7 Feb 2020

CFD dan CFA, Pengendali Emisi Kota Medan

CFC DAN CFA, PENGENDALI EMISI KOTA MEDAN
Oleh : M. Anwar Siregar

Kita sudah mengetahui kondisi udara di Kota Medan, dan tidak mengherankan kenapa kota Medan tidak mendapat piala Adipura Kencana bagi Kategori Kota Metropolitan, dan parahnya bisa di sebut begitu karena Medan di masukan sebagai yang terbaik dalam peringkat pertama kota metropolitan terkotor di Indonesia, tidak tahu bagaimana reaksi para pemimpin kota Medan dan warga Medan mungkin ada yang tidak peduli atau peduli, termasuk saya yang prihatin melihat kota terbesar ke tiga di Indonesia, semakin ketinggalan dari kota-kota yang ada di Sumatera dan Sulawesi, dibutuhkan kemauan bersama untuk membangun visi dan misi untuk menciptakan kota Medan, kota sehat dan jauh dari kesan kotor serta tercemar berikut berkurangnya kawasan-kawasan kumuh dan kawasan-kawasan “pengumpul” emisi di berbagai sudut di Kota Medan.

4 Feb 2020

Karbon Sink dan Dilema Emisi Karhutla

KARBON SINK DAN DILEMA EMISI KARHUTLA
Oleh : M. Anwar Siregar

Membuat suatu wilayah atau kota yang bebas dari bencana alam adalah sesuatu yang tidak mungkin karena bencana alam berkaitan dengan proses alam yang tidak bisa dihindari. Yang dapat dilakukan adalah meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam melalui upaya mitigasi, diantaranya adalah penyediaan sistem peringatan dini dan penataan ruang wilayah/kota yang berbasis pada informasi kerentanan geologis dan pemetaan seismotektonik dan berbasis ekologi hijau serta kerentanan terhadap bencana alam berwawasan lingkungan, wajib dikaji bagi Ibukota Baru Indonesia dengan mitigasi bencana menjadi faktor utama yang harus diterapkan di lokasi rawan gempa, tsunami, banjir dan longsor terutama bencana karhutla yang melanda Kalimantan sepanjang tahun.

14 Des 2019

Investasi Hijau di Bumi Sumatera Utara

Investasi Hijau di Bumi Sumatera Utara

(Analisa/ferdy) PEMUKIMAN PADAT: Sebuah foto udara memperlihatkan pemukiman padat penduduk di pinggiran Sungai Deli, Keluarahan Aur, Medan Maimun, Medan. Menurut data BPS pada Agustus 2018, jumlah penduduk kota terbesar ketiga di Indonesia ini mencapai 2.247.425 jiwa dengan pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan pembangunan tempat tinggal hingga mengabaikan fasilitas Ruang Terbuka Hijau.
Oleh: M. Anwar Siregar
Isu perubahan iklim global di Sumatera Utara (Su­mut) bukan lagi sebatas re­torika. Karena itu perlu suatu tindakan nyata untuk meng­atasi perubahan iklim ekstrim dengan berbagai upaya pena­ta­an lingkungan. Tindakan penghematan bagi pemanfa­atan sumber daya mineral di Sumut juga perlu dilakukan.
Dengan demikian diharap ada keber­lan­jutan, ter­utama intensif pemanfaatan dan pe­ngelolaan sumber daya hutan yang ber­kelanjutan dengan manajemen ekonomi hijau dan energi alternatif. Investa­si bumi di Sumut dalam ben­tuk inovasi energi hijau sa­ngat penting untuk keberlan­jutan fisik hutan bu­mi di Provinsi Sumut.

27 Nov 2019

Tata Ruang Gempa Sumut Bermartabat

TATA RUANG GEMPA SUMUT BERMARTABAT
Oleh : M. ANWAR SIREGAR
Bencana kemanusiaan terulang lagi, bencana gempa tsunamis belum diimplementasikan dalam bentuk tata ruang gempa yang bermartabat, tata ruang yang menghargai nyawa manusia, dan adakah tata ruang yang bermartabat yang menghargai nyawa-nyawa manusia dan menjauhkan dari ancaman bencana, minimalnya untuk mengurangi jumlah korban bencana? Memang kita ketahui bahwa belum ada satupun negara di dunia ini termasuk Jepang dan Amerika Serikat yang dianggap paling maju teknologinya belum mampu memprediksi terjadinya gempa secara tepat, namun korban bencana bisa diupayakan dalam bentuk pengurangan resiko bencana berbasis tata ruang gempa yang bermartabat, yaitu tata ruang yang menghargai daya dukung lingkungan dilengkapi seperangkat teknologi pendeteksi dini selain mengupayakan masyarakat hidup berbudaya mitigasi yaitu membiasakan diri untuk selalu membaca peta ancaman dan mengikuti aturan zonasi tata ruang yang telah dimplementasi dalam aturan Undang-undang Tata Ruang Wilayah Detail Kota.

4 Nov 2019

Visi Lingkungan Caleg

DICARI CALEG SUMUT, VISI LINGKUNGAN HIJAU
Oleh M. Anwar Siregar
Seperti pemilu sebelumnya, setiap tahap selalu ada kampanye untuk menjual dagangan politik”, janji politik itu sudah banyak dilontarkan sebelum masa kampanye, mereka para calon legislatif itu sudah melakukan promosi terselubung. Padahal KPU (komisi Pemilihan Umum) belum memberikan izindari sini nampak jelas mulai terkuak bagaimana karakter para caleg yang melanggar aturan star awal. Bagaimana para pemilih yang memberikan hak suara itu pasti mengetahui kondisi tersebut, biasanya para caleg ini merupakan gambaran calon legeslatif yang bermental politik busuk, apalagi jika caleg itu tidak dikenal aktivitasnya di masyarakat mendadak dermawan dengan memberikan bantuan penimbunan jalan dengan metode ‘tambal sulam’.
Hasil gambar untuk gambar visi lingkungan
Gambar : hutan merupakan salah satu visi lingkungan yang harus diperjuangkan para celeg dari Sumatera Utara (gambar : BBC.com)
Tugas wakil rakyat adalah menyerap aspirasi rakyat dan mengejatawantakan hal itu dalam keputusan politik melalui kewenangan legislasi (per undang-undangan) budget dan pengawasan. Diperlukan mental kuat dari calon anggota legislatif untuk memahami dan memperkuat tujuh pilar kewenangan yang sangat strategis karena berada pada jalur implementasi dan pengendalian.

31 Okt 2019

Sumatera Utara Berbakat Gempa

SUMATERA UTARA BERBAKAT GEMPA
Oleh M. Anwar Siregar
Belum pulih gempa Lombok, dan Gempa Tsunami Palu-Sigi Donggala berpusat disekitar patahan Busur Belakang Florest dan patahan Palu Koro kini terjadi lagi gempa kuat dengan kekuatan mencapai 6,3 Skala Richter di Situ Bondo Jawa Timur, guncangannya sangat kuat mencapai Bali dan semua wilayah di Jawa Timur, lalu berpindah gempa di Pantai Barat Sumatera dengan gempa kecil namun cukup ”menakutkan”, berkekuatan 5,1 Skala Richter di sekitar Sibolga 20/10/18, saat terbuka untuk masuk tsunami tanpa ada ”benteng”, selanjutnya kemana?

21 Okt 2019

Memahami Longsor Parapat

MEMAHAMI LONGSOR PARAPAT
Oleh : M. Anwar Siregar
Secara teoritis terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan longsor di daerah wisata Parapat di era zaman now, untuk itu perlu manajemen pengawasan ruang di kawasan Parapat untuk mengendalikan tingkat bahaya yang mungkin bisa terjadi berulang kembali seperti kejadian longsor Parapat, terjadi longsor dua kali dalam seminggu, untuk mengetahui faktor bahaya terjadinya longsor di tata ruang wilayah Parapat yang terus mengalami perkembangan kunjungan turis, fisik serta beban transportasi, harus merumuskan kebijakan pengendalian bencana di Kawasan Danau Toba di Parapat.
GEOLOGI LONGSOR PARAPAT
Parapat merupakan sebuah kota di pinggiran Danau Toba, merupakan daerah jalur atau lintasan ke Samosir, merupakan kota yang banyak dilewati sarana tranporatsi baik berat maupun sedang, baik pribadi maupun logistik barang dan jasa. Kota yang berada di tebing Danau Toba ini dikelilingi daerah morfologi sangat terjal dengan kontrol patahan sesar geser dan patahan turun ke arah Danau Toba, longsor yang terjadi mengikuti bentuk arah sesar dan arah arus aliran air dan sungai mengikuti pola kemiringan lereng ke arah Danau Toba, dan sangat membahayakan jalur lintasan transportasi yang melintasi kota Parapat.
Gambar : Mewaspadai longsor terulang lagi di parapat di musim hujan di Sumatera Utara (Merdeka. com)

Populer

Laut Indonesia darurat sampah

  LAUT INDONESIA DARURAT SAMPAH Oleh M. Anwar Siregar   Laut Indonesia banyak menyediakan banyak hal, bagi manusia terutama makanan ...