Siregar
Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi Geosfer, 
Blog paluemasgeolog

Medan Belajar Bencana Banjir Jakarta : Geologi Mitigasi


MEDAN BELAJAR BENCANA BANJIR JAKARTA
Oleh : M. Anwar Siregar

Hari-hari belakangan ini kita disibukkan oleh berbagai bencana banjir dan angin puting beliung yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, bencana diakibatkan oleh berbagai kondisi fisik pembangunan yang terjadi dan lebih fokus pada orientasi kemajuan ekonomi dengan mengabaikan berbagai faktor bencana alamiah. Pembangunan fisik Jakarta harus merupakan pelajaran berharga bagi kemajuan pembangunan fisik di Medan dengan mempertimbangkan berbagai aspek kajian bahaya geologi dan risiko lingkungan, aspek pertimbangan bahaya dari berbagai mega proyek pretisius, dan seleksi kajian prioritas pembangunan secara seksama dalam tata ruang, khususnya dalam pengendalian bahaya bencana banjir.
Belajar dari bencana banjir Jakarta dan di Asia Tenggara merupakan upaya mitigasi dalam pengurangan risiko (disaster risk reduction management). Tujuan utamanya untuk mengurangi dan/atau meniadakan korban dan kerugian yang mungkin timbul, maka titik berat perlu diberikan pada perencanaan lingkungan dalam suatu tata ruang kota Medan adalah tahap sebelum terjadinya bencana, yaitu kegiatan peredaman atau mitigasi ketataruangan kota dari ancaman bencana dan mencegah banjir dengan mengidentifikasi berkurangnya daerah resapan dan membuat beberapa kawasan sebagai daerah biopori.
KAJIAN LINGKUNGAN KOTA
Mengkaji tingkat kerentanan dan kerawanan infrastruktur fisik dalam lingkungan tata ruang kota Medan dari risiko bencana sangat penting, karena dengan mengetahui tingkat kerentanan infrastruktur suatu sarana kawasan tertentu dalam tata ruang kota Medan akan dapat memberikan gambaran perkiraan tingkat kerusakan terhadap hasil pembangunan fisik bila ada faktor berbahaya tertentu.
Pentingnya dilakukan pengkajian-pengkajian lingkungan bahaya alam banjir dan risiko yang ditimbulkannya. Banjir yang terjadi di Jakarta harus merupakan bagian dari pengkajian tersebut. Bahwa memahami keadaan lingkungan adalah faktor utama yang menentukan kerentanan terhadap bahaya alam dan pembangunan di masa mendatang. Kerusakan lingkungan akibat laju pembangunan fisik telah diakui sebagai salah satu dari faktor-faktor kunci yang berperan meningkatnya korban jiwa manusia, kerugian harta benda dan ekonomi yang ditimbulkan oleh bahaya dan merupakan kajian georisk.
Sebagai contoh, penggundulan hutan di sekitar bantaran dan daerah aliran sungai oleh proses pelebaran pembangunan lantai dan lahan ruang parkir suatu pembangunan fisik akan mengakibatkan adanya pengendapan di dasar sungai, sehingga menyebabkan bahaya kekeringan dan banjir yang lebih parah. Pengelolaan reklamasi sungai yang tidak baik dan pengurugan tebing sungai untuk pelebaran dan penutupan ekologi hutan di bantaran sungai merupakan kunci “penyakit bahaya bencana banjir” tahunan. Studi kasus di Jakarta dapat dilihat pada tata ruang pantai utara dan kawasan Ciliwung yang membelah Jakarta. Gambaran serupa ada juga di Medan, dapat dilihat di lokasi banjir daerah elit perumahan Gubernur menerus ke kawasan Medan Maimun yang di belah oleh Sungai Deli dan Sungai Kwala.
Bencana tersebut bisa ditimbul oleh berbagai proyek-proyek besar dan setiap bantaran sungai telah kehilangan akar hijau, dan hal ini merupakan bagian dari proses pengkajian lingkungan dan perlu diperhitungkan bagi ruang hijau yang masih “perawan” dalam perancangan dan perencanaan tata ruang di masa mendatang. Mengukur berbagai manfaat-manfaat pengurangan risiko dalam pemberian izin kelayakan fisik proyek yang stabilitas tanahnya telah diidentifikasi rentan bencana untuk mendukung manajemen lingkungan yang lebih baik.
PERTIMBANGAN BAHAYA
Banyak pedoman pengkajian mencakup daftar isu-isu keberlanjutan lingkungan yang mungkin relevan untuk mengkaji jenis-jenis intervensi pembangunan. Beberapa daftar yang memberikan contoh pembelajaran banjir di Jakarta dan merupakan refleksi bagi tata ruang Medan, berhubungan dengan resiko bencana yang sebaiknya dipertimbangakan dalam melakukan pengkajian bahaya lingkungan terhadap proyek-proyek di wilayah-wilayah rawan bahaya banjir di Kota Medan sebagai berikut : 1. Proyek energi, dampak yang ditimbulkan dari proyek-proyek penggunaan peralatan listrik terhadap pengukuran hantaran listrik formasi susunan batuan untuk mengetahui probabilitas kekuatan batuan dan tanah dasar pondasi. Dampak penggunaan lain dari proyek energi listrik tenaga air yaitu adanya perubahan pola aliran air dan banjir. 2. Efek peningkatan pembangunan transportasi, kajian yang perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adalah dampak pembangunan jalan dan infrastruktur yang menyertainya terhadap sistim kesatuan drainase dan pola banjir yang melibatkan pergeseran dan perusakan atau okupasi ruang terbuka hijau di segala lini yang berhubungan dengan lingkungan air. 3. Pengembangan pembangunan perkotaan, dampak pembangunan terhadap kapasitas jasa dan layanan umum seperti listrik, gas, telepon dan air untuk mencegah risiko banjir yang semakin besar terutama pembangunan jaringan utilitas yang tumpang tindih disekitar saluran drainase. 4. Sistim tempat pembuangan akhir sampah, relokasi ruang memadai untuk mencegah sumber-sumber penyakit lingkungan yang baru, sistem selokan/saluran air tidak memadai atau layanan pengumpulan sampah sehingga menyebabkan pembuangan sampah ke dalam selokan dan saluran air.
5. Penambangan bahan galian sungai, implikasinya terhadap kekeringan dan banjir serta erosi tanah terhadap kedalaman air sebagai dampak kegiatan penambangan di sekitar hulu dan hilir sungai dan pemukiman terhadap bahaya lingkungan dalam jangka pendek. 6. Pengkajian bahaya pertanian dan kehutanan, dampak pada erosi tanah dan konsekuensi terhadap tingkat pelestarian air, pengendapan daerah hilir dan banjir. Kemampuan usulan proyek terhadap dampak kekurangan air hujan akibat perusakan dan pengalihan fungsi taman hutan baik disekitar DAS maupun taman paru kota serta kemampuan dalam membangun kapasitas masyarakat lokal dalam menghadapi risiko bencana dan risiko lainnya. 7. Pengkajian dampak kerusakan pantai, abrasi pantai dan kemampuan terhadap perlindungan berbagai jenis hutan untuk perlindungan dari berbagai ancaman bencana akibat laju peningkatan pembangunan proyek fisik berat di sekitar pantai, kemampuan rehabilitasi dan reklamasi akibat perusakan lingkungan hutan bakau, kemampuan pengendalian bencana banjir bandang raksasa di wilayah utara Medan.
MEDAN BELAJAR BANJIR
Medan sudah harus mempersiapkan data-data berbagai instrumen kerentanan fisik di berbagai wilayah tata ruangnya yang mencakup kekuatan tanah, permeabilitas tanah dan air serta tanah dasar [batuan] yang berhubungan sifat geoteksnis tanah, data instrumen gelombang seismik ke permukaan, pemetaan arah lintasan zonasi banjir dan banjir bandang, pengaturan kepadatan bangunan, lingkungan dan sosial penduduk serta kemampuan sebaran sumber daya ekologi, sumber daya geologi dan sumber daya ekonomi sebagai tindakan keberlanjutan pembangunan tata ruang di kota serta berbagai upaya tindakan pencegahan bagi pelanggaran aturan tata ruang agar tidak menimbulkan konflik antara pemerintah dengan rakyat.
Ada beberapa tindakan dalam pengkajian lingkungan sebelum terjadinya suatu bencana lingkungan agar tidak menimbulkan resiko darurat, memastikan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan bahaya alam telah dikaji dan dikelola melalui manajemen geohazard dan georisk yang profesional, berikut ini ada beberapa : pertama, proses pengkajian lingkungan sebaiknya mencakup pengumpulan dan mengenai bahaya alam banjir yang membelah tata ruang wilayah kota Medan dengan studi kasus perbandingan dengan kota Jakarta dan Bandung serta risiko yang menyertainya sebagai langkah pertama yang penting dalam mengkaji berbagai jenis proyek fisik secara menyeluruh. Temuan-temuannya digunakan untuk menentukan apaka risiko bencana sebaiknya diteliti secara lebih terperinci pada proses penilaian proyek selanjutnya. Contoh, pembangunan kanal banjir yang belum berfungsi optimal.
Kedua, analisis sistematik tentang potensi konsekuensi yang berkaitan dengan risiko bencana yang ditimbulkan sebelum pembangunan proyek fisik di mulai, dampak-dampak lingkungan sebaiknya dimasukkan sebagai komponen penting dalam proses pengkajian lingkungan dalam wilayah rawan bencana banjir.
Dengan upaya mitigasi banjir, maka Medan siap menjadi kota yang layak huni dan humanis dengan lingkungan dalam menghadapi berbagai bencana alam di era global.

M. Anwar Siregar
Pemerhati masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi-Geosfer
Blog paluemesgeolog

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...