9 Nov 2015

Belum Habis Asap Banjir Datang


Gambar : Medan Banjir, sedangkan Kabut Asap kiriman dari Tetangga masih belum hilang, banjir yang terjadi di salah satu sudut kota Medan di Sp Limun (Foto Penulis).

BELUM HABIS ASAP DATANG BANJIR
Oleh M. Anwar Siregar
 
Mari kita lihat bagaimana pemerintah mengatasi kabut asap dan bencana banjir yang sudah melanda beberapa kota walau hujan hanya ”sesaat”

Pembangunan saat ini, lebih memfokuskan pada pencapaian ekonomi, terlihat dari eskalasi pemanfaatan sumber daya alam—yang menimbulkan bencana kabut asap dan pencemaran ke lingkungan di udara, air, tanah dan keanekaragaman hayati, sumber daya alam—bukanlah sesuatu yang dapat digunakan secara berlebihan sehingga menimbulkan masalah lingkungan dan tata ruang hijau.
Jika selama ini konsep pembangunan berkelanjutan diyakini sebagai suatu prinsip yang memperhatikan daya dukung lingkungan, dan menjamin masa depan kehidupan manusia, maka penerapan prinsip-prinsip keterbukaan, partisipasi, dan akuntabilitas menjadi sangat penting. Selama ini aktualisasi dari prinsip-prinsip tersebut secara efektif memang belum mampu menjawab permasalahan tingginya laju degradasi lingkungan. Karenanya negara selaku pelaku mesti bertanggungjawab atas terjadinya bencana ekologi yang kian massif. Dan terbukti kabut asap selalu datang hadir dalam lingkungan bumi Indonesia, bukan sekedar ”menyapa” tapi mencemoohkan dalam bentuk bencana ekologi.
Percayalah, belum habis bencana ekologi kabut asap dipastikan pada akhir dan awal tahun ada kemungkinan bencana ekologi akan terjadi. Tunggu tanggal mainnya karena ini merupakan sebuah ”film alam” yang sudah didokumentasi teratur. Siapkan saja modal biaya tak terduga yang akan muncul ”main” di kota Anda.

Kelanjutan Asap
Indonesia adalah salah satu negara yang menandatangai deklarasi pembangunan berkelanjutan—salah satu sasarannya menjamin kelestarian lingkungan dengan mengintegrasi prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam kebijakan dan program ataupun mengurangi hilangnya keanekaragaman hayati serta mengurangi setengah proporsi penduduk tanpa akses keberlanjutan terhadap pemanfaatan air minum yang aman serta salinitas lingkungan bersih.
Pembangunan yang menghasilkan kabut asap berkelanjutan biasanya berhubungan dengan kawasan hijau—seperti terjadi di Sumatera Selatan, Riau, Jambi dan Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat—merupakan eskalasi pencaplokan kawasan hijau mencapai ratusan hektar dengan metode pembakaran kolektif. Ditambah lagi dengan melakukan penghancuran ruang sempadan hijau antara lokasi yang mengandung bahan tambang dengan lokasi sumber daya hutan primer melalui berbagai cara. Antara lain meregulasi izin luas konsesi hutan, mengubah aturan kebijakan berbagai UU lingkungan, tata ruang dan kehutanan dengan menekan perubahan peruntukan tata ruang dan urusan di balik ”mental”.
Faktor utama mengapa kabut asap belum pernah tuntas setiap tahun hadir, adalah etika kebijakan pemerintah dalam mengatur tata ruang pertambangan, perkebunan dan kawasan hutan lindung yang saling tumpang tindih. Kebijakan pemerintah banyak ”membunuh” ruang-ruang hijau, terlihat hampir merata di berbagai kota di Indonesia. Ratusan hektar hutan dikorbankan hanya untuk pencapaian ekonomi kapitalis yang keuntungannya hanya dapat dinikmati segelintir orang.
Namun bencana kabut asap lebih banyak dinikmati masyarakat luas akibat penyebaran ke udara mencapai berton-ton miliar emisi, implikasinya di berbagai bidang sosial dan kesehatan kini semakin terasa. Indonesia semakin kehilangan luasan hektar lahan hutan, meningkatnya derajat keasaman air hujan dan terjadinya penurunan tingkat kesuburan tanah serta peningkatan suhu rata-rata di kota besar meningkat 0.5 derajat per tahun menjadikan suhu bumi semakin panas.
Keyakinan masyarakat menyebutkan, kelanjutan kabut asap 2015 akan lebih parah dibandingkan tahun 1997, dimana hutan Indonesia dijerabu mencapai 2 juta hektar secara langsung melalui metode pembakaran lahan dan hutan—selain kebakaran alamiah seperti kemarau di beberapa kota di Pulau Jawa sehingga mengantarkan bangsa Indonesia sebagai negara penghasil emisi karbon ”terbaik” pertama di muka bumi dengan ”mengalahkan” China.
Yang menjadi pertanyaan kita, untuk apa pemerintah mengikuti forum lingkungan, iklim dan energi jika standar pengendalian bencana emisi yang berasal dari penghancuran lingkungan namun tidak mampu mencegah sedini mungkin. Untuk apa ikut meratifikasi berbagai peraturan politik lingkungan internasional dan berbagai persoalan lingkungan serta kehutanan lainnya jika masih menghasilkan berton-ton kelanjutan kabut asap, emisi dari berbagai sumber? Apakah benar pada setiap periode pemerintahan berganti terdapat model pembangunan ekonomi hijau, laut biru atau istilah lainnya? Kenyataan kita lihat hampir di seluruh tanah air yang terjadi adalah penghancuran ruang.
Sebuah ruang saat penting sebagai sumber aktivitas bagi manusia, ruang adalah bagian sumber daya yang harus dijaga, yang meliputi semua aspek yang ada di permukaan bumi atau alam semesta. Harus ada keselarasan, namun yang terjadi Indonesia saat ini adalah kabut asap dan banjir, dua bencana lingkungan yang merupakan lagu klasik dengan aransemen selalu berubah dengan datang silih berganti.

Pembangunan Ekonomi Coklat
Pembangunan energi yang meningkat itu juga telah menimbulkan efek bagi ruang, merupakan bagian dari sumber daya alam yaitu adanya peningkatan laju urbanisasi di kota besar. Maka tidak mengherankan, begitu banyak sumber ”energi emisi” yang selalu terus meningkat mengotori ruang udara di kota-kota besar di Indonesia lalu menghasilkan sumber bencana baru yaitu: bencana pencemaran tanah dan air bersih.
Penggunaan energi, penghancuran hutan dan pencemaran air dan udara serta tanah di bumi tersebar merata di atas dan di bawah permukaan bumi Indonesia sehingga menimbulkan kesan pembangunan ekonomi coklat berkelanjutan karena telah menimbulkan berbagai macam efek bagi keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.
Gambar : Pembangunan Ekonomi Coklat yang menghasilkan asap berkabut di mana-mana
(sumber : Tribun Regional)

Berbagai kajian juga menyebutkan dan memberikan kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi konvensional telah menyebabkan deforestasi hutan akibat permintaan dan pemanfaatan sumber daya lingkungan dari hutan yang melebihi ketersediaan yang terbatas, telah menyebabkan kerusakan hutan semakin meningkat. Bahwa kabut asap dari pembakaran hutan ada hubungan dengan pertumbuhan ekonomi terutama akses pembukaan lahan perkebunan dan pertambangan.
Kajian ini menyebutkan juga bahwa pembukaan lahan perkebunan memerlukan investasi lahan yang luas, menggerus sumber-sumber daya yang ada dalam kawasan hijau berdampak negatif terhadap iklim investasi dan perdagangan, mengurangi pertumbuhan ekonomi serta menciptakan distorsi dalam pengeluran anggaran pemerintah untuk sektor publik, yang pada gilirannya dapat menaikkan tingkat kemiskinan.
Persoalan pembangunan ekonomi coklat yang menghasilkan bencana ekologi ini semakin parah jika izin akan dipermudahkan. Salah satunya adalah faktor mental dalam menjalankan konsistensi aturan. Hanya untuk mendapatkan investasi yang besar pemerintah jangan mengorbankan lingkungan hijau terutama hutan Indonesia sebagai paru-paru dunia. Dan mari kita lihat bagaimana pemerintah mengatasi kabut asap dan bencana banjir sekarang sudah melanda beberapa kota walau hujan hanya ”sesaat”, hanya untuk mengejar keuntungan investasi.

Datang Banjir
Sudah terbukti, belum habis kabut asap, telah datang banjir kecil sebagai pemanasan di beberapa kota besar di Indonesia. Karena beberapa hari lalu, jelang akhir September dan awal Oktober 2015 hujan deras melanda kota besar Medan, sebagian wilayah udaranya kebetulan juga terkena dampak kabut asap, mengingatkan penulis dari literatur gambar letusan gunungapi Tambora, Medan bagaikan sudah masuk malam.
Dua bencana itu membuktikan pemerintah belum sanggup mengatasi pembangunan yang berbasis natural dan man made disaster di kota besar di Indonesia. Jika tidak, maka Medan tidak akan mengalami bencana kabut asap terutama khususnya bencana banjir. Pembangunan tata ruang drainase yang sangat buruk, pembelajaran siklus alam yang tanda-tandanya datang teratur ternyata tidak diantisipasi dengan baik dari pengambil kebijakan untuk membangun infrastruktur tata ruang fisik yang lebih baik. Maka muncullah sungai-sungai kecil yang suatu saat menjadi ganas.Menyusul sekarang Bandung, sebentar lagi Jakarta, Semarang dan Manado. Jadi siapkan modal biaya kesehatan karena akan berlangsung ”film bencana alam” di kota Anda
Oleh M. Anwar Siregar
Penulis adalah Enviromnetalist Geologist, Bekerja Di Tapsel.

Diterbitkan HARIAN WASPADA MEDAN
http://www.waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=44683:belum-habis-asap-datang-banjir-&catid=59:opini&Itemid=215

Efek Asap Ke Lingkungan


Kabut asap pekat melanda Banjarmasin, (Sumber : Banjarmasin Post/Faturahman)


EFEK POLUSI ASAP KE LINGKUNGAN
M. Anwar Siregar
 
Pencemaran polusi asap ke lingkungan merupakan kesan sampingan yang sangat merugikan aktivitas sosial ekonomi masyarakat karena tingkat pembakaran lahan dan hutan serta penggunaan energi yang sangat besar, diiringi juga oleh tingkat pertumbuhan populasi penduduk dunia yang meningkat tinggi serta diiringi juga penghancuran hutan hijau non pembakaran yang menjadikan malapetaka kabut asap tiap tahun pada era global saat ini, akibat berkurangnya tenaga penyerap emisi karbon.
Budaya kehancuran hutan kini bukan persoalan bangsa Indonesia tetapi masyarakat dunia juga punya andil dalam melakukan pembiaran politik emisi lingkungan, masyarakat dunia wajib memikirkan hal ini, bukan menekan negara berkembang yang dituding sebagai pemicu perubahan iklim global, dan khususnya Indonesia faktor pembakaran hutan dan lahan dan penghancuran kawasan hijau hutan dan taman hutan terbuka sudah harus di kendalikan melalui sistim ”tangan besi”. Sebabnya, beberapa aturan yang mengikat ternyata belum mampu memberikan efek jera kepada pelaku penghancuran kondisi lingkungan. Terlihat bencana kabut asap berulang kembali dimana-mana di wilayah Republik Indonesia, dan mungkin lebih buruk dibandingkan dengan kejadian kabut asap tahun 1997.
Perubahan kondisi lingkungan geosfer dan pemanasan global semakin tinggi telah memberikan dampak yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan bumi, karena telah mempengaruhi iklim bumi di kawasan khatulistiwa yang berdampak juga pada sistim pertumbuhan ekonomi global dikawasan Asia Tenggara, daya dukung alam dan aktivitas sosial kesehatan kehidupan manusia yang semakin menurun, dan sepertinya selaras mengikuti krisis ekonomi global di Asia Tenggara.
Perubahan iklim yang sangat tinggi khususnya di kawasan Asia Tenggara lebih banyak dipicu oleh peningkatan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh aktivitas manusia melalui pembakaran hutan dan lahan, lalu kebakaran hutan-hutan di kawasan gunung api aktif oleh faktor alam yaitu masuk musim kemarau, dan terjadi juga oleh faktor sekunder seperti pada harta milik manusia yaitu mengalami kebakaran rumah, mall dan gedung oleh dampak penggunaan yang berlebihan pada peralatan teknologi dan lain-lain sehingga menimbulkan resiko krisis ekonomi untuk melakukan refund ekonomi dengan biaya sangat tinggi.
EFEK POLUSI
Efek perubahan kondisi geosfer seperti efek polusi asap ke lingkungan selama Bulan September berlanjut ke bulan Oktober 2015 ini telah mempengaruhi beberapa elemen pertumbuhan ekonomi, transportasi, kesehatan dan pendidikan serta destinasi pariwisata. Pertumbuhan ekonomi terjadi penurunan omzet keuntungan perdagangan, karena masyarakat membatasi aktifitas diluar rumah, berkurangnya daya beli masyarakat, naiknya harga kebutuhan pokok akibat gagal panen dampak perubahan iklim global yang dipicu el nino dan juga oleh rusaknya lapisan ozon sehingga radiasi bebas langsung ke bumi dapat menyebabkan pertumbuhan hasil pertanian menjadi merosot, masyarakat lebih fokus pada penghematan untuk imbangan biaya pemeliharaan kesehatan.
Selain faktor ekonomi bidang perdagangan, sarana perhubungan darat, udara dan laut mengalami gangguan jarak pandang akibat polusi asap yang sangat tebal dan pekat, merugikan pengguna sarana (penumpang), membuang waktu, pikiran dan tenaga sehingga pihak operator perjalanan penerbangan mengalami kerugian ekonomi biaya yang sangat tinggi serta modal balik tak mampu menutup anggaran pengeluaran sehingga definisit. Banyak perusahaan penerbangan mengalami delay, kerusakan mekanis dan dampak ikutan lainnya yang mungkin timbul seperti pengurangan jam kerja dan pemutusan hubungan kerja jika efek kabut asap tebal berlangsung berhari-hari dan kadang bisa mencapai sebulan dan bulan september ini saja ditemukan lebih 1.427 titik panas atau hot spot di berbagai kota di Sumatera dan Kalimantan.
Data BNPB (11-12 September), menyebutkan jumlah sebaran titik api hampir menyebar merata di Sumatera dan Kalimantan dan diperparah oleh kebakaran hutan di beberapa gunungapi di Indonesia sehingga bahaya efek polutan asap gunungapi dapat menambah tekanan tinggi bagi tingkatan kepekatan atau ketebalan kabut asap di lapisan geosfer Indonesia dan Asia Tenggara. Sebagian wilayah Indonesia berkabut oleh fenomena kebakaran lahan dan hutan (karlahut) mencapai 75 %, jadi sebaran polusi asap terdapat dimanan-mana selain Kalimantan dan Sumatera, terdapat juga di Jawa akibat kebakaran musim kemarau dan aktivitas vulkanik, dan Sulawesi oleh akibat aktivitas vulkanik, sedikit juga di Papua oleh dampak El Nino, dan data BMKG, menyebutkan angin lebih berarah ke utara kawasan Asia. Berarti hal ini akan menyelimuti kawasan udara Indonesia mencapai 60 persen, tidak mengherankan beberapa jadwal penerbangan mengalami gangguan terselimuti polusi kabut asap bisa berlangsung lebih dua hari.
Paling rugi akibat polusi kabut asap ke lingkungan adalah Indonesia, efeknya dapat juga menyebabkan krisis ekonomi global di kawasan Asia Tenggara dengan terkendalanya mobilisasi perdagangan dan transportasi untuk mencapai tujuan tertentu. Sebab, kabut asap adalah fenomena bagian dari integrasi pertumbuhan ekonomi khususnya dalam pemanfaatan lahan untuk investasi perkebunan, dan pertambangan dalam hutan. Dan hutan adalah sumber daya devisa ekonomi yang dimanfaatkan hasil olahannya secara berlebihan, dibakar dan dihancur lalu menjadi senjata makan tuan.
SENJATA MAKAN TUAN
Apakah manusia sudah lupa? Kadang kabut asap bisa menjadi senjata makan tuan, siapa yang membakar, menghancurkan dan membiarkan terlantar kondisi lingkungan rusak maka akan ada dampak yang dirasakan seperti berbagai jenis penyakit bagi kesehatan manusia dan kesehatan bumi, lihatlah hal ini berlangsung di Sumatera dan Kalimantan, telah menimbulkan berbagai jenis penyakit, tingkat kebutuhan primer semakin tinggi akibat naiknya harga bahan pokok dampak dari kesulitan transportasi logistik.
Senjata makan tuan bagi pemerintah Indonesia dilihat dari sudut kebijakan ekonomi, akan tampak pada hilangnya kemampuan pemerintah untuk mendapatkan pembayaran karbon emisi, karena tidak mampu mengurangi target emisi, membutuhkan dana besar untuk reklamasi lingkungan hijau yang rusak dengan menguras cadangan devisa, krisis ekonomi jilid sekian berikutnya tinggal menghitung hari, adanya biaya-biaya sosial yang tak terduga akibat dampak kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global yang dipicu langsung oleh berbagai kebijakan pemerintah RI.
Dari sudut sumber daya ruang, akan ada beberapa sumber daya yang akan hilang, sebutan negara kepulauan terbesar dunia hanya tinggal di test book, kupulan emisi asap diatmosfir itu akan mengubah berbagai elemen iklim di bumi dan dapat mengganggu ketinggian air permukaan laut akibat terpicu global warning di beberapa pulau-pulau yang memiliki ketinggian topografi dan batimetri rendah akan tenggalam, hilangnya rantai sumber daya kelautan, poros maritim yang gencar digemakan mungkin tinggalkan sebuah ruang yang mirip ”pepesan kosong”, berkurang luasnya sumber daya ekonomi eksekutif yang sangat ekslusif tapi tak mampu dijaga termasuk sumber daya udara yang terkontaminasi oleh berbagai ”kotoran hitam jerabu”, akibat kejayaan sumber daya udara hanya tinggal kenangan, maskapai penerbangan negara lain melaju seenaknya diatas kepala orang Indonesia akibat kelalaian dan sibuk memperioritaskan pembangunan yang kadang urgensinya hanya dinikmati oleh pemegang kekuasaan.
Selain itu, mempengaruhi pemulihan kondisi lapisan ozon terutama kondisi geosfer Indonesia dalam mengendalikan bencana tersembunyi yang belum terdeteksi dan mungkin menghasilkan jenis bencana baru yang belum diketahui, tatanan global dan pemanasan global akan terasa sangat lama pulih dan target pengurangan emisi sebesar 45 persen hingga tahun 2020 cuma manis dibibir.
Manusia saat ini menikmati berbagai masalah diaspora lingkungan dari atmosfir, tercatat di Riau, Jambi, Sumsel, dan Kalimantan terdapat 12.147 orang terserang penyakit ISPA, sebuah ironi yang menghasil pengurangan pendapatan ekonomi karena ada biaya imbangan kesehatan baik dari pemerintah dan masyarakat itu sendiri.
Derita kabut asap benar-benar merugikan kita semua, dan jagalah lingkungan dengan memperkuat mental untuk tidak merusak lingkungan.

M. Anwar Siregar
Enviromentalist Geologist, Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi Geosfer
Sudah dipublikasi di http://analisadaily.com/lingkungan/news/efek-polusi-asap-ke-lingkungan/180284/2015/10/18

Polarisasi Gempa Mentawai : Geologi Gempa



POLARISASI GEMPA DUNIA DI PATAHAN MENTAWAI-SUMATERA
oleh : M. Anawar Siregar
Setelah gempa Sumatera Barat 30 September 2009, lalu gempa terjadi cukup kuat 23 Oktober 2009 di wilayah Barat Manokwari dengan kekuatan gempa 6.0 SR, kemudian berlanjut lagi gempa dikawasan Indonesia Barat di Perairan Pantai Selatan Jawa di wilayah Sukabumi dengan intensitas 6,4 SR 24 oktober 2009. Berlanjut lagi tekanan gempa di barat daya Saumlaki-Kepulauan Maluku Tenggara dengan kekuatan 7,3 SR tanggal 25 Oktober 2009 yang terasa guncangannya ke Papua Barat kemudian gempa cukup kuat di Wangapu denga kekuatan 6,1 SR tanggal 26 Oktober 2009 dinihari dan berikutnya kembali lagi ke pantai Barat Sumatera di Patahan Mentawai dengan gempa 5.6 SR di Pulau Siberut yang mengguncang Padang dan Tapsel bulan Desember 2009. Lalu menyusul puncak tahun 2010 terjadi gempa Sinabang-Aceh dengan kekuatan 7.2 SR tanggal 7 April 2010 yang terasa goyangannya di empat Propinsi di Sumatera. Relaksasi dari gempa bumi selalu berpolarisasi antara wilayah Barat dan wilayah Timur Indonesia, periode siklus gempa kini tidak beraturan, diperkirakan kedua wilayah Indonesia ada “sesuatu” yang lahir berupa siklus pembentukan kerak bumi yang tersembul, bisa disebut gunung ataupun ada perubahan dan pergeseran tatanan geologis bawah permukaan, yang memerlukan ruang gerak baru sehingga gempa-gempa kuat terus berlangsung silih berganti hingga puncak kekuatan gempa tetap ada di Patahan Mentawai-Sumatera.
 

Gambar 8 : Gempa berkekuatan 7.6 SR mengguncang Padang Sumatera Barat, Polarisasi anomali Gempa tetap di wilayah Mentawai (Sumber : FIA – GEOOGLE MAPS).

ANOMALI SEISMIK

Interaksi antara tiga-empat lempeng bumi di wilayah Indonesia akan menimbulkan proses anomali seismik yang tidak teratur secara terus menerus dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik, dan sebagaian energi pembalikan dan penyerapan energi gempa tertinggi terpusatkan dipatahan Mentawai-Enggano, membentuk jalur aktif gunungapi dan sumber-sumber subduksi gempa bumi yang baru, bersumber dari berbagai peragaan tumbukan antara lempeng yang dihimpun oleh akumulasi energi diparbatasan lempeng. Pada saat tertentu, akan menimbulkan ketidakstabilan pada kekuatan blok batuan karena ada penumpukan energi di zona tertentu. Energi penumpukan berupa tarik menarik dengan polarisasi anomali yang tidak beratur disebabkan kondisi bumi diwilayah pantai barat sumatera ada kehancuran kerak/kulit bumi yang memerlukan “pengobatan” berupa penarikan kulit bumi yang lain dari wilayah samudera lain di kawasan Indonesia Timur untuk menutupi “luka” kehancuran seperti luka pada tubuh manusia maka ada bagian yang akan tertarik untuk menjahitnya (elastic rebound).
Gempa yang masih berlangsung di Pantai Barat Sumatera terutama terpusatkan diwilayah Kepulauan Mentawai dan Nias-Simeulue merupakan polarisasi dari gerak relaksasi gempa bumi yang belum seimbang, akibat gempa-gempa dahsyat dari pola kerancuan anomali seismik pada kerak bumi yang terbentang kehancurannya sepanjang 1600 km, sehingga akan ada perubahan posisi-posisi koordinat atau pergeseran ketataruangan wilayah darat-pulau di Sumatera, berdampak pada kemampuan fisik daya dukung lingkungan untuk perencanaan tata ruang hunian, tercipta kondisi kerentanan geologis baru. Kerentanan geologis di Pantai Barat Sumatera memerlukan suatu renungan pembangunan lingkungan geologi secara komprehensif di segala bidang dengan bertumpuk pada informasi geologi keruangan.

PERAGAAN TUMBUKAN LEMPENG

Relaksasi gempa bumi kini terpusatkan di Patahan Besar Sumatera baik didaratan maupun di Samudera yang saling berhubungan oleh proses tekanan dari lempeng Indo-Australia menekan lempeng Eurasia. Tekanan lempeng dimanifestasikan dalam bentuk berbagai model tumbukan lempeng dalam 10 tahun terakhir, terjadi gempa-gempa dahsyat di Pantai Barat Sumatera telah mengubah perilaku kondisi batuan yang menyusun lempeng, penumbukan berbagai lempeng tersebut diperlihatkan dengan terbentuknya jalur patahan yang baru. Di pantai Barat Sumatera sejak gempa Aceh 2004 terbentuk perobekan perut bumi sepanjang 200 km dan dalam kurun 10 tahun  terakhir ini masih terbentuk zona-zona baru patahan sehingga deformasi kerak bumi terus mengalami gangguan keseimbangan.
Deformasi tatanan geologis dari hasil tumbukan lempeng di Pantai Barat Sumatera mengubah dinamika keseimbangan penyerapan energi seismik di berbagai zona subduksi di Mentawai, Nias, Simeulue, Bengkulu dan Sumbar disebabkan antara lain :
1. Gerak Interaksi tumbukan vertikal antar lempeng, yaitu interaksi lempeng Benua Eurasia ke Lempeng Indo-Australia menyebabkan suatu pembentukan subduksi sepanjang 6500 km, menekan ketataruangan kota-kota Sumatera sehingga wilayah di Pantai Barat Sumatera memiliki intensitas kegempaan yang tinggi, dapat mencapai 800.000 dalam setahun, periodesasi gempa kini tidak teratur dikondisikan oleh keadaan geologi bawah permukaan yang mengalami deformasi yang kuat, terbentuk suatu rangkaian pegunungan bawah laut, dapat membahayakan kelangsungan Pulau Sumatera.
Hasil interaksinya, yaitu terbentuknya rangkaian pegunungan bawah laut sepanjang 2500 meter dengan kedalaman 1500 km, terdapat zona robekan sepanjang 600 km menuju ke Selat Sunda, patahan semakin bertambah panjang menerus ke selatan Jawa sekitar 300 km membentuk zona tumbukan baru di Selat Sunda atau ada perubahan deformasi perpindahan massa batuan pada subduksi baru, ada gempa singkat karena pergeseran tekanan kerak bumi oleh terbentuknya pegunungan bawah laut, tepat ditengah diantara busur muka sumatera dengan busur-busur kepulauan sehingga Pulau Sumatera terus mendesak dan melengkung tepat di kawasan patahan Mentawai-Nias-Simeulue ke arah daratan Asia, yang diperlihatkan oleh data rekaman satelit GPS dengan perubahan titik-titik koordinat batimetri laut/pantai dan topografi daratan oleh pengangkatan dan penurunan permukaan pulau pada kejadian gempa dahsyat Aceh-Nikobar tahun 2004 dan berlanjut pada gempa Nias-Simeulue tahun 2005, Gempa 2007 di Bengkulu dan tahun 2009 di Sumatera Barat serta Sinabang 2010. 2. Model tumbukan bersudut yaitu tumbukan lempeng Indo-Australia yang menyusup kedalam lempeng Eurasia dimana sebagian besar energi dari pergerakan lempeng-lempeng tersebut dipindahkan ke pergerakan patahan Sumatera.
Hasil interaksi tumbukan bersudut ini dapat mengganggu pergerakan lempeng yang tua yang banyak telah teredam oleh patahan yang lebih muda, sehingga pembebanan energi akan menentukan periode singkat gempa, seperti yang terjadi pada gempa Sumatera Barat 30 September 2009 dan Sinabang 2010 maupun gempa-gempa berikutnya. Pada patahan Mentawai-Enggano telah terbentuk suatu lanjutan rangkaian pegunungan bawah laut akibat tekanan kuat dari gempa-gempa Sumatera dan Samudera Pasifik dalam kurun 10 tahun terakhir sejak tahun 2000 sehingga ada pergeseran (akrasi) pola jalur subduksi yang kuat ke patahan besar daratan Sumatera oleh pembebanan lempeng yang menyusup (konvergensi) dipatahan Mentawai, mengganggu keseimbangan geologi yang menyebabkan anomali kemagnetan yang tidak beraturan. Sering berlangsungnya gempa berdampak pada gangguan termodinamika magma gunungapi di Sumatera dan Jawa.
Kondisi geologi Pantai Barat Sumatera saat ini berada pada pengumpulan energi terbesar yang tercatat di kehidupan manusia modern, pemusataan energi seismik berada pada jalur pemisah (trech slope break) pada busur-busur kepulauan yang bergerak di kegempaan Mentawai dipulau-pulau Siberu-Sipora, menerus ke kegempaan megatrust Nias-Simeulue, cekungan pengendapan Bengkulu-Enggano dan patahan Selat Sunda pada Cekungan Lereng (basin slope) di Selat Sunda.
3. Model Gerak Interaksi dalam tubuh lempeng yaitu berupa pemisahan atau pergerseran secara horizontal berupa  pembentukan zona patahan yang membentuk pola sesar mendatar menganan yang membentuk banyak horts dan graben. Patahan besar sumatera termasuk model dari terbentuknya ini, kenampakan dapat dilihat dari geologi lembah-lembah tektonik yang tersebar dari ujung sumatera hingga ke cekungan lereng (basin slope) yang saling tumpang tindih di Selat Sunda, suatu saat akan menghasil kegempaan besar dengan pola tumbukan kompleks, yaitu terjadi dislokasi puncak palung yang runtuh oleh tekanan sesar vertikal dan gerak lempeng bersudut menajam dengan tekanan ke daratan yang telah mengalami peremukan sehingga akan ada pergeseran kuat diantara tubuh lempeng yang berakhir pada pemisahan. Hal ini telah menampakan pada pola pembentuk gunung raksasa di sekitar Bengkulu yang medesak Lempeng Sumatera. Semua model pergerakan ini harus diperhitungkan Indonesia ke depan dalam 20 tahun.

PERIODESASI GEMPA MENTAWAI

Periode pengulangan gempa besar di atas 7 SR terjadi di Pulau-pulau sebelah barat Sumatera seperti Simeulue, Nias, Kepulauan Batu, Siberut, Sipora, Pagai, dan Enggano, yang berlangsung 100-200 tahun telah dan sedang berlangsung. Saat ini dari lima pulau besar di gugusan Kepulauan Mentawai hanya daratan Pulau Sipora dan Siberut yang belum mengalami pengangkatan daratan. Hal itu menjelaskan bahwa segmen lempeng benua di bawah dua pulau itu masih sanggup menahan tumbukan lempeng benua. Berbeda dengan kejadian di kawasan Pulau Mega serta Pagai Selatan atau di kawasan Simeulue dan Nias. Jika mengacu siklus 200 tahunan gempa, diperkirakan tahun 2033 akan terjadi gempa dahsyat. Namun hal ini bisa lebih cepat terjadi karena telah terbentuk suatu deformasi geologi bawah permukaan akibat gempa 10 tahun sejak tahun 2000.
Data hasil rekaman satelit dan penelitian oseanosgrafi-geologi di pantai barat sumatera telah merekm adanya perubahan dasar samudara dengan ditemukan sebuah pegunungan raksasa, dugaan geologis menyebutkan bahwa hal ini menyebabkan kondisi ketidakstabilan daerah gerak lempeng Indo-Australia ke utara sehingga pulau-pulau busur vulkanik yang berada di pantai barat sumatera terus memunculkan dinamika gempa hingga kembali ke zona patahan antara Nias-Simeulue tahun 2010 terjadi lagi gempa kuat. Diperkirakan 10 tahun ke depan akan ada guncangan kuat berupa rangkaian atau kolosal gempa maut dengan pemusatan energi terbesar ada di Patahan Mentawai.
Kesiagaan jadi penting sebab secara teori, pergerakan titik gempa dapat bergeser. Secara ilmu pengetahuan energi yang masih tersimpan atau potensi kekuatan guncangan di atas 8 SR. Sejak rentetan beruntun gempa-gempa lalu, Pemerintah Pusat seharusnya sudah mengalokasi dana pengembangan peralatan seismograf dan memasang GPS diseluruh wilayah pantai barat sumatera, Pemkab seharusnya juga memperioritaskan penampungan dana APBD untuk sosialisasi infomasi geologi daerah rawan bencana, terutama bagaimana hidup berdampingan dengan bencana serta UU geologi disahkan menjadi aturan yang harus dipatuhi seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk mengendalikan dampak kehancuran tata ruang kehidupan


Diterbitkan Harian ‘’WASPADA” MEDAN, Tanggal 06 Juli 2010



SDM Geologi : Geologi Society


                      GEOLOGI DI INDONESIA                       
Oleh : M. Anwar Siregar

Secara ringkas, tempat tinggal manusia ini merupakan planet yang terus menerus an luarnya. berubah. Penelahaan planet Bumi khususnya melalui ilmu yang disebut Pengetahuan Bumi.. Ilmu Pengetahuan Bumi Dasar adalah geologi yang berasal dari kata Yunani, geo = bumi, dan logos = pengetahuan. Jadi geologi mempelajari proses-proses yang berbeda tentang terjadinya struktur batuan, ladsekap bumi, dan tentang komposisi Bumi pada saat ini yaitu bagian dalam dan luarnya. Geologi juga menyusun kembali urutan kejadian atau perubahan struktur Bumi zaman dahulu. Hal ini memungkinkan terjadinya pengertian bukan saja tentang sejarah bumi itu sendiri, tetapi juga tentang bentuk kehidupan yang berbeda yang pernah mendiami Bumi di zaman dahulu.
Salah satu yang sangat aktual sekarang ini adalah pengetahuan tentang informasi gempa bumi yang baru terjadi di Propinsi Bengkul, Lampung atau juga diluar Negeri seperti Jepang, Turki dan Burma yang mengalami goncangan gempa bumi, adalah merupakan salah satu pelajaran pengetahuan geologi menyingkap fenomena alam yang banyak menelan korban. Untuk memberikan informasi sedini mungkin diperlukan jumlah geologi yang cukup banyak. Sedangkan jumlah geologist (ahli Bumi) di Indoenesia masih sedikit dari kebutuhan  yang diperlukan.
Penyelidikan Geologi di Indonesia telah dimulai sejak bangsa ini masih didalam cengkeraman penjajah Belanda. Salah satu ilmuwan Belanda yang di kenal dalam membuat data-data geologi Nusantara keseluruhan adalah R.W. van Bemmelen. Tulisan geologist Belanda ini banyak digunakan untuk reference disertasi doctor oleh mahasiswa panca sarjana.
KEBUTUHAN SDM GEOLOGIST DI INDONESIA
Geologi merupakan disiplin ilmu yang masih baru di Indonesia, tetapi telah berusia 53 tahun. Kurangnya informasi mengenai geologi adalah penyebab dari sedikitnya jumlah ahli bumi yang ada di Indonesia, salah satu contoh adalah sedikitnya mahasiswa yang diterima dalam pendaftaran atau testing maupun yang lulus dari UMPTN/UMPTS setiap tahun ajaran baru pendidikan. Bukan kurang gencar publikasi yang dilakukan tetapi pemahaman tentang geologi itu yang belum dipahami oleh masyarakat awam terutama pelajar-pelajar baru lulus dari studi akkhirnya.
Kebutuhan geologist di indonesia sangat diperlukan dalam memberikan informasi-informasi geologi dalam pembangunan bangsa ini kurang, siapa pun harus tahun, bahwa informasi-informasi geologi adalah dasar atau ujung tombak dalam membangun suatu proyek-proyek raksasa seperti bendungan, terowongan, jalan raya bawah tanah maupun dalam eksplorasi laut dalam. Kebutuhan akan sarjana geologi ini semakin dibutuhkan pada era globalisasi ketika AFTA dan APEC yang akan diberlakukan dalam waktu 3 atau 12 tahun lagi. Hal ini dikarenakan bangsa Indonesia masih memerlukan geologist lebih kurang 10.000 sarjana, agar dapat mengolah sumber-sumber daya alam, terutama mencari dan mengeksplorasi sumber-sumber energi baru. Energi alternatif pengganti energi konvensional yang selama in i dipakai akan kebutuhan energi di Indonesia yaitu bahan bakar fosil atau minyak dan gas bumi yang jumlahnya terbatas dan tak dapat diperbaharui. Disamping itu juga memberikan informasi-informasi tentang daerah kerentanan tanah atau oleh masyarakat awam lebih mengenal dengan istilah longsoran atau erosi yang banyak terjadi akhir-akhir ini. Bahaya gempa bumi dan letusan gunungapi ataupun bahaya gelombang tsunami, dapat memberikan bantuan cepat jika terjadi bencana-bencana yang dapat ditimbulkan baik yang bersifat alam(nature disaster) maupun akibat kegiatan pembangunan seperti proyek-proyek sipil (man made disaster) harus sudah diantisipasi untuk mengurangi jumlah korban yang jatuh disamping juga mengurangi penderitaan lainnya baik dari segi material maupun moral.
Sangat ini, jumlah geologist yang ada di Indonesia pada tahun 1996 adalah 2600 sarjana, dan umumnya bekerja pada sektor swasta 36 % (seperti pada perusahaan perminyakan/oil companies), BUMN 25 %, Departemen Teknis seperti Departemen PU, Departemen Pertambangan dan Energi) 23 %, Pendidikan (Dosen) 12 %, LITBANG seperti LIPI, BPPT 5 %.
Idealnya, jumlah geologist di Indonesia untuk sampai tahun 2000 ini adalah 4500 orang, tetapi kenyataan masih kurang, yaitu 2800 sarjana dan ini masih belum semua mendapat pekerjaan yaitu sekitar 80 orang. Bukan karena kemampuan mereka tetapi formasi lowongan kerja yang dibutuhkan kontrator Pertamina adalah yang berpengalaman kerja diatas lima tahun, kalaupun ada sedikit umumnya masih pegawai dalam perusahaan yang berpengalaman dan bukan tamatan perguruan tinggi bidang geologi yang tidak menguasai istilah asing dalam ilmu geologi.
Jumlah perguruan tinggi (PT) yang membuka jurusan geologi di Indonesia adalah sekitar 14 PT, dimana jumlah lulusan tiap PTS maupun PTN bervariasi yaitu maksimal 25 alumni dan sebagian PT diatas belum menghasilkan alumni, serta pada tiap tahun ajaran baru jumlah mahasiswa yang masuk tidak melebih angka 80 orang dari kapasitas kursi yang disediakan dan itupun banyak yang berhenti kuliah. Salah satu PTS di Sumatera dan di Medan yang membuka jurusan Teknik Geologi adalah ITM dan telah menghasilkan alumni lebih 100 sarjana.
Sedangkan luas daratan dan ditambahkan dengan pengairan Nusantara tidak termasuk Timor Timur yang telah merdeka maka angka jumlah geologist yang ada di tanah air masih kurang sudah termasuk geologist dari Amerika Serikat, Perancis, Jerman, Jepang atau Philipina, yang terakhir ini pernah mengagetkansunia internasional karena penemuan tambang emas atau tembaga Busang di Kalimantan Timur yang jumlahnya hampir sama dengan tambang yang ada di Papua. Luas seluruh wilayah Nusantara adalah 1,9 juta kilometer. Menurut data IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia), daerah di Indonesia yang telah dipetakan secara lengkap baru Pulau Jawa baik melalui teknik Penginderaan Jarak Jauh (citra geologi foto), maupun data-data hasil eksplorasi MIGAS, dan hasil penelitian pemetaan wilayah yang telah terpetakan sekitar 60 % dari luas keseluruhan Nusantara. Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua belum terpetakan secara lengkap karena jumlah PT yang membuka jurusan teknik geologi ini kurang.
Kawasan Sumatera Utara dan Riau yang telah terpetakan juga masih belum lengkap baik dalam peta detil maupun pengembangan informasi lokasi daerah rawan kerentanan gerakan tanah belum diketahui banyak oleh masyarakat secara luas.

INFORMASI GEOLOGI

Bencana alam gempa bumi yang terjadi di Propinsi Bengkulu adalah salah satu kebutuhan yang diperlukan dalam bentuk informasi yaitu berupa data posisi pusat gempa bumi yang terletak dijalur subduksi atau zona penunjaman disebelah Barat Sumatera atau pada rangkaian belakang bususr cekungan, dimana kepulauan Mentawai terletak pada sesar Sumatera yang memanjang dan pergerakan lempeng India-Australia yang bergerak ke Utara dan mendekati lempeng Benua  Asia (Sumatera), pusat kedalaman gempa bumi Bengkulu berada dalam kedalaman lautan sekitar 60 kilometer dari garis pantai maka terdapat kejadian aneh seperti arus laut kadang-kadang membalik dan muncul binatang yang belum pernah diketahui asalnya oleh nelayan.
Sedangkan di daratan terjadi suatu pergerakan yang mengalami penguncian disebabkan disebelah Utara Sumatera (Aceh) terdapat daerah batas pergerakan atau pusat patahan, selanjutnya sepanjang patahan Sumatera terdapat daerah-daerah sesar lokal yang pergerakan ini kadang-kadang ke Utara-Baratlaut ataupun Tenggara-Timurlaut. Diujung Pulau Sumatera terdapat Graben dan punggung atau Tumor Gondosurian di Propinsi Sumatera Selatan. Maka arah sesar umum dari patán Sumatera ini ada yang akan bergerak ke Utara Namur mengalami penghambatan, sesar lain bergerak ke Baratdaya juga mengalami desakan dari sesar lain saling bergerak walaupun kita tak merasakan dalam kehidupan sehari-hari namun begitu akan dihasilkan tenaga berupa energi berwujud gempa bumi.
Posisi Bengkulu yang berada di ujung Pulau Sumatera bagian Baratdaya mengalami interaksi lempeng Sumatera dengan lempeng India-Australia yang mendekati Pulau Sumatera karena didaratan juga mengalami pergerakan sesar setiap tahunnya. Seperti telah diketahui arah datangnya gempa berasal dari lautan Samudera India dan begitu tiba didaratan maka akan terjadi akumulasi pengumpulan energi pada ruas yang terjepit kemudian dilepaskan secara tiba-tiba.
Sedangkan posisi seismik Indonesia (Sumatera) berada pada jalar pertemuan dua zona sirkum yang hiperlabil yaitu zona sirkum Pasifik dan zona sirkum Mediteran yang menghasilkan sejumlah gempa bumi sekitar 10 % di wilayah Indonesia.

EKSISTENSI INDUSTRI

Keberadaan (eksistensi) dan perkembangan atau dengan perkataan lain kelangsungan hidup dari industri-industri logam dan bukan logam/besi, industri-industri kimia dan bahan bakar, industri pertanian dan sumber-sumber perekonomian nasional dari suatu negara bertumpuh pada persediaan mineral atau barang tambang. Sedangkan geologi itu memberikan pengetahuan yang dibutuhkan guna menemukan dan mengeksploitasi (mendayagunakan) sumber-sumber mineral ini yang dibutuhkan dari data tersebut oleh pabrik-pabrik industri, bahan bakar dan pertanian semua membutuhkan data informasi geologi agar kelangsungan hidup industri tetap terjaga.
Dengan mempelajari struktur, komposisi dan sejarah lapisan kulit bumi, para geologist (ahli bumi) berhasil menemukan tempat-tempat dimuka bumi yang sebelumnya tidak diketahui masyarakat yang tidak mengenal bumi secara khusus. Dimana kekayaan itu berupa hasil tambang yang mengantarkan suatu negara bisa kaya raya dengan menemukan ”harta karun” yang terpendam didalam perut bumi negara mereka. Maka mereka akan menjadi negara yang makmur bila pengelolaan dilakukan secara modern dan tak berlebihan. Maka hasil sumber daya alam ini dapat menghidupkan rakyat secara maksimal.
Para geologist ini mengembangkan teknik-teknik yang dapat digunakan untuk menemukan lokasi yang rawan bencana, data lokasi yang cocok untuk perencanaan jalan bawah dan diatas permukaan, lokasi bangunan, menggali untuk menemukan endapan mineral yang berharga dengan teknologi maupun riset langsung dilapangan. Selanjutnya, keterangan yang ditemukan dilapangan geologi sangat berguna untuk kepentingan negara terutama untuk industrinya agar pemasukan bahan alam dapat dimanfaatkan untuk kelanjutan pembangunan, seperti bangunan sipil, misalnya jembatan, terowongan jalan kereta api, bendungan air, atau industri pesawat terbang dan kapal laut, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, geologi itu adalah dasar informasi atau ujung tombak sebelum pelaksanaan pembangunan proyek-proyek apa saja yang berlangsung dimuka bumi ini dan juga dasar informasi pencarian sumber-sumber bahan galian yang ekonomis bagi devisa negara untuk kemakmuran rakyat, asalkan dimanfaatkan tidak berlebihan atau melewati ambang batas pengeksploitasian.

LINGKUP ILMU GEOLOGI MODERN

Geologi adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai Bumi. Namun Saat ini, istilah dari definisi geologi harus diperjelaskan karena banyak disiplin ilmu yang mengkaji bumi di zaman Sekarang ini. Istilah tersebut harus dispesifikasikan atau dengan kata lain harus diperinci bagian mana yang harus dipelajari oleh disiplin ilmu geologi ini. Karena banyak ilmu-ilmu pengetahuan (sains) lainnya mempelajari bumi dan penyelidikan dengan tugas dan penelitian yang berbeda menurut kaitan ilmu masing-masing.



Gambar : Profil Bumi, kajian ilmu kebumian terutama ilmu Geologi

Dalam cabang-cabang ilmu pengetahuan seperti físika, kimia, dan biologi, berbagai hukum dan ketentuan (dalil) diperoleh atau dibuat setelah terlebih melakukan percobaan seperti yang ada di laboratorium untuk ilmu tersebut diatas. Penyebabnya, karena memerlukan lokasi yang benar-benar sama dengan kondisi alam, misalnya menciptakan secara buatan kondisi (suasana) berlangsungnya statu proses progenie yaitu proses yang menyebabkan timbulnya rangkaian pegunungan estela melewati masa jutaan tahun lamanya. Salah satunya laboratorium yang digunakan hádala alam disuatu daerah.

Geologi modern mempelajari riwayat Bumi dari terbentuk sampai sekarang, baik kejadian-kejadian yang pernah berlangsung dimuka bumi maupun juga akan berlangsung dimasa akan datang, seperti hukum geologi bahwa kejadian-kejadian yang berlangsung dimasa lampau merupakan cermin dimasa akan datang karena merupakan statu siklus yang berlangsung silih berganti.
 Perkehidupan yang pernah berlangsung dimuka Bumi ini adalah merupakan kajian dari sejarah yang membentuk unit-unit kejadian bumi untuk didefinisikan sesuai dengan cabang pengetahuan bumi dengan spesifikasi yang terperinci yang berkaitan dengan proses-proses yang berlangsung dipermukaan bumi, dari sifat física dan nimia, bentuk kehidupan, bangun arsitektur bumi baik didalam maupun diluir, bencana-bencana yang pernah berlangsung hingga sekarang, dan dibagi menjadi beberapa bagian dari cabang pengetahuan geologi yang terpisah dua yaitu : Pertama. Dinamic geologic yaitu menerangkan sebab-sebab dan proses perubahan geologis. Kedua, Historical geology, yang menerangkan proses perubahan-perubahan pada lapisan kulit (kerak) bumi dari masa ke masa dan hubungan antara perkembangan dunia organik dan lapisan kerak bumi.
Geologi mempunyai beberapa sub cabang bagian ilmu pengetahuan tentang bumi, yaitu ilmu petrologi yang mempelajari sifat dan asal segala macam batuan didalam dan dipermukaan bumi serta mengalami proses pelapukan. Ilmu Geologi Struktur, mempelajari aturan bentuk batuan yang terjadi karena adanya lekukan atau retakan. Mineral endapan yang menyebabkan terjadinya batuan dan berharga dipelajari dalam ilmu Mineralogi. Ilmu Stratigrafi mempelajari pengamatan terhadap komposisi batuan dan tanah yang keras dalam susunan urutan lapisan berlapis-lapis secara berututan diendapkan. Geomorfologi mempelajari segala bentuk tanah yang dipahat oleh angin, air yang mengalir, dan hujan es dan salju. Palentologi mempelajari fosil tanaman dan hewan yang telah menjadi jasak renik dan terkubur dibawah tanah dan juga tahap perkembangan kehidupan masa lampau. Ilmu ini sangat penting dalam membahas usia bumi dan juga dapat digunakan untuk pencarian SDA terutama minyak. Masih ada cabang ilmu geologi yang berhubungan dengan sumber mineral seperti pengendapan butir halus sampai kasar yang menyebar ke dasar laut, daratan rendah, gurun, danau, dikaki gunung melalui proses jangka panjang dan kadang mengalami gangguan erosi, gempa bumi dan endapan letusan gunungapi serta tektonik untuk melipatkannya, membolak-balik akan dipelajari dalam ilmu sedimentology.
Keahlian khusus untuk menunjang kemampuan keahlian Mahasiswa Geologi oleh para ahli kebumian dimasukan beberapa cabang pengetahuan yaitu : Ilmu Metode Geofisika untuk pencarian minyak, panas bumi, pertambangan mineral-mineral dengan teknik eksplorasi seismik refleksi, seismik refraksi, tahanan listrik, gravitasi, magnetomeri dan sistim logging dalam pemboran sumur minyak, semua digunakan untuk pengetahuan bawah permukaan bumi yang diuraikan melalui pengungkapan material berdasarkan hasil dan analisa logis yang berlangsung dalm proses-proses geologi yang terjadi dimasa lalu dari sejarah bumi. Dan juga dapat dimanfaatkan dalam pencarian bahan bakar minyak dan gas bumi atau kajian geology petroleum. Jebakan batuan yang berharga (ekonomis) bagi manusia (logam, batubara, bahan bakar dan sebagainya) merupakan bahan pelajaran geologi ekonomi/Geologi endapan mineral. Pencarian jebakan batuan berharga dan penambangannya disebut Geologi Pertambangan.
Penelitian geologist turut mendukung dan memperkaya cabang-cabang ilmu pengetahuan lainnya seperti Hydrogeology mempelajari bentuk air, yaitu danau, sungai, dan rawa-rawa atau siklus air bawah permukaan bumi, Engineering geology, para insinyur sipil harus tahu tentang mutu dan kekuatan bumi dan batan yang mereka temukan dan digunakan dalam bangunan mereka harus mempelajari geologi rekayasa (rekayasa bangunan sipil, terutama untuk kemampuan beban material dan areal pondasi bangunan), Geotectonic (pergerakan lempeng yang menyebabkan gempa bumi), geocrinology (urutan kejadian perlapisan sejarah bumi), volcanology (tentang kegunungapian, baik aktif dan tidak aktif beserta pembentukan dan unsur-unsur yang terkandung didalamnya) serta timbul dan berkembangnya cabang geologi seperti Geokimia untuk analis unsur, komposisi dan reaksi serta penyebaran dari batuan, mineral, tanah, udara, air Bumi dan zat kimia minyak, dan gas bumi, geofisika untuk sifat-sifat fisika bumi di abad sekarang. Semua ilmu ini sangat dibutuhkan Indonesia dalam pembangunannya terutama dalam mencari sumber energi alternatif yang baru karena kemampuan energi fosil semakain menipis dan terbatas. Pusat-pusat seismik yang tesebar dipermukaan Bumi kemudian diinformasikan dengan sistim berupa seismograf, maka ini termasuk dalam disiplin ilmu gempa bumi/Seismologi. Ingat, bumi Indonesia termasuk lokasi bencana gempa paling rawan didunia.Geofisik mempelajari bentuk fisik planet Bumi. Tanah sendiri termasuk dalam ilmu Pedologi. Memanfaatkan landsekap tersebut untuk perencanaan tata ruang wilayah untuk lingkungan beserta analisa dampak lingkungan dipelajari dalam Geologi Tata Lingkungan atau Geologi Kwarter. Atau yang aktualitas sekarang yaitu pemetaan geologi SDA suatu daerah, pembuatan peta penentuan batas wilayah, kontinen teritorial laut dan SDAnya dipelajari dalam Ilmu Topografi. Mahasiswa geologi juga harus mempelajari kajian lapangan yang lebih tinggi mengenai kelautan sampai garis pantai, eksplorasi kelautan, adalah kajian ilmu geologi kelautan, oseanografi serta hidrografi untuk berbagai keadaan air laut dan pembuatannya baik diatas dasar laut maupun dibawah laut, landas kontinen terutama kelanjutan alamiah dari dalam dan tepian kontinen. Anda pasti sudah dengar klaim batas teritorial antara Indonesia dan Malaysia. Lapangan yang erat hubunganya dengan geologi adalah Fisiografis (geografi fisis), yang mempelajari berbagai daerah, ekologi, dan biogreografi yang mempelajari hubungan kehidupan dengan lingkungannya didalamnya. Meteorologi adalah ilmu tentang iklim dan astrogeologi (astronomi keplanetan) adalah ilmu yang mempelajari sifat berbagai planet, Bulan asteroid dan metorit. Dan semua ilmu geologi diatas adalah bagian tingkat keahlian atas khusus.

PROFIL LAPANGAN KERJA

Dengan mengenal ilmu geologi, maka dapat diketahui bahwa geologi berperan penting dalam mencari dan menunjang sumber devisa negara atau juga akan menginformasikan daerah-daerah yang cocok untuk pembangunan dan lingkungan hunian. Penataan tata ruang wilayah baik kota dan taman. Geologist Indonesia mampu membantu Indonesia dalam mengatasi krisis ekonomi dengan ditemukan SDA dengan bantuan informasi geologi, untuk itu diperlukan jumlah geologist harus lebih banyak untuk menyingkap sumber-sumber yang dapat menghasilkan devisa bagi negara seperti minyak dan gas bumi, timah, tembaga dan lain. Karena itu, tidaklah mengherankan geologi itu sebagai dasar informasi mengenai karakteristik suatu daerah untuk dilaksanakan pembangunannya.
Disini penulis informasikan bidang pekerjaan atau berkarier bagi seorang geologist, dapat bekerja pada semua perusahaan yang berhubungan dengan sumber daya alam (SDA) seperti perusahaan perminyakan, pertambangan, panas bumi, kelautan baik dalam dan diluar negeri. Jawatan topografi di pemerintahan dan angkatan darat, angkatan laut dan angkatan udara. Lembaga riset seperti BPPT, LIPI, BMG, Puslibang Geologi (PSG), Dinas-dinas teknis pemerintahan seperti Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Tata Ruang dan Pemukiman, Dinas Perkebunan, Departemen ESDM, Departemen Kehutanan dan Bappenas, Bappeda, Konsultasi SDA dan Pemetaan Tata Ruang dan Konstruksi, Perusahaan Konstruksi Sipil untuk bidang geologi rekayasa, wiraswasta pertambangan dan pemetaan kawasan terbatas, bisa menjadi anggota Tim SAR untuk bencana, staf Pengajar dan Peneliti (Dosen) atau sebagai penulis geologi bila anda mencintai pekerjaan dan lingkup ilmu pengetahuan anda. Cukup untuk menjamin masa depan.
Dengan data jumlah geologist yamh masih 3000-an, Indonesia sangat membutuhkan jumlah geologistyang sangat besar untuk memberikan informasi pusat-pusat gempa bumi, mengolah SDA yang belum dieksplorasi dan pemetaan kawasan geologi setiap daerah, pengembangan energi terbaruka sesuai dengan karakteristik geologinya. Diperlu diingat, bahwa Nusantara ini dijadikan pusat laboratorium alam oleh ilmuwan dunia untuk menyingkap tabir Bumi baik dimasa lalu maupun di masa sekarang. Jadi jangan berdiam diri. Mari bangkit bersama membangun negeri dari krisis ekonomi.

Artikel telah di Revisi. Diterbitkan oleh Tabloid ”SAINTEK ITM” Tahun 1998 dan Surat Kabar Harian ”WASPADA” Medan tanggal 26 Oktober 2000.

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...