Sep 22, 2017

Gempa Meksiko, Bagai Leher Tercekik

GEMPA MEKSIKO, BAGAI LEHER TERCEKIK
Oleh : M. Anwar Siregar
Meksiko diguncang gempa bumi, berkekuatan 8.4, Skala Richter (sumber USGS), kekuatan gempa ini merupakan gempa bumi terkuat dialami Meksiko pada abad 21 ini dan dalam sejarahnya termasuk gempa kuat selama 85 tahun terakhir, sebelumnya Meksko pernah mengalami gempa bumi strategis dari jarak 400 km dari pusat gempa di Pasifik dan menghancurkan Meksko dengan menelan korban gempa mencapai 10.000 jiwa pada tahun 1985.
Gempa pada hari Jumat, 07/09/16 banyak meruntuhkan bangunan dan menewaskan lebih dari 61 orang hingga tulisan ini dibuat (10/09), serta ribuan orang mengungsi di tempat penampungan sementara. Jika di tahun 1985 Meksiko diguncang gempa strategis dari lautan akibat subduksi lempeng, maka sekarang ini Meksiko juga diguncang akibat penumbukan tekanan Lempeng Cocos terhadap Lempeng Amerika Utara yang menimbulkan tsunami setinggi 3 meter dapat mencapai wilayah utara ke Pasifik hingga  ke Jepang dan Vietnam, dan dampak bagi Indonesia tidak terasa karena pusat gempa cukup jauh untuk menerjang wilayah Indonesia dan kedalaman gempa mencapi 30 km dan sangat berbeda dengan gempa Aceh pada tahun 2004 yang mencapai kekuatan 9.4 Skala Richter, gelombang seismik menjalar di permukaan bumi sejauh 2000 km.
Mengapa Meksiko sering mengalami gempa dahsyat seperti Indonesia, Jepang dan Tiongkok? Kita harus melihat kondisi tatanan geologi gempa Meksiko. Jika melihat peta atlas bumi dan peta penyebaran lempeng-lempeng bumi dan kondisi fisik tatanan geologi Meksiko, tidak mengherankan mengapa Meksiko sering mengalami gempa besar dan malah mendapat ”kiriman gempa maut” yang cukup jauh dari wilayah mereka seperti pada kejadian gempa di tahun 1985.
ZONA TERTEKAN
Wilayah Amerika Utara terdiri dari Kanada, Amerika Serikat dan Meksiko, posisi Meksiko diibaratkan seperti leher manusia, tepat ditengah di antara dua benua yang berukuran besar yaitu Utara dan Selatan, dan beberapa negara tetangganya termasuk daerah dengan tatanan geologi gempa yang sangat rumit yang sering mengalami dan menghasilkan sejarah gempa besar seperti Guatemala, terdapat patahan utama yaitu Patahan Motagua dan komplek patahan Chixov-Polochic yang terletak di selatannya dan juga terdapat Lempeng Amerika Selatan serta tekanan kuat yang kadang juga membuat Haiti mengalami gempa di kawasan Karibia untuk memberikan respon tekanan di kawasan ruas terkunci di jantung Meksiko.
Dan di sebelah utara Meksiko terdapat Amerika Serikat dengan zona patahan San Andreas di daratan, menekan wilayah daratan Meksiko dan begitu juga di Kanada terdapat patahan Cascadia, maupun Lempeng Juan De Fuca dan Lempeng Amerika Utara, sehingga pergerakan lempeng di sekitarnya ini membuat gerakan tertekan, seperti benda yang tersangkut di tenggorakan dalam leher dan memerlukan tekanan untuk mengeluarkannya secara ”paksa” dan di sebelah timur terdapat Lempeng Karibia dan di sebelah barat terdapat Lempeng Cocos dan Lempeng Nazca yang bergerak ke utara untuk menekan Lempeng Amerika Utara.
Gambar : gempa Meksiko berkekuatan 8.1 SR di pantai selatan Meksiko (sumber BBC)
Sepanjang Pantai Selatan Meksiko terdapat segmen-segmen patahan lokal berdimensi sangat panjang yang nyaris membelah kawasan tengah ke selatan Benua Amerika, sepanjang garis patahan di pantai selatan Meksiko itu menimbulkan kegentingan energi gempa setiap saat lepas dalam kekuatan yang sangat besar dan menghasilkan deformasi kerak bumi yang semakin kompleks.
Zona subduksi antara lempeng banyak terdapat dikawasan Pasifik dan Atlantik dan bentangan pegunungan berapi tepat berada di tengah sepanjang lantai samudera dan subduksi yang menghasilkan gempa Meksiko berkekuatan 8.4 SR berada di zona penunjaman di Palung Amerika Tengah (middle American Trench), yang menghasilkan deformasi kerak bumi yang memicu gempa bumi sekarang.
Disisi sebelah timur ini terdapat subduksi divergen antara Lempeng Eurasia ke utara dengan Lempeng Afrika ke selatan untuk membentuk Palung Atlantik Tengah (Mid-Atlantic Ridge). Semakin tertekannya wilayah Meksko termasuk juga Guatemala dengan pergerakan Lempeng Cocos yang sebagian tubuhnya masih berada di Selatan, yang  masih berbatas dengan Lempeng Nazca sehingga menekan lempeng yang kecil di kawasan Karibia untuk memberikan respon patahan daratan di Palung Cayman dan Patahan Motagua yang melewati wilayah Guatemala ke utara wilayah Meksiko melalui pergerakan sentripugal.
Kawasan pantai di Meksiko merupakan tempat pertemuan triple junction plate, pertemuan tiga kempeng yang saling bertemu untuk memberikan tekanan gempa pada kawasan Tengah Amerika dan menghasilkan gempa daratan yang besar bagi Meksiko dan Guatemala maupun di kawasan Karibia seperti Kuba dan EL Salvador. Blok patahan Chortis di Karibia yang menyebar sepanjang pantai Amerika Utara-Karibia akan bergerak ke barat ke Tengah Amerika dalam hal ini Meksiko, lalu tekanan kuat Lempeng Juan De Juan ke selatan dan Lempeng Nazca menekan Lempeng Amerika Selatan sehingga membentuk pergeseran koridor diujung lempengan untuk membentuk busur vulkanik di kawasan Tengah Amerika yang berjarak sekitar 50 km dari palung Tengah Amerika di lepas pantai selatan Meksiko dan Guatemala. Zona subduksi ini adalah penghasil pulau vulkanik di sepanjang cekungan busur vulkanik Amerika Tengah dan menghasilkan sumber pembentukan zona patahan regional di Semenanjung Meksiko ke arah selatan Amerika Tengah.
RAWAN GEMPA
Zona getaran gempa 8.4 SR ini terasa sejauh 1.000 km ke utara Meksiko akibat proses pembentukan palung timur dan barat di pantai daratan bagian selatan Meksiko dan juga akibat pemekaran lantai samudera yang terus bergeser serta penyebaran patahan hampir merata di kawasan Amerika Tengah yang membagi dua setting tektonik lempengan di kawasan Benua Amerika yaitu, yang menghubungkan Amerika Utara dan Amerika Selatan.
Bagian utara Meksiko juga termasuk sangat rawan hantaman gempa dan menghasilkan gempa daratan di Semenanjung Meksiko hingga ke wilayah Amerika Serikat karena terbentuk dipinggiran lempengan yang aktif bergerak 70 mm per tahun yang diwakili Lempeng Cocos dan Lempeng Nazca dengan mekanisme penumbukan antar lempeng. Wilayah Meksiko berada di atas lima lempeng tektonik, yang menjadikannya sebagai salah satu negara paling rawan gempa di dunia.
Tahun 1985, tanggal 19 september pagi waktu Meksiko, dilanda gempa besar, dengan kekuatan 8.0 skala richter dengan korban mencapai sekitar 10.000 orang dan menyebabkan kerusakan besar di Ibukota Mexico City dan sekitarnya. Meksiko bisa mengalami kerawanan gempa karena wilayahnya berada di ruas terkunci antara lempeng samudera dan ruas-ruas patahan daratan, dengan kata lainnya Meksiko telah dipagari oleh zona subduksi dan sesar-sesar/patahan gempa dari disegala penjuru daratan dengan mekanisme gempa baik pergerakan slab fault maupun divergen ataupun sepritional fault yang kompleks, kadang disertai tsunami menerjang jauh dari pusat kejadian gempa.
PELAJARAN MEKSIKO
Indonesia termasuk daerah rawan gempa terbesar di muka bumi, seperti halnya negara-negara rawan gempa seperti Jepang, Selandia Baru, Italia dan Nepal, tatanan geologi gempa daerah ini hampir ada diwilayah Indonesia, Indonesia harus mengambil pelajaran berharga dari bencana gempa Meksiko.
Sebabnya, sejak mengalami gempa tahun 1985 dan serangan gempa strategis sejauh 400 km Meksiko mengeluarkan peraturan yang ketat tentang pengaturan dan pembangunan bangunan gedung bertingkat yang harus mengikuti standar building code gempa.
Selain dikenal daerah rawan gempa, Meksiko dikenal juga daerah rawan longsor, karena tanahnya tidak jauh beda dengan di Indonesia diendapkan di danau purba seperti di beberapa kota di Indonesia misalnya cekungan kota Bandung dan endapan transisi alluvial di kota Medan yang menghasilkan tatanan daerah banjir sehingga percepatan seismik ke permukaan semakin kencang.
Maka mitigasi bencana merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam membangun gedung bertingkat dan wajib dijalankan di daerah rawan gempa, longsor dan banjir untuk menghasilkan tata ruang yang tangguh bencana.
M. Anwar Siregar
Pemerhati Tata Ruang Lingkungan dan Energi Geosfer.
Sudah di Publikasi di harian ANALISA MEDAN, 14 September 2017

No comments:

Post a Comment

Related Posts :