Dec 1, 2015

Terumbu Karang

Cause Coral Sea Surge Sharply Increased acidity

Coral reefs eat more during periods of high activity and pumping more CO2 into the water, thus further increasing the acidity.

Terumbu Karang Sebabkan Lonjakan Tajam Peningkatan Keasaman Laut
Coral reefs (Thinkstock Photos)

Acidic water is a sign of a healthy reef. A study gives us a new understanding of how coral reefs might react to climate change.
Andreas Andersson from the Scripps Institution of Oceanography in San Diego, California, and his colleagues monitored coral reefs in Bermuda for five years. They found that the acidity spike associated with increased coral growth.
"At first we were really confused by this," said Andersson. "It's really the opposite of what we expect in a scenario of ocean acidification."
The researchers observed water chemistry on coral between 2007 and 2012. During that time, there were two sharp spikes acidity, namely in 2010 and 2011.
The team found that coral growth alone makes the water more acidic for corals to suck alkali carbonate from the water to build their skeletons. Reefs also eat more food during periods of high activity and pumping more CO2 into the water, thereby increasing the acidity further.
Researchers are trying to figure out what is driving changes in coral growth and acidity of the water. Fortunately, there is a station that serves to measure the chemistry of the sea within 80 kilometers offshore. They found that two sharp spike in the growth of coral and acidity coinciding with the peak of the bloom of phytoplankton - single-celled plants become food reefs.
Source: National Geographic Indonesia

Terumbu Karang Sebabkan Lonjakan Tajam Peningkatan Keasaman Laut

Terumbu karang makan lebih banyak selama periode aktivitas tinggi ini dan memompa lebih banyak CO2 ke dalam air, sehingga meningkatkan keasaman lebih lanjut.

Terumbu Karang Sebabkan Lonjakan Tajam Peningkatan Keasaman Laut
Terumbu karang (Thinkstock Photos)
Air asam merupakan tanda dari terumbu karang yang sehat. Sebuah studi memberikan pemahaman baru bagi kita tentang bagaimana terumbu karang mungkin bereaksi terhadap perubahan iklim.
Andreas Andersson dari Scripps Institution of Oceanography di San Diego, California, dan rekan-rekannya memonitor terumbu karang di Bermuda selama lima tahun. Mereka menemukan bahwa lonjakan keasaman terkait dengan pertumbuhan karang yang meningkat.
"Awalnya kami benar-benar bingung dengan hal ini," kata Andersson. "Ini benar-benar berlawanan dengan apa yang kami perkirakan dalam skenario pengasaman laut."
Para peneliti mengamati kimiawi air di karang antara tahun 2007 dan 2012. Selama waktu itu, ada dua lonjakan tajam keasaman, yaitu pada tahun 2010 dan 2011.
Tim menemukan bahwa pertumbuhan karang sendiri membuat air lebih asam karena karang menyedot alkali karbonat dari air untuk membangun kerangka mereka. Karang juga memakan lebih banyak makanan selama periode aktivitas tinggi ini dan memompa lebih banyak CO2 ke dalam air, sehingga meningkatkan keasaman lebih lanjut.
Para peneliti mencoba untuk mencari tahu apa yang mendorong perubahan dalam pertumbuhan karang dan keasaman air. Untungnya, ada sebuah stasiun yang berfungsi untuk mengukur kimiawi laut berjarak 80 kilometer dari lepas pantai. Mereka menemukan bahwa dua lonjakan tajam dalam pertumbuhan karang dan keasaman bertepatan dengan puncak mekarnya fitoplankton--tanaman bersel tunggal yang jadi makanan karang.
Sumber : National Geographic Indonesia

No comments:

Post a Comment

Related Posts :