2 Jun 2016

Bulutangkis : Indonesia bangkitlah


PIALA THOMAS, KERINDUAN DI UJUNG RAKET
Oleh M. Anwar Siregar

“Selamat Datang Piala Thomas”, itulah yang ada dalam benak saya ketika mau mempostingkan judul tersebut, dan ketika tahu Indonesia mampu mengalahkan Korea Selatan dengan skore 3:1, langsung terbayanglah kegemilangan yang akan hadir lagi, sebuah supremasi beregu bulutangkis putra kembali ke Tanah Air, terbayang lagi piala itu di bumi pertiwi dengan sorak penuh kegembiraan, sama ketika zaman Chandra Wijaya CS di era 90-an hingga tahun 2002 atau zaman Rudy Hartono atau zaman Smes King di tahun 70-80-an, berjaya kembali.
Namun apa lacur, begitu partai final dimulai dengan kegagalan tunggal putra pertama, hati saya mulai tidak enak, dan benar saja partai terakhir diambil Denmark, dan saya sendiri sudah merasakan bahwa tunggal kita itu titik lemahnya karena pemain kita adalah karakter yang disukai pemain Denmark, kilas balik teknik cara mengalahkan pemain Denmark yang bertubuh jangkung itu sebenarnya sudah ada warisan yang diberikan oleh pemain-pemain terdahulu Indonesia namun strategi yang diterapkan pemain tunggal kita tidak cocok dan lebih cocok untuk pemain ganda, jelas kekalahan ini menambah rasa pahit yang berulang kembali, Indonesia untuk sekian kali gigit jari lagi, karena sudah 14 tahun sejak tahun 2002 Indonesia tidak pernah juara lagi, dan malah sampai gagal disalah satu penyelenggaraan ajang beregu Piala Thomas, tragisnya Indonesia untuk pertama kali gagal masuk semifinal dan pertama kali merasakan kalah di perempat final. Dan lebih tragis lagi dikalahkan oleh tim yang seharusnya mudah dikalahkan, adalah Jepang, yang menciptakan sejarah dunia bulutangkis putra.
STRATEGIS DENMARK
Jepang kemudian menjadi juara untuk pertama kali piala Thomas di tahun 2014 dengan mengalahkan Malaysia, berkat kreasi anak bangsa yang menjadi pelatih di Jepang dan mampu memberikan pemain berkualitas dan sehingga pemain Indonesia di era sekarang susah payah untuk mengalahkan Jepang dan Jepang lah pahitnya mempertahan gelar juara dengan merasakan bagaimana kekuatan Denmark di perempat final yang kemudian menjadi Juara. Kegemilangan Denmark berasal dari kekuatan rata-rata fisik pemain Denmark yang tinggi diatas 180 cm.
Dalam benak saya sudah terbayang mereka akan memberikan kesulitan bagi Indonesia, hal itu bisa dilihat bagaimana susahnya pemain Asia mengalahkan Denmark selama even berlangsung. Denmark dengan strategi sering mengganti pemain sehingga pihak lawan susah mengantisipasi kelemahan mereka, hal itulah yang terjadi dialami Indonesia, jadi tidaklah mengherankan kenapa atlet kita begitu susah bermain bola-bola rendah di sekitar net yang biasanya begitu lugas di mainkan atlet kita ternyata tidak berlaku bagi pemain tunggal Denmark, sebaliknya untuk permainan ganda memang tidak cocok bagi Denmark.
Terlihat dari kegemilangan Denmark mampu mengatasi dua Tunggal Malaysia di semifinal yang seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi Tim Indonesia dan bukankah Indonesia terlebih dahulu lolos ke semifinal? Kekalahan Indonesia mulai nampak dari sektor tunggal ketika Tommy Sugiarto kalah, taktik pemain Denmark itu masih dilanjutkan di tunggal ke dua dan ketiga, Denmark memang bermain gemilang ketika berhadapan dengan Malaysia dan Indonesia, tertinggal 0-2 dari Malaysia mereka merubah peragaan teknik bermain selama ini menjadi kelemahan pemain Denmark yaitu menyergap bola ke depan dan konsentrasi penuh dengan menyilang bola jauh ke atas belakang untuk menghindari smes keras, sebaliknya atlet Indonesia dan Malaysia menjadi tanggung karena bola kadang bisa di matikan jika bola setengah badan di pukul balik oleh si jagoan Denmark.
Tunggal ke dua memang seharusnya Jonathan Cristie lalu Anthony Ginting di tunggal ke tiga, karena dalam beberapa pertemuan dengan eropa Jonathan kadang menang dibanding Anthony Ginting karena dia tidak cocok Jor O Jorgesen yang nyaris beda 20 cm, saya tidak meredakan perbedaan postur tubuh karena memang teknik Jorgesen tipekal untuk permainan tipe pemain asia yang sering melakukan bola-bola rendah, selain itu atlet kita sudah terbaca dengan produk yang ada dalam kejuaraan ini.
Beda dengan di partai ganda, Denmark dengan pemain jangkung memang akan mengalami kesulitan untuk pengembalian rendah ketika di server dan satu pemain siap menerkam ke posisi pukulan kedut dan penuh tipuan dan lebih cocok untuk bermain ganda untuk Indonesia, dengan pola bola rendah yang nyaris sejajar dengan net atau permaian netting dengan sekali serang smes rendah setengah badan yang memang ciri kekuatan ganda Asia. Bermain bola rendah dekat net memang lebih menguntungkan bagi ganda Indonesia karena Denmark dengan kekuatan fisik mereka yang tinggi itu siap beradu smes-smes tajam, dan untuk sektor tunggal putra, kemenangan yang di dapat Denmark tercatat hampir 50 persen point didapat dari kesalahan yang diperagakan pemain Putra Indonesia termasuk Malaysia dan Jepang. Analisis seharusnya sudah terbaca oleh Tim Indonesia ketika Denmark berduel dengan Malaysia dan Jepang.
RINDU DIUJUNG RAKET
Dan itulah yang menyebabkan piala Thomas seperti semakin menjauh nyaris di ujung raket dan hampir masuk ke jurang yang dalam andaikan diujung raket itu ada jurang atau anggap saja sisi ring raket adalah jurang, atlet kita tidak mampu menggapai ruang untuk mengambil kembali. Dan kegagalan itu semakin jauh, rindu ini melihat piala thomas itu kembali bagaikan sekali lagi di ujung raket, nyaris mulai susah datang, karena dia sudah di tepi jurang yang dalam, susahnya kita mendapatkan piala itu, padahal kualitas pemain kita sudah mulai merata dengan pemain berusia muda dan bahkan ada beda 4 tahun dari kegagalan terakhir Indonesia mempertahankan supremasi beregu putra dunia, jalan sudah begitu lapang ke final, mulai dari penyisihan grup Asia dengan tampil juara penyisihan putra lalu lolos penyisihan final grup Indonesia tampil juara grup lalu mampu mengalahkan Korea Selatan, apalagi kita tahu Korsel mampu mengalahkan raksasa bulutangkis dunia dan juga tuan rumah, namun kenapa ketika di final Indonesia seperti anti klimaks? padahala dari berbagai pertemuan kita selalu menang dengan Denmark dan cuplikan pendorong semangat dan mungkin juga ada gambara pelajaran teknik bermain antara Indonesia dan denmark yang ditampilkan media elektronik, dan kebetulan rata-rata pemain Denmark bertubuh kutilanggap (kurus, tinggi dan langsing tegap).
Tapi itulah yang terjadi, namun kerinduan kita akan kembalinya si Piala Thomas, itu harus dibangkitkan kembali dengan berjuang keras lagi, karena secercah harapan dengan mulai matangnya pemain muda kita yang rata-rata masih umur 18-an tahun dan harus sabar menunggu, para pemain kita sudah berjuang maksimal, talenta mereka masih akan berkembang dengan tetap memberi dorongan semangat, kita patuh memberikan aplaus kepada mereka, semoga dapat dilanjutkan pada perhelatan berikutnya.
 Gambar 1 : Ayo bangkit Tommy, usiamu masih muda, dan jangan pedulikan cibiran orang lain
(sumber foto : Sindo News)
SAATNYA BANGKIT
Feeling Presiden RI memang meleset, menduga Indonesia juara, namun apapun ceritanya kita harus bangkit lagi dengan memberikan dorongan reformasi di PBSi jika diperlukan, tidak perlu seperti PSSI, yang sering mendapat perhatian dari RI 1, ada kunjungan, ada usulan pertandingan sepakbola, ada pembukaan turnamen beda dengan bulutangkis, harus ada dukungan penuh menuju kebangkitan, harus ada sugesti dalam bentuk fisik, perhatian akan kemajuan atlet-atlet bulutangkis kita karena tantangan bulutangkis lebih berat pada tahun 2016, atlet muda kita jangan besar kepala dengan hasil sekarang, ada tradisi yang harus dilanjutkan
Tradisi itu adalah mengembalikan dan mempersembahkan kembali tradisi medali emas olimpiade bulutangkis yang rencananya di adakan di Rio De Janeiro, Brazil yang sangat ini mengalami kegaduhan politik dan sebaran virus zika.
Indonesia harus bangkit untuk mempersembahkan medali yang sempat hilang dari perhelatan olimpiade London, lupakan kenangan pahit itu, bangkit menuju brasil dengan terlebih dahulu tunjukan hasil kebangkiutan mental pada kejuaraan Indonesia terbuka tahun 2016.
Gambar 2 : Atlet muda, ayo bangkitlah dari kegagalan, jangan menyerah karena sesungguhnya kita bukan
yang mudah menyerah, raih prestasi gemilang.(Sumber foto : Sindo News) 
Akhir kata, mari lah bangkit bersama, dan tulisan ini baru saya publikasikan karena saya sejujur memang tidak tahan merasakan pahitnya kegagalan itu dan baru semangat lagi setelah jagoaan Tim bola saya menang penelti pada laga liga championship Eropa dengan Ronaldo CR7 yang menuntas dahaga juaranya dengan memberi rasa kemenangan yang menjalar ke diri saya untuk kembali menulis tulisan ini, selamat buat Real Madrid.
Selamat untuk Indonesia yang mampu hadir di final dengan pemain muda penuh talenta semoga di masa mendatang juara lagi dan juga selamat buat Denmark, untuk pertama kali juara setelah menunggu puluhan tahun atau 67 tahun untuk menjadi juara, sebuah perjalanan yang sangat panjang untuk menjadi juara, dan Indonesia harus bangkit, siapapun lawan harus dilibas termasuk Tiongkok.
Sekarang mari kita menghiburkan diri dengan nobar Piala Eropa dan Amerika di bulan Juni dengan bersama datangnya bulan suci Ramadhan 2016, jangan lupa, selamat menjalankan ibadah puasa.

Belajar Memahami Bahaya Gerakan Tanah 2





GERAKAN TANAH

Gerakan tanah merupakan pergerakan massa tanah maupun massa batuan yang dalam keadaan tertentu bergerak ke bawah, baik melalui bidang geser maupun jatuh bebas. Gerakan tanah dapat terjadi karena gaya perlawanan tanah yang ada lebih kecil daripada gaya yang berusaha dan bekerja dari luar. Parameter gerakan tanah, antara lain:
1.      Sudut lereng,
2.      Jenis tanah dan tebal tanah,
3.      Jenis batuan,
4.      Kandungan air di dalam tanah,
5.       Beban atau tekanan, curah hujan,
6.      Keberadaan sumber air, dan
7.      Getaran

Ditinjau dari segi gerakannya, ada beberapa erosi akibat gerakan massa tanah, yaitu :
1. Rayapan (creep),
2. Runtuhan Batuan (rock fall),
Gerak pecahan batuan besar atau kecil yang terlepas dari batuan dasar dan jatuh bebas dinamakan rock fall. Biasanya terjadi pada tebing-tebing yang terjal, dimana material yang lepas tidak dapat tetap di tempatnya. Jika material yang bergerak masih agak koheren dan bergerak diatas permukaan suatu bidang disebut rock slides,. Bidang luncurnya dapat berupa bidang rekahan, kekar atau bidang pelapisan yang sejajar dengan lereng.
3. Aliran Lumpur (mud flow).
Aliran debris dengan banyak air dan partikel utamanya adalah artikel halus. Tipe gerak tanah ini terjadi di daerah dengan curah hujan tinggi seperti di Indonesia.
Gambar Gerakan tanah



Apabila massa yang bergerak pada lereng ini didominasi oleh tanah dan gerakannya melalui suatu bidang pada lereng, baik berupa bidang miring maupun lengkung, maka proses pergerakan tersebut disebut sebagai longsoran tanah. Karena massa yang bergerak dalam longsor merupakan massa yang besar maka sering kejadian longsor akan membawa korban, berupa kerusakan lingkungan, yaitu lahan pertanian, permukiman, dan infrastruktur, serta hilangnya nyawa manusia.
Potensi terjadinya gerakan tanah pada lereng tergantung pada kondisi tanah dan batuan penyusunnya, dimana salah satu proses geologi yang menjadi penyebab utama terjadinya gerakan tanah adalah pelapukan batuan (Selby, 1993).
Proses pelapukan batuan yang sangat intensif banyak dijumpai di negara-negara yang memiliki iklim tropis seperti Indonesia. Tingginya curah hujan dan penyinaran matahari menjadikan tinggi pula proses pelapukan batuan. Batuan yang banyak mengalami pelapukan akan menyebabkan berkurangnya kekuatan batuan yang pada akhirnya membentuk lapisan batuan lemah dan tanah residu yang tebal. Apabila hal ini terjadi pada daerah lereng, maka lereng akan menjadi kritis. Faktor geologi lainnya yang menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah adalah aktivitas volkanik dan tektonik, faktor geologi ini dapat dianalisis melalui variabel tekstur tanah dan jenis batuan. Tekstur tanah dan jenis batuan merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya gerakan tanah yang diukur berdasarkan sifat tanah dan kondisi fisik batuan.
Disamping itu curah hujan yang meningkatkan presepitasi dan kejenuhan tanah serta naiknya muka air tanah, maka jika hal ini terjadi pada lereng dengan material penyusun (tanah dan atau batuan) yang lemah maka akan menyebabkan berkurangnya kuat geser tanah/batuan dan menambah berat massa tanah. Pada dasarnya ada dua tipe hujan pemicu terjadinya longsor, yaitu hujan deras yang mencapai 70 mm hingga 100 mm perhari dan hujan kurang deras namun berlangsung menerus selama beberapa jam hingga beberapa hari yang kemudian disusul dengan hujan deras sesaat. Hujan juga dapat menyebabkan terjadinya aliran permukaan yang dapat menyebabkan terjadinya erosi pada kaki lereng dan berpotensi menambah besaran sudut kelerengan yang akan berpotensi menyebabkan longsor.
Bahan Tulisan dan video ini dari berbagai literatur dan Youtube.

1 Jun 2016

Udara Semakin Panas

UDARA SEMAKIN PANAS DAN TERCEMAR


(Analisa/ferdy) FENOMENA HALO: Lingkaran cahaya disekitar matahari atau lebih dikenal fenomena halo/optis diakibatkan oleh kristal es pada awan cirrus di lapisan troposfer. Cahaya matahari yang terik direfleksikan oleh permukaan awan akibat penguapan yang tinggi.
Oleh: M Anwar Siregar.

Udara Indonesia dalam beberapa dekade terakhir ini telah mengalami pencemaran sangat tinggi akibat bencana ekologis dan peningkatan penggunaan energi serta transportasi yang tidak berbasis energi dan ekologi hijau. Selain itu, penataan tata ruang industri tidak berwawasan lingkungan, sehingga polusi yang dihasilkan industri menjadi salah satu penyebab perubahan iklim global.
Saat ini, belum dikembangkan proses pembuang hasil industri seperti limbah pertambangan dan industri kertas serta industri lainnya yang menghasilkan kondisi lingkungan yang ramah dan berkelanjutan. Umumnya, buangan produk industri lebih banyak dibuang ke sungai dan lautan yang dianggap sebagai tong sampah.
Dampaknya membuat sungai dan lautan menjadi tercemar dan tak mampu menguraikan, apalagi mengurangi penyerapan emisi yang ditimbulkan dari hasil produk industri. Akibatnya kita mengalami panas yang sangat mengerikan, dan menimbulkan dampak bencana turunan yang tidak bisa ditekan.
Peningkatan besaran turunan bencana telah memberikan rangsangan tambahan panas bagi laut dan sungai-sungai besar yang banyak membelah tata ruang kota besar di Indonesia. Ini mungkin tidak bisa diubah, dan akan menyebabkan terjadinya distabilitas kerak bumi dan memantulkan kembali ke udara. Kemudian terjadi perubahan iklim. Bahkan dapat memberikan stimulus bagi kekuatan tanah, sehingga dapat menimbulkan gerakan tanah atau longsoran serta banjir.
Dampak pemanasan global pun dapat dirasakan di wilayah udara Indonesia saat ini. Beberapa kota besar yang dulunya memiliki udara sejuk, kini menjadi panas dalam 10 tahun terakhir. Hal ini akibat peningkatan suhu ekstrim 0.2-05 derajat celcius di wilayah khatulistiwa di Asia Tenggara dan Pasifik. Beberapa kota atau desa yang selama ini menjadi lumbung pangan, kini menjadi lumbung banjir dan kekurangan pangan dan air bersih.
Beberapa wilayah Indonesia selama ini dianggap aman dari bencana alam, kini menjadi daerah yang rawan bencana akibat perubahan tata ruang lingkungan. Tidak mengherankan, setiap hari kita melihat berita bencana. Sebagian kita belum siap menghadapi berbagai resiko bencana. Itulah sebabnya mengapa langit udara Indonesia sering bergejolak dalam 20 tahun terakhir dan menimbulkan banyak korban jiwa.
Panas Tercemar
Sebuah peringatan bagi kita untuk menjaga kelestarian alam, baik di darat, air dan udara maupun di bawah permukaan bumi. Mengapa demikian? Karena konsekuensi ekstrim perubahan global khususnya bagi Indonesia yang berada di jantung khatulistiwa sebagai penjaga keseimbangan paru-paru bumi yang memiliki karakteristik hutan untuk menjaga efek regional perubahan iklim.
Namun, yang terjadi saat ini, kita merasakan seperti ada sesuatu yang siap mengobarkan bahaya akibat peningkatan pembakaran hutan yang mencapai 2 juta hektar dari Sabang sampai Merauke. Pemanasan global di udara sudah sangat mengganggu pola hujan yang kadang tidak teratur. Ini telah berlangsung sejak akhir tahun 90-an dan menyebabkan banjir di berbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Medan, Bandung, Semarang dan Manado.
Semua bencana pencemaran udara seperti emisi CO2 akibat pembakaran lahan dan hutan yang telah berlangsung bertahun-tahun di Indonesia berdampak pada sektor pertanian dan kesehatan. Sehingga menimbulkan gejolak sosial sebagai akumulasi perpindahan massal penduduk karena daerahnya dianggap tidak layak di huni lagi. Efek turunan bencana ini menghasilkan bencana lagi, yaitu penggurusan lahan-lahan hijau, perubahan tata ruang wilayah, terbentuknya kawasan kumuh di lahan rawan bencana dan distabilitas kondisi tanah semakin rentan mengalami bencana. Gangguan tata ruang air, juga menimbulkan berbagai polusi yang tidak sehat bagi ruang publik, penyakit mengancam berbagai elemen lingkungan.
Langit udara Indonesia memang tidak sehat saat ini, apalagi jika dihubungkan dengan bencana ekologis yang sudah berlangsung 10 tahun terakhir, dipicu perubahan lapisan ozon yang semakin mudah menerobos bumi. Perluasan kebun kelapa sawit, penggundulan hutan dan perubahan tata ruang hijau akibat eskalasi pertumbuhan ekonomi dalam 10 tahun meningkat tingkat bahayanya terutama dampak CO2 beserta kawan-kawannya tanpa surut waktu dari 2.1 % hingga sebesar 5 %  dan Indonesia adalah investasi terbesar penghasil ekspor emisi terbesar dunia.
Emisi Asap
Panas dan tercemar udara dan bumi Indonesia adalah dampak utama dari eskalasi pertumbuhan ekonomi yang tidak berbasis hijau berkelanjutan, yang berkelanjutan adalah bencana untuk kita dan bencana untuk bumi serta bencana kembali kepada kita semuanya yang ada di alam semesta. Sebab, polutan hitam itu efeknya bukan saja diatas daratan tetapi juga dalam bentuk sampah-sampah antariksa yang terlumaskan dalam berbagai jenis bahan bakar, melayang dan terbakar di lapisan stratosfer dan tumpahan oli pesawat yang mengalami kerusakan dan jatuh ke bumi. 
Melemahnya perekonomian global, dapat memicu berkurangnya pengawasan reklamasi kawasan hijau dan menimbulkan musim panas berkepanjangan. Sejumlah aksi penghematan energi ternyata belum membudaya di Indonesia ikut juga mempercepat kerusakan iklim global dan membuat kondisi udara Indonesia semakin berbahaya bagi kesehatan, lalu memicu terjadinya peningkatan biaya sosial bagi masyarakat dan pemerintah.
Sungguh luar biasa efek asap berkelanjutan di udara Indonesia. Standart emisi CO2 belum begitu ketat dipraktekan dalam pengeluaran izin konsesi lahan perkebunan, pertambangan dan industri transportasi sehingga tidak mudah melihat langit yang biru dan menyejukan di beberapa kota Indonesia karena lingkungan penyerap energi kotor telah berkurang, RTH dan lahan pertanian abadi kini seperti telah mulai “memudar keindahannya”.
Kondisi iklim udara Indonesia bukan saja Indonesia yang merusaknya, tetapi juga negara maju yang melakukan pembiaran politik lingkungan yang tidak adil bagi negara berkembang dengan terlihat peningkatan emisi CO2 terbesar masih dipegang negara maju, Dalam hal ini adalah Amerika Serikat dengan emisi sebesar 17.3 ton per kapita pada tahun 2012, lalu Tiongkok dengan CO2 mencapai 9.1 % pada tahun 2012 dan 2015 lalu India dengan emisi sebesar 6 %.
Terjadinya kabut asap di Sumatera, Kalimantan dan Papua serta kebakaran hutan akibat musim kemarau di Jawa dan Sulawesi baru-baru ini, setidaknya Indonesia telah mengekspor karbon sekitar 600 juta ton gas rumah kaca yang akan memperparah keadaan. Lapisan ozon semakin terbuka lebar di garis kahatulistiwa. Sehingga akan mempercepat berbagai fenomena badai tropis di kawasan Asia Tenggara, Asia Selatan dan Pasifik.
Mitigasi Udara
Dalam konsteks mitigasi, pencemaran udara di Indonesia saat ini paling buruk di dunia. Aksi pemerintah mengurangi dampak emisi terkesan lambat. Itu diperlihatkan oleh berjuta-juta ton emisi terinjeksi ke udara. Pemerintah Indonesia harus bertindak keras menekan kerusakan udara dengan melakukan berbagai upaya. Antara lain memperketat izin pembuangan limbah, pengawasan penggunaan zat-zat kimia beracun di berbagai sektor, pengawasan Amdal dan reklamasi.
Kemudian mengawasi perubahan tata ruang lingkungan serta melakukan perhitungan emisi dan cadangan karbon tiap daerah yang telah tercemar secara terus menerus, menekan resiko emisi karbon yang terus meningkat dengan meregulasi energi hijau dan konservasi energi agar resiko emisi tidak mengganggu peradaban manusia di bumi.
(Penulis adalah Enviromental Geologist, pemerhati masalah tata ruang lingkungan dan energi-geosfer)
Diterbitkan di Harian ANALISA MEDAN, Tgl 24 April 2016

Gempa Bali dari Flores-Sumba

Mewaspadai Gempa Strategis Sumba-Flores ke Bali



ilustrasi : Harian Analisa

Oleh: M. Anwar Siregar
Bisakah anda membayangkan jika terjadi gempa strategis ke daratan Pulau Bali? Mungkin dalam bayangan anda akan seperti gempa-tsunami yang pernah terjadi di daratan Aceh hingga ke Pantai Timur Afrika, atau setidaknya seperti gempa yang pernah berlangsung di Nias? Bisa saja seperti itu, jika strategis ”kolosal gempa” yang berlangsung di zona patahan aktif subduksi Sumba-Flores.
Korban bisa seganas gempa Aceh 2004 atau setidaknya mendekati korban jiwa gempa Yogyakarta 2006 dan gempa Nias-Simeulue 2005 disebabkan oleh berbagai kondisi geologi yang memang masih erat kaitannya dalam sejarah pembentukan pulau nusa kecil termasuk kawasan pulau Bali didalamnya dan sangat berdekatan dengan pusat-pusat gempat di kawasan Maluku, Nusa Tenggara dan Jawa bagian Selatan.
Tulisan ini tidak bermaksud memprediksi apakah akan ada gempa yang waktu dekat terjadi ke Bali, melainkan mengingatkan bahwa kondisi tata ruang di kota-kota di Pulau Nusa kecil yang terdiri Pulau Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dapat mengalami tingkat kerusakan yang sangat dahsyat dan jumlah korban sangat besar serta mengingat bahwa semua kota di daerah tersebut dilingkupi tatanan kerentanan tinggi dan energi seismik yang sangat tinggi. 
Dan diperparah lagi oleh tidak terlindungnya kota dari berbagai ”perisai gempa” yang berupa benteng alamiah dan benteng ”modern” berupa teknologi peringatan dini, tingkat kewaspadaan dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi berbagai elemen bencana alam geologi masih sangat rendah dan belum semuanya melek bencana.
Tulisan ini, sekali lagi bukan mencari sensasi, namun amatan penulis ketika berkunjung lagi ke Bali, ternyata belum semua wilayah Bali terlindung perisai bencana seperti tersebut dikemukakan didepan. Namun sekali lagi mengingatkan, karena Bali termasuk daerah rawan bencana maut korban jiwa karena intensitas kunjungan wisatawan yang sangat tinggi karena keindahan alamnya yang sangat mempesona dan sangat memerlukan perlindungan keselamatan fisik kota dan jiwa raga masyarakat.
Kenapa Bisa?
Sebuah pertanyaan, kenapa bisa terjadi? Apakah strategis bencana ini bisa berulang ke Bali? Kondisi apa yang menyebabkan? Rentetan pertanyaan pasti akan berkecamuk bagi pemerhati masalah kebencanaan maupun masyarakat yang peduli tata ruang kotanya. Bali dalam pengamatan penulis pertama kali datang sekitar enam tahun lalu memang belum semua terlindung oleh berbagai sistim peringatan dini dan diperparah kondisi teluk-teluk yang ada di Bali terus mengalami perubahan fisik hingga ke era tahun 2016 ini. 
Penulis berkunjung lagi dan melihat bahwa Teluk di Bali ada ruang terbuka jelas untuk sebuah terjangan maut bagi strategis gempa tsunami jika terjadi di Patahan Trust Fault di Busur Belakang Flores dan zona subduksi di Patahan Sumba yang masih berkorelasi dekat dengan Patahan Besar Sumatera Jawa yang melintasi Samudera Indonesia dapat saling menekan pusat gempa di Parit Seram dan Halmahera. Dan mengingatkan kita pada sejarah gempa tsunami di Pantai Barat Sumatera 2004.
Bentuk permukaan Teluk di Bali, rendah dan landai serta garis pantai ke daratan sangat berdekatan dan sebagian ada juga sempit namun sebagian lebar tanpa ada pulau-pulau karang besar kecuali di Tanah Lot. Yang ketinggiannya menurut penduduk semakin berkurang dan jangan lupa kondisi laut Bali merupakan kondisi dengan ketinggian ombak yang tinggi, bayangkanlah? Perubahan garis pantai di Teluk di Pulau Bali banyak telah mengalami perubahan panjang garis pantai yang semakin pendek akibat abrasi dan sebagian mengalami reklamasi seperti rencana reklamasi di Teluk Benoa.
Strategis gempa ke Bali bisa saja terjadi, dan sejarah gempa mencatat di berbagai belahan dunia, tidak ada kota aman dari ancaman bahaya gempa bumi lokal maupun gempa bumi strategis, bukti itu dapat dilihat dari sejarah gempa di Pantai Barat Amerika yang menghantam Meksiko dari radius 400 km dari pusat gempa di sekitar California, begitu juga dengan kejadian gempa di Bam. 
Iran yang dianggap daerah aman gempa karena selama 1000 tahun tidak pernah ada gempa namun dapat juga hancur akibat gempa kuat di sekitar Patahan Anatolia di Turki, Gempa patahan Aceh-Nikobar yang dapat mengguncang kawasan sejauh 1000 km mampu mengirim responsibilitas seismik di berbagai zona subduksi di kawasan Pantai Timur Afrika dan kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan.
Jadi, Bali tidak aman dari ancaman strategis gempa Sumba-Flores dalam bebarapa bulan terakhir ini terus mengalami guncangan gempa dengan intensitas yang cukup kuat, selama tahun 2016, gempa di patahan Sumba telah mengalami gempa sebanyak 3 kali dalam skala cukup kuat dan terasa sampai ke  Denpasar, mencapai intesitas III dan IV MMI (Skala tingkat kerusakan gempa) yang dapat merusak bangunan dan jalan akan berbentuk model ”belah durian”.
Strategis Gempa
BMKG mencatat, pusat gempabumi terletak pada koordinat 9,77 lintang selatan dan 119,34 bujur timur, tepatnya di lepas pantai, pada jarak 14 kilometer arah barat daya Sumba Barat pada kedalaman hiposenter 60 kilometer. Guncangan gempa bumi ini dirasakan dalam skala intensitas V-VI MMI di Waikabubak Sumba Barat, III-IV MMI di Bima, II-III MMI di Denpasar Bali, dan III MMI di Dompu dan Mataram (kejadian gempa 6.6 SR pada bulan Februari 2012).
Kejadian kedua tercatat pada bulan Maret 2016 dengan kekuatan mencapai 6.1 SR pada koordinat 9.33 LS dan 112.4 BT dengan kedalaman mencapai 60 km terasa samapi ke Bali dengan intensitas mencapai III MMI, lalu pada bulan April 2016 terjadi lagi di lokasi hampir sama dengan kekuatan mencapai 6.9 SR dan terasa di kawasan Bali mencapai kekuatan IV-V MMI. Literatur menyebutkan semua gempa telah menghasilkan besarnya pergeseran pada bidang gempa yang memiliki dimensi 30 x 15 kilometer mencapai lebih dari 80 sentimeter. Bayangkan apa yang terjadi dalam beberapa tahun ke depan.
Dari gambaran tingkat kerentanan, maka terlihat betapa sangat rawan daerah Bali dari ancaman bencana gempa bumi srategis jika mekanisme gempa Sesar Naik. Aktivitas gempa bumi yang kerap terjadi juga akan menjadi pemicu (trigger) aktifnya patahan-patahan lokal yang menjadikan semakin rumit dan kompleksnya seismisitas di kawasan Bali-Nusa Tenggara ini.
Tektonik busur Kepulauan Bali dan Nusa Tenggara merupakan struktur tektonik sesar naik belakang busur kepulauan yang populer dikenal sebagai back arc thrust dan salah satu daerah dengan tingkat kegempaan yang tinggi di Indonesia. Keaktifan ini disebabkan wilayah ini berada di antara zone benturan dan tunjangan balik lempeng Eurasia terhadap lempeng Indo-Australia di selatan dan patahan naik busur belakang Bali-Flores (Bali-Flores back arc thrusting) di utara. Kenyatan ini akan memberi gambaran yang cukup jelas bahwa seolah daerah ini hampir-hampir tidak akan pernah aman dari bencana kebumian, seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan letusan gunung api.
Sesar ini sudah terbukti nyata beberapa kali menjadi penyebab gempa mematikan karena ciri gempanya yang dangkal dengan magnitude besar. Berdasarkan literatur, sebagian besar gempa terasa hingga gempa merusak yang mengguncang Bali dan Nusa Tenggara disebabkan oleh aktivitas back arc thrust ini, dan hanya sebagian kecil saja disebabkan oleh aktivitas penyusupan lempeng.
Sesar segmen barat dikenal sebagai Sesar Naik Flores (Flores Thrust) yang membujur dari timur laut Bali sampai dengan utara Flores. Flores Thrust dikenal sebagai generator gempa-gempa merusak yang akan terus-menerus mengancam untuk mengguncang busur kepulauan disekitarnya.
Hidup Tanpa Perisai
Ada pola tidak keseimbangan sedang berlangsung di kawasan Nusa Tenggara sampai ke Laut Bali, dengan terjadinya berulang kali gempa dan sebagai peringatan bagi Pemerintahan di daerah tersebut untuk mempersiapkan perisai gempa dan meningkatkan kualitas panjang garis pantai yang terus menyusut akibat ketidakpedulian.
Teknologi peringatan dini masih terbatas, fisik batimetri pantai mengalami abrasi, kepadatan penduduk di pantai dan belum membuminya building code bangunan gempa, dan renungkanlah bahwa bencana selalu datang tiba-tiba, seperti gempa Myanmar yang mencapai kekuatan 6.9 Skala Richter April 2016 dan gempa Jepang April 2016 mencapai kekuatan 6.9 SR, semau telah menelan korban jiwa dan kehancuran fisik kota.***
Penulis adalah Geolog bertuhas di Tapsel
Diterbitkan Tgl 19 April 2016, di Harian ANALISA MEDAN

3 Mei 2016

Belajar Memahami Bahaya Gerakan Tanah




MEMAHAMI GERAKAN TANAH (BAGIAN 1)
Oleh M. Anwar Siregar


Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar leleng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut;
Air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelinciar, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan diatasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Longsoran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu longsoran rotasional dan longsoran planar/translational. Longsoran rotasional inilah yang umum dijumpai, longsoran bergerak melalui bidang rotasional yang sumbunya sejajar dengan lereng batuan. Pada keadaan tidak terjadi longsor (gambar 2.1.a), maka akan terjadi keseimbangan antara driving force terhadap resisting force. Jika driving force lebih besar dari resisting force maka terjadilah longsor dan bila longsor terjadi, maka bagian kepala (head of slide pada gambar 2.1.b) akan turun dan pada bagian toe akan terangkat (gambar 2.1.b). Setelah terjadi longsor pada kepala terbentuk cekungan, air terakumulasi padanya dan air tersebut meresap ke dalamnya sehingga kepala menjadi tidak stabil. Di samping itu, di atas kepala longsoran meninggalkan tebing yang lebih curam dibanding sebelum longsor dan hal inilah yang menyebabkan longsoran berulang kembali di tempat yang sama. (Subagyo, 2003)


Gambar 2.1. Analisis Stabilitas Lereng Pada Longsoran Rotasional (a)Sebelum Terjadi Longsor (b) Setelah Terjadi Longsor

Longsoran translasional terjadi pada bidang yang lemah seperti bidang sesar/patahan, bidang kekar, lapisan yang kaya akan lempung, atau terjadi pada batuan keras berada di atas batuan yang lunak.
1. Longsoran Translasi



Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. (ESDM)

2. Longsoran Rotasi


Longsoran rotasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia.  
Sumber: Yulianingrum, Dita. 2011. Skripsi: Pemetaan Resistivitas Area Rawan Longsor dengan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner (Studi Kasus di Desa Joho Kecamatan Kalidawir Kabupaten Tulungagung). Malang: Universitas Negeri Malang.

Energi Byar Pet

TAJUK PALUEMASGEOLOG 11
IRONI KEMANDIRIAN ENERGI BYAR PET
Oleh : M. Anwar Siregar
Dalam beberapa hari belakangan dan ke depan, pemadaman listrik telah menimbulkan berbagai persoalan ditengah masyarakat, pemadaman listrik yang berulang dan bergilir merupakan gambaran betapa bobroknya negeri ini dalam mengoptimalkan potensi-potensi energinya dan sumber-sumber dayanya yang masih terbungkus oleh kepentingan kapitalisme sehingga bangsa ini terus mengalami defenisif energi dan menimbulkan berbagai cerita yang tidak sedap dan menimbulkan sebuah ironi yang lagi-lagi menjadi bahan tertawaan berbagai masyarakat internasional, sudah kaya energi kenapa menghasilkan berbagai kemiskinan dan pembodohan berbagai potensi sumber daya manusia sehingga bangsa ini selalu starnya lambat, tertinggal jauh dari negara tetangga, ada negara tetangga yang baru ”selesai misi perang” mampu melaju kencang ke depan untuk tampil calon macan asia berikutnya, sedang negeri ini masih terkotak-kotak para elitenya dalam memburu berbagai proyek yang menghasilkan korupsi, memunculkan cerita yang silih berganti tiada henti dari bencana yang datang berganti dengan korupsi yang menggurtita hingga pelempengan berbagai amanat kekuasaan, meninmbulkan berbagai persoalan baru dan masalah rakyat dari hari ke hari semakin terpinggirkan dan adalah pesoalan energi kita yang belum juga memuaskan untuk memberikan daya saing industri ke depan karena pemadaman sering berulang, menimbulkan darurat listrik.
BUKTI KEGAGALAN
Aktivtas pemadaman listrik ini sangat mengganggu usaha masyarakat serta industri dan juga para pelajar/mahasiswa yang pada minggu-minggu ini menghadapi berbagai ujian kemampuan mereka, menghambat kemajuan daya saing bangsa dalam mengejar ketertinggalan segala bidang, yang menjadi pertanyaan kenapa sering berulang pemadaman sampai menimbulkan krisis listrik di berbagai daerah dan yang paling parah di alami Nias hingga darurat listrik? Menimbulkan rasa tidak suka masyarakat dengan berunjuk rasa ke PLN dengan membawa seribu lilin, yang menunjukan bukti bahwa pemerintah telah gagal dalam mengoptimalkan pembauran energi, baik dalam jangka pendek apalagi gambaran kebutuhan jangka panjang, sangat lambat dan banyak sekali aturan regulasi yang menekan kemajuan sumber daya di bidang ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan. Dan dalam beberapa minggu ini, peristiwa mati lampu dialami berbagai kota seperti di Medan, Nias dan Padangsidimpuan serta beberapa kota di Lampung dan Indonesia Timur merupakan peristiwa pemadaman listrik terburuk karena hampir serentak terjadi serta gambaran penilaian yang sangat buruk bagi pemerintah dalam memberikan pelayanan ke masyarakat serta belum mampu dalam mengupayakan pemodernisasi dan memperkuat sistem pengembangan energi yang menimbulkan ironis, karena kaya SDM yang telah mampu menciptakan peralatan teknologi dan kaya SDA namun rakyatnya tetap banyak miskin dan akhirnya padam, byar pet.
IRONI KETERGANTUNGAN
Dan Indonesia termasuk negara yang paling boros dalam penggunaan energi, sebagai negara dengan konsumsi energi terbesar ke 6 di dunia, seharusnya telah menemukan cara untuk menghilangkan pasokan energi konvensional dan memodernisasi sistim distribusi energi secara massal tanpa terus bergantung dengan penggunaan energi konvensional dari bahan bakar fosil yang semakin terbatas di Indonesia.
Pertimbangan yang perlu dipikirkan adalah bagaimana Indonesia harus menghilangkan ketergantungan terhadap penggunaan energi konvensional yang banyak digunakan PLN dalam melayani kebutukan listrik di tanah air karena hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara importir besar di bidang energi karena mengimporkan lebih 10 persen pada tahun 2008, lalu meningkat tajam menjadi 40 persen di tahun 2012 karena masih bergantung pada energi fosil karen belum memiliki strategi energi jangka panjang, terutama penggunaan energi alternatif khususnya dalam pemanfaatan energi dari bioenergi yang belum ditempatkan sebagai faktor utama energi masa depan.
Pemadaman listrik di berbagai kota di Indonesai sudah sering berulang kali, dan paling parah adalah sepanjang tahun 2016 karena durasi waktu pemadaman sangat panjang yaitu dapat mencapat 12 jam dan menjangkau areal geografis sangat luas, bukti itu dapat dilihat di Sumatera Utara dan Lampung serta berbagai kota di kawasan Indonesia Timur yang telah menimbulkan gangguan berbagai sektor perdagangan, ekonomi dan pendidikan, terlihat bagaimana para generasi penerus bangsa ketika menghadapi Ujian Akhir atau Ujian Nasional, mereka mengalami gangguan server akibat pemadaman listrik, ini dapat menimbulkan stres, begitu juga dialami oleh pedagang yang mengandalkan listrik, belum lagi kondisi cuaca yang sangat panas di berbagai kota di Sumatera Utara yang membutuhkan penggunaan AC karena suhu sudah berada di atas 32oC dan ini seharusnya sudah menjadi pelajaran bagi pemerintah dalam mengupayakan bioenergi dan enegi terbarukan lainnya untuk menjadi tantangan utama dalam mengoptimalkan penggunaan energi tanpa harus terdengar cerita klasik byar pet.
Untuk menghilangkan ironi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak (BBM) diperlukan kerja keras, dan pemerintah dapat belajar dari sejarah pengalihan penggunan minyak tanah ke bahan bakar gas elpiji, harus dilakukan dengan meningkatkan penggunaan energi bauran bagi PLN dengan tingkatan sudah harus mencapai 50 persen dari tingkat bauran sekarang mencapai 5%, harus dibalik dari penggunaan BBM yang mencapai 50 % menjadi dibawah 40% dalam jangka panjang.
Sebabnya, Indonesia kaya energi terbarukan, dan jangan membuat negeri ini terlihat semakin miskin di mata masyarakat dunia, optimalkan energi yang ada karena SDM kita telah banyak menemukan energi-energi alternatif terbarukan dan seharusnya menjadi perioritas untuk membangun ketahanan energi.
IRONI KETAHANAN
Jika pemerintah ingin melaju kencang dalam pertumbuhan ekonomi diatas 6 persen per tahun maka sudah seharusnya meninggalkan cerita ironi pemadaman, dengan memperkuat ketahanan energi dengan meningkatkan pembauran energi alternatif dengan pemanfaatan yang lebih efisien karena di perkirakan pada tahun 2020 konsumsi energi per kapita akan mencapai dua kali lipat dari yang sekarang. Indonesia membutuhkan energi yang lebih banyak tanpa bergantung dengan sumber daya energi konvensional.
Ironisnya, blue print ketahanan energi itu belum memberikan harapan bagi kesejahteraan rakyat karena masih terdapat 20 % masyarakat dan wilayah di Indonesia belum terjangkiti aliran listrik dari negara. Sehingga distribusi energi merupakan persoalan utama bagi keberlangsungan energi listrik di Indonesia, jadi ketahanan energi Indonesia masih memprihatinkan dan perlu upaya konservasi energi secara keras untuk menekan semua kalangan agar dapat memanfaatkan enegi hijau serta menekan tingkat kehilangan energi akibat pencurian listrik dan tidak menekankan beban keuangan negara
Energi konvensional di Indonesia seperti penggunaan energi BBM dan Batu bara sangat ini menghadapi tantangan dan masalah yang sangat besar, yaitu kapasitas cadangan, semakin terbatas, dan membutuhkan waktu pemulihan sumber daya sangat panjang. Efek iklim global, sangat ini kondisi iklim global dunia sangat panas dan suhu diatas rata-rata 32oC dan salah satu faktor penyebab pemanasan global. Mahal dan boros, efisiensi penggunaannya di Indonesia sangat boros, sangat mahal dan membebankan keuangan negara karena sebagian sangat ini kapasitas BBM yang digunakan oleh PLN dan berbagai kalangan industri adalah hasil impor Pertamina dari negara lain, sebuah ironi, negeri yang sebelumnya pengekspor minyak menjadi negeri miskin BBM. Terakhir distribusi yang membutuhkan kekuatan logistik dan pengawasan yang ketat karena kondisi geografis yang rumit dan sulit dijangkau ke daerah-daerah terpencil.
Dengan gambaran berbagai permasalahan energi yang dihadapi Indonesia untuk menjadi negeri yang mandiri energi dan agar cerita pemadaman tidak menimbulkan ironi, ada baiknya pemerintah melihat hasil riset putra-putri bangsa yang berhasil menemukan bahan bakar energi alternatif dengan memberikan bantuan untuk pengembangan agar dapat di produksi secara luas sesuai dengan kondisi logistik geografis untuk meningkatkan daya saing ekonomi global Indonesia di mata dunia. 
Saat ini kondisi energi sepanjang tahun 2016 saat memprihatin, perlu revolusi energi dalam pembangunan energi, agar cerita ironi di tengah masyarakat tidak berulang, cerita ironi seperti kaya energi tetapi miskin, kaya sumber daya alam kenapa antri untuk energi, sudah saatnya diubah menjadi cerita yang menyejukkan dengan mendorong Pemerintah harus bisa membangun energi masa depan mulai saat ini, baik dari energi nuklir, energi panas bumi dan energi laut, karena dapat memberikan energi dalam jumlah yang sangat besar dan menekan efek emisi karbon untuk membatasi pertumbuhan emisi gas rumah kaca.

Paluemasgeolog, Mei 2016

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...