17 Des 2017

Gempa Iran dan Building Code Gempa


Gempa Iran dan Building Code Gempa

Oleh M. Anwar Siregar



Terjadi lagi gempa, kini giliran Iran-Irak dengan kekuatan 7.3 SR, gempa yang cukup kuat dan renungan bagi In­do­nesia untuk selalu mem­per­siap­kan ke­waspadaan dini terhadap ben­cana geo­logis, sebab tatanan geografis gem­pa le­bih mendominasi ancaman bagi ke­­han­curan tata ruang kota yang ada di In­do­nesia, terbukti Aceh, Nias, Padang, Yog­­ya­karta dan beberapa kota lainnya di In­donesia telah merasakan dampak dah­­syat gempa bumi dengan kerugian men­­ca­pai ratusan milyar dan berakibat de­­ngan menurunnya kualitas tata ruang ling­­kungan.

ilustrasi


Tatanan Gempa Iran
Gempa Iran-Irak dengan kekuatan 7.3 SR dan terasa getaran mencapai wilayah Mediterania, merupakan indikasi masih ada kekuatan gempa yang masih me­ngan­­cam wilayah Iran-Irak dan Turki ser­ta beberapa kawasan di Arab, dan Asia Selatan.

4 Des 2017

Banjir Medan, Cerita Klasik Bersambung

Banjir Medan, Cerita Klasik Bersambung Tanpa Titik

Oleh M. Anwar Siregar



Pada 2015 dan 2016 lalu Medan me­ng­­alami banjir besar. Kondisi itu, mem­buat aktivitas masyarakat kota Me­dan mengalami gangguan. Ber­da­sarkan data analisis Badan Meteorologi, Kli­matologi dan Geofisika (BMKG) wi­layah Medan, diperkirakan Medan akan meng­alami siklus banjir tahunan akan ter­ulang kembali, sebab dalam dua ming­gu ini Medan terus di guyur hujan deras yang tidak menentu, kadang bisa siang, kadang bisa malam dan pagi hari dengan intensitas dapat mencapai dua jam.

Dan beberapa hari yang lalu, daerah kota sanggahan Medan, seperti kota Tan­jung Morawa dan Sunggal meng­alami curah hujan yang cukup tinggi sehingga meluberkan air ke wilayah Medan dan kota Medan sendiri meng­ala­mi banjir juga karena cuarah hujan se­lama dua hari (3-4 dan 6-7/11/17) selam dua jam, sungai-sungai kecil bermuncu­lan dima­na-mana, hambatan perjalanan trans­por­tasi mengalami gangguan. Gam­ba­ran siklus banjir ini sebenarnya meru­pa­kan ke­jadian lalu dan beberapa wilayah di Me­dan telah meng­alami banjir silih ber­ganti, lihat saja banjir di Medan Maimun

27 Nov 2017

Dewata Tak Kuasa Agung Meletus (Erupsi)

DEWATA TAK KUASA AGUNG MELETUS
Oleh : M. Anwar Siregar
 
Saya jadi tersentak mendengar lirik lagu “Kembalikan Baliku” yang di putar dari rumah tetangga kawan saya yang kebetulan orang Bali, kalau tidak salah ingat saya, lagu yang pernah populer dan memenangkan lomba musik tingkat Asia Tenggara di era 90-an terdengar menghentak, dan jadi teringat dengan kondisi level awas Gunung Agung dan sepertinya Dewata mungkin tak kuasa menahan Gunung Agung meletus dan kondisi ini juga mengingatkan saya kepada Gunung Sinabung yang baru beberapa hari lalu menyeburkan asapnya ke angkasa raya dan dipastikan salah satu “gunung yang harus bertanggung jawab” atas perubahan iklim di kawasan Sumatera bagian Utara.
Gambar : Gunung Agung  (Sumber foto Geomagz.geologi esdm.go.id)
Belum pulih beberapa letusan gunung berapi di Indonesia dan kini dunia menanti letusan Gunung Agung yang mungkin “maha agung” letusan yang akan di muntahkannya ke angkasa raya, lalu berlanjut dimanakah gunung berapi berikutnya yang akan meletus lebih dahsyat lagi agar para ahli geologi dan vulkanologis semakin sibuk dan mungkin juga dapat memberi pekerjaan bagi yang masih menganggur? Atau adakah gunung berapi yang akan naik kelas lagi setelah sekian lama “malas meledak” hingga nilai rapor tetap sama (status tipe) seperti yang sering dilaporkan oleh para petugas “vulkanologis” dan mengikuti jejak gunung berapi Sinabung?

9 Nov 2017

Tata Ruang Geo-Ozon



TATA RUANG GEO-OZON MENEKAN IKLIM GLOBAL
Oleh : M. Anwar Siregar

Membuat suatu wilayah atau kota yang bebas dari bencana alam adalah sesuatu yang tidak mungkin karena bencana alam berkaitan dengan proses alam yang tidak bisa dihindari. Yang dapat dilakukan adalah meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam melalui upaya mitigasi, diantaranya adalah penyediaan sistem peringatan dini dan penataan ruang wilayah/kota yang berbasis pada informasi kerentanan geologis dan pemetaan seismotektonik dan berbasis ekologi hijau serta kerentanan terhadap bencana alam berwawasan lingkungan. Mitigasi bencana merupakan upaya preventif yang harus diterapkan di lokasi rawan gempa, tsunami, banjir dan longsor.

13 Okt 2017

Ayo Wisata Ke Kawasan Danau Toba



AYO WISATA KAWASAN DANAU TOBA
Oleh : M. An-war Siregar
Ada banyak cara untuk menikmati keindahan danau Toba, baik dalam acara festival maupun dalam rangka mengisi liburan sekolah atau juga menikmati Mudik hari raya sekalian juga bertamasya untuk menikmati salah satu keindahan destinasi Unggulan Indonesia, misalnya mengikuti liburan dalam rangka Tahunan Festival Danau Toba, atau juga festival Karnaval Kemerdekaan di Danau Toba, atau even lainnya, Disini saya sertakan beberapa lokasi yang memiliki pesona keindahan danau purba yang dari berbagai literatur foto yang disunting telah mewakili berbagai objek manakjubkan dan juga telah saya kunjungi bisa dinikmati, dan kepada fotografer dan penulisnya saya ucapkan salut atas kemampuannya mengambil sudut gambar yang bagus dan indah.

Salah satu sudut foto terindah di kawasan Danau Toba, Sumatra Utara.

Ayo wisata ke kawasan Danau Toba sekitar di Sumatra Utara, jangan lupa kunjungi kawasan Danau Toba sebagai Destinasi Unggulan Pariwasata Indonesia, Selain merupakan danau vulkanik terdalam dan terbesar kedua di dunia setelah Victoria Lake di Afrika, Danau Toba pernah gemparkan dunia lewat ledakannya pada 75 ribu tahun silam dan menyisahkan 12 persen populasi dunia ketika dia meletus. Super Volcano Geopark menjadi julukan Danau Toba akibat kekayaan pengetahuan kegunungapiannya.

10 Okt 2017

Dua Puluh Negara Ironi Gempa

DUA PULUH NEGARA IRONI GEMPA
Oleh : M. Anwar Siregar
September ceria tidak berlaku bagi Meksiko, bulan september ternyata bulan duka gempa, dan bukan yang pertama dialami Meksiko, sebelumnya juga pada bulan yang sama Meksiko juga mengalami gempa dengan kekuatan mencapai 8.1 SR di tahun 1985 dan estafet kegempaan Meksiko belum berakhir, beberapa hari lalu, masih di bulan September Meksiko mengalami gempa dahsyat dengan kekuatan gempa mencapai 8.4 SR, dan sekarang Meksiko (20/9/17) mengalami gempa tepat di kota Puebla selatan kota Meksiko City, yang telah mengalami korban mencapai 138 jiwa (20/9) dan merusak ribuan bangunan.
Gambar L gempa Meksiko 20-9-2017, yang menelan korban jiwa lebih 138 jiwa akibat tekanan ruas gempa terjunci (sumber gambar : Reuter, Pikiran Rakyat)
Mengapa bisa terjadi gempa secara beruntun dalam relatif singkat dalam periode mingguan dengan pusat gempa berpindah dan bukan dalam hitungan bulan atau tahunan? Seperti sudah dijelaskan pada tulisan sebelumnya (14/9), posisi tatanan geologi gempa Meksiko memang akan memberikan energi kegentingan gempa karena berada dalam ruas yang sangat terkunci, dilingkari seluruh pagar seismik sesar gempa, berada dalam pertemuan triple juction plate antar lempeng besar, seperti di kawasan Indonesia di Utara Maluku, terdapat tiga pertemuan lempeng besar hingga mengambil “korban” lempeng kecil untuk di lumat ke dalam bumi.

22 Sep 2017

Gempa Meksiko, Bagai Leher Tercekik

GEMPA MEKSIKO, BAGAI LEHER TERCEKIK
Oleh : M. Anwar Siregar
Meksiko diguncang gempa bumi, berkekuatan 8.4, Skala Richter (sumber USGS), kekuatan gempa ini merupakan gempa bumi terkuat dialami Meksiko pada abad 21 ini dan dalam sejarahnya termasuk gempa kuat selama 85 tahun terakhir, sebelumnya Meksko pernah mengalami gempa bumi strategis dari jarak 400 km dari pusat gempa di Pasifik dan menghancurkan Meksko dengan menelan korban gempa mencapai 10.000 jiwa pada tahun 1985.
Gempa pada hari Jumat, 07/09/16 banyak meruntuhkan bangunan dan menewaskan lebih dari 61 orang hingga tulisan ini dibuat (10/09), serta ribuan orang mengungsi di tempat penampungan sementara. Jika di tahun 1985 Meksiko diguncang gempa strategis dari lautan akibat subduksi lempeng, maka sekarang ini Meksiko juga diguncang akibat penumbukan tekanan Lempeng Cocos terhadap Lempeng Amerika Utara yang menimbulkan tsunami setinggi 3 meter dapat mencapai wilayah utara ke Pasifik hingga  ke Jepang dan Vietnam, dan dampak bagi Indonesia tidak terasa karena pusat gempa cukup jauh untuk menerjang wilayah Indonesia dan kedalaman gempa mencapi 30 km dan sangat berbeda dengan gempa Aceh pada tahun 2004 yang mencapai kekuatan 9.4 Skala Richter, gelombang seismik menjalar di permukaan bumi sejauh 2000 km.

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...