Mar 14, 2016

Revolusi Danau Toba

REVOLUSI PEMBANGUNAN WISATA DANAU TOBA
Oleh : M. Anwar Siregar
Masalah yang dihadapi pengembangan destinasi unggulan wisata Danau Toba adalah bersumber dari revolusi pembangunan, yaitu revolusi mental visi pemerintahan, revolusi transportasi, revolusi mental lingkungan, revolusi wisata ekonomi dan antropologis yang masing-masing berjalan dengan ego sendiri sehingga kemasan keindahan Danau Toba lentur oleh arus permasalahan mental tersebut.
REVOLUSI WAKTU
Sejarah revolusi waktu terbentuknya kaldera Danau Toba yang berawal dari Gunung Toba Purba yang mengalami letusan sebanyak 3 kali. Kronologi waktu erupsi mulai pembentukan erupsi kaldera generasi pertama yang dikenal dengan Kaldera Sibaganding dibagian tenggara Danau Toba yang terjadi sekitar +/- 840.000 tahun yang lalu (Diehl, dkk, 1987), lalu terbentuk kaldera erupsi kedua yang dikenal sebagai Kaldera Haranggaol di bagian utara Danau Toba yang terjadi + 501.000 tahun yang lalu. Letusan ketiga, yang terdahsyat terjadi sekitar 74.000-75.000 tahun yang lalu dikenal sebagai Kaldera Sibandang, letusan ini telah mengubah kondisi suhu bumi turun lebih dari 15oC dan populasi yang hidup bersama erupsi Danau Toba tinggal 10 % hingga beberapa dekade. Sebab letusannnya 35 kali lebih dahsyat dibanding gunung Tambora dan 150 kali lebih dahsyat dari Gunung Krakatau. Dari gambaran sejarah geologi Danau Toba, seharusnya menjadi sumber ilmu pengetahuan dan warisan bumi yang perlu dilestarikan dalam bentuk geopark. Perlu renungan revolusi pembangunan kota  di sekitar Danau Toba.
REVOLUSI PEMBANGUNAN
Danau Toba mempunyai harapan yang sangat tinggi sebagai tujuan wisata, apalagi jika dihubungkan dengan sejarah pembentukan Bumi Sumatera dengan sejarah Toba Purba Supervolcanoes sekitar 74.000 tahun yang lalu. Namun ada sumber permasalahan yang harus dibereskan terlebih dahulu jika ingin Danau Toba sebagai wisata mendunia yaitu Pertama, Revolusi Visi Pemerintahan, yang saling berbenturan kepentingan tujuh Kabupaten, kedua, Revolusi Manajemen Pembangunan Transportasi, muklat diimplementasikan, ketiga, Revolusi Mental Lingkungan, bahwa Danau Toba adalah sumber pengetahuan dan penghidupan dengan menjaga kualitas fisik Danau Toba serta keempat, Revolusi Mental Budaya Antropologis, yang lebih sering mengidentifikasi budaya diri sendiri, jarang bersikap ramah dan berwatak keras, terpecah-pecah seharusnya bersatu dan Kelima, Revolusi Wisata Ekonomi. bahwa Danau Toba memiliki lebih 1001 informasi keunggulan yang pantas di “jual” kepada Dunia, memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
REVOLUSI VISI PEMERINTAHAN
Kabupaten Tapanuli Utara adalah kabupaten induk bagi beberapa kabupaten yang ada disekitar Danau Toba, sejak dimekarkan terjadi visi pembangunan pemerintahan yang saling klaim dengan ego sektoral. Disekitar Danau Toba terdapat tujuh Kabupaten antara lain Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Dairi, Samosir, Simalungun dan Karo. Bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan visi pembangunannya.
Tujuh Kabupaten dengan Tujuh Kepala Daerah atau dianologi dengan 7 CEO perusahaan Swasta dengan masing-masing berkehendak sesukanya untuk menjalankan visi misi mereka tentang potensi pembangunan dan pemanfaatan Danau Toba sehingga hal ini menyebabkan ketidakserasian. Maka disini diperlukan revolusi mental pemerintahan, dibutuhkan untuk memberdayakan potensi Danau Toba sebagai destinasi unggulan wisata, memerlukan revolusi visi pembangunan dalam pemerintahan, terutama dalam memandang urgensi pembangunan Danau Toba yang seharus bersinergis dengan menciptakan pola pembangunan yang humanis untuk kepentingan masyarakat luas.
Karena bukan lagi cerita usang, masing-masing ingin menunjukkan siapa yang terbaik dalam membangun Danau Toba tetapi bagaimana membangun Danau Toba untuk kesejahteraan dengan satu sistim manajemen yang serasi dengan target master plan tepat sasaran. Disinilah peran penting Badan Otorita Danau Toba untuk merangkum segala ide, visi, misi dan dedikasi tujuh pemerintahan untuk bersatu kemitraan mewujudkan destinasi Danau Toba sebagai geopark ketiga di Indonesia.
REVOLUSI TRANSPORTASI
Semua destinasi wisata memerlukan pembangunan jaringan transportasi yang memadai, hemat waktu, hemat biaya dan menyenangkan para tamu untuk menikmati segala fasilitas yang ada. Memerlukan pembangunan manajemen dan infrasturkur, merupakan salah satu revolusi mental pembangunan yang harus dibenahi di Danau Toba. Jika ingin melihat Danau Toba sebagai unggulan wisata yang mengagumkan. Kalau sudah menjadi bagus, Kita akan melihat dampaknya juga bagi kesejahteraan masyarakat di sekitar Danau Toba dengan peningkatan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia, termasuk efek pembangunan jalanan yang bagus dan cepat akan memberikan efek domino bagi wisata sekitar kabupaten di luar lingkar Danau Toba khusus ke Pantai Barat misalnya ke Danau Siais di Tapanuli Selatan dan kawasan sejuta wisata di Tapanuli Tengah.
Kondisi jalan saat ini (2016) belum memadai, banyak berlubang, macet dan semrawut tata ruang jalan raya antar lintas kabupaten-kota, memerlukan revolusi manajemen transportasi berupa pembangunan tol sepanjang 116 km ke Danau Toba hingga Pantai Barat meliputi Sibolga dan Padangsidimpuan-Tapsel sepanjang 120 km.
Danau Toba dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dari Medan dengan jarak waktu sekitar 4-5 jam dalam kondisi jalan tidak macet ataupun fisik jalan raya tidak mengalami kondisi berlubang dan dengan pesawat dari Kuala Namu International Airport ke Bandara Silangit mencapai waktu sekitar 1 Jam, dari Singapura sekitar 40 menit ke Medan dan dari Jakarta ke Silangit sekitar 2-3 Jam. Dengan kondisi transportasi tersebut memerlukan revolusi pembangunan jalan Tol darat dan Udara.
REVOLUSI LINGKUNGAN
Indikasi kerusakan lingkungan akibat maraknya perambatan hutan, pencemaran air Danau Toba dan hilangnya banyak data fauna-flora akibat kerusakan lingkungan hutan, terjadinya penurunan kualitas keanekaragaman hayati dan lingkungan Danau Toba akibat dari kebijakan pertumbuhan pembangunan yang tidak berbasis lestari lingkungan, lemahnya pengawasan terhadap pelestarian lingkungan di lingkungan Danau Toba yang dapat dilihat dengan menjamurnya keramba-keramba milik masyarakar dan swasta, pembuangan limbah hotel dan pembangunan fisik bangunan langsung ke dinding kaldera dan ada juga membangun langsung ke air Danau Toba.
Diperlukan revolusi mental masyarakat dan pelaku ekonomi dengan memandang Danau Toba sangat penting bagi kelestarian lingkungan dan sumber penghidupan, sebagai rantai salah satu paru-paru bumi untuk kehidupan manusia di Bumi.
REVOLUSI WISATA EKONOMI
Informasi keunikan Danau Toba dalam beberapa tahun terakhir ini semakin anjlok dengan berkurangnya kunjungan wisatawan dari manca negara. 20 tahun lalu Danau Toba merupakan tempat favorit bagi wisatawan Singapura dan Malaysia jika berkunjung ataupun selesai mengikuti seminar dan Danau Toba kadang dijadikan lokasi rapat dan seminar bagi kalangan bisnis dari Singapura kerena keindahannya yang mempesona,
Untuk mengembalikan keunggulan wisata Danau Toba yang terpuruk dan nyaris tidak bergema dalam beberapa tahun sejak masuk era reformasi ini. Perlu sebuah revolusi mental ekonomi pembangunan wisata kreatif. mengembangkan Festival Wisata Danau Toba dengan publikasi dengan bekerja agen pariwisata terkenal dunia serta bersatu memajukan even Festival Danau Toba agar menjadi ikon pariwisata dunia
Revolusi mental wisata dan ekonomi disini adalah bagaimana masyarakat dapat mengemas Danau Toba sebagai komoditas nilai jual tinggi, masyarakat harus merevolusi mental mereka dengan sebagai masyarakat ekonomi pariwisata dan berpikir dalam mengembangkan berbagai produk unggulan yang inovatif, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta pembenahan aksebilitas ekonomi kemandirian agar wisatawan dapat menikmati suguhan yang diberikan dan jadilah masyarakat pariwisata modern dari tradisional dengan tetaplah bersikap religius dengan menjaga kualitas lingkungan Danau Toba yang bersih dan Indah mempesona. Semoga Danau Toba mendunia dan menjadi geopark ketiga di Indonesia.
M. Anwae Siregar
Enviromentalist Geologist, Kerja di Tapsel

No comments:

Post a Comment

Related Posts :