3 Mar 2016

Sains : Kapling Angkasa



PERSAINGAN MEMPEREBUT KAPLING RUANG ANGKASA
Oleh M. Anwar Siregar

Dunia di era sekarang adalah dunia digital, dirgantara dan telekomunikasi harus dikuasai oleh sumber daya manuisa, Salah satunya adalah membangun visi antariksa selain visi poros maritim karena wilayah udara Indonesia saat strategis dalam meluncur satelit Bumi.

SISTEM DBS
Gambar : Satelit diatas permukaan bumi, luas kapling ada berbentuk 90 dan 180 derajat.

Mau tak mau, cepat atau lambat, dampak pemakaian DBS terasa di Indonesia, disini diperlukan “hokum dirgantara” Nasional yang dirasakan mendesak.
Suatu hari kelak, entah kapan, Anda menyaksikan siarang langsung / berita pertempuran atau kudeta di Amerika Latin, misalnya, atau menikmati film hot, keduanya langsung dari studio televise Amerika Serikat di New York. Dan sudah dipastikan Anda bisa juga disuguhi siaran parade militer ulang tahun revolusi oktober langsung dari televise Rusia, itu bisa terjadi cukup dengan memasang antena piring berdiameter kecil, yang harganya kini sekitar 5 juta, yang dalam tahun mendatang bisa mencapai 10 juta. Selain itu juga menggunakan conventer untuk mengubah gelombang berfrekwensi tinggi menjadi gelombang yang bisa ditangkap televise, siarannya dipancarkan melalui DBS (direct broadcasting satellite) alias satelit siaran langsung (SSL) yang tidak lagi lewat stasiun Bumi.
Siaran televise dengan antena leluasa bisa menerobos karena selain lima stasiun milik Indonesia ada 20 satelit milik Uni Soviet (almahum) Rusia sekarang, dan sebanyak 30 satelit yang berada dalam jalur orbit, yang disebut dengan GSO atau geostasioner satellite orbit diatas udara khatulistiwa.
Menurut Prof. Dr. Priyatna S.H., ahli hokum dirgantara internasional, kapling GSO Indonesia yang terpanjang di dunia atau hamper 34.000 km atau 13 persen dari panjang GSO seluruhnya. Sekarang lintasan GSO merupakan daerah tak bertuan, sebagai kawasan diluar konsepsi wilayah Negara. Penempatan satelit di wilayah itu berdasarkan hokum, siapa yang cepat dia dapat. penempatan satelit disepanjang GSO sekeliling Bumi, terdapat 220 satelit, 2/3 diantaranya milik Amerika Serikat dan Rusia, jumlah tersebut menurut teori : maksimun hanya bisa ditempatkan 180 satelit disepanjang GSO seluruhnya (Sumber Kompas).
PEREBUTAN POSISI GEOSTASIONER
Seperti diberitakan Harian Kompas (edisi April 1997). Beberapa waktu lalu ramai dibicarakan “perebutan” posisi geostasioner (slot) satelit komunikasi antara Indonesia dengan kerajaan Tonga.
Sejak pertama Spuntnik diluncurkan tanggal 4 Oktober 1957, jutaan orang di seluruh dunia yang menyaksikan penuh anstusiasme karena disebabkan perseteruan antara Amerika Serikat dan US (Rusia), yang mengelilingi Bumi tiap 96 menit. Selanjutnya diluncurkan Sputnik 2 yang lebih besar. Peluncuran satelitnya ini dilakukan secara rahasia dan sangat tertutup, kebenaran itu terbukti pertengahan Desember 1957 ketika Sputnik 2 melintas pantai Florida yang sempat terfoto oleh Teleskop yang sedang memantau peluncuran roket Amerika Serikat.
Sejak itu perebutan kapling di ruang angkasa, sebelumnya tak terpikirkan ruang angkasa diatas Bumi ini akan dipenuhi oleh benda-benda buatan manusia.
Peluncuran satelit ke ruang angkasa pada ketinggian orbit yaitu low earth orbit (LEO), Sun Synchronous Orbit (SSO) dan Earth Synchronous Orbit (ESO) serta Geosychronous Orbit (GSO).
Satelit ditempatkan di orbital yang bisa bergerak kearah timur atau ke arah barat tergantung sudut inklinasi, yaitu antara bidang orbit dengan bidang khatulistiwa, sudut inklinasi nol jika bidang orbit berimpit dengan bidang khatulistiwa. Jika sudut inklinasi nol derajat sampai 90 derajat (prograde) satelit akan berputar kearah timur. Jika sudutnya lebih besar dari 90 derajat (retrograde) satelit akan berputar kearah barat.
Pada LEOkebanyakan ditempatkan satelit militer atau satelit mata-mata dan satelit penelitian. Jarak satelit ke permukaan Bumi hanya memerlukan waktu 90 menit. Satelit militer itu mampu mengenali kabel telepon atau obyek kecil lainnya dari ketinggian 160 kilometer.
Satelit-satelit di SSO biasanya untuk kebutuhan ramalan cuaca guna mendeteksi SDA. Jarak satelit ke permukaan bumi kurang lebih 750-850 km dan sudut inklinasinya lebih dari 90 derajat. Satelit cuaca bisa mengelilingi Bumi 15-16 kali sehari.
Satu orbital yang paling banyak dipenuhi satelit adalah GSO atau juga disebut CLARKE, diambil dari nama seorang pengarang cerita fiksi sain. Arthur C Clarke adalah yang pertama kalinya mengusulkan digunakannya orbital ini untuk satelit telekomonukasi tahun 1945. Syncon 2, yang diluncurkan tahun 1964 adalah satelit pertama yang menggunakan orbital GSO (Geo Stasioner Satelite Orbit).
Satelit di GSO yang jaraknya 35.788 kilometer dari permukaan Bumi atau 42.000 kilometer dari pusat Bumi. Seakan-akan tetap berada di satu titik di atas Bumi, keadaan seperti diam itu sebenarnya karena periode mengelilingi Bumi sama dengan periode rotasi Bumi, kurang lebih 24 jam sehari (atau tepatnya 23 jam 59 menit 6 detik). Satelit  yang bergerak dengan kecepatan tiga kilometer per detik mampu melihat sepertiga permukaan bumi.
JUMLAH SATELIT
Sampai Januari 1993 ada 125 satelit dari berbagai negara yang sudah beroperasi di GSO. Di tahun 1993 akan ada diluncurkan 20 satelit lainnya. Salah satu kawasan yang pertumbuhannya pesat sekali adalah Asia Pasifik. Saat ini ada 33 satelit yang sudah beroperasi di kawasan Asia Pasifik termasuk diantaranya empat satelit Indonesia yaitu Palapa B2 P di slot 113 derajat BT, (bujur timur), Palapa –B4 di slot 118 derajat BT, Palapa B2R di slot 108 derajat BT dan palapa Pasifik 1 di slot 134 derajat BT. (Sumber Kompas, Januari 1993).
Seperti kita ketahui lokasi GSO untuk satelit sangat terbatas, hanya ada 360 derajat, 180 derajat di BT dan 180 derajat di BB. Berdasarkan teori, jarak dua satelit minimal 2 derajat, jika lebih kecil dari dua derajat bisa saling mengganggu. Jadi sepanjang garis GSO hanya mungkin diletakan maksimun 180 satelit saja. Karena itu tidak heran kalau kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan slot yang paling strategis seperti persaingan Indonesia dengan kerajaan Tonga.
PEREBUTAN KAPLING RUANG ANGKASA
Tahun 1995 kawasan Asia Pasifik akan dipenuhi satelit-satelit lainnya. tahun 1993 kemungkinan akan diluncurkan tiga satelit di kawasan Asia Pasifik. Thailand sudah berencana akan meluncurkan Tahaicom-1, milik perusahaan telekomunikasi Tahailand Shina Warta Co, Desember 1993. Thaicom -1 akan diluncurkan diposisi 101 derajat BT, menggunakan roket Arianne 4 dari Kourou, Guiana Perancis, menyeusul Tahaicom-2 yang akan diluncurkan April 1994.
Hongkong juga merencanakan melepaskan satelitnya, Asiasat 2 tahun 1995. Pada posisi 100,5 derajat BT. karena jarak keduanya cukup dekat ada kemungkinan keduanya saling mengganggu jika dipaksakan beroperasi. Persaingan antara kedua tersebut bukan hanya slot 100,5 derajat BT dan 101 derajat BT, tetapi juga slot 77,5 derajat dan 78,5 derajat yang didaftarkan untuk satelit tahun 2000.
Secara keseluruhan ada lebih tujuh posisi slot yang saling diperebutkan oleh negara-negara Asia Pasifik yaitu 101 derajat bujur timur, 100,5 bujur timur, 134 derajat bujur timur Indonesia yang ditempati oleh Satelit Palapa Pasifik yang didebat oleh Kerajaan Tonga dengan satelit Tongasat.
Persaingan yang hampir sama juga terjadi antara Indonesia dan kerajaan Tonga, Tongasat, perusahaan satelit patungan antara Mat nelson dengan Keluarga Kerajaan Tonga, malah negara kepulauan pasifik itu sudah mengajukan permohonan 6 slot di kawasan Asia Pasifik, empat diantaranya sudah disewa Rimsat dan Unicom, kedua perusahaan satelit Amerika Serikat,, salah satu slot yang didaftarkanya adalah 134 derajat BT. Indonesia yang menempatkan lebih dahulu satelit Palapa Pasifik 1, bekas Palapa B1, diposisi 134 BT derajat tahun 1992, dianggap telah mengambil hak slot Tongasat. Posisi tersebut akan diisi dan diganti oleh satelit Gorisont, bekas milik Rusia yang diberi Kerajaan Tonga dari posisi ke 53 derajat BT ke 134 derajat BT.
Disamping perselisihan dengan Indonesia, kerajaan Tonga juga bersaingan dengan Intelsat, yang merebut dua slot dengan posisi 70 derajat BT dan 83,3 derajat BT, sebelumnya Intelsat menempatkan satelit pada posisi orbit dengan 69 derajat BT dan 83 derajat bujur timur yang sebelumnya ditempati satelit Rusia yang dipakai Tonga untuk pindah ke posisi 134 derajat bujur timur.
Kemajuan teknologi satelit buatan manusia ini akan semakin keras karena beberapa negara berkembang akan kemungkinan maju sebagai negara industri baru seperti Indonesia. Diperkirakan persaingan pada abad 21 nanti mungkin akan terjadi perang satelit, semoga bukan perang senjata yang mematikan agar bumi ini tidak lekas kiamat.
Dipublikasi Majalah tabloid ”SAINTEK ITM” MEDAN, EDISI APRIL 1997

2 Mar 2016

Geowisata Air Terjun Longlong



GEOWISATA AIR TERJUN LONGLONG
M. Anwar Siregar

Mungkin terasa sangat asing nama lokasi wisata air terjun Longlong bagi sebagian masyarakat luas di luar kabupaten Tapanuli Utara, namun hal itu tidak mengherankan karena masyarakat Tapanuli Utara juga banyak tidak mengenal lokasi air terjun hasil bentukan patahan yang berada di lembah Sarulla, daerah ini memang terisolir, dan hanya kebetulan penulis bersama tim yang sedang melakukan pemetaan daerah rawan bencana melihat melalui citra geologi foto, dan tertarik untuk mengunjungi sekaligus menumpahkan rasa adventure ke wilayah ini.
Foto 1 : kenampakan air terjun dengan tiga gua diantara air terjun, diatas gua terdapat lembah menyempit dan pola tergerus yang membentuk struktur geologi kekar pada batuan breksi vulkanik dan andesit. (sumber foto : ©posma.siagian)
Jarak lokasi ini ke Tarutung dan Padangsidimpuan cukup jauh dan belum dijangkau oleh prasarana transportasi yang memadai dan juga sarana perhubungan jalan belum ”terakomodasi” dalam pembangunan fisik yang baik, air terjun ini sangat jernih, sejuk dan masih ”virgin” disekitarnya sehingga membuat pengunjung dapat menikmati panorama alam daerah sesar (patahan) yang berada di lembah sarulla dan juga merupakan daerah hutan lindung biodiversity Batang Toru.
Menempuh perjalanan dari Padangsidimpuan dan Tarutung memakan waktu sekitar 4 jam, dengan moda transportasi Bus sibuali-buali atau saipar dolok hole, Taksi dan angkot dapat tiba ke tujuan wisata air terjun Longlong di Desa Dolok Saut (Muara Tolang) atau sekitar 2 jam dari Sipirok Ibukota Tapanuli Selatan atau 1,5 jam dari Sipagimbar ibukota kecamatan Saipar Dolok Hole Kab. Tapanuli Selatan, wisata air terjun Longlong memiliki potensi wisata lokal yang memiliki beberapa keindahan alam yang tersembunyi. Lokasi administrasi wisata Longlong berada di Kecamatan Simangunban Kabupaten Tapanuli Utara. lihat gambar foto peta citra yang dikompilasi dari google maps. Lokasi koordinat di LU 01o49’42.19”- BT 99o13’9.9”.

 
Foto 2 : Lokasi wisata air terjun Longlong, yang kenampakan dari citra satelit, memiliki keunikan bentang alam air terjun dari hasil depresi gunungapi dan patahan renun-toru.
(sumber foto : ©posma.siagian)
KEUNIKAN GUA
Akibat benturan lempeng Indo-Australia ke utara Benua Asia dengan hal ini adalah Pulau Sumatera sebagai garda terdepan yang mengalami tekanan, sehingga daerah pulau sumatera terutama wilayah Tapanuli Utara dan Tapanuli Selatan mengalami tekanan yang kuat dan membentuk berbagai zona segment patahan lokal yang berdimensi panjang dari 200 meter hingga puluhan kilometer.
Proses pembentukan air terjun Longlong jika dilihat dari sudut ilmu geologi, patahan yang terdapat adalah patahan lokal Dolok Saut akibat tekanan gerak horizontal patahan besar sumatera dalam hal ini diperlihat oleh ruas patahan Renun-Toru yang membentuk lembah tektonik Sarulla yang membentang memanjang ke arah Pahae Jae, lokasi yang sering mengalami gempa bumi lokal di wilayah Tapanuli Utara.
Ketinggian air terjun ini mencapai sekitar 25 meter dengan lebar sungai di puncak sekitar 2-4 meter, sempit dan deras serta keindahannya semakin nampak jika kita menelusuri jeram-jeram sungai yang bermuara pada satu sungai yang sempit dan membentuk pola air terjun. Air terjun itu terbentuk oleh 3 sungai yaitu Aek Muara, Aek Pancur dan Aek Sibadak, yang panjang dan sempit dari puncak patahan Muara Dolok Tolang. Ketiga sungai itu, terletak di sebelah barat Desa Dolok Saut. Yang memiliki ketinggian topografi mencapai 750 meter dari permukaan air laut,
Keunikan yang dimiliki daerah ini adalah dibawah sungai terbentuk dua gua utama yang berada tepat di belakang air terjun, jika tidak ada embun maka terlihat jelas, gua utama yang terletak di sebelah kiri bercirikhas bercabang dengan diameter antara 3, 5 dan kadang ada 8 meter dengan panjang ke dalam mencapai 20 meter. Mulut gua lebar mencapai 5 meter dengan tinggi mencapai 7 meter, gua dibentuk oleh batuan breksi, dan beberapa batuan vulkanik lainnya hasil endapan letusan gunungapi Sibual-buali dan Toba Purba.
Sedang gua di sebelah kanan foto memperlihatkan keunikan gua yang ukurannya lebih kecil dengan dimensi antara 2 dan 4 meter, panjang  mencapai 7-10 meter dengan bercabang satu, gua kanan lebih tersembunyi dibandingkan gua sebelah kiri.
Lebih unik lagi, ada kenampakan gua ke tiga lebih kecil lagi yang terletak dipinggir kolam air terjun, proses pembentukan gua yang lebih kecil di sebelah kiri ini, ukurannya mencapai 1-1.5 meter dan panjang ke dalam ”hanya” 2 meter. Gua ini terbentuk secara alamiah tanpa ada unsur campur tangan manusia. Terproseskan alamiah oleh adanya gangguan rongga tanah dalam tubuh batuan lava, namun sangat rawan, perlu kehatian-hatian untuk masuk kedalam semua gua.

Bagi anda yang memiliki kegemaran hiking misalnya pecinta alam, lokasi ini salah satu merupakan petualang bebas yang cukup menarik untuk anda taklukan, alamnya masih bersih, jauh dari kabut asap, mendung dan dingin menggigit serta penduduk yang ramah tamah, lokasinya penuh tantangan fisik dan panorama gunung dan kicauan burung dan ”berisikan air terjun”. Penulis sudah merasakan nikmatnya alam ini, dan masih merasakan kesegaran alami dari gua patahan Dolok Saut yang masih berkorelasi dari pusat patahan yang ada di wilayah Tapanuli Selatan dan Tapanuli Utara.


Foto 3 : kenampakan mulut kiri yang berukuran lebih besar dari dekat, untuk mencapainya anda harus berenang ke arah air terjun, atau boleh lewat sisi tebing namun berbahaya, licin serta banyak batu cadas.(sumber foto : ©posma.siagian)


PERLU DUKUNGAN SARANA
Sarana transportasi dari Padangsidimpuan ke Dolok Saut sudah cukup memadai, begitu juga ke dan dari arah Tarutung, jarak tempuh ke dua kota ini membutuhkan dukungan mobilitas perbaikan infrastruktur jalan, karena jalan propinsi dan kabupaten sangat memprihatin, sempit dan mudah rawan kecelakaan. Jarak ke kota terdekat seperti Sipagimbar membutukan waktu 1.5 jam dan dari Desa Dolok Saut jarak ke lokasi geowisata air terjun Longlong sejauh 800 meter dengan berjalan kaki.
Foto 4 : Turis lokal yang sedang menuju ke lokasi air terjun longlong, kenampakan sarana di jalan setapak, perlu dukungan yang memadai untuk membangun jalan bersusun atau bertangga ke lokasi terdekat. (sumber foto : ©posma.siagian)
Jarak 800 meter sudah terasa seperti berpetualangan menikmati alam bebas dengan kawasan hutan pegunungan dataran menangah seperti kalau kita menuju daerah wisata yang sudah terkenal misal ke puncak Gunung Sibayak di Tanah Karo. Anda disuguhkan berbagai pemadangan alam yang hijau dan rimbun. Uji ketangguhan fisik untuk menuju daerah wisata air terjun Longlong yang agak terisolir dari kawasan pemukiman karena berada di kawasan hutan lindung di lembah Sarulla.
Dianjurkan datang ke lokasi ketika tidak musim penghujan deras, sebab lokasi rute jalan sangat licin, menghindari mendung tebal serta tidak mengganggu fauna dan flora yang tumbuh dan kadang muncul mendadak ketika kita melintas di dalam hutan.
POTENSI WISATA
Nilai jual wisata air terjun ini cukup menjanji untuk menghilangkan kepenatan dan juga merupakan sumber pendapatan masyarakat jika dikelola dengan baik dengan instansi terkait terutama dinas pariwisata melalui berbagai publikasi dan dinas pekerjaan umum untuk memberikan bantuan pembangunan sarana yang memadai.
Foto 5: Kolam air terjun Longlong yang masih jernih, lebar sekitar 80 x 80 meter 
(sumber foto : ©posma.siagian)
Sangat disayangkan, jika keunikan gua ini tidak diketahui oleh masyarakat luas dan tidak banyaknya publikasi media akan menjadi ironi target pamerintah karena mengingat pemerintah pusat saat ini gencar menarik turis dari berbagai negara dengan membebaskan visa kunjungan untuk 90 negara demi target turis 10 juta.
Foto 6 : Tim penulis dengan latar belakang air terjun Longlong, pancuran bisa selebar 2 meter dari puncak dan 4 meter ke dasar kolam. (sumber foto : ©posma.siagian)

1 Mar 2016

Membumikan Geologi Untuk Kesejahteraan



TAJUK PALUEMASGEOLOG 9

MEMBUMIKAN GEOLOGI UNTUK KESEJAHTERAAN
Bidang geologi melibatkan studi tentang material penyusun bumi dan segala proses-proses yang terjadi di dalam maupun permukaan bumi. Temukan pentingnya mempelajari geologi dan mengapa geologi penting dalam kehidupan dan peradaban.
Ada banyak alasan mengapa geologi penting dalam kehidupan dan peradaban. Pikirkan tentang gempa bumi, tanah longsor, banjir, kekeringan, aktivitas gunung berapi, air laut arus (el Nino), jenis tanah, bahan bakar minyak, mineral (emas, perak, uranium), dan sebagainya.
Ahli Geologi mempelajari semua konsep-konsep ini. Dengan demikian, studi geologi memainkan peran penting dalam kehidupan modern dan peradaban. berbagai kasus kejadian bencana di berbagai daerah karena kurangnya sosialisasi peta-peta informasi geologi.
KURANG SDM GEOLOGI
Pembangunan saat ini, memerlukan kapasitas SDM geologi untuk mengelola aspek lingkungan, aspek sumber daya ruang, aspek sumber daya keberlanjutan ekonomi untuk mendukung kelancaran pembangunan yang berwawasan lingkungan.
KekuranganSDM geologi, disebabkan karena para insinyur tersebut tidak bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya. "Dari sekian banyak insinyur, masih banyak yang bekerja dibidang lain, tidak fokus sesuai latar belakang pendidikannya. Dari segi lapangan pekerjaan, mereka masih kurang tertarik menekuni jalur yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya itu. Makanya, diperlukan pembuatan RUU Keinsinyuran, agar lebih jelas arahnya ke mana, untuk meningkatkan kompetensi dari insinyur itu juga,"
Oleh karena itu, untuk menarik minat para lulusan bergelar insinyur tersebut, maka Persatuan Insinyur Indonesia (PII) akan bekerja sama dengan kampus-kampus untuk mengadakan proyek-proyek, agar para insinyur yang lulus dari bidang-bidang yang kita masih mengalami kekurangan tenaga profesional itu bisa bekerja sesuai latar belakang pendidikannya.
Data-data geologi sangat diperlukan untuk mentgurangi resiko investasi dan bagi siapa saja yang memerlukan dukungan data-data tersebut. Mengingat pesat pembangunan saat ini, untuk kepentinga nasional maka pelaku usaha dan masyarakat perlu menggunakan data-data geologi sebagai referensi untuk kegiatan pengembangan minyak dan gas bumi, panas bumi serta kebencanaa tata ruang investasi.
Saat ini kita punya 600 ribu sampai 700 ribu insinyur. Sejalan dengan proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang direncanakan pemerintah, Indonesia sangat kekurangan insinyur untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 6,8 persen, dan untuk konsisten mencapai pertumbuhan tujuh persen, maka kita masih membutuhkan 1,2 juta insinyur lagi.
Indonesia masih sangat membutuhkan insinyur geologi yang bisa mengelola Sumber Daya Alam (SDA). Seperti diketahui, Indonesia kaya akan SDA, tapi orang-orang yang mengelolanya masih minim. Insinyur di bidang geologi, itu yang menurut saya sangat dibutuhkan. Sedangkan insinyur yang mengerti bidang elektronik Indonesia masih membutuhkan sekitar 50 persennya lagi, tapi tidak sebanyak kebutuhan akan insinyur pertanian dan perikanan.
Geologi dibutuhkan saat ini karena terdapat 3 (tiga) isu strategis utama diantaranya yaitu : • Ketahanan Energi § Kemandirian energi (pemanfaatan energi setempat) § Penurunan produksi migas § Diversifikasi energi (energi baru dan terbarukan) § Konservasi sumber daya energi § Alokasi sumber daya energi • Penyediaan Air Bersih § Pemenuhan kebutuhan air baku § Peningkatan kebutuhan air § Penurunan kuantitas dan kualitas sumber air § Penilaian kerentanan air tanah • Kebencanaan dan Lingkungan § Bencana gempa bumi, tsunami, tanah longsor, dan gunung api § Peningkatan resiko bencana alam geologi § Tata ruang dan kawasan lindung
KOMPENTISI GEOLOGI
Para ahli geologi maupun tenaga kerja dalam bidang geologi berperan dalam mengantisipasi dan menterjemahkan beberapa kriteria geologi yang penting seperti :
1. Kondisi bentang alam yang menunjang  tataguna lahan, drainase, erosi, abrasi serta kestabilan lereng. 2. Kondisi tanah meliputi sifat fisik dan mekanik tanah, penyebaran dan ketebalan untuk dievaluasi terhadap kestabilan lereng, potensi sebagai bahan bangunan, bahan dasar industry serta tempat pembuangan sampah. 3. Keberadaan dan kondisi bahan galian golongan vital, strategis dan industry. 4. Keberadaan sumberdaya air, baik air permukaan maupun airtanah. 5. Keberadaan struktur geologi yang mempengaruhi penempatan mineral ekonomis atau kehadiran sesar aktif yang mempengaruhi sarana dan prasarana yang dibangun di atasnya. 6. Potensi bahaya geologi seperti letusan gunungapi dan aliran lahar, gempa bumi dan tsunami, banjir, longsoran
dan amblesan. 7. Potensi wisata alam seperti wisata gunungapi, arung jeram dan penelusuran gua di daerah batugamping.
Kondisi geologi setiap daerah yang berbeda menyebabkan keragaman potensi energy dan sumberdaya mineral yang juga berbeda. Untuk mengelolanya secara efektif dan efisien dibutuhkan tenaga geologi yang kompeten.
Tenaga geologi yang dibutuhkan pada sector energy dan sumberdaya mineral adalah tenaga kerja yang memiliki kompetensi dalam bidang sebagai berikut : 1. Penyelidikan dan eksplorasi sumberdaya mineral, minyak dan gas bumi 2. Penyelidikan dan pengelolaan air tanah 3. Penyelidikan lingkungan geologi untuk perencanaan tata ruang, pengembangan wilayah dan daya dukung keteknikan 4. Penanggulangan atau mitigasi bencana geologi
MEA/ASEAN Economic Community /KEA yang telah disepakati bersama oleh para pemimpin ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, November 2012 lalu, merupakan keniscayaan yang akan terjadi. "Karena itu, seluruh lapisan masyarakat, termasuk pemerintah, tidak hanya harus siap menyambutnya, tetapi tentunya juga siap mengambil manfaat yang maksimal. Bayangkan, betapa menyedihkan jika bidang-bidang pekerjaan Sumber daya geologi dan tambang serta energi dan kontruksi berat sipil yang seharusnya bisa dilaksanakan oleh insinyur Indonesia ternyata justru dikerjakan insinyur impor
Pada sektor investasi energi dan sumber daya mineral, data geologi mempunyai peranan yang sangat besar dalam penentuan potensi hingga cadangan energi dan sumber daya mineral, konstribusi data dan tenaga geologi yang memiliki kompetensi cukup baik perlu diciptakan untuk mencapai target energi dan sumber daya mineral agar menekan kebencanaan energi dan lingkungan sumber daya mineral. Untuk itu Insinyur geologi harus berperan penting dalam membangun Indonesia dan menjadikan geologi penting untuk pembangunan dan kesejahteraan serta keselamatan dalam pembangunan di Indonesia.
Banyak perusahaan bisnis bergantung pada informasi yang dihasilkan oleh geologi dan ahli geologi untuk kegiatan mereka. Emas, berlian, perak, minyak, besi, aluminium, dan batubara adalah semua sumber daya alam yang diperoleh dari Bumi. Bahan-bahan ini berfungsi sebagai dasar untuk usaha bisnis banyak. Ahli geologi dan ilmu geologi adalah inti dari kegiatan bisnis. Kegiatan ahli geologi sangat penting dalam membantu menemukannya dan banyak material bumi lainnya. Bahkan bahan sederhana seperti kebutuhan pasir atau kerikil dapat ditemukan dan diekstrak dari Bumi dan dapat dimanfaatkan dalam pembangunan rumah, bisnis, sekolah, dll.
Ini dilakukan agar kualitas geologi yang memenuhi kriteria ilmu dapat dibanggakan di rumahnya sendiri. Semoga geologi dapat menuju kesetaraan dengan kemajuan bidang-bidang ilmu lain dan diterima dalam komunitas ilmiah secara luas.
Salam Palu Emas Geolog

Medan Banjir Lagi

MENGAPA MEDAN BANJIR LAGI?
Oleh: M. Anwar Siregar


Keheranan masyarakat di Medan dan Sumatera Utara semakin membingungkan karena menimbulkan bermacam pertanyaan, kenapa Kota Medan masih mampu menyabet gelar Adipura padahal kota ini termasuk kota ”manyomak”, hampir setiap hari saya menemukan jalan berlubang, sungai-sungai kecil bermunculan jika hujan datang sebentar saja dan bau busuk menyengat hidung karena berserakannya sampah-sampah di sekitar parit yang tersumbat, taman-taman tergenang banyak air dan belum lagi tumpukan sampah menggunung dipersimpangan jalan disekitar pasar-pasar yang sering kali terlambat di angkut.
Terlihat panorama ini hampir di sudut setiap di kota Medan, lewat rute jalan mana saja. Pedagang kaki lima seenaknya menutup saluran air dan belum lagi melewati badan jalan dan serempangan membuka dagangan di ruas jalan yang tertera jelas imbauan tidak boleh berdagang di lokasi tersebut.Beraninya lagi, berdagang tepat dilokasi jalan protokol utama yang banyak dilewati kendaraan.
Aneh bin ajaib, sebuah kalimat terlontar dari para turis yang berkunjung ke kota Medan, entah parameter apa yang digunakan dalam sistim penilaian Adipura untuk sebuah kota besar seperti kota Medan ini, penataan ruang kota Medan sebuah contoh yang tidak bagus atau tidak ideal bagi kota di Sumatera Utara, tetapi bisa juga sebagai contoh pelajaran untuk menata tata ruang bagi kota-kota lainnya dalam mengatasi “manyomak” tersebut, salah satunya bagaimana mengendalikan problematika klasik banjir sebagai penyakit kutukan yang harus dipikir oleh pemko Medan, dan mungkin Medan satu-satunya kota besar di Indonesia yang saya ketahui sebagai kota yang disebut beberapa warganya menjadi kota peraih Adipura yang pura-pura nan rupawan.
Hukum Sebab Akibat
Dalam usianya yang mencapai 746 tahun saat ini, Medan seharus mampu mengatasi tantangan problematika tata ruangnya dengan memanfaatkan potensi yang ada, membatasi penghancuran lahan hijau hanya sebuah izin pembukaan lokasi hunian dan perhotelan. Medan sebenarnya bisa mengurangi debit limpasan air banjir, walau kekurangan lahan untuk lokasi pembukaan taman hijau dalam skala besar.
Membahas masalah lingkungan hidup dan banjir di kota Medan dari prespektif sains geologi lingkungan dan spirit pecinta lingkungan saat dibutuhkan. Karena akhir-akhir ini sering kita melihat bencana alam melanda Indonesia, khususnya di Kota Medan adalah banjir, dan pengurangan daerah rawa-rawa sebagai zona resapan air disebabkan oleh tindakan manusia yang membahayakan diri sendiri dan makhluk lainnya sehingga akan menimbulkan hukum alam yaitu ada sebab dan akibat atau dikenal aksi-reaksi. 
Alam itu atau bumi itu sebenarnya makhluk bernyawa seperti manusia, mereka tidak suka di rusak dengan alasan dalih pembangunan apa saja akan secara pasti memberikan akibat atau reaksi dari alam seperti terjadinya bencana tanah longsor beserta dampak bencana ikutannya.
Dan beberapa kawasan Desa disekitar pinggiran perbatasan kota Medan kini telah mengalami perubahan yang sangat signifikan. Hasil jelajah ke 21 kecamatan yang penulis lakukan itu tampak hilangnya beberapa daerah-daerah rawa sebagai zona resapan air, mulai dari perbatasan Medan dengan Deli Serdang, Medan dengan Binjai. 
Tumbuh pesat pembangunan kawasan hunian dan industri yang menggunakan beton dan nyaris tidak menyisakan  lahan-lahan yang menjadi taman atau sanggahan hijau berubah menjadi jalur ekonomi “coklat” akibat adanya pelebaran jalan lintas antar Propinsi, yang termasuk jalur rawan macet dan menghasilkan kantong-kantong emisi.
Dengan banyaknya kehilangan jalur hijau penyerap emisi maka alam memberikan “hukuman” berupa panas yang menyengat, kekeringan dan kekurangan air, banjir bandang dan penurunan permukaan tanah dan daya resap struktur batuan dasar akan berubah luntur dapat memberikan pukulan telak bagi stabilisasi kekuatan bangunan di sekitarnya, pada akhirnya akan mempercepat laju rambat gelombang sesimik kepermukaan serta dapat menimbulkan efek guncangan berganda dan likuafaksi tanah.
Gambar : Begini lah banjir landa kota besar di Indonesia termasuk Medan, 
(Sumber : Youtube) 
Tanah Kosong Berbasis Biopori
Perubahan peruntukan kawasan hutan dan alih fungsi lahan pertanian menjadi isu yang sangat mendesak menyangkut sumber ketahanan pangan yang semakin terbatas. Dan zona peruntukan lahan berada di kawasan desa yang masih hijau dan idealnya sebagai zona sanggahan hijau bagi pembangunan ekonomi hijau seperti lahan pertanian abadi, terdesak akibat pergerusan pembangunan pemukiman rumah di sekitar perbatasan Medan dan kota sekitarnya.
Banyak langkah pencegahan problematika masalah banjir di kota di Sumatera Utara, dan Indonesia pada umumnya. Yang paling sederhana adalah memperluas dan memperdalam daerah-daerah resapan air sebagai biopori, dengan terlebih dulu lakukan kajian teknis geologis air daerah tersebut. 
Jika diidentifikasi daerah rawan banjir tahunan maka selanjutnya dilakukan perencanaan pembangunan biopori air di tanah lahan kosong dan lokasi tidak terpaku pada satu kawasan tetapi berbeda pada tiap kecamatan untuk menampung air permukaan agar termanfaatkan dengan baik. 
Biopori dapat juga digunakan bagi daerah pemukiman atau perumahan, buat juga sumur resapan dengan jarak antara 100 m di jalur hijau. Namun hal ini belum banyak dilakukan di berbagai kota di Pulau Sumatera khususnya Medan, tata ruangnya belum berketahanan banjir dan tidak berbasis ekologi hijau secara luas.
Hasil pengamatan penulis di beberapa kecamatan yang terlanda banjir, banyak tanah kosong yang tidak terlihat pada jalur padat lalu lintas atau tertutup kawasan pemukiman.
Di tiap kecamatan dapat dimanfaatkan sebagai kawasan tata ruang berbasis geologis air, dengan memanfaatkan posisi jarak Sungai Deli dan Babura untuk menyalurkan air ke sungai tersebut atau dapat dijadikan sebagai lokasi biopori raksasa atau basis kantong berkumpulnya air. 
Penyerapan dibantu oleh berbagai jenis ekologi hijau, sehingga Pemko Medan tidak perlu menunggu pemerintah tetangga (Deli Serdang atau Tanah Karo) untuk memperbaiki tutupan lahan hijau yang mengalami penggundulan.
Pengerukan parit menjelang musim hujan tidak selalu bermanfaat, karena tidak berkelanjutan dan hasil kerukan selalu terlambat dipindahkan serta justrusnya semakin memperparah ruang jalan sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas apalagi di musim hujan.
Berbasis Kantong Parkir Air
Yang paling sederhana lagi adalah memperluas dan memperdalam daerah yang telah diidentifikasi memiliki tanah yang berkemampuan menyerap air lebih cepat yang bisa dipakai sebagai parkir air berupa sungai-sungai berukuran kecil di dalam tanah, ditutup lalu dialirkan ke sekitar sungai besar dengan terlebih dahulu melakukan perbaikan kondisi sungai yang membelah kawasan perkotaan dan pemukiman. 
Selain parkir air, pembuatan kanal atau saluran drainase dengan sistim biopori yang lebih banyak dengan jarak tertentu dengan menyelaraskan sumber-sumber air permukaan, menyelaraskan juga posisi saluran drainase ke suatu titik kantong air. Saluran drainase air harus terdapat sebuah biopori di dalamnya berjarak tertentu agar terserap dan tersaring cepat oleh tanah, menyalurkan ke pusat titik kantong air baik didalam permukaan yaitu CAT (cekungan air tanah) maupun dipermukaan seperti sungai-sungai yang telah diperlebar dengan berbagai ekologi ruang hijau terbuka disekitar sempadan atau DAS.
Dengan memperhatikan peranan lintasan geologis air maka problematika bencana banjir dapat dikendalikan sebagai mitigasi banjir berkelanjutan bagi tata ruang kota Medan sehingga Pemko tidak perlu mengeruk parit busuk, agar tidak berulang kembali banjir.***
Penulis adalah Enviromentalist-Geologist. Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi Geosfer
Sudah dipublikasi di Harian "ANALISA" Medan 12 Februari 2016

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...