4 Nov 2019

Visi Lingkungan Caleg

DICARI CALEG SUMUT, VISI LINGKUNGAN HIJAU
Oleh M. Anwar Siregar
Seperti pemilu sebelumnya, setiap tahap selalu ada kampanye untuk menjual dagangan politik”, janji politik itu sudah banyak dilontarkan sebelum masa kampanye, mereka para calon legislatif itu sudah melakukan promosi terselubung. Padahal KPU (komisi Pemilihan Umum) belum memberikan izindari sini nampak jelas mulai terkuak bagaimana karakter para caleg yang melanggar aturan star awal. Bagaimana para pemilih yang memberikan hak suara itu pasti mengetahui kondisi tersebut, biasanya para caleg ini merupakan gambaran calon legeslatif yang bermental politik busuk, apalagi jika caleg itu tidak dikenal aktivitasnya di masyarakat mendadak dermawan dengan memberikan bantuan penimbunan jalan dengan metode ‘tambal sulam’.
Hasil gambar untuk gambar visi lingkungan
Gambar : hutan merupakan salah satu visi lingkungan yang harus diperjuangkan para celeg dari Sumatera Utara (gambar : BBC.com)
Tugas wakil rakyat adalah menyerap aspirasi rakyat dan mengejatawantakan hal itu dalam keputusan politik melalui kewenangan legislasi (per undang-undangan) budget dan pengawasan. Diperlukan mental kuat dari calon anggota legislatif untuk memahami dan memperkuat tujuh pilar kewenangan yang sangat strategis karena berada pada jalur implementasi dan pengendalian.

31 Okt 2019

Sumatera Utara Berbakat Gempa

SUMATERA UTARA BERBAKAT GEMPA
Oleh M. Anwar Siregar
Belum pulih gempa Lombok, dan Gempa Tsunami Palu-Sigi Donggala berpusat disekitar patahan Busur Belakang Florest dan patahan Palu Koro kini terjadi lagi gempa kuat dengan kekuatan mencapai 6,3 Skala Richter di Situ Bondo Jawa Timur, guncangannya sangat kuat mencapai Bali dan semua wilayah di Jawa Timur, lalu berpindah gempa di Pantai Barat Sumatera dengan gempa kecil namun cukup ”menakutkan”, berkekuatan 5,1 Skala Richter di sekitar Sibolga 20/10/18, saat terbuka untuk masuk tsunami tanpa ada ”benteng”, selanjutnya kemana?

21 Okt 2019

Memahami Longsor Parapat

MEMAHAMI LONGSOR PARAPAT
Oleh : M. Anwar Siregar
Secara teoritis terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan longsor di daerah wisata Parapat di era zaman now, untuk itu perlu manajemen pengawasan ruang di kawasan Parapat untuk mengendalikan tingkat bahaya yang mungkin bisa terjadi berulang kembali seperti kejadian longsor Parapat, terjadi longsor dua kali dalam seminggu, untuk mengetahui faktor bahaya terjadinya longsor di tata ruang wilayah Parapat yang terus mengalami perkembangan kunjungan turis, fisik serta beban transportasi, harus merumuskan kebijakan pengendalian bencana di Kawasan Danau Toba di Parapat.
GEOLOGI LONGSOR PARAPAT
Parapat merupakan sebuah kota di pinggiran Danau Toba, merupakan daerah jalur atau lintasan ke Samosir, merupakan kota yang banyak dilewati sarana tranporatsi baik berat maupun sedang, baik pribadi maupun logistik barang dan jasa. Kota yang berada di tebing Danau Toba ini dikelilingi daerah morfologi sangat terjal dengan kontrol patahan sesar geser dan patahan turun ke arah Danau Toba, longsor yang terjadi mengikuti bentuk arah sesar dan arah arus aliran air dan sungai mengikuti pola kemiringan lereng ke arah Danau Toba, dan sangat membahayakan jalur lintasan transportasi yang melintasi kota Parapat.
Gambar : Mewaspadai longsor terulang lagi di parapat di musim hujan di Sumatera Utara (Merdeka. com)

15 Okt 2019

Mewaspadai Gempa-Likuifaksi di Tapsel

MEWASPADAI GEMPA-LIKUIFAKSI DI TAPSEL
Oleh : M. Anwar Siregar
Aktivitas gempa Sumatera yang perlu diwaspadai diwilayah Selat Sunda bagian Selatan  dapat menghasilkan kegempaan strategis di lautan selain daratan yang dapat menghancurkan tata ruang kota-kota yang ada di Tapanuli bagian Selatan antara lain, kegempaan Andaman-Burma-Aceh-Nias di Utara P. Sumatera yang tersusun oleh topografi palung laut dalam Andaman, vulkanisme Kepulauan Nikobar, patahan kecil Burma, patahan kompleks daratan Aceh, anomali gravitasi Simeulue-Nias sebagai jalur kegempaan besar dengan penyimpanan energi yang relatif rendah dan gempa di Patahan Kepulauan Mentawai-Enggano, patahan Mentawai termasuk yang paling tertekan di Pantai Barat Sumatera akibat tekanan dari berbagai arah dari Utara Blok Andaman-Aceh dan Blok Patahan Jawa di Selatan akan ada pergerakan antar blok Patahan yang saling berlawanan, mengompres untuk menghasilkan gelombang seismik transversal pada pertemuan lempeng karena gempa paling merusak rata-rata disebabkan oleh gelombang transversal.

18 Sep 2019

Sumut Rawan Longsor, Rawan Likuafaksi

SUMUT RAWAN LONGSOR, RAWAN LIKUIFAKSI
Oleh : M. Anwar Siregar
Tak terasa, hampir lima belas tahun lewat sudah sejak gempa besar mengguncang Aceh 26 Desember 2004 dan empat belas tahun gempa Nias yang terjadi di bulan 28 Maret 2005 yang menyebabkan ribuan korban jiwa dan miliaran kerugian harta benda. Peristiwa ini menjadi sebuah catatan sejarah bagi Indonesia dan seharusnya menjadi pembelajaran tata ruang bagi kota di Indonesia karena ancaman gempa dan tsunami masih setiap saat hadir untuk menguji tata ruang dan test bagi manusia apakah sudah membiasakan hidup selaras dengan bencana, jika tidak maka untuk selanjutnya akan menghancurkan segalanya dan sumatera utara di prediksi termasuk daerah paling rawan gerakan tanah dan likuifaksi serta tsunami seharusnya dalam rentang 10 tahun lebih sudah seharusnya memiliki ketangguhan menghadapi gempa dan tsunami karena ada beberapa daerah sangat rawan menghasilkan bencana tsunami dan juga dapat menghasilkan bencana likuifaksi yang maha dashyat walau kekuatan gempa tidak sehebat gempa tsunami Aceh namun rawan bencana gerakan tanah dan gempa bumi.
Dan kejadian gempa lainnya seperti gempa Aceh 2004 dan gempa Flores 1992, 2016 dan gempa Lombok dan palu Donggala 2018, jangan dikenang sebagai pembelajaran, namun harus diimplementasikan dalam bentuk budaya hidup selaras bersama bencana agar dapat mengingatkan kita untuk kembali bahwa wilayah Sumatera Utara dapat menghasilkan bencana atau di landa gempa.

13 Sep 2019

Bank Sampah, Energi Untuk Kota Terkotor

BANK SAMPAH ENERGI UNTUK KOTA TERKOTOR
Oleh M. ANWAR SIREGAR
Bank sampah energi merupakan wacana bagi dari ketahanan energi dan merupakan bagian dari program untuk mengatasi kerusakan lingkungan yang perlu disosialisasikan dalam upaya untuk mencegah kerusakan lingkungan.
Gambar : Sampah Plastik : Mentor Armawati Chaniago memberikan tutorial pemanfaatan sampah dari botol minuman plastik untuk dijadikan hiasan rumah tangga kepada para pengunjung Pekan Lingkungan Hidup 2019 di Medan (jumat 6/9), Indonesia sebagai penghasil sampah plastih terbesar kedua di dunia sudah saatnya mengurangi penggunaan plastik dan memanfaatkan bank sampah terdekat (Analisa/ferdy)
Bank sampah dari bahan yang dapat di daur ulang untuk pembuatan sumber-sumber energi dari sampah yang dipilah-pilah. Yang dapat dimanfaatkan seperti layaknya dalam membangun ketahanan pangan. Dibeberapa daerah di Jawa telah menjadikan bahan sampah untuk dijadikan daur ulang pembuatan bahan baku energi, tumpukan sampah dikelola menjadi bank sampah untuk bahan baku energi. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah mengumpulkan bahan-bahan sampah organik dan non organik, yang dapat mnghasilkan olahan untuk bahan bakar, baik dalam bentuk hayati maupun  non hayati seperti daur ulang plastik melalui proses katalisator yang menghasilkan bahan cairan.

10 Sep 2019

UU Lingkungan Asap masih Tumpul

UU LINGKUNGAN “ASAP” MASIH TUMPUL
Oleh M. Anwar Siregar
Benarkah UU Lingkungan yang mencegah kebakaran hutan dan lahan telah membumi di Indonesia? Jika melihat tata lahan di perkotaan yang saat ini semakin terbatas dengan pola tata bangunan berbentuk vertikal, maka bayangkanlah hal ini karena merupakan salah satu faktor yang mendorong laju kerusakan lingkungan semakin dahsyat dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, begitu juga tingkat hunian yang tinggi, mengakibatkan menurunnya kualitas struktur hunian, proses erosi yang semakin melebar, tempat pembuangan sampah untuk kesehatan lingkungan semakin menyempit.
Gambar : Asap yang mengerumuni langit Riau dan Asia Tenggara, korban hancurnya hutan Indonesia (Sumber gambar : Analisa Medan)
Ujungnya adalah penataan ruang menjadi horizontal, melebar dengan mencaplok kawasan ekologi hijau melalui pembakaran hutan dan perusakan DAS (Daerah Aliran Sungai) di Hulu dan hilangnya kawasan daerah tangkapan air dan maka akan terbangun suatu ”tata ruang neraka” yang dikenal sebagai zona bencana, dampak buruknya implementasi yang tidak menaati UU yang khusus mengatur lingkungan. Percayalah, gejala ini sudah berjalan sistimatis dengan seringnya arisan bencana karhutla dan banjir, hujan sebentar saja di Medan sudah banjir adalah dampak yang kita rasakan.

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...