7 Mei 2017

Menyelamatkan Laut Indonesia Untuk Dunia

MENYELAMATKAN LAUT INDONESIA UNTUK DUNIA

Analisa/ferdy
BIOTA LAUT: Penyelam mengamati dan mengabadikan aneka jenis terumbu karang dan biota laut lainnya saat melakukan penyelaman di Taman Laut Rubiah, Sabang, Aceh, belum lama ini. Ancaman akan rusaknya terumbu karang di perairan Indonesia masih saja terjadi hingga berdampak pada hancur ekosistem biota laut dan menurunnya jumlah ikan.
Oleh: M. Anwar Siregar
Ketahanan ling­kung­an laut Indonesia kini diam­bang kritis dan semakin bu­ruk. Hal ini disebabkan pe­ngelolaan dan pengawasan kebersihan lingkungan di laut Indonesia sangat rendah.
TINGKAT kebersihan laut Indonesia di sekitar pelabuh­an besar sangat rendah. Tum­pukan sampah yang dibuang penumpang kapal di­tambah tumpahan minyak mengam­bang di permukaan laut.

4 Mei 2017

Hari Pemimpin Berjanji

HARI PILKADA, HARI PEMIMPIN “BERJANJI”
Oleh : M. Anwar Siregar

Masyarakat Indonesia memiliki kadar kemajemukan dan resolusi konflik yang tinggi, memiliki potensi pembenturan antara elemen cukup besar, diperlukan kebijakan dan kearifan dari para pemimpin bangsa untuk mengakomodasikan aspirasi rakyat dalam meredam berbagai konflik sosial kultural, menghilangkan diskriminasi sosial, mempersempit atau menghilangkan disintegrasi pendidikan, meredam kesenjangan kemiskinan, memadukan semangat interaksi lingkungan dan sosial kultural.
Kemerdekaan berpendapat di Indonesia sudah cukup baik, namun dalam pelaksanaan atau implementasinya di lapangan masih banyak terdapat friksi-friksi tajam yang harus dihilangkan agar demokrasi yang sudah berjalan 18 tahun di era reformasi ini harus dapat menumbuhkembangkan semangat demokrasi yang eganliter dalam usaha meredam gejolak sosial budaya yang ditimbulkan akibat euforia demokrasi, dengan memahami kaidah-kaidah kekerakyatan yang bertumpuk pada azas semangat kebersamaan untuk menuju kehidupan demokrasi yang lebih baik.
BUDAYA DEMOKRASI PILKADA
Resolusi konflik sosial kultural dalam budaya demokrasi pilkada di Indonesia sangat rentan budaya identitas sosial kultural seperti di Kalimantan Timur, Sumatera Utara, NTT, Papua dan Papua Barat, bahwa masyarakat Indonesia mengandung unsur-unsur primordial, yaitu terbagi dalam beberapa kelompok menurut sifat-sifat suku bangsa dan agama. Dengan jumlah penduduk sekitar 215 juta jiwa dan lebih 400 kelompok etnis yang mendiami Nusantara dalam berbagai identitas sosial kulutral dengan aneka kesenjangan dan keterbelakangan yang kompleks penanganannya, memerlukan perhatian yang tinggi untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dalam meredam pertentangan kepentingan sesaat yang dapat menimbulkan eksistensi politik kultural yang berlebihan.
Primordialisme yang berlebihan dan penghilangan kemurnian kultural bangsa dari ragam budaya etnis akibat arus globalisasi budaya demokrasi yang tidak berazas budaya bangsa dapat mengakibatkan terjadinya konflik horizontal etnis yang tinggi, dan eskalasi suhu politik serta unjuk kekuasaan dapat membawa pengaruh budaya negatif dalam berdemokrasi di Indonesia pada akhirnya dapat meruntuhkan integrasi nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

17 Apr 2017

Negeri Yang Belum Melek Bencana Banjir


NEGERI YANG BELUM MELEK BENCANA BANJIR
Oleh : M. Anwar Siregar
Seharusnya kebijakan pembangunan juga telah mengantisipasi terhadap pengaruh sistim hidrografi bagi kewilayahan sungai yang banyak membelah tata ruang setiap kota/kabupaten di Indonesia karena sistim ini berhubungan dengan sistim Cekungan Air Tanah, yang tidak boleh di ganggu gugat. Akibat gangguan hidrografi dari sistim kemajuan dari suatu wilayah yang sedang berkembang suatu saat nanti akan merusak daerah yang tadinya belum berkembang dan dipastikan akan membongkar daerah perbukitan atau pegunungan atau sistim ekologi hulu yang akan meningkatkan puncak hidrografi sungai secara otomatis juga akan meningkat tajam dengan waktu yang relatif pendek karena telah berubahnya hutan menjadi kawasan kota yang padat, tidak mampu menahan aliran air permukaan atau run off.
 
Analisa/ferdy
LANGGANAN BANJIR: Pemukiman warga di kawasan pinggiran Sungai Deli kerap mengalami banjir terlebih dikala musim penghujan tiba, Medan, Sumut. Belum ada strategi yang komprehensif terutama penanganan terhadap kesalahan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam yang dilakukan oleh pemerintah.

Jadi, banjir disebabkan bukan perubahan iklim, tetapi kehancuran hutan di hulu yang berfungsi sebagai zonasi sumber daya air. Perubahan iklim hanya terjadi karena kesalahan dalam mengurus alam terutama hutan sebagai sumber kehidupan di bumi.

Republik Industri Asap Udara (RIAU)


REPUBLIK INDUSTRI ASAP UDARA (RIAU)
Oleh M. Anwar Siregar
Pelaku pembakaran hutan dan lahan kumat lagi penyakitnya, sejak lama kasus kebakaran sudah terpetakan dari tahun 1997-2015, namun belum juga menuntaskan masalah kebakaran lalu datang lagi musim bakar hutan, sehingga sumatera dan kalimantan mampu mengekspor asap pekat ke negeri tetangga, kebetulan salah satu perusahaannya berinvestasi di negeri ini ikut sebagai dalang kebakaran hutan dan lahan selain tidak becusnya pemerintah menghentikan kebakaran hutan.
Yang menjadi pertanyaan masyarakat di era pemerintahan Jokowi-JK adalah kenapa kebakaran berulang untuk kali ketiga selama periode kepemimpinan Jokowi-JK? Ada apa? Apakah ini tidak menimbulkan sebuah ironi dari janji-janji pemerintahannya. Dan sumatera saat ini sebagian telah berkabut kembali dan kabarnya asap itu sudah mulai masuk udara Singapura dan menyusul berikutnya di Malaysia dan Thailand, itu berarti sebentar lagi kita menikmati kabut asap bersama di udara masing-masing negara.
Tindakan tegas terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan sepertinya manis dibibir, karena sebelumnya pemerintah sudah berkomitmen untuk menghentikan namun apa yang terjadi sekarang? Lihat dan rasakan dalam beberapa hari ini Medan dan kota lainnya di Sumatera merasakan ekspor kebakaran asap Riau telah membuat gelap udara dan kondisi ini semakin parah karena telah memasuki musim kemarau dan pemerintah harus bertanggung jawab atas kebijakan terhadap izin industri perkebunan yang banyak terdapat di Riau.

1 Apr 2017

Fenomena ENSO di Khatulistiwa

FENOMENA ENSO di KHATULISTIWA
Oleh : M. Anwar Siregar
Perubahan iklim dan cuaca diakibatkan terganggunya sistim peredaran udara, terimbaskan pada kehidupan manusia didaratan. Perubahan iklim terutama pada daerah tropis yang banyak melahirkan badai tropis dan membesar di luar kawasan tropis khatulistiwa dan mampu memindahkan benda-benda sejauh lebih 100 kilometer. 
Hujan salah musim yang sering terjadi di kawasan khatulistiwa telah menimbulkan bahaya banjir, dan belum berakhirnya musim hujan, datang lagi badai tropis berupa angin kencang, selaras dengan itu, dibelahan bumi lain mengalami musim kemarau yang berkepanjangan.

9 Mar 2017

Budaya Gempa Yang Belum Membudaya

BUDAYA GEMPA YANH BELUM MEMBUDAYA
Oleh M. Anwar Siregar
Mengingat keberadaan kota-kota di Indonesia yang unik sekitar 80 persen terletak di daerah pesisir, 25 persen di wilayah rawan gempa bumi, dan 28 persen wilayah rawan tsunami, 49 persen daerah yang terpapar gerakan tanah dengan zona kerentanan sangat tinggi serta 82 persen masyarakat tinggal didaerah rawan bencana dari berbagai elemen bencana. Maka perlunya membangun kota waspada bencana merupakan sebuah keharusan seperti yang dibangun dikota-kota besar di Jepang.
Mengingat wilayah Indonesia khusus daratan Sumatera rawan terjadi gempa lagi perlu suatu perencanaan dan budaya yang memahami lingkungan tempat beraktivitas hidup dengan membangun dan mengelola kerentanan bencana sebagai pengurangan trauma bencana dan Aceh sekali lagi masih akan terus tercabik gempa karena memang daerah rawan bencana, perlu kapasitas dan mitigasi bencana sebagai budaya kehidupan,

Urbanisasi Banjir dan Banjir Urbanisasi

URBANISASI BANJIR DAN BANJIR URBANISASI
Oleh M. Anwar Siregar
Prof John Rennie Short dalam buku Urban Theory, A Critical Assessment (2006) menyebutkan, akibat kekurangpekaan para pengelola kota di negara berkembang atas masalah lingkungan, muncul apa yang diistilahkan wounded cities alias kota-kota yang terluka yang menyebabkan kondisi kota penuh kebencanaan dan kecurigaan dari masyarakatnya sendiri, terlihat pada kota-kota besar di Indonesia yang banyak mengalami musibah bencana banjir, termasuk pada banjir di Kabupaten Garut, Banjir di Belawan, banjir di Bandung, banjir di Semarang, kekumuhan tata ruang di sepanjang sungai yang membelah Jakarta dan Medan serta pengendalian kepadatan penduduk di inti kota dan menjamurnya kantong-kantong kemiskinan di sudut kota.

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...