11 Feb 2015

KAYA ENERGI BBM, TAPI HIDUP SENGSARA

KAYA ENERGI BBM, TAPI HIDUP SENGSARA
Oleh M. Anwar Siregar
Ada dilema klasik yang terus menerus terjadi setiap pergantian model rezim pemerintahan di Indonesai dari orde lama ke orde baru serta ke era reformasi dan ke masa transisi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Presiden terpilih Joko Widodo, akan ada banyak PR yang perlu diselesaikan sebelum masa Pemerintahan SBY berakhir pada tanggal 20 Oktober 2014, yaitu masalah pembangunan energi terutama pengadaan BBM yang sangat strategis bagi keberlangsungan pembangunan ketahanan industri, serta ketahanan kebutuhan sumber daya masyarakat.
Jika dilihat dari sudut Politik Energi, akan ada beberapa dilema sosial bagi masyarakat dan Negara yang perlu diperhatikan terutama dalam mendapatkan kebutuhan hidup yang harus disediakan Negara sesuai dengan aturan UUD 1945 tentang hayat hidup masyarakat luas dan sila dalam Pancasila yaitu menyangkut keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
AZAS KETIDAKADILAN
PR yang perlu diperhatikan adalah faktor Azas Ketidakadilan dalam kenaikan harga BBM akan berpengaruh pada ongkos hidup rakyat serta distribusi logistik dari berbagai usaha masyarakat. Dan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terdapat azas ketidakadilan antara orang miskin berpendapatan rendah dan orang kaya, akan terdapat perbedaan standart pemenuhan kebutuhan. Sebagai contoh seorang yang memiliki pendapatan diatas 70 juta dapat memenuhi BBM transportasi dan rumah tangga dalam dua bulan, sebaliknya masyarakat yang berpendapatan rendah dibawah 2.5 juta rupiah walau sudah diikutsertakan sekalipun dalam bantuan sosial seperti BLSM diberikan setiap bulan 150 ribu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, apalagi jika kalangan tersebut masuk kategori pejabat Negara, semakin meruncingkan perbedaan kondisi ekonomi. Sebab, pejabab tersebut akan memanfaatkan dana operasional yang tersedia di Departemennya.
Azas Ketidakadilan semakin jelas, kalau kita perhatikan lebih jauh perbedaan anggaran belanja rumah tangga miskin dengan dana operasional pejabat jika subsidi BBM hanya menguntungkan kalangan ekonomi kuat. Kemampuan daya beli masyarakat miskin hanya terpenuhi dalam satu hari, misalnya pembelian BBM dalam satu hari untuk 10 liter, kontradiktif dengan kemampuan masyarakat ekonomi atas lebih banyak menikmati subsidi, yang mampu membeli BBM sebanyak 15 ribu liter jika alokasi yang disediakan sebesar 100 juta per bulan.
Belum naik BBM, harga-harga pangan maupun bahan baku sudah naik, bagaimana jika naik sekarang? Dipastikan azas ketidakadilan akan semakin banyak rakyat hidup sengsara. Pengangguran semakin menggurita, karena pengusaha menggunakan salah satu opsi dengan pengurangan tenaga kerja, Nelayan tidak melaut karena ketidakmampuan membeli solar serta adanya pemotongan subsidi serta kebutuhan gizi generasi penerus semakin menurun, angka kesejahteraan semakin merosot tajam dan daya beli masyarakat semakin lemah mengingat kondisi pendapatan tidak seimbang dengan pemasukan. Mahalnya harga bahan pokok menyebabkan kondisi perdagangan di pasaran akan menimbulkan kerugian bagi pedagang. Sebuah PR untuk Presiden terpilih Joko Widodo.
KETAHANAN ENERGI
Selain faktor azas ketidakadilan dalam pembatasan BBM, terutama mendapatkan beraneka ragam sumber daya energi yang terdapat dipasaran domestik, pemerintah perlu mengaktifkan kondisi ekonomi daerah dengan peran aktif Pemerintah Daerah yang lebih mengetahui kondisi daerah dan setiap daerah berbeda-beda kebutuhan pasokan energi dan BBM, sehingga kebijakan nasional dapat diterapkan dengan tepat.
Isu penting yang perlu diperhatikan dalam jangka pendek dan menengah adalah ketahanan energi yaitu pembangunan energi baru terbarukan berkelanjutan, memfasilitasikan pembangunan investasi dan infrastruktur ketahanan energi serta peningkatan penguatan pasokan energi listrik dan BBM dipasaran agar tidak terjadi kelangkahan energi dan BBM yang sering terjadi akibat isu-isu politisasi.
Krisis kelangkahan pasakon energi BBM bersubsidi dibeberapa daerah merupakan gambaran lemahnya ketahanan energi. Ketahanan energi merupakan isu strategis yang perlu diperhatikan karena banyak dampak ikutannya seperti menambah kesengsaraan rakyat, yang memperlemah kekuatan daya saing industri di Indonesia ditingkat global.
UNTUK APA KAYA
Al Gore, mantan wakil presiden Amerika Serikat dan penerima hadiah Nobel Perdamaian 2007 dalam kunjungannya di Indonesia 9 Januari 2011, menyatakan bahwa Indonesia bisa menjadi Negara pengguna energi panas bumi terbesar di dunia dan itu merupakan kelebihan dari sisi ekonomi. Pernyataan ini sangat beralasan karena Iindonesia memiliki rangkaian gunung api sepanjang 6000 km yang menjadi sumber panas bumi.
Digambarkan, Indonesia memiliki bermacam-macam sumber energi yang merupakan bagian dari jiwa pembangunan rakyat Indonesia yang tidak boleh di liberalisasikan dan merupakan sumber hayat hidup bagi seluruh rakyat Indonesia, yang harus diupayakan dikembangkan, dilestarikan, dan dijaga serta di distribusi secara adil untuk kepentingan kehidupan umat. Potensi sumber daya energi ini lebih besar daripada potensi sumber daya minyak dan gas bumi.
Kenyataannya, gambaran sumber-sumber daya energi baru terbarukan berkelanjutan itu belum memenuhi harapan masyarakat untuk mendapatkan beraneka ragam jenis energi untuk kebutuhan sumber daya listrik rumah tangga, transportasi dan industri karena Pemerintah lebih memusatkan pengadaan BBM, dan kita telah kehilangan kebanggaan Negara sebagai pengekspor migas akibat terlalu bertumpuk pada kekuatan migas, Pemerintah lupa dengan data-data yang telah diberikan oleh pakar geologi, perminyakan dan pemerhatikan ekonomi bahwa sumber daya yang tidak dapat diperbaharui itu akan habis suatu saat nanti. Ini salah salah satu penyebab daya tahan energi di Indonesia paling lemah menghadapi intervensi dan dimanfaatkan pihak asing melalui berbagai upaya regulasi beberapa aturan konstitusi sumber daya mineral dan energi di Indonesia.
 Tenaga matahari atau energi surya, yang juga sumber energi alternatif yang cukup ramah lingkungan (Sumber : Internet dan dari berbagai sumber).
Dalam usia 69 tahun Indonesia merdeka, kapasitas pembangkit listrik yang dimiliki PLN hanya mencapai 40.000 megawatt dan sudah saatnya Indonesia memanfaatkan energi baru terbarukan yang potensinya sangat besar, untuk potensi pembangkit panas bumi atau geothermal Indonesia bisa memproduksi hingga 30 megawatt atau bisa menghasilkan listrik 150 tahun ke depan.
Selain itu, potensi dari sumber daya air Indonesia menyimpan potensi lebih besar lagi yakni bisa menghasilkan listrik mencapai 75.000 MW atau bisa menghasilkan listrik hingga 100 tahun ke depan. Potensi ini dapat dihitung dari 50.000 MW dari PLTS.
Gambaran energi baru terbarukan itu belum dimassalkan secara luas, gambaran energi ini bisa memperlihatkan kekuatan ketahanan energi Indonesia yang sebenarnya juga merupakan kekuatan kebutuhan dan daya tahan masyarakat dalam memenuhi sumber daya hidup di Indonesia.
Ironisnya, beberapa masyarakat sering sinis, jika melihat, membaca dan memahami potensi tersembunyi tersebut dan penulis sering mendengarnya karena ada kata-kata sindiran bernada muak kepada Pemerintah ”untuk apa kaya bermacam sumber daya energi jika rakyat hidup sengsara’. atau ”katanya Negeri kaya, kenapa antri panjang 10 km hanya mengisi 1 (satu) liter bensin?” Dan banyak kalimat atau kata-kata umpatan dan sindiran tidak layak penulis tulis disini ketika terjadi kelangkahan BBM di Deli Serdang.
 Potensi Energi Panas Bumi (Sumber : dari berbagai sumber)
Masyarakat tidak bisa disalahkan jika berkata sinis seperti itu karena masyarakat sudah mengerti bahwa tradisi kelangkahan BBM merupakan sebuah siklus yang mengikuti perkembangan global dan diperparah oleh politisasi BBM sehingga menimbulkan Pro-kontra ditengah masyarakat. Akibatnya akan selalu ada tekanan yang terjadi berdampak pada dorongan untuk menaikan harga BBM oleh berbagai kepentingan.
Dan tugas Pemerintah perlu menstabilkan pasokan energi dan harga pangan akibat kelangkahan dan pembatasan subsidi BBM tersebut melalui pemassalan berbagai jenis sumber daya energi dalam jangka pendek serta memperhatikan peran distribusi logistik yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat ekonomi bawah karena umumnya mereka yang paling merasakan dampak tersebut dan terbesar kerja disektor publik.
Dengan kata lainnya, harapan masyarakat tidak perlu antri panjang di negeri kaya BBM, agar tidak menjadi bahan tertawaan negara lain di muka bumi ini, agar NKRI memiliki rakyat yang tangguh menghadapi bermacam intervensi asing.
M. Anwar Siregar
Enviromnetal Geologist, Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi-Geosfer. 
Tulisan ini sudah diterbitkan oleh HARIAN ANALISA MEDAN

20 Jan 2015

Kabut Asap Bukan Budaya Indonesia : Geologi Lingkungan

KABUT ASAP, BUKAN BUDAYA INDONESIA
Oleh M. Anwar Siregar
Persoalan dalam penanggulangan bencana asap yang muncul lagi di permukaan adalah merupakan sosial budaya masyarakat, bencana kabut asap tidak boleh dijadikan budaya, karena itu faktor sosial budaya perlu ditanamkan untuk menanggulangi bencana yang kerap terjadi di Hutan Riau dan Kalimantan.
Perlindungan hutan harus menjadi bagian budaya manusia Indonesia untuk mencegah bencana global yang semakin meningkat tajam, upaya perlindungan hutan dari aksi illegal logging juga perlu ditingkatkan sehingga mencegah dampak yang lebih luas, terutama ruang untuk melakukan perusakan hutan di kawasan Tamanh Hutan Bumi seperti geopark, atau geobiodiversity yang banyak tersebar di beberapa wilayah Indonesia.
Budaya membangun hutan dapat dimulai dari diri sendiri dengan memproteksikan kesadaran diri yang holistik dengan dasar fundemental yang kuat dengan fokus menganggap hutan merupakan sumber kehidupan dengan mengembalikan marwah hutan ke fungsinya sediakala sebagai salah satu keseimbangan alam di bumi, maka budaya melestarikan hutan sudah menjadi kewajiban tanpa harus menunggu “perintah” dari luar.
 (Analisa/said harahap) TERTUTUP KABUT ASAP: Matahari memancarkan sinar merah redup akibat tertutup asap beberapa waktu yang lalu. Potensi kebakaran hutan kawasan Riau semakin meningkat sehingga dapat menimbulkan polusi udara dan mengganggu kesehatan.
 http://analisadaily.com/lingkungan/news/kabut-asap-bukan-budaya-indonesia/65799/2014/09/21
Hutan rusak akibat dampak kabut asap, maka yang merasakan bukan saja masyarakat yang hidup didekat hutan, melainkan juga masyarakat luas antar Negara, sebagai refleksi, ingat kejadian kabust asap yang lalu, sering berlangsung setiap tahun sehingga merugikan berbagai elemen kehidupan dan ekonomi, kesehatan dan fungsi keseimbangan lingkungan yang membutuhkan dana miliaran rupiah dalam mengembalikan ke kondisi alamiah, dan hal ini tidak akan pernah pulih.
HARUS JERA
Jika dilihat dari Budaya Politik, maka bencana kebakaran hutan dapat menimbulkan budaya negatif, yaitu image jelek bagi pemerintah, kadang merendahkan martabat bangsa karena kita dituntut minta maaf kepada negara tetangga. Maka faktor kesadaran diri manusia lah yang seharusnya menjadi titik utama untuk mengembalihkan marwah  hutan ke lingkungan hijau melalui budaya kearifan lokal yang menjadikan hutan adalah titik utama bagi keseimbangan alam di muka bumi.
Jika dilihat dari faktor Ekonomi, maka bencana kabut asap banyak merugikan kepentingan nasional dan efek negatif bagi Indonesia dalam pergaulan bisnis dan perdagangan internasional karena kita dianggap tidak becus dalam mengurus aspek kecil berupa pembinaan mental terhadap etika diri dalam merawat investasi bisinis yaitu bagaimana merawat hutan-hutan yang memiliki potensi sumber daya untuk menjadi potensi sumber daya ekonomi dalam mengendalikan kerusakan hutan.
Silahkan buka lembar berita kejadian bencana kabut asap antar negara, dan catatlah berapakah jumlah kerugian yang dialami Indonesia, lalu jumlahkan dengan kerugian yang dialami oleh negara tetangga, siapa yang untung? Kita lah yang paling merasakan kerugian karena sudah hancur hutan Indonesia, dibotaki lalu keuntungannya di bawah ke luar negeri dan pemerintah harus mengeluarkan biaya ”penyelamatan” yang lebih besar daripada keuntungan yang didapat. Maka hilangkanlah budaya membakar hutan.
Jika dilihat dari faktor kesehatan lingkungan, maka banyak berbagai jenis penyakit berdatangan, yang paling ditakuti saat ini adalah perubahan iklim dan cuaca yang sering terjadi di Indonesia, sehingga banyak merugikan waktu berbagai sektor bidang seperti penerbangan, ekonomi, perdagangan, kesehatan manusia dan lingkungan merosot tajam, kualitas sumber daya alam dan manusia menurun. dan lain sebagainya.
Maka hilangkan tradisi kabut asap itu, hanya untuk mengejar keuntungan sesaat sedangkan bencana alam terus menghantui umat manusia di bumi.
PEMBINAAN BUDAYA
Budaya faktor manusia lebih dominan yang perlu ditingkatkan saat ini yaitu pembinaan budaya mental untuk mencintai hutan, sehingga cara lama yang biasanya digunakan seperti membakar alang-alang liar di hutan yang berhektar-hektar, membersihkan kebun ditengah hutan dengan cara membakar yang berdampak pada bencana kabut asap antar negara itu perlu di hilangkan, bertanggung jawab untuk mengawasi cara-cara lama membersihkan kebun ditengah lokasi hot spot (daerah titik panas) seperti daerah pertambangan maupun daerah yang diidentifikasi memiliki lahan gambut dan batubara. Karena keduanya merupakan sumber ”pelumas” dan penghasil CO2 terbesar jika diinjeksi ke atmosfir.
Pembinaan budaya mental melalui aturan undang-undang dan hukum kepada masyarakat, pengusaha dan perusahaan untuk memahami bahwa alam Indonesia tidak bebas dari bencana ekologis dan geologis. Perlu mengasah hati untuk memahami bencana lingkungan, dan jika dilihat dari jenis penyebab bencana lingkungan adalah banjir dan longsor, faktor penyebab kedua jenis bencana ini adalah Hutan yang mengalami ketidakseimbangan ekologis berdampak pada berbagai jenis bencana lainnya seperti perubahan cuaca di atmosfir oleh pemanasan global, kerusakan lapisan ozon, hujan asam. Dengena berkuranya fungsi hutan sebagai ruang terbuka hijau, rentetan bencana akan terus berlangsung.
LANGKAH SELANJUTNYA
Maka budaya kelestarian hutan harus menjadi bagian kehidupan sehari hari untuk menghilangkan kebiasaan membakar dan selama ini tidak merasa terjera atau bersalah. Untuk langkah ini kita dapat memulai dengan beberapa hal sederhana namun efeknya sangat luas bagi lingkungan kita antara lain :
1. Yang perlu dilakukan adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa mereka dapat memanfaatkan petensi sumber daya hutan sekaligus menjaga fungsi konservasi. Salah satu yang bisa dilakukan adalah pendidikan budaya hutan. Pendidikan kearifan lokal berbasis budaya kelestarian hutan, dengan menghilangkan kebiasaan membakar hutan.
Hal ini penting, mengingat sebagian besar yang membakar hutan adalah warga dengan tingkat pemahaman pendidikan rendah dan ekonomi bawah (maaf, penulis bukan bermaksud merendahkan), terlihat umumnya mereka adalah tenaga kerja terbawah dalam struktur organisasi kerja. Dan kenyataanlah mereka sering di ”peralat” oleh yang berkuasa.
2. Mempersiapkan komposisi Sumber Daya Manusia di tiap Desa untuk memberikan penyuluhan terhadap Program Pembangunan Eknomi berbasis Hijau dengan memberikan cara-cara yang humanis untuk melakukan pembersihan hutan dan perkebunan, dengan prinsip menebang pohon di hutan harus ada sistim ganti rugi  atas pohon yang ditebang dengan menggunankan motto satu hilang tanam sepuluh pohon, untuk itu perlu pembinaan dan penyuluhan pembibitan berbagai jenis pohon untuk kaderisasi, masyarakat dapat menawarkan pembibitan tersebut kepada pihak pengusaha dalam sistim perdagangan, dan masyarakat juga dapat menawarkan jasa untuk membersihkan hutan dengan cara daur ulang sampah yang berupa alang-alang liar menjadi pupuk alamiah, alanga-alang liar yang kering dan basah itu dikumpul, diangkut di suatu tempat, lalu dihancurkan dengan cara membasakan setelah dibabat. Yang basah dibiarkan dulu kering lalu ditimbun dengan tanah galian. Proses ini akan mengalami penguraian waktu dan menjadi hancur secara alamiah di dalam tanah.
Dengan cara ini, kebiasaan membersihkan hutan dengan cara lama yang membakar hutan ke cara yang lebih sehat dan ada pengawasan secara ketat, dan titik panas api dapat di kontrol lebih ketat. Sehingga kabut asap yang sering terjadi di Pulau Sumatera dan Kalimantan dapat mengurangi efek kabut asap. Sekali lagi, hilangkan kebiasaan membakar hutan yang menghasilkan kabut asap, karena itu bukan budaya masyarakat Indonesia.
M. Anwar Siregar
Enviromental Geologist, Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi Geosfer. Tulisan ini sudah di Publikasi di Harian ANALISA Medan

http://analisadaily.com/lingkungan/news/kabut-asap-bukan-budaya-indonesia/65799/2014/09/21

Kekuatan Pemuda di Perbatasan : Geologi Kelautan

KEKUATAN PEMUDA DI PERBATAAN
Oleh M. Anwar Siregar
Indonesia merupakan negara kepulaun terbesar di dunia, negara raksasa yang masih tidur, memiliki faktor ruang laut yang sangat berpotensi sebagai pemersatu kekuatan pemuda bangsa dalam menghadapi serbuan liberalisasi sumber-sumber kekuatan bangsa, yang memiliki berbagai potensi kekuatan strategis dengan 10 negara tetangga yang berbatasan di lautan maupun di daratan. Di laut Indonesia berbatasan dengan India, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Australia, Timor Leste dan Papua New Guninea. Di darat Indonesia berbatasan dengan Malaysia, Timor Leste dan Papua New Guinea. Kawasan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga tersebar di 12 propinsi yaitu NAD, SUMUT, Riau, Kepri, KalBar, KalTim, SULUT, Maluku, Maluku Utara, NTT, Papua dan Papua Barat dengan 38 wilayah Kabupaten/Kota di kawasan perbatasan yang secara geografis dan demografis berbatasan langsung dengan negara tetangga merupakan bagian strategis yang khusus, memiliki keunggulan yang menghubungkan negara-negara ekonomi maju, posisi geopolitis strategis yang seharusnya memberikan peluang kemajuan ekonomi.
Dalam usia 69 kemerdekaan RI, kelebihan bangsa diperbatasan belum dimanfaatkan pemuda bangsa Indonesia untuk menghasilkan SDM yang lebih baik menuju bangsa yang tangguh menghadapi ancaman krisis global.
Dengan semangat sumpah pemuda, kita harus bangkit untuk memperkuat peradaban kekuatan bangsa di pulau luar perbatasan, karena disana ada sumber kemakmuran untuk pemuda dan rakyat Indonesia, karena pulau terluar itu sebenarnya adalah kekuatan bangsa.Dan sejarah sudah mencatat, bahwa laut adalah simbol keberanian nenek moyang kita dan mampu menciptakan tata niaga pelayaran kelautan dunia.
KEKUATAN PULAU TERLUAR
Kekuatan posisi strategis laut yang menghubungkan antar benua seharusnya dapat dimanfaatkan pemuda bangsa Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dunia, semua ada diwilayah Indonesia, kekuatan pelayaran ekonomi dunia itu terdapat di Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Lombok, Selat Makassar dan Selat Ombai Wetar.
Kekuatan ruang laut ini belum maksimal dikembangkan pemuda sebagai SDM penerus kekuatan bangsa sebagai negara berbudaya maritim atau kepulauan sejati. Jika dilihat hingga saat ini, hanya segelintir pemuda yang mau bergerak dan terjun ke bidang maritim, sehingga faktor ruang harus menjadi strategis penting bila ingin menjadi negara yang mengandalkan kekuatan laut karena memiliki interaksi dengan berbagai potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam, sumber daya ekonomi dan sumber daya pertahanan dan keamanan. Jadi dalam kawasan ruang laut mencakup hampir semua dimensi kehidupan negara ada di laut dan akan menjadikan negara ini tetap utuh karena ruang laut diantara Pulau dengan Pulau dan diantara daratan dengan peralihan perairan saling terikat dan tidak terputus dan ada kekuatan sumber-sumber kehidupan.
Dan harus menjadi fokus utama pemuda untuk memikirkan bagaimana rantai ruang laut itu tidak terputus dan pemuda diperbatasan dapat dioptimalkan potensinya sebagai pelopor pembangunan di pulau terluar perbatasan.
Pemerintah daerah yang berbentuk kepulauan harus memanfaatkan nilai-nilai sumpah pemuda untuk diimplementasikan dalam perjuangan atau mendorong semangat pemuda menuju dan menjadikan kekuatan laut sebagai dimensi pemersatu bangsa, menjadikan tata ruang laut di pulau-pulau terluar sebagai ruang strategis integrasi kehidupan yang berbentuk kekuatan negara berbasis riset ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan serta hidup berbudaya negara maritim, dengan membangun satu kesatuan potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang sangat besar, harus dapat dioptimalkan pemanfaatannya dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi kesejahteraan Indonesia dalam percaturan politik-ekonomi global saat ini dan mendorong bangsa ini bangkit dari keterpurukan ekonomi global.
Ruang laut antara pulau terluar sangat penting, sebab terkait integritas NKRI, sangat strategis bagi pertahanan dan keamanan negara. Kekuatan Pulau Terluar dapat dilihat dari potensi lain dikawasan yang bernilai ekonomis yang sangat besar, terutama potensi  sumber daya hutan, tambang, mineral, perikanan dan geobiodiversity kelautan serta wisata yang terbentang luas.
Sebagian potensi besar sumber daya bahari dari diperbatasan belum dikelola maksimal oleh pemuda Indonesia, sedangkan potensi hutan tetap harus dijaga sebagai hutan lindung yang memiliki nilai plus yaitu sebagai sistim paru-paru dunia yang berupa taman hutan dan taman laut yang menyumbang udara bersih atau oksigen bisa mencapai 75 persen di kawasan perbatasan sehingga memungkinkan warga Asia Tenggara dapat menikmati udara segar dari pulau terluar Indonesia secara gratis dan sebagai sistim wisata bahari berupa sebaran 12 persen terumbu karang, potensi jutaan plankton yang juga ikut andil dalam menjaga kebersihan udara dan milyaran protein ikan.
Kondisi pulau di laut sangat rentan perebutan dan lepasnya kekuatan bahari apabila hanya mengandalkan kekuatan luasnya laut Indonesia saja, dari beberapa literatur menyebutkan bahwa kekuatan laut masih menyimpan kekuatan lainnya, yaitu kekuatan geopolitis, bahwa pulau di laut Indonesia sangat rentan perebutan atau lepasnya pulau, pelajaran lepasnya pulau Sipadan-Ligitan dapat mengancam keutuhan NKRI, begitu juga secara geopolitis apabila lepasnya blok Ambalat, Celah Timor, Pulau Pasir, semuanya ada dalam satu kesatuan karena wilayah itu berbatasan langsung dengan10 negara tetangga.
KEKUATAN PEMUDA
Bertitik tolak dari beberapa kelemahan sekaligus keunggulan tersebut data tersebut, fakta geografis menyebutkan bahwa dua pertiga wilayah Indonesia adalah laut, dan berimplikasi juga ke berbagai fakta kehidupan bangsa dalam menjaga keutuhan NKRI antara lain fakta geopolitis, fakta sosial ekonomi, dan fakta ekologis. Yang sangat berperan dalam menjaga keutuhan sumber daya kelautan dan SDM Indonesia di perbatasan, maka perlu semangat sumpah pemuda dijadikan sebagai pembangkit untuk mempertahankan kedaulatan sumber daya geologi, energi dan ekonomi kelautan di pulau perbatasan.
Kelebihan Demografi harus dijadikan kekuatan oleh Pemuda Indonesia, dengan menjadikan momentum energi kemerdekaan dalam bentuk bersatu atas kekuatan sumber-sumber daya energi untuk mengembalikan kekuatan bangsa yang terlepas akibat tekanan liberalisasi di daerah perbatasan yang kaya akan sumber daya alam, karena selama ini kita/pemuda-pemudi seperti terlena dan selalu bangga akan luas wilayah laut, padahal kekuatan laut itu saling terikat dan menjiwai kekuatan bangsa yang ada di daratan dan di udara seperti rangkaian sila-sila yang ada dalam Pancasila, saling terikat, tidak terputus dan menjiwai satu sama lain.
PEMUDA BERDAULAT
Kita sudah melihat ketangguhan mental pemuda-pemudi Indonesia dalam menegakkan marwah bangsa pada masa lalu. Namun di masa sekarang, kenyataan yang ada oleh berbagai persoalan politik, ekonomi dan liberalisasi serta privatisasi kekuatan bangsa oleh pihak asing melalui berbagai upaya regulasi konstitusi telah membawah bangsa ini kehilangan kepercayaan sehingga mengalami krisis multideimensi. Pelajaran yang berharga bagi pemuda bangsa untuk merenung makna sumpah pemuda di masa kini.
Dari kenyataan yang ada, sebagai negara yang telah ditakdirkan sebagai negara kepulauan yang bersentuhan dengan kerentanan geologis yang tinggi, Indonesia harus berdaulat penuh dan berkepentingan terhadap segala sesuatu dengan lautnya. Pemuda Indonesia harus memiliki harga diri jika negara lain melanggar kedaulatan bangsa, pemuda harus bergerak cepat serta teguh dalam menegakkan kedaulatan di perbatasan dengan program pembangunan yang nyata agar pulau-pulau terluar itu tidak mengalami keruntuhan “ pagar mental“
Prioritas pembangunan saat ini (salah satunya) adalah melakukan pembinaan mental dan peningkatan pembangunan infrastruktur kelautan dalam satu kesatuan, yaitu infrastruktur wisata, infrastruktur ekonomi kelautan, infrastruktur jaringan utilitas, infrastruktur pendididkan kelautan serta pembangunan pertahanan keamanan dan penelitian ilmu pengatahuan teknologi kelautan. Pemuda Indonesia harus memanfaatkan dan mengambil manfaat dari luas serta potensi kelebihan kekayaan laut yang dimiliki untuk kesejahteraan bersama.
Mari meneguhkan kekuatan mental, mempertinggi peradaban bangsa, dan bangkit bersama menuju kejayaan bangsa. Selamat Hari Sumpah Pemuda. [P. Ronde, awal Okt 2013]
M. Anwar Siregar

Enviromental Geologist, Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi-Geosfer. Tulisan ini sudah dipublikasi di Media Harian 'ANALISA" MEDAN, Tgl 28 Okt 2014

30 Des 2014

Bumi dalam Al Quran : Geologi Mitigasi



BUMI DI DALAM AL QURAN
Oleh : M. ANWAR SIREGAR

Bumi merupakan salah satu planet yang terbentuk dijagat raya ini, selanjutnya dalam perjalanan sejarah bumi, manusia berusaha menggali dan memahami proses bumi dimasa lalu hingga sekarang. Al Quran telah menerangkan dengan jelas beberapa pengetahuan tentang bumi yang bersumber dari Firman Allah AWT.
HUKUM ALAM DALAM AL QURAN
Allah SWT menjelaskan dalam firman  tentang hukum-hukum alam yang mengatur kehidupan di bumi, tidak ada satupun yang mampu  mengendalikan ciptaan Allah di alam jagat  raya ini  serta hubungan manusia sebagai khalifah di atas bumi.
Firman Allah “Dia menundukkan bahtera untukmu supaya berlayar dilautan dengan kehendak-Nya. Dia menundukkan sungai-sungai untukmu. Dia menundukkan matahari dan bulanmu yang terus-menerus beredar. Dan Dia menundukkan malam dan siang untukmu” (QS Ibrahim: 32-33).
Ayat Al Quran tersebut telah menjelaskan tentang hukum-hukum yang mengatur alam/ planet di jagad raya seperti tentang bumi yang mengelilingi matahari, rotasi cahaya, tekanan udara dan unsur alam yang menyusun bumi serta siklus air dibumi.
GERAK BUMI DALAM AL QURAN
Dimana konsep ilmu geologi yang diajukan oleh Alfred Wagener pada awal abad ke 20 yaitu tahun 1905 sampai tahun 60-an. Dikenal sebagai pergeseran benua  (continental driff teori ) bahwa kerak bumi ini selalu bergerak, seperti sebuah kapal yang mengarungi lautan. Wagener mencocokkan konsepnya dengan bentuk-bentuk pantai yang terdapat disebelah menyebelah Samudera Atlantik Selatan/Amerika dan Afrika Selatan dapat dicocokkan. Keadaan akan membentuk satu daratan yang luas yang terdapat dibumi saat itu. Kemudian dikenal sebagai Pangea .
Pergerakan kerak bumi menurut pendapat Wagener diasumsikan bahwa bumi bergerak/berrjalan diatas ban berjalan .Permukaan bumi terdiri beberapa lempeng besar berukuran Lempeng Samudera dan Lempeng Kontinental yang selalu bergerak dengan kecepatan relatif, setiap pergerakan akan mengalami pergeseran di dasar samudera oleh arus konveksi, bahan yang ada dalam litosfera mengalami pendinginan lalu mengerut menjadi tebal serta mengalami penurunan sambil bergerak ke zona penunjuman (subduksi), hasil bahan tersebut dihasilkan fraksinasi mantel kemudian mengalami pengerosian dan membeku diatas litosfera sebagai blok-blok masif, maka kontinen-kontinen diangkut oleh media yang bergerak yang berupa lempeng, kemudian dipecahkan oleh gerak-gerak tarikan dan bergerak keberbagai penjuru.
Seperti petikan Surat Al Quran QS An Naml :88 “dan engkau lihat gunung-gunung itu, engkau sangka gunung itu diam ditempatnya, padahal gunung-gunung itu berjalan seperti jalannya awan” dan dipertegas lagi bahwa bumi itu bergerak dalam sabda Allah SWT “Dan gunung benar-benar berjalan“ (QS Ath Thuur :10).
CAHAYA BUMI DIDALAM AL QURAN
Cahaya yang memancar kebumi adalah salah satu fenomena alam hasil dari  penundukkan alam (taskhir) tentang pandangan Islam terhadap eksistensi alam terutama untuk kehidupan dan manusia. Dalam pandangan Islam telah menjelaskan ketetapan Allah SWT untuk hukum-hukum alam yang telah ditundukkan untuk manusia sebagai kajian ilmiah untuk membuktikannya bahwa Allah Maha Benar dengan segala firmannya
“Demi langit dan yang datang pada malam hari. Tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu? Yaitu bintang yang cahayanya menembus ” (QS At Thariq : 1-3). Atau firman Allah tentang sumpahNya bahwa pergantian siang dan malam menghiasi wujud alam dilangit angkasa raya. ”Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah diwaktu jingga, dengan malam dengan apa yang menyelubunginya dan dengan bulan purnama. Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan)” (QS Al Insyiqaq : 16-19).
Seperti kita ketahui pergantian hari, selalu berbeda waktu (tahapan waktu), melalui rotasi bumi berputar dan matahari dalam keadaan diam, tetapi sebenarnya matahari berputar mengelilingi alam jagat raya yang sebagai sumber cahaya, kita akan menemukan pergantian alam jagat raya yang sebagai sumber lahirnya bayang-bayang kita. Contohnya kita berdiri disuatu tempat dibelahan bumi timur lalu bumi bergerak/berputar maka ditemukan sisi lain yang berbeda dari bayang-bayang, seperti dijelaskan dalam firman Allah ”Sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka : Siapakah yang menciptakan langit dan bumi, dan siapa pula yang menundukkan matahari dan bulan? Tentu mereka akan menjawab : Allah ” ( QS Al Ankabut : 61). Kajian ini untuk membuktikan bahwa pergantian waktu melalui sunnatuah (ketetapan Allah) mengatur dan menundukkan untuk manusia atau dipertegaskan lagi dalam firman Allah ”Tidakkah kau memperhatikan bagaimana Tuhanmu membentangkan bayang-bayang mulai terbit sampai terbenamnya matahari. Jika dikehendakiNya dijadikan bayang-bayang itu tetap ditempatnya. Kemudian dijadikan terbitnya matahari sebagai tanda lahirnya bayang-bayang itu. Kemudian kami hapus bayang-bayang itu perlahan-lahan dengan munculnya  sinaar matahari ” (QS Al Furqon : 45 – 46 ).
Dari ayat tersebut memperjelaskan adanya sebuah siklus rotasi tentang waktu dan itu terjadi ketika pukkul 12 siang dengan digali oleh manusia sebagai kajian ilmiah tentang konsep pemantulan cahaya/optik.
Surat Al  Furqon  45-46 adalah menjelaskan konsep gerhana matahari dan gerhana bulan. Gerhana matahari apabila sebagian permukaan bumi bergerak memasuki bayang-bayang kabur atau bayang-bayang inti yang dibentuk oleh matahari. Bila bayang inti mengenai permukaan bumi, maka gerhana matahaari total. Didalam sebuah pita disekelilingi yang terletak dalam bayang-bayang kabur merupakan gerhana matahari sebagian.
Gerhana bulan terjadi apabila kedudukan relatif matahari bumi dan bulan sedemikian rupa sehingga bulan berada persis terletak didalam bayang-bayang bumi yang disebabkan cahaya matahari.
Posisi bulan sebagai penerima cahaya dan pemantul cahaya ke bumi, yang kondisi gelap akibat pencahayaan matahari, maka kondisi itu tidak dapat menerima cahaya matahari karena posisi bulan pas pada bayang-bayang gelap matahari. Karena bulan itu tak memiliki sumber cahaya tetapi sebagai pemantul cahaya. Maka bulan tak nampak. Dan Al Quran menjelaskan kejadian ini dalam FirmanNya ”Demi matahari dan cahaya pagi hari. Demi bulan mengiringinya. Demi siang bila menampakkannya. Dan demi malam menutupinya” (QS As Syams ; 1-4) atau juga dijelaskan dalam QS. Al Fajar 1-5 ”Demi fajar, demi malam yang sepuluh. Demi genap dan yang ganjil. Dan demi malam bila berlalu. Pada yang demikian itu terdapat sumpah (yang dapat diterima) oleh orang-orang yang berakal”. Ayat ini menjelaskan gerhana total dan sebagian (genap dan ganjil).
ATMOSFIR BUMI DALAM AL QURAN
Dalam ilmu pengetahuan keteknikan, fungsi tekanan luar/tekanan atmosfir bumi banyak digunakan dalm memahami lapisan-lapisan luar bumi seperti Ionosfer dan stratosfer yang melindungi bumi terhadap radiasi langsung matahari. Semakin tinggi suatu tempat dari atas  permukaan air laut maka semakin kecil tekanan udaranya atau berkurang  1atm.Tekanan satu atmosfir (atm) sebesar 1.013x105  Newton /m2  atau Pascal (Pa).
Didalam bumi, oksigen mendominasi sumber gas terbentuknya dipermukaan bumi, kendati bumi berputar mengelilingi sumbunya dan mengatasi hambatan tertahap matahari dengan kecepatan tinggi namun manusia tak akan merasakan ini disebabakan oleh gaya gravitasi bumi maka semakin meninggi atmosfir dan berakibat  semakin kecil pula kadar oksigennya.
Seperti sudah disebutkan bahwa bumi terdiri beberapa lapisan udara diatas permukaan bumi, maka bila kita mendaki sebuah puncak gedung tinggi atau gunung tertinggi seperti almarhum WTC dan Himalaya akan mengalami penipisan  sehingga sel-sel hemoglobin (hb) kekurangan oksigen didalam tubuh, seperti dijelaskan tentang firman Allah dalam Al Quran ”Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi  sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit” (QS Al A’am  : 125 ).
Kalimat ”Dadanya sesak lagi sempit seolah-olah ia sedang mendaki gunung” membuktikan bahwa ada perabedaan kerapatan udara diatas permukaan bumi dengan ditemukan beberapa atmosfir seperti lapisan staratosfer dan ionosfer yang berfungsi menjaring sinar matahari dan juga untuk menhancurkan semua benda langit (meteor) yang  akan menimpa bumi karena mengalami keausan akibat gaya gesekan yang ditimbulkan oleh kerapatan udara.
Dengan adanya firman Allah  menjelaskan ”seolah-olah ia mendaki langit” maka diperlukan suatu rancangan khusus yang dapat menghindarkan kehancuran suatu kapal terbang sewaktu memasuki atmosfir sekaligus membuktikan Maha Benar Allah dengan segala FirmanNya tentang udara dijagad raya.
AIR DIBUMI DALAM AL QURAN
Siklus geologi-hidrologi  menjelaskan bahwa air tanah berasal dari air permukaan yang meresap masuk kedalam tanah yang melalui proses peredaran. Banyak kandungan air disuatu tempat tergantung pada iklim terutama hujan, topografi, derajat keserangan serta vegetasi yang membetuk daerah tersebut.
Banyak ayat Al Quran menjelaskan siklus air dan manfaatnya  bagi kehidupan dimuka bumi, salah satunya mengenai konsep siklus air dijelaskan didalam Al Quran ”Allah, Dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah  membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan turun di celah-celahnya. Maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya, tiba-tiba mereka jadi gembira” (QS  Ar Ruum : 48).
Dalam siklus hidrologi, air melalui beberapa tahapan dipermukaan di bumi yang dimulai proses penguapan seperti misalnya di Laut melalui evapotranspirasi  yang menghasilkan uap air kemudian mmengalami kondesasi berupa awan, oleh angin bertiup yang akan menghasilkan hujan,, mengalir ke daerah-daerah tangkapan (daerah topografi tinggi) lalu meresap ke permukaan bumi dan mengalir melalui celah yang ada serta membentuk transpirasi pada suatu daerah buangan (sungai) dapat berupa pantai yang mendekati permukaan tanah, begitu berulangkali dan telah dijelaskan dalam Al  Quran. ”Apakah kamu tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit maka diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi, kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya kemudian dijadikannya hancur berderai-derai” (QS.Az Zumar:21), atau ayat Al Quran menguraikan lebih jelas lagi ”Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mmengalirlah air dilembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang menggelembung” (QS. Ar Ra’d).
Masih banyak ayat-ayat Al Quran yanng menjelaskan kondisi air dibumi. Maha  Besar Allah dengan segala Firman-firmannya.  Dan ini  hanyalah sebagian Firman-firman Allah yang membuktikannya Allah itu ada. (Dari berbagai sumber)
Blog : www.paluemasgeolog.com
.

26 Nov 2014

Fly Over, Solusi Macet Jalan Ke KNIA : Geologi Mitigasi


FLY OVER SOLUSI MACET JALAN KE KNIA
Oleh M. Anwar Siregar

Sejak beroperasinya Bandara Kuala Namu, tingkat kemacetan transportasi semakin memuncak di perbatasan kota dengan kota sub urban, hingga menimbulkan antrean panjang bisa mencapai 2 km. Perlu dipertanyakan kenapa hal itu bisa terjadi? Bukankah Bandara KNIA itu sudah di siapkan bersatu dengan pembangunan jaringan transportasi lain? Sehingga ada tata ruang tidak seimbang dengan pembangunan dipinggiran. Begitu juga kemacetan menuju ke inti kota.
MANAJEMEN TATA RUANG
Faktor prasarana jalan penghubung ke KNIA disebut-sebut sebagai faktor biang keladi dari kemacetan dimana-mana di wilayah Medan seperti terlihat kemacetan hingga saat ini sebenarnya bagian dari keterlambatan antisipasi sejak Kuala Namu mulai dibangun. Kalau mau cari akar permasalahan kemacetan di kota Medan dapat dilihat dari kualitas manajemen perencanaan jalan jembatan atau transportasi, manajemen penataan ruang lingkungan ekologi, manaejemen tata ruang hunian dan pemerintahan, manajemen penataan lingkungan industri serta manajemen rehabilitasi keseimbangan tata ruang terpakai untuk pengembangan sumber-sumber daya kota.
Manajemen perencanaan jalan transportasi seperti pembangunan fly over di kawasan inti kota Medan ini paling terlambat dibangun dan menimbulkan kemacetan di inti kota ketika kedatangan penumpang dari luar kota. Belum lagi dikawasan itu telah berubah menjadi kawasan kuliner sehingga memadatkan ruang parker dan sebagiantelah  menghancurkan zona hijau.
Sepanjang tengah badan jalan protokol utama di wilayah Medan seharusnya sudah dibangun jalur fly over seperti jembatan fly over Pasupati Bandung dikawasan jalan Balai Kota, Iman Bonjol, Raden Saleh ataupun Putri Hijau ke Gabsut, yang memanjang dan melingkar serta menghubungkan titik-titik kemacetan dengan beberapa pintu masuk keluar ke stasiun besar kereta api Medan maupun ke kawasan Belawan serta jalan tol Tembung, tidak mengorbankan lahan milik masyarakat hanya untuk pelebaran jalan. Wilayah koridor sisi badan jalan dapat juga berguna untuk keselamatan pejalan kaki dan pedestrian lainnya,
Manejemen penataan ruang lingkungan hijau salah satu sumber kemacetan di Medan, hujan satu jam saja dapat “membangun model sungai terbaru” di dalam kawasan inti kota. Ini salah satu indikator kerentanan geologis lokal yang dapat membahayakan situasi transportasi menuju ke stasiun atau halte terdekat ke bandara KNIA, terlihat kurangnya pemahaman mitigasi yang digunakan dalam membangun antar ruang hijau dengan bangunan fisik masyarakat dan pemerintahan serta swasta. Persentase kawasan terbangun harus ada ruang hijau diantara beberapa bangunan fisik dengan perbandingan 1 hektar lahan RTH terpisah diantara 10-15 bangunan fisik terbangun, selain itu kepadatan bangunan harus terdapat ruang biopori, jarak bangunan konstruksi dengan jarak sempadan sungai harus diberi ruang maksimal 12 meter. Fungsi daerah ini sebagai media keseimbangan daerah air dan dapat juga dimanfaat dalam zona terbatas untuk jaringan utilitas bawah tanah serta jaringan PDAM.
KOORDINASI
Perlu koordinasi antar Pemda disekitar wilayah tempat keberadaan bandar KNIA sangat penting, bertujuan untuk mengendalikan kemacetan di perbatasan kota terutama efek peningkatan kapasitas jasa transportasi dalam suatu tata ruang Mebidang, memerlukan kajian terhadap dampak pembangunan jalan dan infrastruktur yang menyertainya yaitu sistim kesatuan drainase dan pola banjir yang melibatkan pergeseran dan perusakan atau okupasi ruang terbuka hijau di segala lini yang berhubungan dengan lingkungan air, ruang parkir dan median jalan yang berhubungan dengan jaringan utilitas yang masih tumpang tindih
Koordinasi tata ruang transportasi sangat penting dalam memetakan persoalan kesemrawutan infrstruktur jalan dengan kondisi pemukiman, drainase, dan sistim perparkiran tanpa harus menghancurkan ekologi hijau. Dengan memetakan desain pola pergerakan kawasan suatu geografis yang membentuk suatu kondisi hunian terdekat ke KNIA maka pembuatan master plan akan lebih mudah sehingga dinamika transportasi akan ditemukan solusi yang tepat bagi proyek besar berikutnya tanpa harus mencari kambing hitam akibat terjadinya kemacetan seperti sekarang.
Kemacetan mulai nampak di inti kota Medan, menerus ke kawasan selatan Medan terutama sebelas titik ruang kemacetan yang penulis catat antara lain dikawasan PDAM menerus dan melewati Rumah Sakit ke Simpang Raya hingga Makam Pahlawan, selanjutnya ke Simpang Limun menerus ke Sp. Samsat dan Sp. Marindal menerus ke fly over Amplas. Lalu pergerakan lambat terjadi lagi di kawasan perbatasan mulai dari Poldasu jika terjadi banjir, menerus ke Simpang Ujung Serdang-wilayah Deli Serdang lalu ke gerbang tol Tamora dan Simpang kayu besar menerus ke Simpang Kota Tamora melewati jembatan Belumai.
Kemacetan terjadi juga dari arah Sp. Pos Padang Bulan ke Kampung Baru-Deli Tua terus ke Sp Marindal untuk ke Tamora, semua pergerakan tersebut menuju ke satu titik dan mengingatkan penulis pada bentuk leher botol, menyumbat, sempit dan tidak ada ruang alternatif, bukan berpencar dengan beberapa ruas terbuka menuju ke KNIA.
Ketika KNIA beroperasi terjadi kemacetan dan diperparah lagi oleh tata ruang wilayah di kota Sub Urban di perbatasan kota Medan, pola pembangunan tata ruang fly over di perbatasan Medan dengan kota satelitnya merupakan salah satu alternatif untuk mengantisipasi perkembangan kemajuan fisik transportasi kota Medan dan jalan lingkar dalam maupun lingkar luar yang masih terbatas menuju ke KNIA.

M. Anwar Siregar
Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi Geosfer, 
Blog paluemasgeolog

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...