Nov 17, 2015

Segitiga Negara Maut Gempa Asia : Geologi Gempa



SEGITIGA NEGARA MAUT GEMPA ASIA
Oleh M. Anwar Siregar

Gambar : Wilayah Gempa Indonesia ((Sumber gambar : http ://4bp. blogspot.com)
Dalam rentang dua minggu di Bulan November 2014 terjadi gempa kuat di tiga negara berbeda di Asia, yakni di Indonesia (gempa Halmahera dengan 7.3 Skala Richter), lalu di susul gempa di Jepang Tengah (gempa Nagoya, 6.8 SR) serta Tiongkok (gempa Sinchua 6.3 SR) dan ketiganya merupakan negara penghasil gempa-gempa kuat dan mematikan, dan dua diantaranya telah memproduksi tsunami maut di abad 21 ini yang mengguncang permukaan bumi dan mencapai perjalanan tsunami sejauh diatas 900 km dan 1000 km.
Efek relaksasi guncangan seismik telah membuka “sebuah tabir baru” bagi pergerakan kulit bumi di tiga kawasan berbeda ini. Dan ketiga kawasan ini sebenarnya merupakan tempat “bermukimnya” suatu energi yang dapat menghancurkan sepertiga permukaan bumi disebabkan wilayahnya masuk dalam zona ruas terkunci, dampak dari tidak terjadinya pemekaran bumi sehingga ruang yang dibutuhkan akan selalu mengalami pendesakan sehingga energi yang bermukim di kawasan segitiga maut gempa Asia selalu akan melepaskan “energi kemurkaan”.
Penulis menganggap ketiga negara maut gempa ini adalah satu dari tujuh pusat megatrush gempa Asia dan tempat 10 kawasan bermukimnya megatrush yang ada di bumi selain terdapat di Patahan San Andreas, California (gempa daratan), Patahan gempa pantai barat Amerika khusus diwilayah Patahan subduksi Chili-Haiti, Patahan gempa tsunami Tonga di Laut Pasifik Tonga dan Palung Mediterania di Patahan Semenanjung Italia-Yunani di Eropa yang dapat menghantan kawasan Timur Afrika dan Asia.
GEMPA INDONESIA
Penyebabnya Indonesia berada di beberapa jalur patahan atau tumbukan antar landas kontinen. Antara lain lempeng benua Asia dengan Indo-Australia, yang bergerak dan memicu gempa tektonik di Aceh. Zona patahannya memanjang di Samudra Hindia, dari Aceh di barat hingga sekitar Laut Timor di Timur. Pergerakan tektonik lempeng di kawasan ini, seringkali memicu gempa hebat. Jika kekuatan gempa di dasar laut mencapai tujuh pada skala Richter atau lebih, dapat dipastikan akan terjadi gelombang pasang tsunami.
Penyebab lainnya, terdapat 10 lempeng kecil yang saling berinteraksi satu sama lain, saling menujam, membentuk jalur patahan yang panjang dan menempatkan Lempeng Sumatera pada posisi penghancuran oleh lempeng besar seperti yang telah dialami oleh Lempeng Maluku tertekan dan termakan oleh Lempeng Halmahera dan Lempeng Sainghe. Gejala ini dapat membangkitkan sesar-sesar yang tidak aktif disepanjang Pantai selatan dan Tenggara Maluku hingga Laut Jawa dan Sulawesi karena ada efek relaksasi gempa bumi terdahulu yang belum stabil merambat sebagai medan energi seismik sebagai efek goncangan berganda melalui bidang yang tidak diskontinuitas di bawah Lempeng Sahul dan Lempeng Sunda.
Pada kasus patahan Sunda, yang berhubungan dengan pantai barat Sumatera terjadi selip geser sedalam 30 meter tahun 2004 lalu dan memicu tsunami di Aceh. Kemudian tahun 2005 terjadi selip sedalam 12 meter yang memicu gempa bumi 8,7 SR yang melanda Nias dan Kepulauan Simeulue. Daerah-daerah lainnya bukan berarti sepenuhnya aman dari aktivitas efek gempa 2004-2005, tetapi dapat juga terkena imbasan oleh gempa dari kawasan-kawasan yang rawan dan memiliki sumber gempa yang berdekatan yang disebabkan oleh gelombang gempa yang berbentuk radial mampu merambat jauh, dimana semakin jauh rambatannya maka kekuatan semakin berkurang.
SESAR DARATAN CHINA
 Gempa China (sumber : id.earthquake-report.com)
Sabuk flip dextral dari yang mendorong patahan di Longmen Shan, merupakan daerah tinggian yang mengalami ruas penguncian pergerakan, yang terbentuk oleh deformasi zaman priode geologi Mesozoik-Kenozoik akibat dampak evolusi tektonik daratan China dan cekungan Sinchuan/Patahan Longmen Shan Utara-Tenggara adalah kawasan yang rentang mengalami penekan secara frontal kearah Barat Sichuan yang mengalami dua kali periode deformasi/perubahan dan terbentuk lembah-lembah terjal. Struktur geologi tektonik sabuk Longmen Shan Timur merupakan struktur tektonik dengan karakteristik pergerakan slip strike fault dengan penekanan arah pergerakan ke depan samping dengan probabilitas ke arah Tenggara dengan bentuk menyudut. Cekungan Sichuan Barat dibentuk oleh dorongan kuat dari tekanan menyudut di daratan tinggi Tibet oleh gerakan Lempeng India di perbatasan daratan tinggi Himalaya dan bagian Timur Longmen Shan oleh pemotongan lempeng yang terbentuk sejak zaman periode Kambrium-Trias dan Selatan Patahan Longmen Shan merupakan bagian dasar batuan yang terlipat dan tersesar sangkut sangat kuat, terbentuk sejak dimulainya cekungan baru di zaman Kenozoikum Atas, sehingga karakteristik pembentukan lapisan batuan sedimen di Patahan Longmen Shan terus menerus mengalami deformasi sehingga menghasilkan seismik kontinu gempa setiap tahun
Pusat gempa yang terjadi hari sabtu lalu itu berada di daratan antara batas daratan Tinggi Tibet dengan Lembah Sichuan, dampak dari relaksasi pergerakan lempeng tektonik terhadap patahan Longmen Shan sepanjang 242 km yang menghasilkan getaran sejauh 150 kilometer di lembah Gunung Longmen Shan di Provinsi Sichuan.
GEMPA BESAR JEPANG
Gambar : Penjalaran tsunami Jepang ke Amerika Utara dan Selatan (Sumber gambar : http ://4bp. blogspot.com)
Gempa tsunami maut Jepang baru berusia tiga tahun, namun dalam rentang itu, Jepang terus mengalami gempa kuat setiap tiga-empat bulan sekali. Pusat gempa Jepang sering berlangsung tepat dibawah bagian lapisan dangkal dari pulan-pulau vulkanik Jepang terutama oleh adanya proses pembentukan lempeng kerak baru. Pusat gempa di Jepang berada sedalam 130 km pada tahun 2011 itu telah menghasilkan tribencana yaitu gempa, tsunami dan ledakan reaktor merupakan gempa terbesar dalam sejarah kebencanaan geologi gempa Jepang. Bumi mengalami gangguan, porosnya telah bergeser antara 10-25 cm sehingga masa lamanya siang dan orbit bumi sedikit berubah.
Gempa besar ini telah mengubah profil perubahan bentuk permukaan bumi yang meliputi dasar laut dan daratan yang dikenal dengan nama co-seismic deformation, tekanan gempa di Timur Jepang itu telah menekan ruas patahan di Pulau Jepang Tengah dengan pola Patahan naik. Tatanan geologi Pulau Jepang Tengah juga mengalami deformasi dengan penurunan 5 meter ke dasar laut, terjadi akibat desakan Lempeng Pasifik terhadap Lempeng Amerika Utara, posisi pulau-pulau di Jepang berada di persimpangan empat lempeng besar dunia sehingga bagian Timur Pulau Jepang mengalami kenaikan akibat patahan naik (trust fault). Proses pematahan gempa 2011 itu telah mematahkan luas wilayah sekitar 540 km x 200 km, yang akan membangkitkan energy tekanan pada pinggiran lempeng di Selatan dan Tengah Jepang, pada suatu ketika nanti menghasilkan gempa besar lagi.
IRONI KORBAN
Jika dibandingkan gempa ketiga kawasan itu dalam dua minggu di bulan November ini, nampak jelas ada perbedaan kontras dengan standart Building Code gempa Jepang dengan gempa Manado dan Sichuan, yang berbasis zoning regulation map dan building code. Bangunan di Jepang hanya mengalami kerusakan sedang dan tidak ada korban, bangunan masih bisa di bangun ulang dengan standar lebih baik lagi, sedangkan di Manado perlu relokasi mengingat gedung yang retak itu tidak disiapkan berbasis tahan gempa dan di Tiongkok, hingga tulisan ini dibuat sudah terdapat 5 korban tewas, 35 luka parah dan kehancuran bangunan mencapai kerugian diatas 10 milyar rupiah lebih.
Perbedaan kontras lainnnya adalah standar pelajaran gempa, yang terlupakan selama ini adalah sosialisasi standart operating procedure [SOP] untuk building code kepada setiap masyarakat, baik pemilik rumah bertingkat, gedung bertingkat dan perumahan tetap untuk mengetahui tingkat resiko yang ditimbulkan apabila bangunan tidak berstandart building code maka pentingnya SOP harus dipraktekan jika bangunan sudah terlanjurkan terbangunkan dan begitu juga pelaksanaan evakuasi dilapangan.
M. Anwar Siregar
Enviromental Geologist, Pemerhati Masalah Tata Ruang Lingkungan dan Energi-Geosfer

No comments:

Post a Comment

Related Posts :