Jun 30, 2016

Sepak Pojok Gibol 16 : King Copa Euro



CHILI RAJA COPA AMERICA, KING EURO, JERMAN?
Oleh M. Anwar Siregar

Terjawab sudah siapa yang menjadi terhebat untuk perhelatan Copa America 2016, begitu banyaknya kejutan terjadi dari Tim Uruguay dan Brazil sebagai unggulan pulang cepat ke kampung di sebabkan tim under dog dan lebih parah lagi calon jawara yang dianggap tim sempurna dan kuat terpaksa menangis sedih lagi dan membiarkan si Patato Pedas memeluk erat piala itu untuk masa tiga tahun lagi jika perhelatan tidak salah akan diadakan 3 tahun depan.
Gagal adalah kata yang tidak boleh diterima Tim Argentina, sebaliknya kemenangan adalah harga mati yang wajib. Namun apa yang terjadi? Kenapa Bisa Gagal? Sebuah pertanyaan yang berkecamuk bagi mereka yang tidak percaya melihat kegagalan Argentina untuk yang kali ketiga tahun ini, gagal merebut gelar raja Copa America, misi tahun ini adalah menuntaskan semuanya karena dalam tim Argentina terdapat sejumlah pemain bintang berkelas internasional, tetapi seperti tulisan saya di gibol 15, Akankah Argentina Menangis Lagi? Jawabnya sudah terjawab, prediksi saya Argentina menangis karena sesunguhnya banyak yang ingin Chili juara lagi.
MENANGIS LAGI
Seperti pada edisi gibol 15, dimana telah diduga bahwa Argentina akan menangis lagi terbukti dengan ramalan kegagalan seorang brewokan yang gagal lagi mengantar timnya sebagai juara. Lagu yang diputar kawan saya pada postingan isi tulisan lalu itu sebenarnya sudah memberikan firasat kuat bagi saya untuk menulis kalimat akhir tulisan sebagai berikut :
“Dalam benak penggemar bola, banyak juga menginginkan Chili juara bung, apakah Argentina menangis lagi, tunggu besok pagi jawabnya”.
Dari kalimat itu sebenarnya tersirat kalimat yang mau saya katakan bahwa Chili menurut saya akan juara, karena menurut saya Argentina selalu sial jika ada Lionel Messi bermain di final, catatan itu bukan hanya berlaku untuk ajang Copa America namun juga untuk Piala Dunia 2014 di Brazil, dia juga gagal mengantarkan timnya mengalahkan Jerman. Menangis lagi Argemntin, menelan pil pahit untuk kesekian kali jika ada nama Lionel Messi. Sekarang dia si Lionel Messi itu frustasi dan memilih pensiun dari Tim Nasional Argentina. Sebuah kenangan pahit yang tidak akan terlupakan sepanjang hidupnya.
Catatan buruk yang menakutkan bagi Lionel Messi itu sudah berlangsung lebih 8 Tahun. Lionel Messi hanya cocok untuk Barcalona, dan jangan pernah menganggap dia adalah pemain terhebat dimasa kini, dalam tulisan saya dalam edisi 12 saya menganggap Maradona banyak kecap dengan menyebut Lionel Messi pemain titisan dia, disini saya kutip tulisan edisi gibol 12 :
“Lionel Messi, dua (CR7) pesepakbola yang digadang sebagai terbaik dunia saat ini dalam 2 dasawarsa dan Lionel Messi menurut Maradona adalah titisannya sebagai pemain terbaik sepanjang masa, menurut saya bukan terbaik pemain sepanjang masa dan banyak kecap. Lionel Messi jika ingin disebut terbaik adalah antarkan Argentina juara dunia dan juara Copa America dalam dua tahun ini yaitu piala dunia 2018 di Rusia dan Juara Copa Amerika Centenario Tahun 2016 serta kalau bisa jadilah Top Skor Copa, Piala Dunia dan liga kompetisi di klub Negara lainnya.”
Dan terbukti lagi dia gagal mengalahkan tim yang sama mengalahkan mereka ditempat yang berbeda dan Chili membuktikan kemampuan mereka bukan juara karena sebagai tuan rumah pada ajang Copa America 2015, di tempat netral mereka bisa juara karena Tim ini memiliki pemain yang tidak ego dan sudah terlihat gambarannya pada perhelatan pertama ketika dikalahkan Argentina pada penyisihan grup, mereka tetap bangkit dan terus mengasah kemampuan tim bersama sehingga pada puncaknya mereka mampu membuat Argentina tidak bisa mengembangkan permainan karena Chili focus pada penjagaan bola muntah di depan gawang dan jika terjadi perpanjangan waktu itu adalah masalah teknis.
Karena mereka tahu bagaimana mengatasi Argentina, matikan Lionel Messi, yang kini seperti kutukan bagi Argentina, jika Argentina ingin juara sebaiknya pertimbangkan psikologis Lionel Messi, dia tidak selamanya bisa diharapkan dan bagi pribadi Lionel Messi, cobalah mengasah kemampuan di luar Barcalona. Mudah-mudahan bisa juara dan semoga kutukan kostum timnas bisa hilang dan juara bagi Argentina.
Tapi itu percuma saja, sepertinya Lionel Messi dilahirkan dan hidup untuk Barcalona, jangan mengharapkan dia bermain di tim klub lain, apalagi dia bermain sepenuh hati. Dia hanya sepenuh hati untuk Barca, maka selalu juara dan top skor, tapi untuk Argentina bagaikan kutukan kekalahan.
KING CHILI
Dalam final nobar, saya bersama dua kawan adalah penonton yang berbaju merah sesuai dengan warna kostum tim Chili ketika partai Final melawan Argentina, hanya kostum yang saya pakai bukan baju kostum Tim Chili, tetapi baju gudang peluru Arsenal tempat dimana Alexis Sanchez bermain, dan nama  Alexis itu tertulis dipunggung belakang saya karena memang menjagokan Chili tidak secara terang-terangan demi menjaga tenggang rasa sama dua rekan saya yang salah satu ribut klarena bola dan menjagokan Argentina.
Selebihnya adalah pendukung Argentina, dan selama berlangsung pertandingan itu banyak ciutan memakin tim Chili yang sering mendongkel, mentackle dan menjatuhkan segala cara Lionel Messi. Dan dua kartu merah melayang dari saku Wasit.
Chili memiliki pertahanan ketat dan tidak seperti pada laga pertama mereka di penyisihan, dan keunggulan Chili ada dalam pertahanan dan meratanya serangan yang bervariasi yang tidak bertumpuk pada satu orang pemain. Dan inilah taktik yang merupakan Argentina, dan semua pemain Argentina dibuat sedapat mungkin tidak boleh lolos dari penjagaan di luar kotak penalti dan sikulit bundar silahkan saja lewat asal tidak menghasilkan gol.
Kemenangan kedua dan juara dua kali berturut-turut adalah prestasi fenomenal, dan didalam tim Chili saat ini adalah generasi terbaik Chili, namun untuk perhelatan tiga tahun depan Chili membutuhkan regenrasi yang terbaik lagi, karena sebagian punggawa tim Chili saat ini rata-rata berumur 28 tahun ke atas. Dan selamat menjadi King Copa America atau Raja Benua Amerika, sebuah prestasi lebih baik dari juara Amerikan Latin, dan Tim Chli sebagai yang pertama juara murni untuk Negara di Benua Amerika.
Lantas siapa yang mengikuti jejak Chili pada ajang Euro? Spanyol sudah pulang lebih cepat lebih baik untuk merenung berbagai permasalahan, Italia? Tim yang membawa Spanyol pulang itu tim yang kadang labil, tetapi kadang sangat tangguh jika berhadapan dengan tim tangguh, dan adalah lawannya Jerman di perempat final nanti, jadi lanjutan pembalasan akan berlanjut.
KING EURO?
Jerman saya prediksi salah satu pemenang EURO, mereka punya pemain muda yang berkarakter kuat dan displin tinggi, konsisten, dan sejumlah gol Jerman tidak bertumpuk pada sosok seorang bintang namun merata disegala lini untuk menghancurkan gawang lawan.
Italia adalah tim yang pernah menjegal Jerman pada semifinal EURO 2012 di Polandia dan Ukraina itu merupakan tim tangguh. Jadi EURO 2016 adalah ajang saling pembalasan, saatnya Jerman membawa pulang Italia yang mengalahkan Jerma, namun secara keseluruhan pertemuan Jerman vs Italia masih dipegang kendali keunggulan untuk Italia. Dalam pertemuan di berbagai turnamen besar Itali selalu menjegal Jerman.
Lantas kenapa saya mengunggulkan Jerman? Jawabnya saya Suka Jerman, Tim ini adalah Tim favorit saya sejak Piala Dunia 1982 di Espanyol bersama Brazil. Lantas Indonesia di mana? Masa Indonesia sudah hilang sejak mafia suap skor bergentayangan dan sejak itu rasa memiliki menjadi redup namun rasa memiliki belum hilang total karena nasionalisme saya masih tetap ada membara. Jerman adalah selalu menjadi favorit saya sepanjang masa hidup saya. Semoga sukses Der Panser. Berapa Skor untuk pertandingan nanti tidak masalah. Saatnya Jerman dengan kualitas pemain muda yang ada bangkit untuk tampil juara lagi. Sudah lama Jerman menanti juara Euro.

No comments:

Post a Comment

Related Posts :