11 Apr 2016

Makna REDD+ Hari Bumi


TAJUK PALUEMASGEOLOG 10

MEMAKNAI HARI BUMI, DENGAN REDD PLUS
Oleh M. Anwar Siregar

Apa kabar sekarang kondisi Bumi di Indonesia? Isu perubahan iklim global merupakan isu yang kini bukan lagi sebatas retorika, termasuk di Indonesia yang merupakan salah satu negara perusak lingkungan di Bumi, perlu melakukan suatu tindakan nyata untuk mengatasi perubahan iklim ekstrim oleh berbagai upaya penataan lingkungan serta tindakan penghematan bagi pemanfaatan sumber daya mineral agar ada keberlanjutan terutama intensif pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya hutan yang berkelanjutan dengan manajemen ekonomi hijau dan energi alternatif.
REDD+
REDD sangat penting untuik keberlanjutan hutan dan ekonomi yang berbasis dsumber daya mineral, REDD merupakan mekanisme insentif ekonomi yang cocok bagi negera berkembang seperti Indonesia dimana laju kerusakan hutan sangat tinggi di permukaan bumi dan juga bagian dalam upaya menurunkan tingkat laju emisi CO2 ke atmosfir, REDD akan mendorong manejemen pengelolaan hutan di Indonesia secara berkelanjutan agar luas hutan Indonesia terbesar dalam menyerap emisi karbon harus mampu menjalankan REDD dalam rangka mengurangi emisi karbon dari sektor hutan, menjaga keanekaragaman hayati yang banyak dalam di dalam hutan-hutan Indonesia, REDD juga dapat mengurangi deforestasi dan degradasi hutan dan tanah secara signifikan di daerah perkotaan.
Indonesia berkomitmen untuk menurunkan emisi sebsar 26 persen pada tahun 2020 dengan dana sendiri tanpa mengorbankan pembangunan di sektor lain, atau 41 persen jika mendapatkan bantuan interanasional maka pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah tentang Aksi Nasional Penurunan Gas Emisi Rumah Kaca (RAN-GRK). Karena itu posisi Indonesia sangat penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. REDD+ merupakan salah satu upya mengurangi laju kerusakan hutan dan lahan gambut yang merupakan salah satu sumber petaka kabut asap setiap tahun di Sumatera dan Kalimantan.
Perlu sosialisasi dalam menyebarluaskan penerapan REDD+ sehingga perubahan iklim dan pemanasan global bisa terjaga dengan baik dengan cara melindungi hutan dari kegiatan-kegiatan yang bisa meningkatkan emisi karbon, deforestasi serta degradasi hutan karena ulah tangan manusia sendiri yang tidak bisa menjaga kelestarian hutan di daerahnya.
Untuk mengendalikan tata guna lahan dengan berbasisi pengelolaan sumber daya alam, perlindungan sumber mata pencaharian masyarakat dari deforestasi hutan untuk menenkan peningkatan emisi karbon sehingga mewujudkan hutan dari kerusakan alam menuju kesejahteraan.
MENGANTISIPASI EMISI
Ada beberapa cara untuk mengurangi emisi dari dampak kebakaran hutan dan pertambangan akibat terlalu dekat dengan sumber daya gambut antara lain (dikutip dari berbagai sumber) : 1. Membuat menara pengamat yang tinggi berikut ala telekomunikasi. 2. Melakukan patroli untuk mengantisipasi kemungkinan kebakaran. 3. Menyediakan sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang siap digunakan. 4. Melakukan pemotretan citra secara berkala, terutama di musin kemarau untuk memantau wilayah hutan dengan titik api cukup tinggi yang merupakan rawan kebakaran.
Apabila terjadi kebakaran hutan maka cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penyemprotan air secara langsung apabila kebakaran hutan bersekala kecil. 2. Jika api dari kebakaran berskala luas dan besar, kita dapat melokalisasi api dengan membakar dan mengarahkan api ke pusat pembakaran, yaitu umumnya dimulai dari area yang menghambat jalananya api seperti sungai, danau dan jalan. 3. Melakukan peyemprotan air secara merata dari udara dengan menggunakan helikopter. 4. Membuat hujan buatan. Dengan mengerti dan memahami ke delapan cara mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran hutan, maka diharapkan para pembaca dapat mencegah dan juga bertindak saat kebakaran terjadi.
TETAP BERBASIS REDD+
Sementara hutan sebagai penyerap CO2 dan diubah menjadi O2 mulai berkurang dengan alih fungsi lahan hutan menjadi pertambangan dan perkebunan. gangguan hutan akan meningkatkan emisi karbon yang terus meningkat akan memperbesar risiko konflik, kelaparan, banjir, gangguan ekonomi, dan migrasi massal penghuni bumi pada abad ini.
Jika dibiarkan, emisi gas rumah kaca tersebut akan menyebabkan kerugian triliunan dollar AS karena kerusakan properti dan ekosistem, dan untuk biaya membangun sistem pertahanan iklim. Risiko ini meningkat setiap satu derajat kenaikan temperatur udara akibat pemanasan global.
Untuk mengurangi pemanasan global, mari kita kurangi CO2, baik dari kendaraan bermotor, listrik, ataupun industri. Saya membaca satu poster di salah satu industri elektronik besar di Bekasi, bahwa “setiap penghematan listrik 1 KWh = pengurangan CO2 sebesar 0,712 Kg”, berarti setiap orang bisa ikut aktif dalam mengurangi pemanasan global, paling tidak dengan menghemat pemakaian listrik setiap bulannya.
Dari manakah penghematan signifikan yang bisa kita dapat? Menurut penelitian yang dilakukan oleh salah satu BUMN di gedung2 komersial, pemakaian mesin pendinginlah (AC, chiller) yang paling besar memakai daya listrik, sekitar 60-70% dari seluruh tagihan listriknya.
Dan anda pasti sudah tahun kalau mesin pendingin menggunakan Freon (CFC, HFC, HCFC) sbg bahan pendinginnya, didalam freon mengandung Chlor & Fluor. Chlor adalah gas yang merusak lapisan ozon sedangkan Fluor adalah gas yang menimbulkan efek rumah kaca. Global warming potential (GWP) gas Fluor dari freon adalah 510, artinya freon dapat mengakibatkan pemanasan global 510 kali lebih berbahaya dibanding CO2, sedangkan Atsmosfir Life Time (ALT) dari freon adalah 15, artinya freon akan bertahan di atsmosfir selama 15 tahun sebelum akhirnya terurai.
Untuk perlu reklamasi dan reboisasi secepatnya daerah pertambangan dan lepas pantai untuk penanaman tumbuhan tanaman mangurove, berbagai tanaman lainnnya dan pohon yang dapat menyerap emisi karbon secepatnya. Penataan ruang hutan dalam bentuk kawasan resapan mutlak harus dilaksanakan yang bertujuan untuk menekan deforestasi hutan dan perubahan iklim global.
REDD+ kini memang tidak ada lagi dalam bentuk organisasi badan, namun pemahaman untuk penekanan perubahan iklim global dari isu emisi perlu tetap diterapkan guna menakan pembakaran hutan, dan juga menekan laji invasi perkembangan perluasan industri perkebunan, yang saat ini telah menguasai lahan dan hutan di Sumatera telah mencapai 70 % dan langkah konkrit untuk menekan laju kerusakan hutan sehingga bumi Indonesia tetap penting untuk keseimbangan pasokan udara bersih.
Hal lain yang perlu diwaspadai adalah tekanan para mafia setelah badan pengelola REDD+ yang telah mengalami perubahan struktur organisasi yang berusaha keras mengeksploitasi hutan dan pertambangan dalam hutan karena yang paling keras agar di bubar BP REDD+, karena selama masih ada pengendalian dari sistim REDD+ untuk menjaga deforestasi hutan maka hutan Indonesia tidak akan terancam dari para mafia hutan.
Dalam mekanisme REDD+, tiap usaha untuk menjaga hutan akan mendapat kredit, karena ikut andil dalam mengurangi emisi gas rumah kaca global. Jumlah kredit yang diperoleh dalam waktu tertentu dapat dijual di pasar karbon. Sebagai alternatif, kredit pun dapat diserahkan ke lembaga pendanaan yang dibentuk untuk menyediakan kompensasi finansial bagi negara-negara peserta yang melakukan konservasi hutan. Tanda plus (+) dalam nama program ini merujuk pada insentif tambahan yang akan diberikan pada negara-negara yang berhasil meningkatkan cadangan karbon, melalui proyek penanaman pohon atau konservasi kawasan hutan.
Pengurangan emisis dari deforestasi dan degradasi hutan (Reduction of Emission from Deforestation and Degradation Plus) (REDD+) dilandasi ide utama yaitu menghargai individu, masyarakat, proyek dan negara yang mampu mengurangi emisi gas rumah kaca – GRK (greenhouse gas – GHG) yang dihasilkan hutan.
REDD+ berpotensi mengurangi emisi GRK dengan biaya rendah dan waktu yang singkat, dan pada saat bersamaan membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan memungkinkan pembangunan berkelanjutan. REDD+ merupakan skema pengurangan emisi yang dapat mengakomodasikan berbagai jenis pengelolaan hutan dan lahan yang dalam konteks perundang-undangan kehutanan Indonesia dapat mencakup hutan lindung dan konservasi, hutan, hutan produksi, atau hutan konversi yang telah menjadi Area Penggunaan Lain Konsep REDD+ dan Implementasinya (non-hutan). REDD+ dianggap sebagai cara paling nyata, murah, cepat dan saling menguntungkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK); nyata karena seperlima dari emisi GRK berasal dari deforestasi dan degradasi hutan (DD); murah karena sebagian besar DD hanya menguntungkan secara marjinal sehingga pengurangan emisi GRK dari hutan akan lebih murah ketimbang alat atau instrumen mitigasi lainnya; cepat karena pengurangan yang besar pada emisi GRK dapat dicapai dengan melakukan reformasi kebijakan dan tindakan-tindakan lain yang tidak tergantung pada inovasi teknologi; saling menguntungkan karena berpotensi untuk menghasilkan pendapatan dalam jumlah besar dan perbaikan kepemerintahan dapat menguntungkan kaum miskin di negara-negara berkembang dan memberi manfaat lingkungan lain selain yang berkaitan dengan iklim

Palu Emas Geolog
Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi Geosfer

6 Apr 2016

Gempa Mentawai Nias Masih Ada

MEGATHRUST MENTAWAI-NIAS MASIH ADA
Oleh M. Anwar Siregar
 Tekanan kuat gempa masih terus meningkat di wilayah Pantai Barat Sumatera terutama di blok Patahan Enggano-Mentawai dan Blok Subduksi Aceh-Nias-Simeulue, periode magathrust Mentawai-Nias masih akan ada dan lebih besar daripada kejadian gempa 28 Maret 2005 di Nias dan Mentawai 2011 serta 3 Maret 2016 dengan kekuatan 7.8 SR, terakhir gempa di Patahan Mentawai di lepaskan pada tahun 1833, di sertai gelombang tsunami dengan kekuatan 8.9 SR ke daratan Pulau Sumatera. Zona Patahan Mentawai merupakan zona kekuatan penyerapan energi yang terkuat dan terbesar pada blok patahan di Pantai Barat Sumatera dalam mengendalikan dan menjaga keseimbangan seismic gap di perbatasan pertemuan lempeng besar bumi, sekaligus sebagai daerah dengan tingkat kehancuran yang sangat tinggi. Pelepasan energi seismik selalu berada pada tingkat VIII-XII MMI atau 8.0-9.5 SR yang dapat menjangkau daerah getaran sejauh 2000 kilometer termasuk ke dalam daratan Benua Asia dan dapat memicu zona subduksi terdekat, dan lebih dahsyat dibandingkan gempa dahsyat Aceh-Nikobar pada tahun 2004, dan gempa Jepang Tahun 2011 yang lalu.
TSUNAMIS BESAR
Banyak faktor yang dapat membuktikan bahwa tsunami maut bisa terjadi lagi di subduksi Mentawai-Nias di Pantai Barat Sumatera dalam jangka waktu yang belum dipastikan dengan berbagai asumsi ilmiah yaitu asumsi pertama menyebutkan terlebih dahulu terjadi pematahan kulit bumi Palung Laut Jawa khususnya dalam koridor sepanjang patahan regional Pantai Barat Indonesia dengan adanya gempa gunung vulkanik di bawah laut yang masih aktif di sebelah Barat Bengkulu dengan memberikan tekanan efektif dan kuat ke patahan Mentawai dari Pagai Selatan ke Utara dengan telah tersalurnya gempa 2016 pada zona sistem patahan Investigator Fracrure Zone (IFZ) yang lokasi kejadiannya tidak jauh dari gempa Mentawai dan Nias yang telah mengalami perobekan dan membutuhkan elastic rebound untuk menutup kondisi patahan sebelumnya yang telah mengalami perobekan di Samudera Hindia yang menyebabkan pergeseran lempeng secara mendasar.  lalu megathrust gempa Nias ke patahan megathrust Aceh-Nikobar,
Asumsi ketiga, gempa Simeulue tahun 2012 semakin menambah kompleks geodinamika patahan di pantai barat sumatera, gempa yang berkekuatan 8.5 SR (versi BMKG) itu seharusnya menghasilkan gempa maut dengan tsunamis dahsyat, ternyata terjadi melalui pola sesar geser di dalam lempeng (slab fault) sehingga tidak menghasilkan tsunami dahsyat, pola sesar geser biasanya terjadi di daratan sumatera. Dengan terbentuknya pola sesar geser, ada memperkirakan bahwa blok batuan yang menyusun kerak lempeng bumi semakin menambah rumit pola keseimbangan seismik dijajaran pulau-pulau vulkanik khususnya di Nias dan ini dapat diperkirakan akan mempercepat terjadi berbagai pola tekan pada zona subduksi sesar vertikal jika terjadi pada perbatasan lempeng tempat dimana berlangsung terjadinya patahan strike slip fault yang menyebabkan gempa Simeulue 2012.
Asumsi kedua, dapat juga dipicu oleh pengaruh tektonik jalur Andaman-Nikobar yang memanjang dari Utara Pulau Sumatera hingga ke Pantai Timur. Zonasi antar blok megatrust ada yang berjarak 100 kilometer dari zona patahan Mentawai diantara Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan dan sebagai zona penahan (locking zone) terhadap desakan subduksi di jalur Benioff (jalur bergempa) di Lempeng Australia disebelah selatannya. Tsunami Mentawai dapat ditimbulkan jika pusat gempa tersebut terjadi ke arah timur ke Pagai Utara kedalaman 10 kilometer dibawah dasar laut. Saat ini, energi yang dilepaskan pada tahun maret 2016 masih terjadi di zona IFZ dengan pelepasan energi tidak melebihi 2/3 energi.
MENTAWAI-NIAS HARUS SIAP
Ancaman megathrust gempa Mentawai-Nias masih akan berlangsung, masih meneruskan tradisi bencana yang sudah berlangsung sejak gempa maut Aceh 2004 lalu gempa Nias Maret 2005, gempa Bengkulu 2007, gempa Sumatera Barat 2009, gempa Mentawai 2010, dan gempa Meulaboh 2011, serta gempa Simeulue 2012, dan Gempa Mentawai tahun 2016 itu telah membuka tabir bahwa Mentawai saat ini masih menyalurkan sisa energi 50 persen lagi untuk menjaga keseimbangan sebelum tahun 2033 dan juga dipastikan telah merangsang berbagai aktivitas kegempaan di Pulau Sumatera baik di daratan dengan 19 segmen patahan dan di Samudera dengan 6 pusat subduksi di pantai barat sumatera yang memanjang dari Utara hingga ke selatan Jawa telah membangkit pengulangan gempa yang sama pada tiap segmen yang sama dampak pergeseran lempang dan biasanya juga akan berakhir dengan sesar naik yang dalam sejarahnya sering menghasilkan tsunami diatas 80 persen gempa tektonik dengan tsunami.
Mengapa megathrust masih dianggap mengancam? Dari data tersebut dapat disimpulkan pertama, bahwa efek gempa Aceh itu telah memobilisasi arah pergerakan lempeng bumi sedemikian rupa sehingga ada perubahan dan anomali koordinat pulau-pulau di busur vulkanik cekungan busur belakang sumatera akibat tumbukan lempeng dengan sesar geser vertikal, merobek kerak patahan sepanjang 600 km sehingga membentuk rangkaian sembulan bawah laut disepanjang selatan Bengkulu hingga Sumatera.
Selain dua segmen di utara patahan Aceh-Simeulue juga ikut bergerak dan robek, melepaskan energi. Pergerakan di segmen Patahan Andaman memicu gerakan tekanan daya tekan pada segmen Nikobar. Maka ada elastis rebound pada segmen tersebut, bersama melepaskan energi karena ketiga segmen tersebut itu berelaksasi ke arah selatan Mentawai. Dengan terjadinya gempa tahun 2010.
Kedua, segmen patahan dibagian selatan Mentawai meliputi patahan di blok Jawa Timur saat bergerak ke arah patahan blok Jawa Barat dengan pemusatan energi di Selat Sunda. Segmen patahan ada saling menekan dan membentuk poros kesatuan kesamaan gerak ke Pagai Selatan.
Kejadian gempa di lokasi kepulauan seperti ini dapat membangkitkan tsunami di sepanjang Pantai Barat Pulau Sumatra. Kota-kota besar di Sumatera Utara (SUMUT) harus siap menghadapi ancaman ini, karena ancaman maut yang diberikan tidak jauh berbeda dengan tsunami maut Aceh-Andaman 2004, namun tingkat kerusakan akan lebih parah, karena kondisi blok batuan yang menyusun bumi ruang Sumatera saat ini belum dalam kondisi stabil, setelah ada gempa-gempa kuat dari awal tahun 2010 hingga menjelang akhir tahun 2016, jadi peningkatan kewaspadaan memang harus ditingkatkan.
Gempa Mentawai 2016 memang terjadi di Investigator Fracrure Zone namun hal ini kadang dapat membangkitkan energi yang menghasilkan tsunami jika kondisi tatanan blok batuan belum stabil, dan posisi morfologi pantai Nias dan Mentawai itu cukup landai untuk diterjang tsunami. Yang paling ironis adalah tata ruang daerah ini ternyata belum diperisai oleh berbagai teknologi dan stadart building code yang wajib ada di daerah rawan tsunami dan tingkat pengetahuan evakuasi masyarakat masih sangat memprihatinkan dengan kualitas SDM yang banyak belum terlatih dalam rangka membangun kapasitas untuk menghadapi berbagai elemen bencana dan terbukti berulang lagi setiap kali ada lindu masyarakat langsung panik dan berhamburan dengan kendaraan dan hal ini dapat mengakibatkan dan membahayakan jalur evakuasi secara tertib.

Gambar : rangkaian gempa Mentawai dari 2010 (gambar atas) hingga ke tahun 2016 (gambar bawah).

Mentawai dan Nias merupakan daerah yang paling rentan menghasilkan sumber petaka bagi keberlangsungan Sumber Daya Manusia (SDM) jika masih terus tidak dibekali berbagai pengetahuan bencana, driil disaster dan fisik tata ruang berketahanan bencana. Dan ancaman mega gempa masih ada dan Mentawai telah menyalurkan energinya, berikutnya apakah Nias yang setelah 11 tahun lalu melepaskan energi besar akan menghasilkan gempa besar? Jawabnya Kenapa Negeriku Selalu Bencana.
M. Anwar Siregar
Geolog, Kerja di Tapsel

16 Mar 2016

Belajar Gunungapi : Lava Gunungapi Paluemasgeolog


Lava adalah cairan larutan magma pijar yang mengalir keluar dari dalam bumi melalui kawah gunung berapi atau melalui celah (patahan) yang kemudian membeku menjadi batuan yang bentuknya bermacam-macam.
Bila cairan tersebut encer akan meleleh jauh dari sumbernya membentuk aliran seperti sungai melalui lembah dan membeku menjadi batuan seperti lava ropi atau lava blok (umumnya di Indonesia membentuk lava blok). Bila agak kental, akan mengalir tidak jauh dari sumbernya membentuk kubah lava dan pada bagian pinggirnya membeku membentuk blok-blok lava tetapi suhunya masih tinggi, bila
posisinya tidak stabil akan mengalir membentuk awan panas guguran dari lava (Sumber WIKIPEDIA)

Aliran lava (“lava flow”): adalah magma yang keluar dari permukaan dan mengalir dipermukaan, bisa di darat, bisa di dasar laut. Ini adalah betul-betul material magma (cairan silikat) bersuhu tinggi, bisa mencapai 1300C. Hasil endapannya adalah batuan ekstrusif yang masif atau brecciated. Jadi yang sering terlihat sebagai aliran berpijar dari kepundan (crater) pada waktu malam saat terjadi letusan gunungapi adalah ALIRAN LAVA dan BUKAN lahar panas.

Istilah GUGURAN LAVA sudah sangat umum dipakai di bidang volkanologi, yaitu adalah identik dengan ROCK FALL tetapi khusus terjadi pada puncak gunungapi, terjadinya adalah sbb.: lava yang sudah mendingin menjadi batuan volkanik (misalnya andesit) di puncak gunungapi membentuk “sumbat lava” (“volcanic plug”) yang bisa menutupi seluruh atau sebagian lubang kepundan, tergantung bentuknya, bisa berupa kubah ataupun tiang. Biasanya terjadinya guguran lava dalam skala yang besar mengindikasikan akan terjadi erupsi, karena adanya peningkatan desakan magma dan tekanan gas dari bawah, mengakibatkan sumbat lava ini mengalami deformasi, terangkat, retak-2 dan akhirnya rontok membentuk guguran lava. Jadi BUKAN lava pijar yang gugur.(berbagai sumber dan Hand Book Vulkanologi)
 

Gambar : Lava pijar disertai kepulan awan panas mengalir dari puncak Gunung Sinabung ketika terjadi guguran kubah lava erupsi Gunung Sinabung di Karo, Sumatera Utara, Jumat (19/6/15) malam. Sejumlah desa di lingkar Gunung Sibanung dan wilayah Berastagi diselimuti debu vulkanik yang cukup tebal akibat kejadian tersebut. (Sumber : ANTARA FOTO/Rony Muharrman/Rei/aww/15)

Contoh Gunungapi yang terdekat yang masih melelhkan lava yang kini menjadi pemandangan bagi wisatawan adalah lelehanatau leleran lava Gunung Sinabung di Tanah Karo Propinsi Sumatera Utara.
Lebih dua tahun sejak September 2013 Gunung Sinabung menyemburkan lava pijar dan debu vulkanisnya. Kini, masyarakat sekitar tidak lagi meratapi derita yang mendera. Namun, mereka mulai beradaptasi dan mencari peluang di balik bencana letusan gunung api tersebut.
Geliat bisnis pariwisata di kKota Berastagi, sekitar 15 kilometer sebelah timur Gunung Sinabung, sempat terganggu. Hunian hotel anjlok lebih 60 persen di awal letusan. Kendati demikian, masyarakat pelaku pariwisata di kota wisata, Dataran Tinggi Karo itu tidak mau pasrah (Sumber : Republic Co.Id, Jakarta)
Sumber Video : dari berbagai sumber dan Badan Geologi

Cerita Ironi Pemimpin Negeri Banjir Asap



CERITA IRONI PEMIMPIN NEGERI BANJIR ASAP
Oleh M. Anwar Siregar

 Gambar : Kabut asap mulai masuk Medan awal Maret 2016

Peristiwa bencana alam yang banyak terjadi sepanjang tahun 2015- ke tahun 2016, telah banyak menimbulkan kerugian infrastruktur dan korban-korban jiwa yang meninggal, luka berat dan ringan serta mengalami traumatik akibat bencana. Hampir semua peristiwa alam yang terjadi di Indonesia akibat kelalaian kita dalam mengantisipasi bencana, tidak mempersiapkan sistim peringatan dini terhadap bahaya bencana tsunami, terjadi bencana dulu baru dipersiapkan.
Kita masih terpaku dengan urusan kepentingan sendiri, semua ingin merebut kursi kekuasaan dan berlomba-lomba mengumpul harta kekayaan dengan segala cara, begitu terpilih lupa pada rakyat, hidup berfoya-foya dengan “sisipan sabu” sehingga ada seorang bupati yang baru dilantik terjebak narkoba. Ada seorang pemimpin tidak mau tahu penderitaan rakyatnya, seenaknya berangkat ke luar negeri padahal baru dilanda bencana gempa, dan ironisnya banyak pemimpin itu berasal dari negeri penghasil asap dan banjir. Cerita ini sebenarnya tidak ada pembelajaran etika yang baik bagi rakyat, dapat menimbulkan krisis kepercayaan. Yang mengherankan kenapa bisa terpilih menjadi pemimpin?
Semua sudah tahu, bahwa negeri ini sudah ditakdirkan hidup berdampingan dengan “petaka” ternyata elitenya belum juga sadar tanpa peduli aspirasi rakyat, hanya didengar dan disahuti ketika unjuk rasa besar-besaran, tampil pahlawan kesiangan jika ada pilkada, selanjutnya cerita bersambung ketika mendengar kabar seorang pemimpin masuk hotel prodeo karena kelalaian menggunakan dana untuk kesejahteraan, kenapa bisa terjadi? Banyak terjadi dari negeri yang sering mengalami banjir sedikit saja hujan turun sudah menjadi sungai.
Illustrasi. Banjir terlihat dari atas menggenangi Kampung Bojong Asih, Desa/Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Minggu (13/3/2016). Meski ketinggian air sudah selutut bahkan hingga dada orang dewasa, sejumlah warga terlihat berusaha melintasi genangan banjir tersebut. Banjir kali ini merendam 11 kecamatan di Kabupaten Bandung dan merupakan banjir terbesar sejak Februari 2005 lalu. (Sumber : Tribun Jabar, Foto : Bukbis Candra Ismet Bey).
Cerita kerusakan alam yang melahirkan berbagai efek domino semakin menggila di negeri khatulistiwa ini, terlihat dengan rusaknya hujan berdampak menghasilkan kabut asap dan bencana banjir tahunan akibat pertambangan yang menggerus zona-zona hijau demi mengejar kemajuan ekonomi yang berlandas azas kapitalisme sehingga rakyat dibiarkan tidak berbusana, membiarkan rakyat hidup kering kerontang dan pembodohan yang tiada henti, biasanya pemimpin ini berasal dari negeri yang banyak menghasilkan bencana gempa, menghasilkan kabut asap raksasa serta ironi yang lebih tragis lagi karena pemimpin ini sepertinya atau dibiarkan bebaskan berkeliaran, yang lebih liar dibandingkan binatang karena merasa tidak bersalah. Sebab utamanya adalah hukum tumpul ke atas.
BENCANA DATANG CEPAT
Tahun 2016, bencana datang lagi lebih cepat, yaitu bencana banjir dan kabut, padahal pemimpinnya sudah mengatakan bahwa tidak boleh ada kebakaran dan penghancuran hutan, namun apa yang terjadi? Lihatlah kejadian banjir di Jawa Barat, banjir melanda di Riau dan Aceh. Ironisnya, fungsi lembaga yang seharusnya mencegah penurun emisi kabut dari kebakaran hutan serta deforentasi hutan dibubarkan dan disatukan ke satu lembaga kementerian, apakah hal ini benar-benar bertujuan menghapuskan atau setidaknya mengurangi emisi? Ternyata tidak, sumber masalah semuanya karena terletak pada kemampuan pemimpin negeri penghasil kabut asap terbesar di dunia ini adalah etika kebijakannya yang saling tabrak, tidak sinkronisasi izin-izin konsesi lahan yang menimbulkan banyak masalah khususnya pada bidang kehutanan dan lingkungan serta pertambangan dalam suatu tata ruang.
Sebutan negeri banjir dan kabut asap itu bukan mengada-ada, memang nyata dan unik. Disebut nyata karena memang banyak penggundulan hutan-hutan di Indonesia dipicu oleh perkembangan dan pesatnya kemajuan insudtri terutama pengadaan kertas dan bahan bangunan serta pembukaan lahan perkebunan sawit serta lingkungan hunian, yang memperparah hutan menjadi botak. Laju peningkatan penduduk yang meningkat berakibat pada perluasan kota. Efeknya hutan yang masih perawan ikut di garap beramai-ramai untuk memuaskan nafsu si manusia.
Impilkasinya kita sudah tahu, jadilah Indonesia negeri banjir dan asap terbesar di khatulistiwa sepanjang tahun, menghancurkan diri sendiri karena menghilangkan sumber daya hayati dan juga menghancur sumber daya ruang untuk kesehatan, banyak peraturan yang dibuat para pemimpin di negeri asap namun kenapa masih banyak melakukan pembakaran? Dulu diawal tahun 90-an banyak penggundulan hutan hingga mencapai 800.000 hektar dan seludupkan ke luar negeri, ironisnya orang yang membotaki hutan Indonesia justrunya negeranya juga menikmati kabut asap lintas negara. Namun kenapa sekarang terbalik menjadi pembakaran hutan? Jangan salahkan sumber daya gambut yang berada di sempadan hutan tetapi kebijakan itulah mesti dibereaskan dan pantaslah kita sebut Indonesia negeri unik, sebab kebijakan pembangunannya yang sangat membingungkan. Tapi rakyat manuk saja.
UNIK TAPI MISKIN
Keunikan Indonesia bukan karena keindahannya saat ini tetapi keironisasi yang sering terjadi di negeri ini, bencana datang bertubi-tubi itu tidak memberikan pembelajaran apalagi kesadaran yang kuat bagi pemimpin di negeri ini. Bencana dapat menimbulkan kemiskinan dan dapat memberikan peluang bagi pemimpin negeri ini untuk membukakan kran utang-utang luar negeri semakin menggurita dan beban utangnya sudah pasti kepada rakyat yang semakin miskin dan menimbulkan kebodohan.
Kaya sumber daya tetapi miskin, itulah salah satu keunikan Indonesia, seharusnya kekayaan itu memberikan kesejahteraan namun hal ini terbalik, jadi unik kan? Tidak ada bangsa di dunia ini seperti Indonesia, suatu ciri khas yang membedakan dengan negara lain di dunia terbaru diabad sekarang. Miskin, pengutang terbesar, korupsi menggila dengan menimbulkan bencana alam akibat keserakahan ekonomi, merusak sumber-sumber daya kehidupan dami kepentingan kapitalisme dan menjajah bangsa sendiri dengan membiarkan negara lain mencuri, menikmati dan mengeruk sebanyak-banyaknya harta kekayaan sumber daya alam Indonesia sehingga Indonesia seperti melawan kemajuan, alias mundur. Dan negara lain berkembang cepat bersama waktu, apakah cerita ironi ini akan menjadi bahan tertawaan negeri lain?
Diperlukan pembelajaran segala aspek kehidupan untuk membangun tatanan masyarakat yang adil sebagai tujuan cita-cita bangsa, setiap pemimpin harus belajar dari kesalahan bangsa di masa lalu, memetik yang terbaik dari kejadian masa lalu, sehingga bencana banjir dan asap tidak sering berulang cepat datang ke negeri ini.
M. Anwar Siregar
Geolog.


15 Mar 2016

Gerhana Matahari Total

5 Hal Menarik Seputar Gerhana Matahari Total

Sebelum menyaksikan fenomena langit Gerhana Matahari Total (GMT) 9 Maret 2016, yuk simak beberapa hal menarik seputar GMT berikut.

5 Hal Menarik Seputar Gerhana Matahari TotalGerhana Matahari Total (Thinkstock)
Fenomena alam Gerhana Matahari Total pada 9 Maret mendatang akan menyedot perhatian masyarakat dunia. Gerhana Matahari Total (GMT) hanya dapat diamati dari daerah yang dilintasi bayangan umbra Bulan. Indonesia sangat beruntung karena menjadi negara yang wilayahnya paling banyak dilintasi GMT. Sebelum menyaksikan fenomena langit tersebut, yuk simak beberapa hal menarik seputar Gerhana Matahari Total berikut.
Apa yang terjadi saat gerhana matahari total?
Gerhana akan dimulai saat bulan perlahan menutupi piringan Matahari. Semakin lama semakin besar area piringan Matahari yang ditutupi Bulan.
Sesaat sebelum memasuki fase total, sinar Matahari terakhir akan bersinar melewati lembah-lembah di permukaan Bulan
Fase total, seluruh permukaan Matahari tertutupi Bulan. Kita dapat melihat bagian korona Matahari menjulur dari bagian tepi piringan Matahari.
Saat totalitas keadaan sekitar akan gelap seperti malam dengan Bulan Purnama. Langit di daerah cakrawala akan berwarna layaknya sore hari.
GMT di Indonesia
Gerhana Matahari Total di Indonesia paling dekat adalah tanggal 9 Maret 2016. Sebelumnya, gerhana matahari total yang melintasi Indonesia terjadi pada tanggal 24 Oktober 1995. Di tahun 1980-1990, terjadi 3 gerhana total yakni 11 Juni 1983, 22 November 1984 dan 18 maret 1988. Setelah 9 Maret 2016, gerhana matahari total berikutnya akan terjadi tanggal 20 April 2042 dan 12 September 2053.
Pada tanggal 20 April 2023 dan 25 november 2049, Indonesia akan dilewati gerhana hibrida (gerhana matahari cincin dan total yang terjadi bersamaan dalam satu gerhana), dan sebagian wilayah Indonesia berkesempatan melihat gerhana matahari total.
Selama 2 abad atau dari tahun 1901-2100 (abad 20 dan 21), Indonesia dilintasi oleh 14 Gerhana Matahari Total termasuk di dalamnya gerhana hibrida.
Jangan melihat langsung ke arah matahari, kecuali saat gerhana total
Melihat Matahari secara langsung bisa membahayakan mata. Sebab, paparan cahaya dengan intensitas tinggi seperti cahaya Matahari dalam waktu lama akan menembus mata dan merusak lapian retina mata yang berisi syaraf sensitif. Retina tidak memiliki sensor sakit sehingga saat kita menatap langsung, kita cenderung mengabaikan dan tidak menyadari bahwa mata kita sedang berada dalam keadaan berbahaya.
Saat gerhana, selama Matahari masih tampak, dilarang melihat secara langsung tanpa filter. Tapi, saat Matahari tertutup sempurna, pengamat bisa menyaksikan Gerhana matahari Total tanpa filter.
Ketika totalitas, mata beradaptasi dengan gelap dan pupil terbuka penuh. Tapi ketika totalitas berakhir dan sinar Matahari kembali muncul, pupil tidak cukup cepat menutup sehingga cahaya Matahari yang tampak akan merusak / membakar kornea mata.
Kerusakan pada mata terjadi ketika pengamat melihat ke Matahari tanpa filter. Kerusakan berupa pengelihatan kabur dapat dialami selama beberapa jam hingga beberapa minggu, namun kerusakan permanen dan kebutaan bisa saja terjadi.
Cara aman melihat gerhana matahari
Untuk bisa menyaksikan Gerhana Matahari dengan aman, gunakan kacamata gerhana maupun teleskop yang sudah dilengkapi filter. Guna filter adalah untuk menyaring sebagian besar cahaya Matahari, sehingga cahaya yang diterima mata tidak berbahaya.
Selain kacamata gerhana dan teleskop, pengamat juga bisa melakukan proyeksi lubang jarum untuk mengamati gerhana matahari sebagian. Saat gerhana total, sila lihat tanpa penyaring. Saat Bulan meninggalkan Matahari, kenakan kembali kacamata gerhana atau teleskop yang sudah dilengkapi filter.
Pengaruh GMT pada Bumi
Saat Bulan menutupi Matahari, temperatur lokasi yang dilintasi gerhana di Bumi akan turun sesaat selama GMT berlangsung. Penurunan sekitar 3º Celsius. Pada saat temperatur turun, uap air jadi lebih mudah berkumpul sehingga pembentukan awan menguat.
Saat GMT terjadi, hewan akan berperilaku seakan malam tiba. Karena itu, hewan malam akan bersiap-siap ke luar dan hewan yang berkeliaran di siang hari akan bersiap tidur.
Untuk jangka pendek dan jangka panjang, tidak ada pengaruh apapun dari Gerhana Matahari total.
(Sumber: www.lapan.go.id/,langitselatan.com/)

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...