Danau Toba, investasi Terbesar Sumatera Utara
DANAU TOBA, INVESTASI
TERBESAR SUMUT
Oleh : M. Anwar Siregar
Moment kebangkitan potensi wisata Danau Toba
adalah dengan di masukannya Danau Toba oleh Pemerintah Pusat sebagai investasi
mesin devisa di sektor pariwisata, sebagai destinasi/pesona pariwisata unggulan
Indonesia serta sebagai salah satu Kawasan Strategis Nasional yaitu Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional, salah satu usulan yang diinginkan adalah menjadi
satu Geopark Bumi ke tiga di Indonesia, dan ini sekali lagi merupakan peluang
investasi terbesar bagi Sumatera Utara.
Memanfaatkan momentum era Pemerintahan saat ini,
perhatian yang besar dari Presiden Jokowi harus dijadikan sebagai moment tepat
untuk membangkitkan potensi pariwisata Sumatera Utara dan khususnya Danau Toba,
Presiden telah berulangkali menegaskan hal tersebut dengan mengunjungi langsung
ke Danau Toba, termasuk pada Karnaval Kemerdekaan di Danau Toba agar tidak
terlalu lama tertidur dan tertinggal dengan daerah wisata lainnya.
POTENSI INVESTASI
Sesungguhnya Danaut Toba merupakan potensi
investasi yang sangat menjanjikan untuk menjadi mesin devisa bagi Sumatera
Utara (Sumut), karena Danau Toba memiliki nilai jual yang tinggi jika dikelola
dengan manajemen profesional dengan lintas disiplin serta lintas sektoral
dibawah satu payung manajemen investasi. Manajemen investasi dapat berupa Badan
Otorita yang seperti yang pernah diterap pada pembangunan di Pulau Batam untuk
kawasan industri. Badan Otorita Danau Toba harus merangkum tujuh Pemerintahan
Kabupaten untuk menuju satu visi dengan menghilangkan birokrasi yang
berbelit-belit.
Selain itu, sesungguhnya potensi pariwisata
Sumatera Utara sebenarnya tak kalah dengan daerah lainnya di Indonesia bahkan
di Asia Tenggara, semua sudah mengetahui potensi Danau Toba namun karena
terkendala visi pembangunan maka Danau Toba nyaris seperti Danau yang hampir
mati dan kering, selaras dengan potensi debit airnya yang mulai tersedat karena
penghancuran lingkungan di sekitarnya dan diperparah infrastruktur dasar
tertinggal jauh.
Untuk itu diperlukan kesatuan visi dan misi dalam
menbangkitkan industri wisata Nasional di Sumatera Utara melalui manajemen
investasi yang profesional dengan melibat pemuda untuk berkarya bersama
membangun industri wisata sumatera utara, inovatif, kreatif dan berdaya saing
tinggi agar bisa menghasilkan multi efek bagi peningkatan sumber daya manusia.
Untuk itu perlu dipikirkan tantangan modernisasi investasi dan kendala yang
dihadapi dalam pengembangan potensi Danau Toba.
INVESTASI TERBESAR
Guna menjawab tuntutan kebutuhan modernisasi
investasi fisik ke kawasan Danau Toba maka perlu penerapan fasilitas jaringan
transportasi yang memadai karena ini merupakan faktor tantangan utama untuk
menekan waktu dan juga juga merupakan kendala utama, biaya dan tingkat
kunjungan wisman dengan standar pelayanan infrastruktur kelas dunia.
Tantangan investasi kedua untuk membangkitkan
Danau Toba sebagai aset investasi terbesar adalah modernisasi transportasi Bandara
Udara. Modernisasi Bandara Udara Silangit setelah KNIA sebagai bandara terbesar
kedua bertaraf internasional telah beroperasi dengan pelayanan prima. Dengan
pesawat dari Kuala Namu International Airport ke Bandara Silangit mencapai
waktu sekitar 1 Jam, dari Singapura sekitar 40 menit ke Medan dan dari Jakarta
ke Silangit sekitar 2-3 Jam. Dengan kondisi transportasi tersebut memerlukan
revolusi pembangunan investasi bandara udara.
Tantangan ketiga investasi terbesar adalah
Jaringan Jalan Tol, Sumatera Utara sanggup membangun infrastruktur tersebut
karena telah berhasil membangun Kawasan Industri Khusus Sei Mangkei di
Kabupaten Simalungun serta saat ini Sumatera Utara juga sedang membangun
Pelabuhan Samudera terbesar keduanya seterlah Belawan untuk crude palm oil
(CPO) dan peti kemas terbesar di Kuala Tangjung Kab. Batu Bara, lalu disusul juga
pembangunan Tol Medan-Tebing Tinggi, Medan-Binjai-Tebing Tinggi dan terus
Medan-Parapat, sebuah peluang investasi yang luar biasa untuk memberdayakan
potensi Danau Toba sebagai destinasi unggulan wisata dan menjadi geopark
Indonesia serta menjawab tantangan ke depan melalui modernisasi investasi
pembangunan fisik jalan raya ke Danau Toba dengan menciptakan pola pembangunan
yang humanis untuk kepentingan masyarakat luas.
Maka jarak tempuh darat dapat di capai ke Danau
Toba dengan kendaraan roda empat dari Medan dengan jarak waktu sekitar 2 jam. Kalau
sudah menjadi bagus, Kita akan melihat dampaknya juga bagi kesejahteraan
masyarakat di sekitar Danau Toba dengan peningkatan ekonomi dan kualitas sumber
daya manusia, termasuk efek pembangunan jalanan yang bagus dan cepat akan
memberikan efek domino bagi wisata sekitar kabupaten di luar lingkar Danau Toba
khusus ke Pantai Barat misalnya ke Danau Siais di Tapanuli Selatan dan kawasan
sejuta wisata di Tapanuli Tengah.
Tantangan keempat, bentuk konsorsium sendiri untuk
mengelola dana investasi, kita membangun dengan tenaga kita sendiri, panggil
putra terbaik sumatera utara untuk membangun dunia wisata, pembangunan Danau
Toba memang membutuhkan dana investasi yang besar puluhan triliun rupiah, namun
itu bukan kendala jika memang sudah niat untuk membangkitkan potensi wisata
Danau Toba dan pariwisata sumatera utara lainnya, karena efek yang dihasilkan
sangat luar biasa.
Tantangan investasi terakhir adalah menghilangkan
keegoisan, dengan mengklaim sebagai harta karun milik sendiri, terlihat dari
keegoisan selama ini membungkus pembangunan Danau Toba sejak mulai era
pertengahan tahun 1990-an Danau Toba seperti lambat menuju ke depan dalam
menarik perhatian turis mancanegara.
Di perparah lagi dengan hilangnya keindahan Danau
Toba akibat keserakahan ekonomi pembangunan yang tidak berorientasi wisata
lestari lingkungan dengan terlihat indikasi kerusakan lingkungan yang sangat
dahsyat dalam menghabisi sumber daya alam yang berada dalam kawasan pinggir
Danau Toba. Untuk itu, mari menjaga ekosistim lingkungan Danau Toba dengan
membangun daerah berbasis ekologi hijau berkelanjutan sekaligus juga menjawab
tantangan perubahan iklim global.
OASE DEVISA
Negara timur tengah kini berusaha keras menjaring
warga Indonesia untuk berwisata di negara mereka, padahal belum tentu warga
Indonesia paham lokasi wisata di negara sendiri, untuk itu Danau Toba harus
disihir menjadi ikon wisata dunia, sebagai destinasi hidup traveling bagi warga
dunia.
Dan kalau perlu, kita buat Danau Toba sebagai oase
wisata danau terbaik yang pernah ada di Indonesia dan sangat didambakan
masyarakat dunia untuk menghilang kepenatan hidup, sebagai oase devisa non
migas yang menjanjikan sumber-sumber kehidupan baru, dia sebagai dahaga di saat
sumber daya pembangunan yang semakin berkurang itu perlu di “lahirkan” lagi
dengan metode manajemen baru dengan program yang sangat jelas, memiliki efek
berganda yang sangat luas, harus dikembangkan dengan semangat kerja yang tinggi
menuju target yang sama, sebagai destinasi yang penuh kenangan dan sebagai
landas moral bagi generasi untuk selalu menjaga Danau Toba untuk Dunia, Danau
Toba memiliki nilai jual yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dan berbagai
investasi akan turut ikut serta didalamnya.
Jadi, Danau Toba merupakan investasi infrastruktur
wisata yang menjanjikan dan terbesar untuk masyarakat Sumatera Utara dan
Indonesia pada umumnya. Kapan diwujudkan? Danau Toba jangan menjadi ironi lagi
seperti ketika era krisis moneter, gonjang-ganjing politik dan tebar pesona
dari beberapa pemimpin yang telah lewat karena jumlah kunjungan para turis
tidak begitu banyak dan merasa tidak betah untuk berlama-lama menikmati pesona
danau vulkanik terbesar Asia Tenggara. Harus wujudkan sebagai Danau untuk
selalu dikunjungi sebagai bagi hidup warga dunia.
M. Anwae Siregar
Enviromentalist Geologist
Tulisan ini sudah dipublikasi di HARIAN ANALISA MEDAN, Tgl 2 November 2016
Tulisan ini sudah dipublikasi di HARIAN ANALISA MEDAN, Tgl 2 November 2016
Komentar
Posting Komentar