Jelajah Alam Geologi Air Terjun
JELAJAH ALAM GEOLOGI AIR TERJUN AEK BILAH
Oleh : M. Anwar Siregar
KOORDINAT AEK BILAH
Daerah Kecamatan Aek Bilah, secara geografis terletak pada koordinat :
N 99o20’.00.–N 99o40’00” dan E 01o55’00” -02o05’00”.
Secara Adminsitratif Kecamatan
Aek Bilah berbatasan dengan :
-
Sebelah
Utara : Kab. Labuhan
Batu
-
Sebelah
Selatan : Kecamatan SDH
-
Sebelah
Timur : Kab. Paluta
-
Sebelah
Barat : Kab. Tapanuli
Utara
Daerah Kecamatan Aek Bilah merupakan bagian daerah
Kabupaten Tapanuli Selatan yang menempati Deretan Pegunungan Bukit Barisan yang
bertindak sebagai tulang punggung Pulau Sumatera. Didalamnya termasuk beberapa
graben, yaitu Graben Tarutung dan Graben Padangsidimpuan (Verstapen, 1973 dan
Aspden, dkk, 1983). Graben-graben ini membagi Pegunungan Bukit Barisan menjadi
dua yaitu Pegunungan Barisan bagian Timur dan Pegunungan Barisan bagian Barat.
Geologi Kecamatan Aek Bilah dari segi geografi dan
secara geologi terletak pada jalur segmen Patahan Sumatera di sebelah barat
Bukit Barisan yang dicirikan oleh morfologi terjal pada kedua sisinya dari
Utara ke Timur dan Tenggara serta barat menuju ke Tengah, Sedang daerah turun
terletak di Tengah terdapat daerah morfologi agak terjal yang diapit
perbukitan/pegunungan terjal dan sangat terjal, tumbukan patahan dapat terlihat
di sisi perbukitan dengan ditemukan bukti kontak antara batuan dan terdapat
slope of faulting yang secara tiba-tiba sehingga banyak ditemukan daerah
breksiasi atau zona hancuran batuan dan membentuk morfologi agak terjal ke timur
dan tenggara dengan curah hujan cukup tinggi (3000-4200 mm).
Foto
1; Bentukan puncak antiklin minor Siborpa
Foto 2 : Pandangan
luas Air Terjun Siborpak 1, akibat tektonik yang membelah tata ruang Aek Bilah
Foto 3 : Lokasi
Jelajah Alam Geologi Air Terjun Aek Bilah dengan struktur gawir sesar
dan sesar
triangular face.
Struktur Flow Ignimbrit banyak
ditemukan disekitar sungai-sungai yang berdekatan dengan struktur patahan lokal
di Aek Bilah, arah lintasan aliran
menuju ke tenggara searah dengan turunan pematahan antar litologi batuan yang
terdapat pada satuan morfologi agak terjal sepanjang Desa Tolang, Sigolang, Biru
ke Timurlaut ke Desa Aek Horsik melewati dasar Sungai Hifa dengan dicirikhaskan
oleh pensesaran dan seretan batuan meta arenit dan batu sabak pada sisi tebing
yang tertimbun ke dalam dasar sungai Hifa sepanjang wilayah Aek Bilah,
lanjutannya telah mengalami pemotongan geometri oleh morfologi terjal di Timur
pemetaan kearah timur laut ke batas patahan Huta Tonga-Mandalasena yang
membentuk sesar Normal Turun dan struktur sesar naik pada formasi Gunungapi
Nabirong di Huta Baru atau Tanjung Baru.
Foto 4 : Formasi Batuan Tapanuli Tak Terbedakan,
yang membentuk antiklin Siborpa
Daerah pemetaan merupakan bagian dari patahan
Sumatera terdapat dua segmen yaitu Sesar Renun Toru dan Sesar Toba. Segmen
Sesar Renun Toru terdapat di Selatan yang merupakan kelanjutan persilangan
turun dari Segment Batang Toru di Utaranya menerus ke Aek Bilah, bagian dari
beberapa segment lokal patahan Sipirok (komplek patahan lokal Dolok Hajoran,
patahan Ulu Manis dan patahan Tolang-Dolok Sigolang menuju batas patahan Huta
Tonga-Mandalasena serta Patahan Paya Pining-Aek Horsik).
Foto 5 : Air Terjun
Silangkitang, dampak terjadi akibat pengangkatan (antiklin Silangkitang ke
Siborpa), dengan formasi batuan Meta Arenit dan Sabak.
Sesar lokal di Kecamatan Aek Bilah terdapat di
Sungai Paya Pining sebagai sesar Normal dengan kenampakan Air Terjun yang diperlihatkan
oleh struktur kekar meniang pada batu tufa-meta arenit serta batu sabak pada
morfologi terjal serta adanya kelurusan patahan pada sebelah Timur di Desa
Tapos Dolok dan Pagaran Torop yang menurun dan mengalami pensesaran pada
formasi Kelompok Tapanuli Tak Terbedakan.
Foto : 6 : Struktur Kekar pada batuan Meta arenit
pada air terjun Tapus Godang
Foto
7 : Kenampakan air terjun 1 Siborpak
Begitu juga patahan pada ruas patahan lokal
Silangkitang-Silobutayas-Gorahut-Sihulambu pada satuan Morfologi Sangat Terjal,
yang membentuk longsoran sepanjang 5 km, yang membelah satuan morfologi sangat
terjal mengalami jurang yang dalam. Kemiringan patahan lereng yang mengalami
pematahan sangat terjal, mencapai 30o – 60o akibat
aktifnya pergerakan dan tekanan Lempeng Indo-Australia sehingga Sesar Sumatera
mengalami pergeseran 18 cm per tahun, berdampak juga penyesuaian kondisi
dinamika zona sesar di daerah pemetaan.
Foto
8 : Air Terjun 2 Aek Goruput-Siborpak
Indikasi adanya zona sesar didaerah Aek
Bilah, berarti menunjukan daerah ini
ada hubungan faktor gerakan tanah dapat terjadi oleh deformasi seismik
kegempaan yang diperlihatkan oleh adanya struktur perlapisan campur, perlapisan
sejajar yang tidak tersambung akibat
erosi atau ada waktu yang hilang selama pengendapan, yang terlihat pada zona
patahan Mandalasena dengan Patahan Paya Pining-Aek Horsik yang membelah Dolok
Silayang-Layang dan Dolok Sibargot.
Foto 9 : Keunikan air
terjun 3 yang berada di celah batuan, menunjukan adanya rongga dalam batuan
dengan struktur silang siur
Medan Lintasan :
Karakter :
perbukitan curam, dengan 45-75 derajat, arus sungai dewasa dengan jeram tajam,
bongkahan batuan besar, cadas dan runcing, tanah licin berlumut, berlumpur dan
ular kecil dan mendung sering datang dan hujan deras tidak menentu.
Foto
10 : Untuk menjelajah Air Terjun di Aek Bilah adalah melintasi Sungai
Foto 11. Medan lintasan, dengan kenampakan batu
cadas Meta Arenit,
kontak dengan kwarsa, sabak dan andesit
Untuk mengamati keseluruhan air terjun besar yang
ada di Aek Bilah, perlu melintasi perbukitan yang terjal, berjalan dan
berkendara motor trail, sampan dan berenang untuk mengamati struktur batuan air
terjun dan keunikan batuan yang memunculkan air mengalir dari celah batuan dari
dekat.
Daerah ini memang cocok bagi penggemar adventure,
baik untuk petualangan rimba maupun petualang off road di hutan belantara.
Medan lintasan daerah Aek Bilah penuh dinamika yang memacu adrenalin anak
manusia yang ingin merasakan sensasi alam liar namun masih perawan. Maka
kondisi geologi Aek Bilah adalah salah satu pemuas dahaga bagi yang memiliki
obsesi menaklukan dan menikmati suasana hidup dengan alam.
Geologi daerah ini dapat dilihat pada foto 3. Yang
membentuk trianggular face atau longsoran sesar dampak adanya pergerakan
lempeng yang membentur dinding pada punggung Bukit Barisan sebelah Barat.
Foto 12 : Nampak penulis,
yang menggunakan tali untuk melintasi sungai ke seberang pada batuan sabak,
tali terkait ketat untuk melihat dari dekat air terjun besar Siborpa (lihat
foto di bawah ini).
Foto 13 : Keunikan geologi Air Terjun besar Siborpa, Nampak air
terjun ke 4 dan5 yang berdekatan, akibat adanya pengangkatan dan longsoran
tebing yang membentuk gawir sesar
Foto 14 : Pandangan luas
sungai dengan latar belakang air Siborpa
Adventure Geologist.
Komentar
Posting Komentar