Dec 9, 2015

Desa Berbasis Lingkungan

Foto 1 : Desa yang masih hijau dengan hawa pegunungan yang sejuk, sebagai zonasi ruang terbuka hijau

INVESTASI DESA BERBASIS HIJAU LINGKUNGAN
Oleh M. Anwar Siregar
Kini saatnya pemerintah memikirkan pembangunan desa yang berbasis kota urban berwawasan lingkungan hijau tanpa merusak kondisi lingkungan Desa, jika perlu menjadikan tema hari lingkungan terutama bagi desa-desa yang berbatas dengan Ibukota Propinsi, sangat penting dalam mengantispasi kemajuan jasa transportasi. Pembangunan jaringan transportasi di sekitar desa yang masuk ke dalam kota sub urban sebagai refleksi menuju tata ruang yang humanis dengan lingkungan hijau. Penting untuk diingat, umumnya bencana banjir Ibukota Provinsi dampak dari kerusakan lingkungan hutan dan kemajuan pembangunan sarana industri dan pemukiman yang merambat dan membabat zona hijau kawasan pertanian dan rawa-rawa sebagai zona ekologis air berkelanjutan.
TRANSPORTASI
Isu mengenai dampak kemajuan pembangunan fisik terhadap lingkungan hijau terutama dampak dari kemajuan transportasi yang menggunakan bahan bakar fosil sangat penting diantisipasi bagi perencana pembangunan tata ruang dan sekaligus mengambil pelajaran yang berharga dari kemacetan, banjir dan semrawutan tata ruang transportasi dari kota besar yang ada Indonesia baik di dalam inti dan pinggir perbatasan kota. Contoh Jakarta dan Medan, menghadapi bencana klasik banjir tahunan.
Ada beberapa faktor perlunya pemerintah membangun jaringan transporatasi dan penataan ruang desa-desa di kota satelit Ibukota Propvinsi di Indonesia antara lain pertama, sebagai strategi untuk memberikan kemudahan transportasi publik dengan implikasi pembatasan kendaraan ke pusat inti, misalnya kota Medan maupun ibukota Kecamatan tanpa menghilangkan identitas daerah agrariamarinpolitan dan harus ditindak lanjuti dengan aturan penataan ruang jalan yang telah di buat agar tidak terjadi kemacetan.
Kedua, membangun desa ke kota dengan konsep smart dan TOD, agar penataan ruang lebih baik dan pengendalian bencana ruang hijau dapat diminimalisasikan sehingga identitas Desa dapat terjaga khususnya sebagai kawasan ekologi untuk keseimbangan alam lingkungan. berfungsi sebagai pengendalian pembangunan horizontal ke lahan ekonomi hijau.
 Foto 2 : Pemandangan bentang alam Desa yang masih hijau (Dokumen Foto Penulis)
Ketiga, bertujuan mengendalikan kerusakan ekologi hijau akibat derasnya arus pembangunan fisik hunian, pembangunan fly over dapat digunakan sebagai landasan keseimbangan yaitu dengan menekan arus pembangunan di daerah sekitar jalur hijau. Keempat, pembangunan jalur alternatif singkat dapat mengurangi dampak bahaya bagi kesehatan masyarakat dan ekosistem Desa atau dapat memenuhi kebutuhan mobilitas yang ada secara konsisten.
Selain itu, dampak permakaian BBM transportasi dari bahan bakar fosil berperan besar dalam mempengaruhi perubahan iklim, data menunjukkan bahwa sektor transportasi umumnya berkonstribusi sekitar 23 persen dari emisi gas CO yang menimbulkan dampak terhadap penurunan kualitas lingkungan di Desa dan tumbuh lebih cepat dari penggunaan energi di sektor lainnya sehingga Desa di perbatasan harus di tata sesuai dengan kondisi tatanan geologinya, tujuannya, sangat jelas agar dapat mengurangi dampak kerusakan ekosistem tatanan lingkungan yang banyak terdapat di Desa, seperti menjaga kelestasrian bio-geodiversity, atau pembangunan saat ini lebih difokuskan juga kepada pembangunan yang berwawasan keragamaan ekologis.
Penataan ruang hijau disekitar Desa-desa di kawasan Bandara Udara dan pelabuhan Laut dapat dikaitkan juga dengan manajemen Transit Oriented Development [TOP], yang bertujuan upaya revitalisasi kawasan hijau lama atau kawasan terpadu baru yang berlokasi pada jalur-jalur transportasi utama seperti jalur KA, misalnya dari Medan ke Aras Kabu, ataupun dari Rantau Parapat, mengantispasi kebutuhan ruang lintas busway dengan mengembangkan kawasan berfungsi campuran antara fungsi hunian yang sudah ada, perkantoran, dan komensial dengan sisipan ruang hijau diantara bangunan tersebut dapat di bangun taman publik, taman konservasi dan ekologi hijau industri karena mengingat kawasan tersebut terdapat sejumlah pabrik PMA dan PMDN yang terus mengimpit kawasan hijau semakin terbatas dan beberapa diantaranya berada pada kawasan morfologi miring landai, memperangkap zoan limpasan air yang menimbulkan banjir di beberapa Desa, mempengaruhi mobilitas transportasi publik.
Penataan ini akan mengendalikan bahaya banjir bandang, studi kasus ini dapat dilihat disekitar daerah Mebidang-Karo, dimana Medan sebagai pusat polarisasi daerah limpasan banjir, karena mengingat topografinya yang terendah dengan ketinggian 25 meter di permukaan air laut. Tingkat kemajuan fisik sangat cepat, mempengaruhi kondisi permukaan tanah dalam menerima limpasan air permukaan dan terbatasnya zona rehabilitasi kawasan hijau. Zona-zona ekologi hijau di luar Medan inilah yang perlu di tata sesuai dengan tatanan geologi dan ekologinya agar dapat menjaga keseimbangan lingkungan, bverfungsi sebagai zona ekolagi abadi yang berbasis, geo-biodiversity, pertanian, RTH dengan mengurangi penghancuran lahan yang ada dengan menggantikan sebagai zona wisata hijau berbasis komunitas.
DESA HIJAU
 Foto 3 : Desa dengan latar belakang keindahan struktur geologi yang berbentuk Batolith kepalan tangan tinju, dengan susunan batu kwarsa yang membentuk kawasan pegunungan patahan, perlu sebagai ruang geologi unik, (Dokumen Foto Penulis).
Kawasan Desa yang masih memiliki identitas ekologi hijaunya perlu dipertahankan  sebagai kawasan konservasi dan dilindungi sebagai zona tata ruang geologi yang unik, dapat meningkatkan kemampuan kualitas udara dan air, habitat khusus bagi hewan dan tumbuhan tertentu, dan proses-proses geologi air yang membentuk daerah keanekaragaman air bawah permukaan serta peningkatan daerah resapan air untuk mengurangi aliran air hujan [run off] serta menciptakan sumber daya ekonomis sebagai identitas karakter Desa Hijau.
Tujuannya, agar tidak menjadi desa lumbung banjir akibat telah berubah menjadi desa kota dengan sejumlah bangunan villa mewah di berbagai kawasan perbukitan.
Penataan geologi Desa dapat dilihat dari sejumlah parameter dengan titik pusat Kota besar yang ada disekitarnya. Kota yang tidak memiliki densitas daerah wisata alam maka Desa ada disekitarnya dapat mengembangkan pola tata ruang geologinya yang telah terbentuk tanpa merusak dan menyelaraskan, yaitu pola geologi eko wisata atau taman geologi dan biologi (Geo-bio Park), menjadikan Desa Wisata dengan densitas geodiversity, yang mana terdapat ciri khas proses pembentukan bumi di masa lalu, penataan ruang unik tersebut menjadikan desa hinterland sebagai pusat wisata, pembagian zonasi hijau harus dibagi sistimatik sehingga keunikan Desa tidak hilang. Contoh Desa dengan ciri khas gua Karst, Air Terjun, jejak keunikan batuan dan fosil atau banyak ditemukan obyek wisata air panas dengan air terjun serta dengan latar belakang kabut pagi dan kelokan sungai dampak dari zona patahan, tumbuh-tumbuhan unik dengan latar belakang geomorfologi pegunungan kaldera gunungapi atau hintelrland high yang banyak ditemukan di perbatasan kota-kota besar di Indonesia seperti disekitar Mebidang Karo  dengan titik pusat seperti dikawasan Danau Toba atau di wilayah Tabagsel dengan titik pusat di Danau Siais. Ataupun kawasan unik lainnya yang berbatas dengan wilayah Ibukota Provinsi-Kabupaten.
Sangat sedikit ditemukan Desa yang mempertahankan karakteristiknya dengan memadukan unsur geo-ekologi sebagai pondasi membangun Desa di Indonesia, di Indonesia terdapat 47 kawasan yang masuk wilayah yang menyimpan keanekaragaman biologi, geologi serta ekologi dan ini bisa bertambah jika kita melandasi pembangunan Desa berbasis hijau lokal, memanfaatkan potensi alam hijau Desa untuk tujuah wisata alam. Namun kenyataan saat ini, banyak Desa mengalami berbagai musibah bencana bukan saja ditimbulkan oleh man made disaster tetapi pola keselarasan alam yang tidak seimbang.
M. Anwar Siregar
Enviromental Geologist. Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi Geosfer. Kerja di Tapsel. 


Geology Mitigation: Based Rural Environment
Photo 1: The village is still green with cool mountain air, a green open space zoning

GREEN VILLAGE-BASED INVESTMENT ENVIRONMENT
By M. Anwar Siregar
Now the time for the government to think of rural development based on environmentally sound urban city green without damaging the environmental conditions of the village, if necessary to make the theme of the environment, especially for villages bounded by the Provincial Capital, it is very important to anticipate the advancement of transportation services. Development of transport networks around the village that goes into the sub-urban town as spatial reflection towards a humanist with a green environment. It is important to remember, generally floods Capital impact of environmental degradation of forests and progress of the construction of industrial facilities and residential vines and cut down the green zone agricultural areas and wetlands as a sustainable water ecological zone.
TRANSPORTATION
The issue of the impact of physical progress towards a green environment, especially the impact of the advancement of transportation that use fossil fuels are very important anticipated for planners spatial development and simultaneously take valuable lessons from congestion, flooding and semrawutan spatial transport of big cities Indonesia both in the core and edge of the city limits. Examples of Jakarta and Medan, classic annual flood disaster.
There are several factors need for the government to build a network transporatasi and arrangement of space villages in the suburbs Capital Propvinsi in Indonesia, among others, first, as a strategy to facilitate public transport with the implications of restrictions on the vehicle to the center of the core, for example, the city of Medan as well as the capital district without eliminating regional identity agrariamarinpolitan and should be followed up with the rules of the road space arrangement that has been made in order to avoid congestion.
Second, build rural to urban areas with the concept of smart and TOD, in order to better spatial planning and disaster control green space can be minimized so that the identity of the village can be maintained, especially as the region's ecological balance of the natural environment. serves as a horizontal development control land to a green economy.
 Photo 2: The view landscape village green (Photo Document Writer)
Third, aimed at controlling the green ecological damage due to the rapid flow of the physical construction of residential, construction of flyovers can be used as the basis of the balance by pressing the current development in the area around the green line. Fourth, the development of alternative paths short to reduce the impact hazard to public health and the ecosystem or the village can meet the mobility needs of existing consistently.
In addition, the impact permakaian fuel transport from fossil fuels play a major role in affecting climate change, the data indicate that the transport sector generally contribute about 23 percent of the emissions of CO gas that have an impact on environmental degradation in the village and is growing faster than energy use in the sector Other so the village at the border must be in order in accordance with the conditions of the order of geology, the goal, is very clear in order to reduce the impact of ecosystem damage environmental order which is widely available in the village, such as keeping kelestasrian bio-geodiversity, or the current development is focused also on the development of sound keragamaan ecological.
Arrangement of green spaces around the villages in the area of ​​Airport and Sea port can be attributed also to the management of Transit Oriented Development [TOP], which aims to revitalize the green area of ​​the old, or the integrated area newly located in pathways main transportation such as railways, for example, from Medan to Aras Kabu, or from Rantau Parapat, anticipate the needs of space across the busway to develop the area serves a mix between functionality occupancy existing office buildings, and komensial with inset green space between the building can be built public gardens, parks conservation and ecology green industry because given the region there are a number of domestic and foreign factories that continue squeezing more limited green area and some of them are in the area of ​​sloping ramps morphology, ensnares Zoan water runoff that causes flooding in some village, affecting the mobility of public transport.
This arrangement will control the flood danger, this case study can be seen around the area Mebidang-Karo, where the field as a center of polarization region flood runoff, because given the topography of the lowest with a height of 25 meters at sea level. Level of physical progress very quickly, affecting the condition of the ground surface in the receiving surface water runoff and the limited rehabilitation zone of green area. Zones of ecological green outside Medan this is necessary in order in accordance with the order of the geology and ecology in order to maintain the environmental balance, bverfungsi zones ekolagi perennial-based, geo-biodiversity, agriculture, green space by reducing the destruction of the existing land to replace a zone community-based green tourism.
VILLAGE GREEN
 Photo 3: Village with background beauty shaped geological structure Batolith fist boxing, with quartz stone structure that forms the mountainous area of the fault, it is necessary as a unique geological area, (Document Photo Author).
Village area which still has an identity ecological green needs to be maintained as a conservation area and protected as a zone of spatial unique geological, can improve air and water quality, special habitats for animals and certain plants, and geological processes of water that make up the area of ​​diversity of water under the surface as well as an increase in water catchment areas to reduce the flow of rainwater [run off] and creating economic resources as the identity of the character of the Village Green.
The goal, in order not to flood due to the village barn has been transformed into a rural town with a number of building luxury villas in various areas of the hills.
The village geological arrangement can be seen from a number of parameters with the center point of a large city that is around. Cities that do not have density areas natural attractions, the village is around can develop spatial patterns geology that has formed without damaging and align, the pattern geology eco tourism or garden geology and biology (Geo-bio Park), making tourism village with a density of geodiversity, which are characteristic of the process of the formation of the earth in the past, the unique spatial arrangement makes hinterland village as a tourist center, green zoning division should be shared systematically so that the uniqueness of the village is not lost. Examples village with typical cave Karst, Niagara, traces of unique rocks and fossils or are found hot water attractions with a waterfall as well as the background fog in the morning and the bend in the river impact of the fault zone, vegetation unique to the background of geomorphology mountains caldera volcanoes or high hintelrland which are found on the border of the big cities in Indonesia such as around Mebidang Karo   with the center point as region or in the region of Lake Toba Tabagsel with the center point at Lake Siais. Or other unique region bounded by the Capital-District territory.
Very few found the village that maintains its characteristics by combining elements of geo-ecology as a foundation to build the village in Indonesia, in Indonesia there are 47 areas that are in the store biodiversity, geology and ecology, and this could increase if we underpin the development of village-based local green, harness The village green natural potential for nature tourism tujuah. But the reality today, many village experienced various disasters not only caused by  man-made  disaster, but the pattern of natural harmony unbalanced.
M. Anwar Siregar
Enviromental Geologist. Observer Problems Spatial Geosphere Environment and Energy.  Work in Tapsel. 

No comments:

Post a Comment

Related Posts :