16 Feb 2016

Lahar Gunungapi paluemasgeolog



LAHAR GUNUNG API
Paluemasgeolog

Lahar merupakan salah satu produk hasil gunung api yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Lahar mengalir dari permukaan atas ke bawah menelusuri punggung dari gunung api yang meletus.

Masyarakat harus mengantisipasi kecapatan lahar daerah pemukiman selain harus memperhatikan pelemparan letusan gunungapi lainnya seperti yang sudah diperlihatkan pada geologi video visual dalam blog paluemasgeolog, yaitu racun gas dan awan panas, penyebaran dan pelemparan hasil letusan gunungapi kadang berlangsung cepat dan berhari-hari, sebagai contoh gambaran keganasan sumber letusan gunungapi dapat dilihat dari beberapa gunungapi Indonesia saat ini banyak mengeluarkan isi muntahan perut magma antara lain Gunung Api Bromo di Provinsi Jawa Timur mengeluarkan erupsi awan panas sejauh 1 km, Gunung Api Sinabung di Tanah Karo (Provinsi Sumatera Utara) yang masih mengeluarkan gas racun dan awan panas sejauh 2 km sehingga beberapa masyarakat di beberapa Desa harus diungsikan ke tempat yang aman dari bahaya sesuai standar protap mitigasi gunung api.

Gunung Api Lokon dan Gunungapi Soputan di Sulawesi juga masih belum mengurangi aktivitas letusan gunung api. Lahar dari beberapa gunung api tersebut masih terus menuju ke daerah terendah di kaki gunung api. Sehingga hal ini perlu menjadi perhatian masyarakat agar mengetahui, ke arah mana lintasan lahar yang akan mengering dan juga akan terjadi masalah jika hujan turun.

Dampak lahar hasil letusan gunung api jika hujan deras dampak mengakibatkan bencana banjir lahar bandang bagi lahar yang telah mengalami pengeringan menuruni lereng gunung, dapat menjebol tanggul penahan longsoran lahar pada sisi tebing dan umumnya selalu selaras dengan arah aliran sungai yang berada di sekitar gunung api.

Lahar gunung api yang membara membutuhkan waktu yang lama mengalami pendinginan, sepanjang lahar mengalir itu nampak jelas terlihat di punggung gunung api seperti api yang memanjang membara dan terlihat sangat mempesona jika kita memperhatikan dan sekaligus juga menakutkan. membayangkan bagaimana panas lahar yang mengalir itu menunjukan betapa dahsyatnya bencana gunung api.

Gambar : Lahar yang membara yang menuruni lereng gunung ke permukaan rendah
(Sumber gambar : pusatilmu.blog.com)

Langkah mengantisipasi, masyarakat ikuti protap, jauhi lokasi yang dianggap berbahaya, sebelum letusan kumpulkan dokumen penting, siapkan keluarga untuk mengunsi ke tempat aman dengan barang yang cukup. Kenali daerah yang akan dituju. Jangan melanggar aturan yang di buat agar tidak terpisah dari rombongan jika ada imbauan untuk mengunsi, bersiaplah jika ada himbaun dari aparat.

Waspadalah selalu jika berada di kawasan daerah gunung api aktif dengan mempersiapkan mitigasi ilmu dan membangun kapasitas diri untuk mengurangi jumlah kerugian harta dan jiwa.

 (Sumber video : dari berbagai sumber dan bahan sosialisasi mitigasi bencana geologi Badan Geologi)

Taiwan Takluk Gempa

HEBAT EKONOMI, TAIWAN DITAKLUKKAN GEMPA
Oleh M. Anwar Siregar
Gempa Taiwan dengan kekuatan mencapai 6.4 Skala Richter kedalaman dangkal sekitar 23 km Tenggara Tainan sudah termasuk gempa bumi kuat (sumber USGS), mampu meruntuhkan bangunan di atas, dan menelan korban jiwa. Kepulauan Formosa (Taiwan) termasuk daerah rawan gempa bumi di Asia Timur. Semua Negara di kawasan Asia Timur termasuk Negara dengan tingkat kebencanaan gempa yang sangat tinggi karena difaktorkan oleh kondisi tatanan geologi gempa yang sangat rumit. Bentuk tatanan geologi yang rumit itu menyebabkan Negara-negara di Asia Timur harus mempersiapkan perisai gempa, karena gempa dan bencana lain suatu saat dan kapan saja akan terjadi.
Bukan saja gempa yang sering terjadi di Taiwan, bencana topan dan longsor juga sering terjadi. Negara yang terbentuk oleh gugusan kepulauan seperti Mentawai-Nias-Simeulue-Maluku (Indonesia), Haiti maupun Jepang merupakan negara yang rentang mengalami berbagai bencana geologis dan klimatologis karena posisi pembentukan fisik bumi mereka berada di ujung pinggiran pertemuaan antar lempeng, sehingga mereka sebagai ujung tombak ”medan pertempuran abadi” antar dua lempeng atau lebih untuk menekan, menabrak dan memisahkan sehingga salah satu lempeng akan mengalami pelumatan ke dalam mantel bumi.
DINAMIKA TEKTONIK
Gempa bumi tektonik di Tainan itu terjadi karena lapisan kerak bumi yang keras menjadi genting (lunak) dan akhirnya bergerak. Hal itu dapat dijelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut bergerak perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Jadi gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba atau elestic rebound. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik, dan posisi daerah atau pulau yang terbentuk dipinggiran plat lempeng akan sering menjadi daerah pertama mengalami gempa atau sebagai medan stress gempa dan mengakibatkan efek domino gempa terdekat serta geometri sesar yang mengalami ruas terkunci.
Dan posisi geografis bencana Taiwan itu diapit oleh berbagai tatanan geologi daerah tetangganya yang dapat menyebabkan send message seismic (SMS) atau mengirim pesan getaran gempa yang terdekat dan ini adalah salah satu yang menyebabkan sering terjadinya gempa-gempa kuat di negara yang terkenal dengan kekuatan pertumbuhan ekonominya terkencang di dunia yaitu Taiwan, Korsel, Tiongkok dan Jepang.
GEOMETRI SESAR TERKUNCI
Gugusan pulau-pulau Formosa memang berada dipinggir pertemuan lempeng dilingkar Pasifik dengan zona seismik aktif, dimana wilayah ini terbentuk oleh proses pembenturan lempeng, serta posisi Kepulauan Taiwan diatas permukaan lempeng berbentuk seperti gergaji yang bergerigi di batas pertemuan lempeng. Jadi tidaklah mengherankan jika wilayah Taiwan sering sebagai ujung tombak pertama jika mengalami pembenturan lempeng antara Lempeng Eurasia dengan Lempeng Pasifik atau Lempeng Jepang-Philipina dengan Eurasia yang telah mengalami pergeseran posisi koordinat pulaunya pada mega gempa di tahun 2011 lalu dengan mengirim pesan stres di batas medan pertempuran antar lempeng bumi.
Hal ini dapat juga diketahui dengan adamya pola intraksi medan stress yang dikenal sebagai Hukum Coulomb di wilayah Taiwan. Sebab, wilayah Taiwan dikelingi beberapa zona gempa besar dunia yaitu di daratan Tiongkok ada patahan Longsmen Shan, di India dan Nepal ada zona tumbukan patahan Himalaya serta di wilayah Jepang ada perubahan pergeseran sumbu bumi yang telah berubah cepat akibat gempa Jepang tahun 2011 sebesar 14 cm, sehingga akan memberikan efek domino gempa seperti hukum coulomb.
Pola interaksi antara satu gempa bumi dengan yang lainnya memang ada hubungannya apalagi jika geometri tatanan pinggiran lempeng membentuk ruas terjunci dan dalam hal ini Kepulauan Taiwan berada pada ruas tertekan. Penelitian terhadap interaksi seismik menunjukan, kemungkinan terjadinya gempa di sepanjang patahan atau penujaman, meningkat dengan faktor pangkat tiga, setelah terjadinya sebuah gempa hebat baik di patahan bersangkutan maupun di kawasan yang berdekatan, contoh ini dapat dilihar dari geografis tatanan geologi gempa kepulauan Taiwan dengan negara tetangganya seperti Tiongkok, Korea dan Jepang, semua bisa memberikan pola penjalaran energi ke ruas terkunci yang akan sebagai medan stress pemicu gempa.
Para peneliti gempa, mengembangkan teori yang disebut "stress pemicu". Landasan dari teori ini adalah, regangan atau stress yang dilepaskan pada saat gempa, diteruskan ke zone kegempaan tetangga. Stress ini, dapat memicu terjadinya gempa berikutnya di zone kegempaan tetangga.  Menunjukan medan stress yang dilepaskan pada saat terjadinya gempa, tidak menghilang begitu saja. Akan tetapi diteruskan di sepanjang zone kegempaan atau patahan bersangkutan, hingga ke zone gempa yang berdekatan. Hal ini dapat menimbulkan dampak yang fatal. Penelitian medan stres gempa sudah dilakukan sejak tahun 1992, terhadap sekitar selusin zone kegempaan dunia menunjukan, stress di kawasan tersebut sudah terakumulasi cukup besar. Jika stress meningkat sekitar beberapa bar saja, hal ini cukup untuk memicu terjadinya gempa hebat seperti yang sering terjadi sekarang dan bisa saja berikutnya di wilayah kawasan Pasifik berikutnya dimana wilayah Indonesia sangat berdekatan seperti potensi gempa di Utara Sulawesi dan Maluku.
EKONOMI TAKLUKGEMPA
Jika kita mendengar sebutan ras kuning maka terbayanglah kehebatan negara-negara tersebut, mulai dari kemampuan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi, mereka juga mampu menguasai teknologi sangat canggih, konon mereka menguasai teknologi yang sangat menakutkan seperti teknologi nuklir.
Gambar : Gempa Tainan (Taiwan 2016) dengan kekuatan 6.4 SR
(Sumber : USGS)
Negara seperti Taiwan, duo Korea, Tiongkok dan Jepang adalah negara dengan kemampuan tinggi dalam membangun perekonomian dan memiliki SDM yang cukup mumpuni untuk mengelola sumber daya alam mereka yang terbatas dengan meningkatkan produktivitas infrastruktur yang berketahanan bencana seperti Jepang. Jepang dalam benak kita adalah negara maju yang sering mengalami gempa dan tsunami, juga salah satu negara di Asia yang bersih dan disiplin dengan etos kerja yang tinggi. Jepang juga dikenal sebagai salah satu negara di dunia dengan produksi otomotif dan ekonomi tertinggi di dunia dan penelitian-penelitian inovatif di bidang sains, lalu disusul Korea dan Taiwan serta Tiongkok.
Keunikan lain dari perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat bagi negara ras kuning adalah mereka juga dikenal dalam mempertahankan tradisi budaya yang tinggi, bagian dari kehidupan mereka dengan diselaraskan dengan sistem pendidikan kebencanaan. Bagi Jepang dan Taiwan adalah sebuah ”bagian hidup” yang harus di taati. Hal ini saat berbeda dengan sistim pendidikan kebencanaan di tanah air, terutama di tingkat sekolah dasar.
Begitu digdayanya negara-negara Asia Timur karena karena kemampuan SDM dalam mengelola sumber daya yang terbatas itu belum mampu “mengatasi” gempa, terutama mendesain tata ruang kota yang berketahanan gempa. Lihat sejarah gempa yang sering berlangsung dalam 3 abad terakhir di negara Asia Timur, mulai dari kejadian gempa Jepang serta disusul oleh gempa China dan gempa Taiawan.
Pertumbuhan ekonomi ternyata takluk terhadap gempa, hampir semua negara dengan pertumbuhan ekonomi dan militer belum mampu mengatasi gempa walau dengan kekuatan kelas ringan sekalipun. Amerika Serikat dan Jepang sebagai kiblat mitigasi gempa dunia juga belum mampu mengatasi gempa dan lebih suka melakukan invasi kekuatan militer terhadap negara lain.
SEBUAH PELAJARAN
pelajaran bagi Indonesia, perhatikan tatanan geologi untuk tata ruang fisik dan pengelolaan sumber daya geologi dan bahwa informasi geologi penting untuk pembangunan dalam menimalisasi ancaman bahaya gempa bumi seperti yang terjadi sekarang.
M. Anwar Siregar
Geologist. Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi-Geosfer
Tulisan ini sudah di publikasi di Harian ANALISA Medan, 12 Feb 2016

11 Feb 2016

Geologi Video Visual : Gas Racun


Gas Racun Gunung Api 

Gunungapi Di Indonesia memiliki Karakteristik letusan yang sangat tinggi. Gas Racun dan Awan Panas salah satu bahaya hasil letusan gunungapi yang harus diwaspadai masyarakat disekitar gunung api. Masyarakat harus memahami struktur tata ruang bencana yang telah dipetakan dan harus mematuhi aturan zonasi dan protap yang telah dibuat oleh para ahli geologi dan masyarakat wajib mengetahui kondisi lingkungan geologi tempat tinggal mereka beraktivitas.
Saat ini, beberapa gunungapi di Indonesia masih aktif bererupsi, dan bagian dari dinamika gerak lempeng bumi yang belum seimbang dan selalu ada pergerakan dan pemekaran lantai samudera. di Sulawesi Utara ada gunungapi Soputan, dan Maluku Utara ada gunungapi Gamalama dan Sumatera Utara terdapat gunung api Sinabung yang masih terus mengeluarkan awan panas, dan gas beracun yang membahayakan manusia dan lingkungan.
Untuk itu Masyarakat wajib mengetahui bahaya-bahaya yang disebabakan oleh dampak erupsi gunung api dengan memperhatikan peta Kawasan Resiko Bencana Gunung api. gas racun gunung api dapat menyebar cepat dan mudah terhirup bersama udara.
Di bawah  Peta Sebaran Gunungapi di Indonesia
gambar : Peta Sebaran Gunungapi Aktif di Indonesia

Bertindaklah dengan cepat dan menjauhlah sesuai dengan aturan protap jika terjadi letusan gunung api. dan bersikaplah waspada.
(Sumber gambar dan video : Dari berbagai sumber dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi RI).

9 Feb 2016

Ancaman Desintegrasi Migas



MINYAK DAN GAS BUMI, SUMBER DEVISA DAN DESINTEGRASI BANGSA
Oleh : M. ANWAR SIREGAR

Dua persoalan penting yang sedang dihadapi oleh bangsa dalam abad millenium ke tiga ini, yang didapkan pada pengembangan pembangunan yang berkelanjutan dan juga dihadapkan pada pokok-pokok pembangunan itu sendiri.
Dua persoalan ini yaitu berhubungan dengan era globalisasi yang semakin transparansi di abad 21, dimana perubahan kehidupan hidup ini terus berkembang cepat tanpa kita sadari, telah terus mengalami eskalasi yang luar biasa.Dalam era ini, batas-batas negara tidak relevan lagi, yang menjadi pokok persoalan adalah bagaimana penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus dikuasai bangsa Indonesia untuk berjuang menjaga jati diri bangsa dengan bangsa-bangsa yang ada dimuka bumi ini.
Pada saat yang sama bangsa ini mengalami persoalan yang kedua yaitu akibat terjadinya crisis multidimensi yang diawali dengan terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang terpuruk akibat terjadinya korupsi disegala bidang selama masa pemerintahan orde baru (orba) marajalela.
Keberadaan hukum di Indonesia, walau negara ini termasuk negara hukum Namur dalam pelaksaaan tidak sesuai dengan harapan, karena keberadaan hukum dan keadilan sangay kerdil krediilitasnya di mata rakyat seperti terjadi mafia keadilan, suap hakim dan ancaman serta cambur tangannya pemerintah dalam pemutusan dan penuntutan hukum sehingga tidak bersifat independen. Diambah hiruk pikuknya persoalan politik yan cari muka dan asal omong dan tidak mudah dipertanggung jawabkan, seharusnya sebagai seorang terpelajar dan memiliki wawasan yang luas bisa memberi solusi yan baik, malah kebalikan untuk kepentingan partai yang lebih dominan daripada kemaslahatan rakyat dari hari ke hari tidak dimengerti oleh rakyat dan juga semakin banyaknya rakya miskin dan pengangguran serta pada akhirnya menjurus pada tindakan anarkis. Penyebabnya,tidak adanya perhatian para elite politik dalam negeri yang selalu beradu mulut, salig tuding dan curiga mulai berlebihan.

KESOMBONGAN PUSAT

Keinginan beberapa daerah dalam mengelola SDA nya banak ditanggapidingin oleh Pemerintah Pusat,karena Pusat beranggapan daerah masih belum sanggup dan memiliki kemampuan yang terbatas adalah sebenarnya tidak benar, karena Pusat sebenarnya sangat kuat, karena menyangkut pembagian jatah “kue” yang didapat dari daerah.
Dalam membuat kebijakan dan peraturan untuk pengelolaan SDA di daerah, Pemerintah jarang bersikap adil dalam menetapka hak-hak terhadap daerah. Beberapa peraturanyang dikeluarkan tidakmengakomodasi keinginan-keinginan rakyat yang ada di daerah. Contohnya Rancangan Peraturan Perundangan (RPP). Dimana peraturan yang sebelumnya adala wewenang Pusat selama pemerintah otoriter orde baru di bawah mantan Presiden Soeharto ini. Didalam RPP ini, banyak perturan yang Belem terakomodasi bagi rakyat, misalnya Propinsi Riau. Dimanahak untuk pengelolaan SDAnya masih tarik ulur yang panjang, apalagi ketika peraturan itu dibuat banyak daerah tidak diajak berdikusi tentang keiginan daerah, didalam peraturan RPP sebagai tindak lanjut dari UU No.22/1999 tentang Pemerintah daerah, dialam RPP ini banyak titipan pusat, Negosiasi seharusnya diadakan, nyatanya tiak. Jadi bagaimana mengakomodasi keinginan daerah kalau pusat melakukan semuanya untuk RPP ini, bila ini (akomodasi keinginan daerah) dilakkan dengan baik maka otomatis mereka akan tahu seberapa besar kemampuan daerah dalam mengelola kekayaan SDA, bukan asal tunjuk.
Dari hal ini saja, Pemerintah sudah memberikan gejala-gejala perpecahan dengan banyaknya peraturan yang tidak becus, karena kemampuan tiap-tiap daerah bereda tapi pusat seperti tidak mau tahu dan tarik ulur soal kepentingan otonomi. Akibat yang ditimbulkan banyak daerah-darah yang kaya SDA selama ini diperlakukan tidak adil dan diperas kekayaannya sampai jumlah APBDnya sangay kecil bila digunakanunuk melaksanakan pembangunan daerah jadi beraksi sangat keras. Daerah-daerah ini umumnya memiliki SDA dibidang minyak dan gas bumi deserta bahan galian strategis dan vital lainya menuntut diberikan lebih dari setengah hak kekayaan sumber devisa yang telah dihasilkan oleh hasil bumi dari Propinsinya, misalnya Riau, Aceh,Papua, dan Kalimantan Timar, keempat daerah ini menghasilkan lebih 75% sumber devisa bagi negara dan daerah ini juga “ memberi makan” daerah-daerah yang sangay miskin, tetapi perlakuan Pemerintah Psat terhadap mereka sungguh tak adil. Jadi jangan kaget, bila keempat daerah ini mengancam keluar dari NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) bila hak pengelolaan SDA mereka tidak diberikan lebih.mereka akan melakukan tindakan anarkis seperti yang sudah terjadi di bmi rencong. Melihat hal ini, memang sudah sewajarnyamerekaberhak dan sepantasnya mendapat sumbangan devisa lebih besar yaitu 75%. Tapi sayang sekali, Pusat sepeti mengulur waktu dengan berbagai alasan bahwa daerah Belem Sian, padahal pusat itu sendiri tidak melakukan negosiasi secara langsung dan bagaimana mengerti secara langsung keinginan daerah,hasilnya liarla RPP yang dibuat Pemerintah yang banyak kekurangannya dan kepentingannya.

PEMICU DESINTEGRASI BANGSA

Seperti sudah disebutkan diatas, bahwa persoalan yang dihadapi bangsa kita adalah krisis yang multidimensi seperti ekonomi, hutang yang banyak, politik yang tidak pasti,dan tingkah laku peegang kekuasaan yang arogan an keamanan yang tidak pasti, unjuk rasa seharusnya tertib dan sopan tanpa tindakan kekerasan berubah menjadi anarkis, merusak, malahkadang memperkosa da membunuh, disertai oleh seorang provokator yang sangay lihai. Dimana hal ini, tidak pernah terjadi ketika orde baru kecuali Anda sayang sama nyawa  yang semata wayang dan jangan melawan pemeritah yang sangay otoriter ini di bawah pasukan Jenderal Soeharto yang sangay alergi yang nama unjuk rasa.
Pemicu desintegrasi bangsa di mulai dengan dibungkamnya kran demokrasi oleh penguasa orba, kemudian dilanjutkan dengan kasus-kasus korupsi yang maha luar biasa (satu pemegang kekuasaan saja, sanggup, menilep uang rakyat lebh 300 milyar rupiah), uang sebanyak ini sebenarnya bisa membangundaerah yang tertinggal, apalagi 300 milyar ini ada daerah yang memiliki APBDnya Cuma 13 milyar rupiah di era krisis moneter sekarang ini.
Si koruptor pasti tertawa seperti setan, bila membaca catatan ini, padahal daerah ini termasuk Kabupaten yang kaya raya SDAnya, tetapi karena sumber devisa ini banyak “lari”ke pusat, imbasnya mereka dapat cuma-cuma alias sisa saja dengan alasan Pusat yang mengatur pembagian “kue-kue” enak ini. Sialnya, daerah ini termasuk ke dalam Propinsi yang berteriak ingin merdeka karena perlakuan yang tidak adil yaitu Riau, oleh pemerintah pusat hanya memberikan sumbangan devisa yang diberikan Riau sebesar 59.146 triliun menjadi 1,5 triliun dan ini masih dibagi lagi untuk daerah yang ada di Propinsi Riau. Maka anda jangan kaget ketika DPRD mereka melakukan perbandingan studi pencarian dan penggalian sumber PAD (pendapat asli daerah) ke Jawa terutama di Yogyakarta, sempat jadi bahan tertawaan oleh rekan mereka. Padahal yang di tujupun bila tiba saatnya otonomi akan merasakan kemiskinan yang dirasakan Riau, kenapa? Karena menurut data-data geologi, daerah ini termasuk miskin SDA dan lebih banyak mengandalkan pariwisata sebagai salah satu sumber pembangunannya dan juga Riau, deserta “rekan-rekannya” tiak perlu lagi jadi sapi perahan untuk memberi makan daerah-daerah selama ini menikmati isi tubuh molek dari perut bumi Riau secara rakus-rakusnya.
Kemiskinan adalah musuh semua negara di dunia ini, ini tegas dan banyak dinyatakan oleh Pemerintah yang berniat menghapuska kemiskinan. Sebab, secara politis akan memunculkan benih-benih radikal, seperti komunis, individu-individu yang terpinggirkan scara dtruktural revolusioner yang menyebabkan mereka miskin da berperilaku radikal bahkan cenderung revolusioner.
Hal ini dapat mengundang kecemburuan daerah yang kaya seperti Provinsi Riau, Aceh, Papua, dan KalTim, dimana harta kekayaan alam yang berupa devisa negara lari lebih banyak ke Pusat. Ini mengakibatkan terbentuknya kemiskinan dan pemberontakan terhadap Pemerintah Pusat, oleh pusat disebutnya golongan separatisme.
Apa salahnya mereka protes keras, untuk minta keadilan dan mengelola sumber daya alam mereka, bukankah kami bagia dari negara ini? Devisa itu harus diberikan tujuh puluh lima persen harus masuk ke kas APBD mereka-mereka yang diperas ini, tetapi setidak-tidaknya pemerintah harus adil dalam mengakomodasi dan pembagian pendapatan hasil SDA terutama dibidang MIGAS.
Contohnya Riau, semua sudah tahu bahwa Propinsi ini kayatetapi rakatnya sangay banyak miskin, jumlah yang tercatat adalah lebih 42,25%. Pada hal Riau, memberikan kontribusi untuk devisa untuk negara dari hasil Minyak dan Gas Bumi sebesar 59.145 triliun. Tetapi berapa mereka (Riau dan daerah lanilla) dapat dari hasil tersebut? Cuma 1,5 triliun, selebihnya ke pusat dengan alasan menurut saya tidak adil dan tidak masuk akal untuk dibagi-bagi pada propinsi lain yang masih miskin, setahu saya,sember daya alam (mineral, SDA/SDM) di tiap Propinsi memiliki potensi kekayaan  alam masing-masing (tak perlu yang terbesar diantara yang “ter” besar, yang penting memberi kontribusi pembangunan dan kesejahteraan rakyat). Tetapi nyata sekali, Riau, Aceh, Papua (Irian Jaya) dan Kalimantan Timur masih sangat miskin (tragis memang,dan berakibat pada aspek SDM yang akan di hasilkan).
Hasil kekayaan alam dari empat Propinsi ini belum sepenuhnya dapat dinikmati oleh rakyatnya. Aceh yang kini bergejolak disebabkan sewenang-wenang dengan pelanggaran HAMyan berlebihan, dimana kita akan melihat pengungsian penduduk (yang menyebabkan Indonesia sebagai negara terbesar jumlah yang mengungsididalam negara sendiri), akibat teror dengan alasan aweeping (penyisiran, pencarian anggota GPK ataupun GAM), atau kontak sensata entah itu dari GAM, TNI, atau sipil bersenjata. Apalagi rakyat Aceh traumatik terhadap Pasca DOM yang berlangsung 10 tahun ditambah lagi tidakan-tindakan anarkisentah siapa yang melakukannya, hanya karena Aceh menginginkan keadilan dan penegakan Syariat Islam di bumi tanah rencong, tetapi pihak pusat, “buta dan tuli”.
Papua juga ikut bergejolak disebabkan SDA mereka dapat tidak jauh beda dengan Riau dan Aceh. Perusahaan-perusahaan yang beroperasi disana, banyak melanggar tanah-tanah adat yang ada di Papua. Selain itu, terjadi pelanggaran HAM berat dan pengrusakan hutan yang berdampak pada lingkungan hidup bagi suku-suku yang masíh hidup di daerah terpencil, selain kesempatan mereka terbatas dalam menikmati hasil kekayaan bumi Propinsinya karena ulah para pemegang kekuasaan dan kesombongan para elite politik yang tidak mau tahu kondisi hidup rakyatnya.
Kemiskinan, kebodohan, kekecewaan dalam pembagian hasil devisa SDA terutama MIGAS adalah salah satu pemicu desintegrasi bangsa. Misalnya lagi,Riau, ketika Gus Dur datang ke Propinsi RIAU berjanji akan memberikan pengelolaan CPP (Coastal Plans Pekan Baru) yang masa habisnya tanggal 31 Agustus 2001, ternyata berubah pikiran. Rayat Riau memang akan melakukan tindakan seperatis bila pemerintah masíh juga terus berbohong, kenapa? Tentu saja apa gunanya bergabung ke NKRI bila kepercayaan dalam mengelola CPP dari Caltex Pasifik Indonesia (CPI) ini diambil Pemda Riau di urus sendiri oleh rakyat. Apa lagi Riau sudah cukup banyak memberi makan propinsi lain, jadi sudah saatnya mereka menikmati hasil bumi untuk kemakmuran rakyat setelah tertinggal jauh oleh mereka yang hidup makmur dari hasil perut bumi Riau.

Gambar : Sumber Daya Migas dan politik di obok-obok negara asing
(Sumber gambar : jakarta45.wordpress.com)

Apa susahnya sih untukdiberi wewenang mengurus SDA masing-masing propinsi padahal pemerintah melalui badan usa yang terrenal saja tak becus mengurus kekayaan alam dan menghasilkan sumber daya penyamun dan korupsi yang bertriliun banyaknya pada preusan seperti PERTAMINA. Bagaimana ini Mr Abdurrahman “Gus Dur” Wahid?
Terutama untuk Riau (dan juga KalTim), yang tidak mendapatkan otonomi khusus seperti yang di dapat Aceh dan Papua.  
Penyebabnya, semua desintegrasi ini yang terjadi adalah perimbangan kue-kue pembangunan, banyaknya daerah kabupaten ingin menjadi propinsi sendiri tak lain tidak adanya perhatian karena kue pembangunan sedikit didapat (bukan perhatian dari pemeritah propinsi) tetapi melaikan tebatasnya dana anggaran pendapatan dan pembangunan daerah yang diberikan Pusat kepada Propinsi. Sedangkan Propinsi itu sendiri masíh kerja keras bagaimana memanfaatkan jatah yang diberikan untuk selanjutmya dibagi-bagi lagi kue yang sedikit itu ke daerah yang ingin menjadi Propinsi seperti yang kita lihat atau baca di surat kabar berbagai daerah misalnya Gorontalo (Sulawesi Utara), Kepulauan Riau , Kepri (Riau). Bagaimanadengan Tapanuli yang sempat ada “gaungnya”? bagaimana pemerintah SUMUT ada perhatian? Kalau tidak, Medan, sebagai kota metropolitan tidak ada apa-apanya alias kelebihannya karena perkembangan kota yang dimiliki Medan juga dimiliki beberapa kota yang ada di Tapanuli seperti arah pusat pelabuhan laut, dimana umumnya negara didunia selalu menghadap ke arah lautaan selain juga berkonsentrasi pada daerah yang bergelombang miring landai tapi diusahakan sejauh daerah jalur gempa bumi. Selain itu, juga memiliki potensi sumber daya mineral atau sumber daya alam banyak tertanam di dalam perut bumi Tapanuli seperti yang dimiliki Riau, karena saya tahu itu, dan ahli-ahli geologi juga sudah tahu itu, dan SDMnya juga jangan dianggap remeh dan lebih baik dibandingkan propinsi-propinsi yang ingin berdiri sendiri.
Segitu saja tulisan ini, sebenarnya masíh banyak mau saya tulis, kebetulan tulisan ini ditulis ketika melakukan suvey untuk penelitian SDA dan kontruksi sipil untuk proyek yang akan dimanfaatkan sebagai bahan (pertimbangan) potensi devisa ketika otonomi akan diberlakukan, justrunya di lakukan di Propinsi yang lagi “berteriak-teriak” kepada pusat agar keadilan diberikan kepada mereka.

Sudah di Publikasi oleh Surat Kabar Harian “ANALISA” Tanggal 17-18 Januari 2001

4 Feb 2016

Geologi Video Visual : Awan Panas

 
Video Awan Panas Letusan Gunung Api
Indonesia memiliki sebaran gunungapi tersebar di Lingkaran Gunung Api, dari Sabang Sampai Maluku berderet rapat gunungapi, yang dalam sejarahnya telah mengubah tatanan kehidupan di muka bumi dengan menghasilkan dampak kerusakan dan perubahan iklim global. Video ini menunjukan salah satu bahaya yang ditimbulkan oleh Gunung Api.


Tantangan Bulutangkis Indonesia

TANTANGAN BULUTANGKIS INDONESIA TAHUN 2016
Oleh M. Anwar Siregar
Tahun 2015 telah lewat, Indonesia lebih banyak gagal dalam pencapaian terbaik, gagal di berbagai turnamen bergengsi, baik perseorangan maupun beregu. Kegagalan demi kegagalan membuat banyak pertanyaan dalam benak masyarakat Indonesia yang menggemari bulutangkis maupun yang sekedar mencari tahu tentang perkembangan prestasi bulutangkis Indonesia.
Tahun 2015 harus di evaluasi dan direflesikan dalam bentuk perencanaan target 2016, karena pada tahun 2016 akan banyak tantangan akan dihadapi atlet bulutangkis Indonesia. Atlet dikawah cadradimuka Cipayung seharusnya mampu bangkit karena kemampuan skill tidak kalah dengan pebulutangkis negara lain termasuk Tiongkok yang disegani saat ini, asal atlet bulutangkis kita memanfaatkan semangat bertanding yang tinggi. Sebab, semangat bertanding yang tinggi itulah menjadi tradisi Indonesia menjadi kampiun dunia bulutangkis selama lebih 20 tahun.
TANTANGAN TARGET
Pada tahun 2016 Indonesia akan banyak mengalami tantangan untuk mempertahankan tradisi bulutangkis Nasional di pentas dunia, mengingat negara lain terus berkembang pesat ke depan. Tantangan pertama adalah perkembangan pesat negara lain seperti Jepang, Malaysia, India dan adalah negara yang sudah mampu mempecundangi Indonesia, Tim dan atlet Indonesia selalu terjegal di babak semifinal, belum lagi negara Skandinavia yang di wakili Denmark dengan kualitas pemain yang semakin menakutkan dan bisa sebagai batu sandungan bagi Indonesia sebalum menuju puncak pada kejuaraan perseorangan seperti All England, Olimpiade dan lain-lainnnya.
Atlet Indonesia sudah harus fokus mengamati semua negara yang menjadi batu sandungan jika ingin kembali juara di berbagai turnamen. Untuk Putra ada lima negara yang berpotensi sebagai penghalang yaitu Jepang, Malaysia, Thailand, Korea dan India ditingkat regional Asia, diluar negara ini adalah Denmark dan Inggris, Rusia dan Jerman. Atlet Bulutangkis putra kita mulai kesulitan menghadapi atlet negara seperti Rusia yang kuat di ganda putra dan ganda campuran, maupun beregu campuran selain tetap fokus menghancurkan kekuatan Tiongkok.
Untuk Putri, maka akan bertambah negara yang menjadi tantangan bagi Bellaetrix Manuputty dkk, yaitu Spanyol dengan juara dunia tunggal putri, Carolina Marin yang sudah berulangkali menaklukan para tunggal putri Indonesia. Indonesia sangat lemah disektor tunggal putri dan sekedar ”penggembira”, jika kita amati cara bermain atlet putri kita seperti kaki yang berat melangkah, terasa sudah kalah sebelum bertanding.
Selain tantangan utama berupa perkembangan pesat negara lain untuk mengembalikan tradisi juara, atlet kita juga menghadapi tantangan target kedua yaitu tantangan juara di kejuaraan yang diikuti selama tahun 2016. Ada tiga fokus yang menjadi target yang diinginkan PBSI selama tahun 2016, Olimpiade Rio de Janero, All England dan Piala Thomas seperti dilansir situs Badminton Indonesia. Semua menjadi target juara bagi Indonesia.
Di olimpiade, target Indonesia adalah merebut 2 medali emas, sementara di Piala Thomas diharapkan bisa lolos ke semifinal, sedangkan All England Indonesia menargetkan hasil juara lebih baik dari tahun lalu. Langkah tantangan target bagi tim putra dimulai dari lolos kualifikasi Piala Thomas dan Uber di bulan Februari 2016.
Gambar : Tantangan Praven-Debby untuk mengangkat tradisi Indonesia  (Sumber :Sindonews)
Tantangan ketiga, faktor regenerasi dan pembinaan. Kondisi atlet utama yang sudah tua dan kualitas produk kemampuan sudah diketahui pihak lawan. Problemnya, saat ini, pasokan pemain-pemain muda tersebut sepertinya lambat disebabkan banyak pemain memilik cabut ke negara lain seperti Singapura dan Taiwan karena kondisi pelatihan Cipayung dianggap sudah ketinggalan. Regenerasi macet, dan kita masih mengandalkan tenaga pemain-pemain tua seperti ganda campuran unggulan Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir. Soal regenerasi, kita tertinggal jauh dibandingkan Tiongkok, terutama di sektor tunggal wanita, tidak ada lagi pemain putri sehebat Susi Susanti. Maka dari itu, tidak ada jalan lain. PBSI harus berani melakukan regenerasi. Di Cipayung banyak stok pebulutangkis muda yang wajib diberi kesempatan. Terjunkan mereka ke berbagai turnamen bulutangkis di luar negeri. Para bintang muda seperti Anthony Suka Ginting, Shesar Hiren Rhustavito, Jonathan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, dan lain-lain harus segera diorbitkan untuk menggantikan para bintang tua yang sudah mulai meredup sinarnya.
Tantangan selanjutnya adalah faktor mental bertanding. Atlet kita secara dasar dan skill bulutangkis sebenarnya tidak kalah dari atlet negara lain. Perbedaan kemampuan para pebulutangkis kelas dunia tidak terlalu jauh, yang membedakan hanyalah semangat bertanding dan pengalaman bagi atlet muda, yang sangat ini baru sebatas prestasi kejutan, yang membedakan seorang pemenang dan pecundang sering kali bukan masalah skill bermain bulutangkis, tapi masalah mental.
Karakter building nation harus tertanam bagi jiwa atlet Indonesia karena bulutangkis adalah raga dari perjuangan bagi Bangsa Indonesia ketika Indonesia baru merenggut dan mengecap kemerdekaannya.
Karakter nation building itulah yang harus ditingkat, digenjot dan ditanam membara di dada atlet garuda Indonesia.
MIMPI BURAM
Tahun 2015 memang bisa dibilang pemain-pemain utama Indonesia, prestasinya merosot tajam, dengan semakin tua pemain kita, apakah tantangan target bisa terpenuhi? Jika memperhatikan sepanjang tahun 2015. Rasanya atlet kita semakin susah bersaing mengingat produk skill dan mental belum siap, terutama atlet muda yang baru mulai juga di bidik lawan dan prestasi masih angin-anginan.
Perhatian pemerintah terhadap bulutangkis semakin getir. Coba tanya kepada Bapak Presiden Jokowi apa ada tidak ide untuk peningkatan kemajuan prestasi Bulutangkis Nasional? Seperti ide membangkitkan prestasi sepakbola dengan berbagai turnamen untuk menghasilkan atlet berprestasi kelas dunia? Datang, Melihat, Berbicara dan Membuka berbagai turnamen sepak bola yang prestasinya lebih buruk dibandingkan cabang Bulutangkis.
Untuk direnungkan saat ini adalah bagaimana membangkitkan kualitas pembinaan, menjaga metode pembinaan dan kerahasian lainnya, dan jangan begitu mudah menerima atlet negara lain untuk latihan dikawah cadradimuka Cipayung, mengingat kita sekarang kedodoran menghadapi atlet yang pernah berlatih di Indonesia, seperti menghadapi atlet Philipina dan Spanyol atlet kita mulai kepayahan dan diantara mereka sudah ada yang menjadi juara dunia.
Mimpi kita untuk melihat Indonesia berjaya kembali terasa semakin lama, yang ada prestasi buram namun belum ke titik nadir. Negara lain akan terus melaju kencang, harus ada upaya membumi bagi kesatuan segenap insan masyarakat bulutangkis dan politik untuk membangkitkan gairah prestasi dengan menghasilkan kualitas atlet yang mumpuni.
Semoga ada atlet terlahir untuk menjadi juara lagi seperti era Rudi Hartono Kurniawan, dan legenda-legenda bulutangkis Indonesia yang pernah hadir mengharumkan bangsa dan negara Indonesia.
Untuk menghilangkan mimpi buram adalah panggil kembali para pelatih Indonesia yang melatih diluar negeri, untuk sharing dengan pelatih dalam negeri termasuk dengan pelatih daerah, alih transfer pengalaman. Jepang, India Malaysia dan Spayol bisa berkembang karena kualitas mantan atlet Indonesia yang menjadi pelatih.
Saatnya PBSI memikirkan hal ini, bersatu untuk membangkitkan bulutangkis Indonesia kembali, mari bung rebut kembali kejayaan kita.
M. Anwar Siregar
Penggemar Bulutangkis.

3 Feb 2016

Terbenam Murka Sang Ancala Tambora : Geologi Visitor

Terbenam Murka Sang Ancala

Hujan deras mendera sebuah permukiman di pinggang Tambora, sesaat sebelum gunung itu bererupsi hebat. Kemudian, gemuruh dahsyat dan hujan abu pun mulai meneror warga untuk segera mengungsi. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Luncuran awan panas telah menerjang permukiman, sebelum semua warga meninggalkan desa.
Erupsi megakolosal Gunung Tambora pada 10 April 1815 telah membenamkan dua perdaban Kerajaan Tambora dan Kerajaan Pekat. Kendatipun jumlah korbannya yang fantastis, tidak ada jumlah pasti berapa total korban yang dimangsanya. Namun, perkiraan mutakhir lebih dari 71.000 orang tewas. Para tumbal angkara Tambora itu tersebar dari Sumbawa, Lombok, hingga Bali. Kedahsyatannya telah mengubah sejarah ekologi di kawasan itu.
Setahun selepas murka sang ancala, keceriaan musim panas di Bumi belahan utara telah sirna berganti musim dingin yang mencekam. Kawasan itu didera petaka kegagalan panen, berjangkitnya penyakit, dan berujung pada binasanya kehidupan.
Fenomena hilangnya musim panas—atau The Year Without A Summer—karena erupsi megakolosal Tambora telah menjadi perbincangan seantero dunia. Namun, bagaimanakah sosok dua kerajaan yang terbenam murka sang ancala, hingga kini masih berselimut kelambu teka-teki. Apakaha dua kerajaan itu telah mendiami Semenanjung Sanggar sebelum masuknya Islam? Mengapa keduanya tidak biasa disebut dengan kesultanan, seperti beberapa kerajaan lainnya di Sumbawa? Seperti apakah rupa rumah-rumah di pinggang Tambora kala itu? (Mahandis Yoanata Thamrin)
(National Geographic Indonesia)
http://nationalgeographic.co.id/video/2015/04/terbenam-murka-sang-ancala

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...