28 Agu 2020

Harmonisasi Huta, Cegah Banjir-Karhutla

HARMONISASI RTRW HUTAN, CEGAH BANJIR-KARHUTLA
Oleh M. Anwar Siregar

Banjir bandang dan disertai longsoran yang terjadi dibeberapa kota di Indonesia, seperti yang terlihat di Solok, lalu Bandung disusul lagi Sigi dan Sentani Jayapura terus berlanjut ke beberapa wilayah lain di Indonesia merupakan dampak dari berubahnya tata ruang wilayah dan berbagai alih fungsi keguanaan lahan yang menyebabkan kembali tanah Papua, Sulawasi dan Sumatera dan Jawa mengalami musibah banjir dan longsor.
Sebelumnya bencana banjir dan longsor melanda pernah melanda kota-kota tersebut banjir Sentani-Papua pada kejadian bencana banjir-longsor Wasior, begitu juga banjir-longsor di Kab. Bandung dan Solok. Kedua bencana ini terdampak bukan disebabkan oleh curah hujan yang tinggi melainkan juga oleh eskalasi kerusakan hutan yang sangat tinggi.

5 Agu 2020

(Masih Musim Hujan) Kompleksitas Banjir Medan Metropolitan

KOMPLEKSITAS BANJIR MEDAN METROPOLITAN
Oleh M. Anwar Siregar
 
Bukti ilmiah mengindikasi bahwa aktivitas manusia menurunkan sistim daya dukung fundemental lingkungan di Medan Metropolitan sekitarnya, kerusakan yang terjadi bukan saja di biosfer atau daratan bumi tetapi juga telah melewati atmosfer dan hidrosfer. Kerusakan ini telah menimbulkan kompleksitas bencana banjir dan longsor dalam suatu tata ruang lingkungan di kota-kota yang ada di Sumatera Utara termasuk juga imbasnya ke Medan dengan banjir lagi bersama kota Binjai dan Langkat.

1 Jul 2020

(Hati-hati) Asap Lintas Batas Berulang, (jangan buat) Malu Awak

ASAP LINTAS BATAS, MALU AWAK
Oleh : M. Anwar Siregar

(Saat ini, Indonesia sedang mengalami pandemi Corona, ada satu persoalan yang akan memperparah situasi corona dengan jumlah korban jiwa bertambah jika upaya Pemerintah Indonesia tidak berjalan, yaitu salah satunya serangan kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan dari negeri atau raja penghasil kabut asap yaitu Provinsi Riau dan Kalimantan).
Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi corona juga harus meningkat daya tahan menghadapi serangan kabut asap dan upaya-upaya yan harus dilakukan oleh berbagai elemen untuk mengatasi karhutla pada musim asap tahun 2020 agar tidak lebih parah dan melintas antar batas negara, jelas agar menimbulkan rasa malu lagi.
Bencana kebakaran yang menimbulkan kabut asap di Indonesia telah berperan meningkatkan keasaman di geosfer dengan menimbulkan efek gas rumah kaca yang dihasilkan oleh pembakaran hutan dan lahan antara lain karbon dioksida, metan, nitrous oksida dan florin semakin membesar dan memastikan iklim semakin susah diprediksi. Dan gas-gas emisi inilah yang mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit terhadap manusia dan berefek kepada sumber daya manusia Indonesia mengalami kemunduran akibat tidak adanya pembatasan dan penekanan serta pengendalian perizinan konsesi lahan perkebunan dan pertambangan yang tidak berbasis pembangunan ekologi hijau.
Terlihat semakin banyak jenjang pendidikan meliburkan para siswanya di berbagai kota di Indonesia, maka visi SDM unggul yang menjadi slogan rezim Jokowi hanya menunggu waktu menjadi ”pepesan kosong” akibat dampak hangusan arang dari hutan-hutan Indonesia.

12 Jun 2020

Tahun 2020, Intensitas Bencana Alam

TAHUN 2020, WASPADA INTENSITAS BENCANA ALAM
Oleh : M. Anwar Siregar

Dalam mengurangi kemungkinan terjadinya bencana di beberapa kota di Indonesia termasuk Jabodetabek perlu ditingkatkan bahaya bencana hidrometeorologi yang di sampaikan oleh BMKG dengan beberapa poin penting dalam mitigasi bencana tanah longsor seperti: melakukan identifikasi daerah rentan bencana tanah longsor (peta, informasi); Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bencana tanah longsor (sosialisasi, pendidikan); Meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan masyarakat menghadapi bencana; Penataan ruang akibat sering terjadinya bencana banjir merupakan sebagai referensi untuk pemerintah daerah untuk melakukan penataan ulang kembali tata ruangnya. Karena setiap tahun, struktur geologis wilayah akan bergeser, yang disebabkan beberapa faktor. Seperti faktor cuaca, alam, sedimentasi serta air yang mengalir dalam tanah.
Pembangunan suatu wilayah hendaknya mempertimbangkan informasi geologi, baik potensi atau pun bahaya geologi, karena informasi potensi geologi dapat digunakan untuk pengetahuan daya dukung tanah untuk fondasi bangunan, potensi air tanah, potensi bahan galian, daerah resapan air tanah, dan potensi lahan untuk TPA.
Sedangkan informasi bahaya geologi merujuk pada zonasi daerah rawan longsor, gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Oleh karena itu, Pemerintah daerah diingatkan agar izin dan segala macam yang berkaitan dengan pembangunan sebaiknya memperhatikan juga informasi geologi, karena berkaitan dengan kelestarian lingkungan dan kepentingan masyarakat dengan kelestarian lingkungan dan kepentingan masyarakat kawasan rentan bencana tanah longsor (permukiman, tata lahan); dan Penyesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Harus menjadi rujukan bagi daerah-daerah yang mengalami musibah bencana banjir dan longsor seperti yang terjadi di Solok Selatan, Kampar, Samosir, Aceh Barat, Sigi dan beberapa kota lainnya.
IRONI POHON

2 Jun 2020

Tata Ruang Bencana Revolusi 4.0

TATA RUANG BENCANA DI ERA REVOLUSI 4.0
Oleh : M. Anwar Siregar
Jika dihubungkan dengan disruptive technology, bahwa tata ruang mitigasi menjadi garis terdepan dalam penggunaannya di era digital, kota-kota di Indonesia harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi mitigasi, tata ruang mitigasi harus mampu merespon kebutuhan rasa aman masyarakat saat ini dengan pembelajaran secara on line berbasis mitigasi digital agar cepat beradaptasi untuk menjaga dan menguatkan kepasitas karakteristik mitigasi masyarakat kota dan desa.
Riset dan teknologi di era revolusi industri 4.0 bagi tata ruang harus mampu mengantisipasi perubahan fisik tatanan ruang kota dengan menguasai perangkat digital untuk mengamankan tata ruang Desa Kota, menjaga strategis kebijakan dari berbagai aspek dan sumber daya yang ada dalam kota melalui pengembangan IPTEK dalam revolusi industri 4.0

14 Mei 2020

Cuaca Tidak Pasti, Banjir Belum Terkendali

TAHUN 2020 BANJIR MEDAN (BELUM) TERKENDALI
Oleh : M. Anwar Siregar

Diprediksi pada tahun 2020 intensitas banjir masih tetap tinggi dan kota Medan termasuk kota yang (belum) mampu mengendalikan ancaman banjir di era sekarang, karena jakarta dan wilayah sekitar belum mampu mengatasi banjir saat ini, Sebab utamanya adalah aktivitas pembangunan infrastruktur yang tidak berbasis banjir sehingga lingkungan saat rentan mengalami disablitas oleh aktivitas manusia di muka bumi dalam ruang dan waktu, disertai kebijakan dan tindakan moral yang tidak selaras dengan ekosistim daya dukung dan daya tampung lingkungan di bumi.
Yang mengejutkan, kenapa kota besar seperti kota Medan (masih malas) belajar dari kejadian musibah melanda berulang kali? Belajar dari kejadian bencana banjir metropolitan Jabodetabek saat ini mengalami banjir saat parah diawal tahun.

29 Apr 2020

Bangsa (Masih) Terkaget Bencana Seperti Tidak Siap Hadapi Corona

BANGSA (MASIH) TERKAGET BECANA
Oleh : M. Anwar Siregar

”Duh, ah...” kaget aku, tahu kau! bentak yang dikagetkan, yang dibentak malah nyengir kuda. “bah..! begitu saja kau sudah mau marah..”
Jika diumpamakan seorang manusia dikagetkan secara mendadak oleh kawannya tentu saja akan membuat jantungan, dan membuat kesal, namun jika ini dianologikan bagi bangsa yang rawan bencana alam, tentu lain persoalannya namun subtansinya hampir sama, yaitu masyarakatnya akan kaget jika mendadak ada “goyangan liga lindu” bermunculan. Jelas akan membuat kepanikan, masyarakat pasti ada yang terserang penyakit jantungan.

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...