Jan 12, 2016

Jelajah Alam Geologi Air Terjun


JELAJAH ALAM GEOLOGI AIR TERJUN AEK BILAH
Oleh : M. Anwar Siregar
KOORDINAT AEK BILAH
Daerah Kecamatan Aek Bilah, secara geografis terletak pada koordinat :
N 99o20’.00.–N 99o40’00” dan E 01o55’00” -02o05’00”.
Secara Adminsitratif Kecamatan Aek Bilah berbatasan dengan :
-       Sebelah Utara                    : Kab. Labuhan Batu
-       Sebelah Selatan                 : Kecamatan SDH
-       Sebelah Timur                   : Kab. Paluta
-       Sebelah Barat                    : Kab. Tapanuli Utara

Daerah Kecamatan Aek Bilah merupakan bagian daerah Kabupaten Tapanuli Selatan yang menempati Deretan Pegunungan Bukit Barisan yang bertindak sebagai tulang punggung Pulau Sumatera. Didalamnya termasuk beberapa graben, yaitu Graben Tarutung dan Graben Padangsidimpuan (Verstapen, 1973 dan Aspden, dkk, 1983). Graben-graben ini membagi Pegunungan Bukit Barisan menjadi dua yaitu Pegunungan Barisan bagian Timur dan Pegunungan Barisan bagian Barat.
Geologi Kecamatan Aek Bilah dari segi geografi dan secara geologi terletak pada jalur segmen Patahan Sumatera di sebelah barat Bukit Barisan yang dicirikan oleh morfologi terjal pada kedua sisinya dari Utara ke Timur dan Tenggara serta barat menuju ke Tengah, Sedang daerah turun terletak di Tengah terdapat daerah morfologi agak terjal yang diapit perbukitan/pegunungan terjal dan sangat terjal, tumbukan patahan dapat terlihat di sisi perbukitan dengan ditemukan bukti kontak antara batuan dan terdapat slope of faulting yang secara tiba-tiba sehingga banyak ditemukan daerah breksiasi atau zona hancuran batuan dan membentuk morfologi agak terjal ke timur dan tenggara dengan curah hujan cukup tinggi (3000-4200 mm). 


Foto 1; Bentukan puncak antiklin minor Siborpa

Foto 2 : Pandangan luas Air Terjun Siborpak 1, akibat tektonik yang membelah tata ruang Aek Bilah



 
Foto 3 : Lokasi Jelajah Alam Geologi Air Terjun Aek Bilah dengan struktur gawir sesar 
dan sesar triangular face.
Struktur Flow Ignimbrit banyak ditemukan disekitar sungai-sungai yang berdekatan dengan struktur patahan lokal di Aek Bilah, arah lintasan aliran menuju ke tenggara searah dengan turunan pematahan antar litologi batuan yang terdapat pada satuan morfologi agak terjal sepanjang Desa Tolang, Sigolang, Biru ke Timurlaut ke Desa Aek Horsik melewati dasar Sungai Hifa dengan dicirikhaskan oleh pensesaran dan seretan batuan meta arenit dan batu sabak pada sisi tebing yang tertimbun ke dalam dasar sungai Hifa sepanjang wilayah Aek Bilah, lanjutannya telah mengalami pemotongan geometri oleh morfologi terjal di Timur pemetaan kearah timur laut ke batas patahan Huta Tonga-Mandalasena yang membentuk sesar Normal Turun dan struktur sesar naik pada formasi Gunungapi Nabirong di Huta Baru atau Tanjung Baru.
Foto 4 : Formasi Batuan Tapanuli Tak Terbedakan,
yang membentuk antiklin Siborpa
Daerah pemetaan merupakan bagian dari patahan Sumatera terdapat dua segmen yaitu Sesar Renun Toru dan Sesar Toba. Segmen Sesar Renun Toru terdapat di Selatan yang merupakan kelanjutan persilangan turun dari Segment Batang Toru di Utaranya menerus ke Aek Bilah, bagian dari beberapa segment lokal patahan Sipirok (komplek patahan lokal Dolok Hajoran, patahan Ulu Manis dan patahan Tolang-Dolok Sigolang menuju batas patahan Huta Tonga-Mandalasena serta Patahan Paya Pining-Aek Horsik).


Foto 5 : Air Terjun Silangkitang, dampak terjadi akibat pengangkatan (antiklin Silangkitang ke Siborpa), dengan formasi batuan Meta Arenit dan Sabak.
 Sesar lokal di Kecamatan Aek Bilah terdapat di Sungai Paya Pining sebagai sesar Normal dengan kenampakan Air Terjun yang diperlihatkan oleh struktur kekar meniang pada batu tufa-meta arenit serta batu sabak pada morfologi terjal serta adanya kelurusan patahan pada sebelah Timur di Desa Tapos Dolok dan Pagaran Torop yang menurun dan mengalami pensesaran pada formasi Kelompok Tapanuli Tak Terbedakan.
Foto : 6 : Struktur Kekar pada batuan Meta arenit pada air terjun Tapus Godang


 Foto 7 : Kenampakan air terjun 1 Siborpak
Begitu juga patahan pada ruas patahan lokal Silangkitang-Silobutayas-Gorahut-Sihulambu pada satuan Morfologi Sangat Terjal, yang membentuk longsoran sepanjang 5 km, yang membelah satuan morfologi sangat terjal mengalami jurang yang dalam. Kemiringan patahan lereng yang mengalami pematahan sangat terjal, mencapai 30o – 60o akibat aktifnya pergerakan dan tekanan Lempeng Indo-Australia sehingga Sesar Sumatera mengalami pergeseran 18 cm per tahun, berdampak juga penyesuaian kondisi dinamika zona sesar di daerah pemetaan.
Foto 8 : Air Terjun 2 Aek Goruput-Siborpak
Indikasi adanya zona sesar didaerah Aek Bilah, berarti menunjukan daerah ini ada hubungan faktor gerakan tanah dapat terjadi oleh deformasi seismik kegempaan yang diperlihatkan oleh adanya struktur perlapisan campur, perlapisan sejajar yang tidak tersambung  akibat erosi atau ada waktu yang hilang selama pengendapan, yang terlihat pada zona patahan Mandalasena dengan Patahan Paya Pining-Aek Horsik yang membelah Dolok Silayang-Layang dan Dolok Sibargot.

Foto 9 : Keunikan air terjun 3 yang berada di celah batuan, menunjukan adanya rongga dalam batuan dengan struktur silang siur
Medan Lintasan :
Karakter : perbukitan curam, dengan 45-75 derajat, arus sungai dewasa dengan jeram tajam, bongkahan batuan besar, cadas dan runcing, tanah licin berlumut, berlumpur dan ular kecil dan mendung sering datang dan hujan deras tidak menentu.


Foto 10 : Untuk menjelajah Air Terjun di Aek Bilah adalah melintasi Sungai
Foto 11. Medan lintasan, dengan kenampakan batu cadas Meta Arenit, 
kontak dengan kwarsa, sabak dan andesit

Untuk mengamati keseluruhan air terjun besar yang ada di Aek Bilah, perlu melintasi perbukitan yang terjal, berjalan dan berkendara motor trail, sampan dan berenang untuk mengamati struktur batuan air terjun dan keunikan batuan yang memunculkan air mengalir dari celah batuan dari dekat.
Daerah ini memang cocok bagi penggemar adventure, baik untuk petualangan rimba maupun petualang off road di hutan belantara. Medan lintasan daerah Aek Bilah penuh dinamika yang memacu adrenalin anak manusia yang ingin merasakan sensasi alam liar namun masih perawan. Maka kondisi geologi Aek Bilah adalah salah satu pemuas dahaga bagi yang memiliki obsesi menaklukan dan menikmati suasana hidup dengan alam.
Geologi daerah ini dapat dilihat pada foto 3. Yang membentuk trianggular face atau longsoran sesar dampak adanya pergerakan lempeng yang membentur dinding pada punggung Bukit Barisan sebelah Barat.
Foto 12 : Nampak penulis, yang menggunakan tali untuk melintasi sungai ke seberang pada batuan sabak, tali terkait ketat untuk melihat dari dekat air terjun besar Siborpa (lihat foto di bawah ini).
Foto 13 : Keunikan geologi Air Terjun besar Siborpa, Nampak air terjun ke 4 dan5 yang berdekatan, akibat adanya pengangkatan dan longsoran tebing yang membentuk gawir sesar

Foto 14 : Pandangan luas sungai dengan latar belakang air Siborpa

Adventure Geologist.

No comments:

Post a Comment

Related Posts :